Home / Romansa / FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT: Chapter 31 - Chapter 40

147 Chapters

31 Andai Hana Mengerti!

Evan menjatuhkan diri di atas sofa apartemen Hana. Harusnya ia bisa mengambil kesempatan ini untuk melakukan apa yang biasanya ia lakukan secara diam-diam, mencari bukti apa pun yang bisa menjatuhkan Hana.Tapi kali ini, Evan benar-benar tidak bisa memikirkan hal itu. Pikirannya terlalu dipenuhi sosok Hana yang sampai saat ini belum ia tahu keberadaannya.Evan menatap nyalang pada langit-langit di mana ia berada. Kenapa ia begitu mengkhawatirkan Hana?Sebuah pesan yang masuk ke ponselnya membuat Evan dengan malas membukanya.Melinda: Van, jadi kita ketemu hari ini?Semula Evan ingin mengabaikan pesan itu, tapi ia tidak sanggup membayangkan Melinda resah menunggu jawabannya, seperti dirinya yang saat ini resah menunggu Hana.Evan: Sorry, aku nggak bisa.Melinda: Tapi kemarin kamu udah janji, Van.Melinda: Kamu bukan orang yang suka ingkar janji.Evan: Ada yang urgent. Sorry.Evan lantas meletakkan ponselnya di atas meja, tidak mengacuhkan ponselnya yang berkali-kali bergetar. Mungkin M
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

32 Whatever Will be, Will be

Setelah sarapan pagi dengan pembicaraan yang tidak jelas ke mana arahnya karena keduanya masih berkutat dengan keraguan dalam diri mereka sendiri, Evan meminta Hana untuk beristirahat. Kantung mata Hana yang tampak menghitam menjadi saksi betapa lelahnya perempuan itu.Hana pikir, ia tidak akan menemukan Evan saat ia terbangun. Nyatanya, Evan ada di ruang tengah apartemennya, sedang berbaring sambil menonton televisi.Menyadari Hana yang sudah bangun usai tidur beberapa jam, Evan langsung bangkit dan menepuk-nepuk sofa agar Hana duduk di sampingnya.“Aku harus ke rumah sakit lagi, Van. Gantian jaga sama Bu Ida. Kasihan Bu Ida kalo kecapekan.”"Kita makan siang dulu ya baru ke rumah sakit."“Kamu mau nganter aku?” tanya Hana bingung. Ia akan semakin kerepotan kalau tidak membawa mobilnya sendiri.“Kenapa? Kamu nggak mau kuanter?”“Bukan gitu. Tapi kayaknya aku bakal repot kalo nggak bawa mobil sendiri.”“Kutemenin di rumah sakit.”“Ini kan libur, Van. Harusnya kamu istirahat di rumah.
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

33 Bungkam Semua dalam Hati Kecilku

Hana kembali menatap steak yang masih tersisa di piringnya. Ia tidak menaruh ekspektasi apa pun. Hanya ingin segera menyelesaikan makan siangnya dan pergi ke rumah sakit untuk menjaga Ilham.Sampai tiba-tiba ia mendengar derit kursi di depannya yang ditarik. Hana mendongak, dan mendapati Evan yang kembali duduk di kursi yang ada di depannya.Keduanya saling tatap sekitar tiga detik sebelum Hana akhirnya mengalihkan tatapannya.“Sorry,” ucap Evan. “Aku nggak jadi ke mana-mana.”Hana tidak berkata apa-apa lagi, memilih melanjutkan santap siangnya.Sementara Evan hanya diam menatap Hana. Sebagai seorang penggemar daging, tenderloin 200 gram bisa dihabiskannya dalam waktu sekejap. Karena itu, kini ia hanya menatap Hana yang masih mencoba menghabiskan makanannya.***“Kamu marah, Han?” tanya Evan saat melirik pada Hana yang memilih menatap ke jalanan di sisi kirinya sejak Evan melajukan mobilnya.“Marah kenapa?”“Karena tadi Melinda—”Hana adalah orang yang pandai menutupi perasaannya agar
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

