Home / Romansa / FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT: Chapter 51 - Chapter 60

147 Chapters

51 Kekhawatiran Hana

Begitu turun dari mobil Evan, Hana berjalan dengan tergesa memasuki gedung kantornya. Sapaan dari karyawan lain yang mengenalnya, diabaikannya begitu saja.Dengan gelisah, ia menunggu lift sambil berkali-kali tangannya mengusap layar ponselnya."Han, kamu kenapa?"Hana melirik ke sekitar, di mana ada beberapa pegawai yang berpura-pura melakukan hal lain, tapi kupingnya mencuri dengar pembicaraan Evan dan Hana."Ada yang perlu saya bicarakan sama Pak Ares."Evan menunjuk lift khusus direksi yang berada di ujung, kemudian berjalan lebih dulu agar Hana mengikutinya."Lihat tangannya Mbak Hana sama Pak Evan nggak? Kok kayaknya cincin couple ya?" ucap seorang karyawan yang sebelumnya sedang menunggu lift dan mencuri dengar percakapan Evan dan Hana."Masa sih? Kamu salah lihat kali." Temannya mengedikkan bahu dengan rasa tidak percaya.Sementara di dalam lift, Hana terdiam sambil berkali-kali menghela napas. Ia bahkan tidak sadar kalau Evan menekan tombol lantai mereka, bukannya lantai temp
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

52 Goyahnya Cakrawangsa

Hana dengan gelisah menghubungi Evan yang sejak pagi belum menampakkan batang hidungnya di apartemen Hana, pun begitu dengan panggilan telepon Hana yang tak kunjung diangkatnya. "Kok belom nyampe sini ya?"Hana melirik ke jam tangannya, pukul 08.07, biasanya Evan sudah sampai apartemennya sebelum pukul tujuh pagi."Kok nggak ngabarin ya kalo nggak bisa ke sini?"Hana merapikan barang-barangnya, memutuskan untuk berangkat sendiri, daripada menunggu Evan yang belum ada kabarnya.Saat Hana sedang mengenakan sepatunya, ponselnya yang berada di dalam tas bergetar dan berbunyi nyaring.Ia tersenyum saat akhirnya caller id Evan muncul di layar ponselnya."Van, kok belum nyampe sini?""Han, kamu di mana?""Masih di apartemen, dari tadi nungguin kamu. Ini aku mau berangkat sendiri karena kamu nggak dateng-dateng.""Sorry, aku nggak sempet ngabarin. Ini baru bisa pegang hp dan kepikiran kamu. Ayah masuk rumah sakit, Han," Terdengar helaan napas dari Evan sesaat setelah ia mengucapkannya."Keada
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

53 Sebuah Solusi

Hana dan Ibra menatap Vio dengan penuh pertanyaan."Apa maksudmu, Vi?" tanya Ibra yang tidak tahan lagi menunggu adiknya berbicara."Abang lupa kalo nenek ninggalin warisan kita berupa saham Global Investama?"Hana membungkam mulutnya dengan tangannya sendiri. Harapannya seketika muncul."Jangan ungkit itu, Vio. Kita nggak akan ngambil warisan itu. Kita nggak perlu. Apa yang dipunya keluarga Wasesa lebih dari cukup untuk masa depan kita."Vio menghela napas. Dalam hatinya, ia benar-benar ingin membantu Hana, sahabatnya itu, yang sudah beberapa minggu marah dan mendiamkannya. Tapi benar yang abangnya katakan. Mereka sudah punya kesepakatan untuk tidak mengambil bagian warisan yang ditinggalkan nenek mereka."Tunggu! Aku masih belum ngerti deh." Hana menatap Vio dengan tajam. "Apa hubungannya kata-kata Vio tadi sama warisan.""Warisan buat Bang Ibra sama gue, yang berupa saham di Global Investama itu baru bisa dikasih ke kami, kalau ... Bang Ibra sudah punya pasangan.""Hah?" Hana benar
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

