Share

58 Candu Cinta

Penulis: Ans18
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-22 22:27:32

"Pagi-pagi banget joging-nya, Van?" tanya Ares yang melihat putranya masuk ke halaman rumah dengan keringat yang tercetak jelas di kaos yang ia kenakan.

"Iya, Yah. Tadi nggak bisa tidur lagi jadi mendingan nyari keringet aja," jawab Evan.

Ares menghela napas. Sebenarnya ia tahu kalau Evan sedang berusaha menghentikan kebiasaan yang selama ini dilakukannya, yaitu bangun pagi, bersiap, dan pergi ke apartemen Hana bahkan saat matahari masih mengintip malu.

Sejak istrinya memberitahunya perihal hubungan Evan dan Hana yang berakhir, Ares mencoba sebisa mungkin untuk tidak membicarakan tentang Hana. Pun begitu, perintahnya pada semua orang yang ada di rumah.

"Van, nanti malam ada undangan gala dinner. Kamu udah dijadwalin kan sama sekretarismu?"

"Udah, Yah."

"Dateng bareng Ayah sama Mama aja."

Evan mengangguk. Lagipula dia harus datang bersama siapa lagi kalau bukan dengan kedua orang tuanya?

Meski Evan sebenarnya sangat malas menghadiri acara semacam itu, tapi ia sadar kalau di acara-acara
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ayyma
sabar ya van,nanti kamu juga bakal tau alesan hana nglakuin itu..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   59 Menyatakan Perasaan

    Hana baru saja selesai bersiap, dan bunyi bel kamarnya membuatnya bergegas untuk membukakan pintu."Bang, sekarang?" tanya Hana begitu melihat sosok Ibra di depan pintu kamarnya."Kamu udah siap?"Hana mengangguk kemudian kembali masuk ke dalam kamar untuk mengambil tas serta mengenakan sepatu. Keduanya tengah menginap di Four Seasons Hotel, Kuala Lumpur, demi membuktikan hubungan mereka pada Frans, pengacara yang mengurus harta warisan untuk Ibra."Ayo, Bang," ajak Hana.Ibra mengulum senyumnya. Tidak biasanya Hana terlihat kaku selama dekat dengannya. "Santai, Han. Inget rencana kita. Kita mau pura-pura liburan berdua dan nggak sengaja ketemu Om Frans."Hana mengangguk-angguk sambil menghela napas."Om Frans bakal percaya nggak ya, Bang?""Kalo kamu setegang ini, ya ... mungkin Om Frans nggak bakal percaya. Makanya rileks." Ibra lantas mengulurkan tangannya sebagai kode kepada Hana untuk menggenggam tangannya. "Suruhan Om Frans bisa jadi ngikutin kita. Jadi begitu keluar dari kamar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   60 Pertemuan Tak Terduga

    "Ya menurut lo siapa lagi? Pasti ada andil dia lah. Lo tau kan betapa susahnya nyari investor dalam keadaan perusahaan yang hampir collapse gini. Kalo Melinda nggak ikut campur, mana mau PT Wijaya nanemin investasinya." Ribka dengan penuh emosi menceritakan kejadian-kejadian di dalam perusahaan semenjak Hana resign.Siang itu, mereka sengaja mengatur janji temu untuk makan siang bersama demi berbagi cerita."Lo baik-baik aja, Han?"Hana mengangguk sambil mencoba melemparkan senyum (sok) tegarnya. Mana mungkin ia mengatakan kalau ia tidak baik-baik saja, walau kenyataannya hidupnya kini tanpa tujuan, dan benar-benar tidak ada keluarga atau orang lain yang bisa dianggap keluarga setelah kejadian itu. Tidak mungkin kan keluarga Cakrawangsa masih menganggapnya keluarga?"Bos ganteng kayaknya nggak baik-baik aja deh, Han. Dia tuh kayak ngalihin stresnya dia ke kerjaan. Mana mukanya sepet banget setiap hari." Ribka memandang Hana penuh harap. "Nggak bisa ya lo balik jadi asistennya? Bisa gi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   61 Ajakan Rimbi

