Embun pagi menyelimuti dedaunan, dengan malu-malu sinar mentari menampakkan diri. Menemani ayam-ayam jantan untuk bersuara, membangunkan semua insan yang masih terlelap dalam tidurnya.Ayumi berjalan linglung sembari menyeret tas biru ke ruang tengah. Semalam ia tidur terlambat, jadilah sisa-sisa kantuk itu menggantung di bawah matanya."Ai, cepat!"Suara Ayumi menggelegar, memanggil anak laki-laki yang tengah kerepotan memasukkan buku."Pakai sepatumu," tuturnya setelah Airil tiba di samping kiri.Gerakan Ayumi memelan ketika menyadari panggilan dari Airil yang terdengar ragu. Masih dengan usahanya mengikat tali sepatu, ia menolehkan wajah."Kenapa?"Lama Airil terdiam, bibirnya bergerak-gerak menyusun kalimat."Apa Bibi itu ibuku?"Secarik kertas disodorkan ke hadapan Ayumi, tulisan Bibi Gadis terukir rapi di sana.[Untuk anakku tercinta, Airil. Selamat ulang tahun.]Buru-buru Ayumi meremas kertas itu. Kepalanya mendongak ke atas, mencari-cari pembelaan yang sepertinya sudah terkubu
Last Updated : 2024-11-06 Read more