54 For The Last Time

“Kamu yakin, Han? Ini nggak bakal gampang.”Hana terdiam. Malam sebelumnya ia sangat yakin mengambil langkah itu. Kini saat ia berada di hadapan Ibra, tiba-tiba keberaniannya menguap.Ibra menatap Hana dengan lekat. Bohong kalau dia bilang tidak mau memenuhi permintaan Hana. Bukan semata-mata karena ia ingin menolong Hana. Tapi ... perasaannya ternyata memang untuk Hana, dan bodohnya, ia baru menyadarinya setelah Hana dekat dengan Evan.Tepatnya ketika malam di mana ia makan bersama Hana dan Evan datang tiba-tiba.Ibra ingat bagaimana ia kebingungan usai Hana pergi dengan Evan kala itu.***-Malam saat Ibra akhirnya sadar dengan perasaannya-"Lah, Bang. Hana mana?" tanya Vio yang memang terlambat datang karena meeting-nya yang tidak selesai-selesai.Sedianya, mereka makan malam bertiga karena Hana merengek ingin lasagna. Tapi saat Vio tiba di cafe langganannya, hanya ada abangnya yang terlihat menatap risoto di depannya dengan tatapan kosong."Abang. Astaga! Adeknya nanya loh ini. Ma
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

55 Keributan di Apartemen

Ibra: Udah dapet apartemen Han?Hana: UdahIbra: Harus banget pindah apartemen juga?Hana: Apartemen ini kan punya Om AresHana: Nggak mungkin aku tinggal di sini, Evan bisa setiap saat ke siniIbra: Kapan pindah? Butuh bantuan?Hana: Dalam waktu dekat. Setelah aku ngomong ke EvanIbra: Belum ngomong juga?Hana:BelumIbra: Aku ke apartemenmu ya besok. Ada beberapa hal yang mesti aku omongin dan lusa aku ke luar kotaHana: OkSetelah bertukar pesan dengan Ibra, Hana yang semula berbaring di atas tempat tidurnya memilih keluar dari kamar. Ia mengedarkan pandangan ke setiap sudut apartemen itu, apartemen yang telah ditinggalinya sejak ia mulai kuliah hingga kini dia bekerja di Cakrawangsa Group. Ares dan Letta sempat keberatan saat Hana mengutarakan ingin pindah dari kediaman mereka, tapi akhirnya mereka mengiakan dengan syarat Hana menempati salah satu apartemen milik Ares, agar mereka masih bisa memantau keadaan Hana.Hana menurut, walau sebenarnya ia ingin hidup di kost atau sewa rum
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

56 Me and My Broken Heart

Evan mendorong kasar tubuh Hana hingga terpelanting ke atas kasur. "Tolong bilang kalau apa yang kulihat salah, Han!" bentaknya. Ia masih berusaha sekuat tenaga untuk meredam amarahnya."Apa yang barusan kamu lakuin? Jawab, Han!" Evan mencengkeram lengan bagian atas Hana dan mengguncang tubuh Hana karena wanita itu sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. Jangankan menjawab, wanita di depannya itu tidak mengeluarkan ekspresi sama sekali, menangis pun tidak."Ada hubungan apa kamu sama dia?"Melihat Hana yang masih teguh pada pendiriannya untuk tidak menjawab, membuat Evan yakin kalau Hana memang memiliki hubungan dengan Ibra.Tanpa berkata apa-apa lagi, Evan melepas cincin tunangan di jari manisnya dan melemparkannya ke sembarang arah.Brak!Suara pintu yang dibanting itu membuat Hana kembali ke kesadarannya, Evan telah pergi meninggalkannya."Hana, kamu nggak apa-apa?" Suara itu, suara yang familiar sekaligus asing baginya. Bukan Evan lagi kini yang menanyakan keadaannya.Ibra berjo
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

57 Setelah Malam Itu ...

Evan terbangun di ruang tamu apartemen Hana. Di lantai, tapi dengan bantal sofa yang sudah menyangga kepalanya dan selimut yang menutupi tubuhnya. Kepalanya masih terasa berat. Seperti sebelumnya saat ia mabuk, ia tidak ingat apa yang terjadi.“Shit! Ngapain gue di sini?” Evan lantas angkat kaki dari apartemen itu dan setelah malam itu, ia bersumpah tidak akan menginjakkan kaki lagi di sana.“Nginep di mana semalem kamu, Van?”Evan baru saja melangkahkan kaki masuk ke dalam rumahnya dan suara dari seseorang yang paling disayangnya membuatnya berhenti seketika.“Di apartemen Kevin, Ma,” dustanya.“Kamu minum?” tebak Letta. Matanya sudah membulat sempurna, bersiap untuk memberikan kuliah empat SKS untuk anak laki-lakinya yang selalu berulah itu.“Aku ke kamar dulu ya, Ma.” Tanpa menjawab pertanyaan mamanya, Evan memilih berlalu. Ia pun tidak bisa berbohong di depan mamanya. Biarlah omelan mamanya ia terima nanti ketika kesadarannya sudah kembali seutuhnya.Letta menghela napas berat. N
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