    Mata Hana menatap satu per satu keempat orang yang berdiri di depan pintu kamarnya dengan bingung.Azka mengacak rambut Hana karena kesal telah membuatnya repot berhari-hari mencari alamatnya pindah."Sorry." Vio menggerakkan mulutnya tanpa suara. Di sampingnya berdiri seorang wanita yang mampu mengintimidasinya untuk mengantarkannya langsung ke unit apartemen Hana.Padahal Vio berhasil bertahan dari bujukan Azka selama beberapa hari belakangan untuk membocorkan di mana Hana tinggal. Tapi siang tadi, Azka menghubungi Vio untuk bertemu dan mengajak mamanya yang hanya dalam waktu beberapa menit mampu mengintimidasi Vio, hingga kini mereka semua berdiri di depan pintu apartemen Hana.Hana sendiri tidak kaget kalau akhirnya Vio membocorkan alamatnya. Bagaimana pun juga Rimbi memang hampir selalu bisa mengintimidasi orang lain. Tapi yang Hana bingung adalah keberadaan Evan yang berdiri di belakang Rimbi. Bukankah tadi ia meninggalkan Evan di parkiran mall? Jadi, Evan membuntutinya sampai k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   62 Case Closed

    "Cheers!"Meskipun bukan dengan wine, tapi makna seruan 'cheers' yang diucapkan ketiga orang yang duduk mengelilingi meja bundar sambil mengangkat gelas berisi ice americano cukup membuat hangat suasana."Semuanya udah berakhir, Han. Loe udah nggak marah kan sama gue?" tanya Vio sungguh-sungguh, karena harus diakuinya, hidupnya terasa berubah sejak hubungannya dan Hana merenggang.Hana terkekeh. "Makasih ya, Bang, makasih, Vi. Semuanya karena kalian.""Anggep aja buat nebus kesalahan kita karena udah bohong sama loe bertahun-tahun."Setelah mengucapkannya, Vio melirik abangnya. Seumur hidupnya mengenal Ibra, Vio tahu kalau ada yang ingin dibicarakan Ibra pada Hana, karenanya ia memilih pergi dengan alasan ke toilet."Han." Ibra tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan adiknya untuk berbicara dengan Hana.Hana memilih tidak menyahut, hanya menatap Ibra dan menunggu lelaki itu menyampaikan maksudnya. Walau ... Hana sedikit bisa memperkirakan apa yang akan disampaikannya."Kamu ben

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   63 Bahagiamu, Deritamu, Semua Ada di Tanganku

    Malan malam itu Hana nobatkan sebagai makan malam ter-awkward sepanjang hidupnya.Ares, Letta, dan kedua adik Evan sebenarnya bersikap biasa padanya. Bahkan Hana yakin Elaksi dan Elga sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi antara dirinya dan kakak mereka, kalau ditilik dari santainya mereka membicarakan Hana dan Evan yang tidak bertegur sapa, seperti orang bertengkar.Sementara Evan terlihat berusaha menghabiskan makan malamnya dengan cepat, ingin segera pergi dan mengakhiri prosesi makan malam keluarga yang berhasil menempatkannya duduk bersebelahan dengan seseorang yang sedang sangat tidak ingin ditemuinya. Kalau bukan karena mamanya yang setengah jam berusaha merayunya untuk ikut makan malam bersama, saat ini mungkin Evan sedang duduk makan malam dengan temannya atau sendiri di cafe."Jadi ini mau make gedung yang mana sih buat acara Mas Evan sama Hana? Kurang dua bulan lagi, gedung punya Ayah udah pada full booked, kan nggak bisa seenaknya aja cancel orang yang udah booked

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   64 Mahendra vs Cakrawangsa