34 Takdir Terbaik

Hana langsung mengemudikan mobilnya menuju rumah keluarga Vio setelah mendapat kabar kepulangan Vio dari acara seminarnya di Surabaya.Tidak ada orang tua Vio ketika Hana tiba di kediaman keluarga Wasesa. Setelah menyapa beberapa ART di rumah itu yang sudah mengenalnya, Hana langsung merangsek ke dalam kamar Vio.“Vioooo!”Vio mengabaikan panggilan Hana yang cukup memekakkan telinganya. Ia masih terlalu asyik membalas chat dari pacar barunya.“Vioooo ….”“Apa sih, Han? Elah, pagi-pagi udah rusuh aja. Gue masih balesin pesennya Ardi nih.”Hana merebahkan diri di atas ranjang Vio, memosisikan diri di samping Vio. “Ardi siapa?”“Pacar baru gue. Bentar, gue bilang dulu ke Ardi kalo gue mau ngobrol sama lo.” Vio mengetikkan sesuatu pada Ardi, kemudian meletakkan ponselnya setelah mendapat balasan dari Ardi yang membuatnya mengembangkan senyuman.“Kali ini kenal di mana?” Hana menatap Vio penuh tanya, karena seingatnya Vio mengambil seminar itu sebagai penyembuh sakit hatinya karena baru sa
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

35 Negosiasi Pernikahan

"Mobilmu mana, Han?” tanya Evan yang melihat Hana masuk ke halaman rumahnya dengan berjalan kaki.“Di rumah Vio, mogok,” jawab Hana.“Trus gimana?”“Nggak gimana-gimana, nanti diurus sama Bang Ibra, paling senin nanti dianter ke kantor.”Evan berdecak kesal mendengar Hana menyebut dengan ringan nama Ibra, seakan dengan keberadaan Ibra semua masalahnya beres.“Kamu ngapain di luar? Tumben,” ledek Hana. Pasalnya tempat favorit Evan saat berada di rumah adalah kamar tidurnya.“Nunggu kamu, ada yang perlu kita omongin.”Hana mengangguk, mengikuti langkah Evan yang menelusuri bagian samping rumah, melewati taman dan gazebo tanpa perlu menginjakkan kaki di rumah depan agar kedua orang tuanya tidak menghentikan mereka dan menyidang mereka saat itu juga.Tanpa Evan dan Hana tahu, dua pasang mata tengah mengamati mereka dari perpustakaan dengan jendela yang berhadapan langsung dengan bagian samping rumah.“Mas, kayaknya kita salah desain rumah deh. Lihat tuh, anakmu diam-diam bawa cewek lewat
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

36 Saya Calon Suami Hana

"Beneran, Ma?" Elga menatap kakaknya dan Hana yang juga sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri dengan penuh tanya.Pagi itu, di meja makan, Ares dan Letta mengumumkan rencana pertunangan dan pernikahan Evan dan Hana di depan seluruh keluarga mereka. Sekaligus juga meminta tolong pada Elaksi yang mengelola sebuah Event Organizer untuk membantu persiapan acara Evan dan Hana.Elga terlihat paling senang dengan kabar itu. Sementara Elaksi terdiam tanpa kata. Ia hanya mengangguk ketika mamanya meminta bantuan untuk menyiapkan acara pertunangan kakaknya satu bulan lagi.Evan memperhatikan ekspresi Elaksi. Sepertinya ia perlu bicara dengan adiknya itu untuk menjelaskan kondisinya."Ciyeee yang udah hampir resmi," ledek Elga ketika ia melewati teras, menuju halaman rumah tempat mobil yang akan mengantarkannya ke sekolah terparkir. Pemandangan kakaknya yang sedang mendiskusikan sesuatu dengan Hana membuatnya ingin menggoda keduanya."Apaan sih, Dek?" Evan ingin melemparkan pulpen di tanganny
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

37 Kabut Ingatan

“Coba, jelasin ke aku, kenapa kamu nyari info tentang Global Investama, dan kenapa kamu harus minta tolong ke Ibra?”Keduanya tengah berada di ruang kerja Evan, setelah Evan menarik Hana untuk langsung kembali ke kantor usai makan siang. Meskipun bersungut-sungut karena tidak jadi membeli sepatu, Hana akhirnya hanya bisa menuruti keinginan Evan yang menggenggam tangannya sejak berpamitan dengan Ibra.“Kamu nguping apa yang kuomongin sama Bang Ibra?”“Kalian ngomong di ruang publik ya, kupingku aja terlalu tajam buat ngedenger semuanya.”Hana beranjak dari single seater sofa yang didudukinya dan beralih ke samping Evan yang duduk di two seater sofa.“Kamu tau dari mana kalo aku makan di sana?” tanya Hana yang kini jaraknya hanya beberapa jengkal di samping Evan.“Kebetulan, nggak usah kepedean.”Hana menatap lekat manik mata Evan yang berwarna brunette, mencoba memberikan aura intimidasinya kepada Evan agar laki-laki itu mengakui bahwa ia memang sengaja mengikutinya saat makan siang.“
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