58 Candu Cinta

"Pagi-pagi banget joging-nya, Van?" tanya Ares yang melihat putranya masuk ke halaman rumah dengan keringat yang tercetak jelas di kaos yang ia kenakan."Iya, Yah. Tadi nggak bisa tidur lagi jadi mendingan nyari keringet aja," jawab Evan.Ares menghela napas. Sebenarnya ia tahu kalau Evan sedang berusaha menghentikan kebiasaan yang selama ini dilakukannya, yaitu bangun pagi, bersiap, dan pergi ke apartemen Hana bahkan saat matahari masih mengintip malu.Sejak istrinya memberitahunya perihal hubungan Evan dan Hana yang berakhir, Ares mencoba sebisa mungkin untuk tidak membicarakan tentang Hana. Pun begitu, perintahnya pada semua orang yang ada di rumah."Van, nanti malam ada undangan gala dinner. Kamu udah dijadwalin kan sama sekretarismu?""Udah, Yah.""Dateng bareng Ayah sama Mama aja."Evan mengangguk. Lagipula dia harus datang bersama siapa lagi kalau bukan dengan kedua orang tuanya?Meski Evan sebenarnya sangat malas menghadiri acara semacam itu, tapi ia sadar kalau di acara-acara
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

59 Menyatakan Perasaan

Hana baru saja selesai bersiap, dan bunyi bel kamarnya membuatnya bergegas untuk membukakan pintu."Bang, sekarang?" tanya Hana begitu melihat sosok Ibra di depan pintu kamarnya."Kamu udah siap?"Hana mengangguk kemudian kembali masuk ke dalam kamar untuk mengambil tas serta mengenakan sepatu. Keduanya tengah menginap di Four Seasons Hotel, Kuala Lumpur, demi membuktikan hubungan mereka pada Frans, pengacara yang mengurus harta warisan untuk Ibra."Ayo, Bang," ajak Hana.Ibra mengulum senyumnya. Tidak biasanya Hana terlihat kaku selama dekat dengannya. "Santai, Han. Inget rencana kita. Kita mau pura-pura liburan berdua dan nggak sengaja ketemu Om Frans."Hana mengangguk-angguk sambil menghela napas."Om Frans bakal percaya nggak ya, Bang?""Kalo kamu setegang ini, ya ... mungkin Om Frans nggak bakal percaya. Makanya rileks." Ibra lantas mengulurkan tangannya sebagai kode kepada Hana untuk menggenggam tangannya. "Suruhan Om Frans bisa jadi ngikutin kita. Jadi begitu keluar dari kamar
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

60 Pertemuan Tak Terduga

"Ya menurut lo siapa lagi? Pasti ada andil dia lah. Lo tau kan betapa susahnya nyari investor dalam keadaan perusahaan yang hampir collapse gini. Kalo Melinda nggak ikut campur, mana mau PT Wijaya nanemin investasinya." Ribka dengan penuh emosi menceritakan kejadian-kejadian di dalam perusahaan semenjak Hana resign.Siang itu, mereka sengaja mengatur janji temu untuk makan siang bersama demi berbagi cerita."Lo baik-baik aja, Han?"Hana mengangguk sambil mencoba melemparkan senyum (sok) tegarnya. Mana mungkin ia mengatakan kalau ia tidak baik-baik saja, walau kenyataannya hidupnya kini tanpa tujuan, dan benar-benar tidak ada keluarga atau orang lain yang bisa dianggap keluarga setelah kejadian itu. Tidak mungkin kan keluarga Cakrawangsa masih menganggapnya keluarga?"Bos ganteng kayaknya nggak baik-baik aja deh, Han. Dia tuh kayak ngalihin stresnya dia ke kerjaan. Mana mukanya sepet banget setiap hari." Ribka memandang Hana penuh harap. "Nggak bisa ya lo balik jadi asistennya? Bisa gi
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status