    "Han, kamu nggak siap-siap ke kantor?" tanya Ares saat sarapan.Malam sebelumnya, Letta memang berhasil membujuk Hana untuk menginap. Dengan usapannya di punggung Hana, akhirnya Hana bisa tenang dan mau kembali ke kamarnya.Hana sendiri tidak menceritakan apa pun pada Letta. Sepertinya ia hanya butuh bahu untuk bersandar."Kan Hana udah resign, Om," jawabnya sambil melirik Evan."Hah? Trus yang ngurus Evan siapa?" Ares sama sekali tidak mendengar tentang pengunduran diri Hana. Baik Evan maupun orang HRD tidak ada yang melapor padanya."Aku bisa ngurus diri sendiri, Yah."Ares mengangguk-angguk, tiba-tiba berubah pikiran. "Ya udah, kamu istirahat aja dulu, Han. Seneng-seneng, jalan-jalan. Liburan ke Bali atau Lombok sana. Kan kamu sejak jadi asisten Om jarang cuti. Cuti juga kalo lagi sakit doang."Hana tersenyum kaku. "Aku nanti mau ke kantornya Kak Azka, Om." Di depan orang tua Evan dan orang tua Azka, Hana memang memanggil Azka dengan sebutan 'Kak'. Tapi ia lebih terbiasa langsung m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   65 Hari Pertama (Kembali) Bekerja

    "Apaan sih lo, Han? Dari tadi gue perhatiin, maju mundur, maju mundur, kayak lagi senam poco-poco."Hana menghela napas saat menyadari keberadaan Ribka yang baru saja menginjakkan kaki di lobby kantor. Ia sendiri sudah meragu sejak beberapa menit sebelumnya. Mungkin benar kata Ribka, ia seperti orang yang sedang senam poco-poco karena terlihat maju mundur berulang kali."Kenapa sih?" tanya Ribka bingung."Gue bingung gimana nanti ngadepin Evan." Hana terlihat ingin mundur lagi. "Aduh, gue mendingan kerja di Mahendra deh."Ribka terbahak. Ia memang sudah mendengar cerita lengkap dari Hana saat semalam dengan galaunya Hana meneleponnya dan cerita panjang lebar. "Hey, Hana Anindira. Mantan asisten Dirut yang paling disegani di kantor ini. Bisa-bisanya keder cuma gara-gara mau ketemu sama bos ganteng. Udah yuk ah." Ia lantas menggamit lengan Hana dan menyeretnya masuk.Setibanya di meja kerjanya yang dulu, Hana menghela napas berkali-kali, sambil mengamati nasi uduk di atas piringnya yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   66 Business Meeting atau Reuni?

    “Hai, Mel,” sapa Arfindo santai. Ia sudah tahu kalau Melinda—yang juga satu jurusan dengannya—dan Evan akan ikut datang dalam makan malam itu karena Evan sempat menghubunginya saat siang.Lagipula, di kampus mereka, siapa yang tidak mengenal pasangan paling serasi, Evan-Melinda. Arfindo sama sekali tidak merasa kaget begitu Evan mengatakan akan mengajak Melinda. Yang membuatnya kaget justru saat Evan mengatakan akan mengajak Hana juga.Seperti mendapat lotere, Arfindo langsung kegirangan. Dulu ia benar-benar kesulitan mendekati Hana. Ares yang merupakan pimpinan tertinggi di Cakrawangsa Group tidak pernah membiarkannya berjarak kurang dari tiga meter di dekat Hana.Kesempatan yang tidak boleh dilepaskan kan!Melinda langsung menarik dan menempati kursi yang tersisa, di samping Arfindo.“Hai, Van. Hana ikut juga? Kupikir kita mau reunian.”Evan menghela napas berat.Runyam.Semula ia ingin mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26

Bab terbaru

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   147 Extra Part 12 (Ending)