38 Bukan Sekadar Rasa Suka

"Boleh ya, Ma?"Sepanjang pagi Evan berusaha merayu mamanya agar mengizinkannya dan Hana pergi untuk survey lokasi yang akan menjadi salah satu destinasi wisata travel agent-nya.Ini adalah salah satu kesepakatan Evan dengan orang tuanya saat itu. Evan akan masuk ke perusahaan keluarga, tapi Evan juga tidak akan melepaskan begitu saja usaha yang dirintisnya bertahun-tahun."Mama takut kalian ngapa-ngapain di sana.""Astaga, Mama kok nggak percaya sama anak sendiri sih."Tangan Letta memukul lengan Evan agar anaknya itu menyadari tingkahnya. "Kamu dikasih kepercayaan malah tidur bareng lagi.""Tapi kan nggak ngapa-ngapain, Ma," kilah Evan."Ah nggak tau ah, kamu ini, jabatan udah Direktur tapi masih ngerengek aja.""Coba lihat nih, Ma." Evan mengeluarkan ponselnya, membuka file yang malam sebelumnya dikirim salah satu timnya. "Nih itinerary-nya. Coba Mama lihat, mana ada kesempatan buatku macem-macem. Lagian kan perginya nggak cuma berdua. Ada timku yang lain juga, Ma. Aku ke sana buat
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

39 Biarkan Rasa Ini Berkembang

Vio menghela napas dengan kasar kemudian berlalu menuju ruang tamu apartemen itu, agar tidak lagi menyaksikan sepasang anak manusia bermesraan di dapur.“Kok Vio bisa masuk?” tanya Evan lirih setelah melihat Vio menjauh.“Yang tau pin apartemen ini cuma Tante Letta, Tante Rimbi, sama Vio, sekarang ditambah kamu.”“Perlu diganti kalo gitu, biar nggak kepergok lagi,” ucap Evan menggoda Hana.“Ck! Udah, kamu pulang sana. Biar aku yang ngadepin Vio, pasti bakal lama ini urusannya.”“Beneran nggak perlu kubantu ngejelasin?”Hana menggeleng.Keduanya melangkah menuju ruang tamu di mana Vio menunggu. Demi kesopanan, Evan berpamitan pada Vio, lalu mencium Hana sekali lagi dengan singkat untuk melihat reaksi Hana dan Vio.“Evan!” ucap Hana sambil mengerang, melirik ke arah Vio yang bola matanya seperti hampir keluar.***Hana bergelung dalam selimut sambil menutup wajahnya. “Gue murahan banget ya, Vi?” tanya Hana setelah menjelaskan semua kejadian yang tadi disaksikan Vio dan rencana pernikaha
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

40 Biar Aku Bisa Jadi Tumpuanmu

"Kenalin, Han. Ini timku di perusahaan rempeyek," ucak Evan sambil terkekeh.Hana menyapa dan bersalaman dengan kedua lelaki yang ada di depannya."Perusahaan rempeyek?" Hana terlihat bingung sementara ketiga lelaki itu tertawa terbahak.Gurauan yang sudah biasa didengar oleh Ndaru dan Fadil. Sebenarnya, Evan sedang membandingkan scope usaha yang dirintisnya dengan Cakrawangsa Group, karena itu ia menyebut perusahaannya perusahaan rempeyek, padahal perusahaannya merupakan salah satu travel agent yang sedang berkembang di Indonesia karena selain tempat wisata yang sudah terkenal, travel agent-nya juga menyasar tempat-tempat wisata anti mainstream."Ya buat perbandingan aja sama Cakrawangsa.""Oooh." Hana mengangguk-angguk setelah tahu kalau itu hanya gurauan mereka. "Aku cewek sendiri nih?" tanya Hana."Kenapa? Takut?" ledek Fadil.Evan terkekeh. "Ada aku, tenang aja, mereka nggak bakal berani ngapa-ngapain.""Ada juga lo yang mesti diwaspadai." Ndaru mendengkus kesal. Ia tahu siapa Ha
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more
PREV
123456
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status