    "Lucu banget siiih." Vio yang menggendong sesosok bayi kecil tidak bisa mengalihkan matanya dari bayi yang belum bisa membuka mata itu. "Boleh bawa pulang satu nggak? Kan masih ada satunya lagi.""Kalo dia laper, lo mau nyusuin?" Hana mendelik ke arah Vio."Ck! Lucu banget tau, Han." Vio dengan gemasnya mengecupi pipi bayi merah itu."Udah pengen ya?" tanya Hana menggoda Vio yang agak terlihat kaku menggendong bayi di tangannya.Vio mengedikkan bahu sebagai jawabannya.Saat keduanya tengah bermain-main dengan bayi kembar itu, Evan dan Azka masuk ke dalam kamar rawat dengan dua tote bag yang berlogokan salah satu minimarket. Hana memang meminta pada suaminya untuk dibelikan cemilan karena makanan dari rumah sakit hanya mampu mengganjal setengah ruangan di perutnya."Van, si twin siapa sih namanya? Astaga, udah setengah jam aku nanya ke Hana, katanya kamu yang bakal ngasih tau karena kamu ngelarang dia ngasih tau. Apaan coba?"Evan tersenyum pongah. Ia memang melarang Hana memberitahukan

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   146 Extra Part 11 (Kamu Tetap yang Tercantik)

    Hana mengusap peluh yang mulai terasa di dahinya. Ia berusaha menahan rasa sakit yang mulai menyergapnya. Evan masih tertidur pulas di sebelahnya.Setelah mengatur napasnya beberapa saat dan sakit di perutnya tidak kunjung mereda, tangan Hana terpaksa menggapai suaminya untuk membangunkannya."Maaas.""Hmm?" Evan mendengar panggilan istrinya tapi matanya masih enggan untuk membuka."Mas, perutku mules."Barulah setelah mendengar itu, mata Evan membuka sempurna. "Kontraksi?"Hana hanya bisa kembali mengatur napasnya. Ini yang pertama untuknya, bagaimana ia bisa membedakan itu kontraksi palsu atau kontraksi yang sebenarnya."Aku bangunin Mama dulu ya."Sejak satu bulan sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL), semua anggota keluarga Evan sudah menginap di rumah Evan, mama papanya, termasuk Elga dan Elaksi. Euforia dan khawatir yang berlebihan adalah penyebabnya. Tapi Evan juga tidak memungkiri kalau ia membutuhkan kehadiran mamanya yang sudah berpengalaman menghadapi proses persalinan."Masih

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   145 Extra Part 10 (Terima Kasih Telah Membuatnya Bahagia)

    "Permisi, Pak." Ribka melongokkan kepala ke ruang atasannya setelah mendengar sahutan dari Evan yang mempersilakannya masuk."Kenapa, Rib?""Hana?"Evan hanya menunjuk dengan dagu posisi Hana yang sedang tidur di sofanya. Sejak kehamilan Hana, Evan sengaja mengganti set sofa di ruangannya dengan yang lebih besar agar Hana bisa tidur dengan nyaman.Apalagi kini kehamilan Hana menginjak tujuh bulan. Dengan perut sudah sebesar itu, sebenarnya Evan tidak tega membiarkan Hana masih bekerja, walau setengah hari kerja Hana hanya dihabiskan untuk tidur. Tapi ke-clingy-an Hana belum juga berkurang hingga Evan tidak mungkin membiarkannya di rumah sendiri."Kenapa nyari Hana?""Ada proposal yang nunggu approval Pak Evan. Dan belum di-review Hana. Tadi tim pengembangan 2 udah nanya hasilnya, Pak.""Langsung kirim ke saya aja, Rib. Biar saya periksa.""Nggak lewat Hana nggak apa-apa, Pak?""Lihat sendiri dia teler begitu." Evan terkekeh melihat Hana yang tertidur dengan nyaman tanpa merasa tergang

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   144 Extra Part 9 (Clingy)

    "Maaas, meluknya jangan kenceng-kenceng. Nanti dedeknya kegencet."Evan merenggangkan pelukannya meskipun rasanya masih belum rela."Gemes abisnya. Kamu jadi lebih enak dipeluk."Hana mendelik kesal. Pasti ada yang tersirat di balik ucapan suaminya itu. "Maksudnya aku gendutan? Jadinya empuk untuk dipeluk?""Ya ampun, jangan sensitif gitu dong, Han. Nanti kalo kamu kesel, baby-nya ikut kesel sama ayahnya gimana?"Hana mengerucutkan bibir karena kesal, tapi justru ditanggapi Evan sebagai kode untuk mencium bibir istrinya itu, yang semenjak kehamilannya sama sekali tidak pernah terpoles lipstik."Ya orang hamil memang gendutan, Sayang. Kalo nggak gendutan gimana lah, mesti kita periksain lagi ke dokter, apalagi kamu bawa dua baby di perut," ucap Evan setelah puas mengeksplorasi kelembutan bibir istrinya."Mas nggak akan ninggalin aku meskipun aku gendut kan?" tanya Hana tiba-tiba."Kok kamu jadi clingy banget sih sejak hamil?" tanya Evan sampai hampir terbahak. Tidak pernah terbayangkan

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   143 Extra Part 8 (Ayo Kita Serius)

    "Mbak Hana mikir apa?" tanya Bi Lastri yang memperhatikan Hana melamun sambil mengaduk lemon tea yang baru saja dibuatnya. "Jangan banyak pikiran, Mbak. Kasihan yang di perut."Hana tersenyum melihat kekhawatiran Bi Lastri padanya. Pasti mama mertuanya sudah mewanti-wanti ART di rumahnya untuk memperhatikannya.Ia memang sedang berpikir, tapi bukan masalahnya yang sedang menguasai pikirannya. Hari sebelumnya ia sempat mengobrol dengan Vio, dan curahan hati Vio tentang hubungannya benar-benar membuat Hana memutar otaknya.Dan inilah saatnya ia mencoba melakukan sesuatu untuk membantu hubungan sahabatnya."Bibi, minta tolong bawain minum sama cemilannya ke ruang tengah ya," ucap Hana, kemudian berlalu menyusul suaminya dan sepupu iparnya yang sedang mengobrol di ruang tengah."Mas, Arfindo udah punya cewek belum sih?" Kalimat pertanyaan pertama yang disampaikan Hana begitu menginjakkan kaki di ruang tengah membuat Evan mengernyitkan dahi."Ngapain nanyain Arfindo?"'Evan dan cemburunya.

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   142 Extra Part 7 (Boleh Aku Mendekatimu?)

    "Jadi Evan nerima lo lagi?"Sudah beberapa minggu sejak keluarga Evan akhirnya tahu apa yang dilakukan Hana untuk menyelamatkan perusahaan. Hana sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan Evan yang disangka Vio tidak akan terjadi.Hana mengedikkan bahu, karena dia sendiri juga bingung dengan apa yang diinginkan Evan. "Lo sama Kak Azka gimana?""Loh kok jadi ngomongin gue?""Ayolah Vi, gue butuh hiburan kisah cinta orang lain daripada kisah cinta gue.""Nggak ada apa-apa, Han. Jadi nggak ada yang perlu gue ceritain.""Hah? Serius? Waaah, Kak Azka mesti didorong nih."Hana meraih ponselnya dari dalam tas kemudian sibuk mengirim pesan pada Azka, sementara Vio menatap makan siang di depannya dengan malas padahal dia yang sejak pagi mendesak Hana untuk menemaninya makan siang di salah satu restoran kesukaannya.Keduanya larut dalam obrolan sampai Hana tidak sadar kalau makanannya sudah habis sementara makanan Vio bisa dibilang masih utuh."Makan yang bener, Vi.""Lo kayak nggak pernah

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   141 Extra Part 6 (Makan Malam Terima Kasih)

    "See? Dia udah nggak ada perlu lagi, makanya nggak ngehubungin." Vio menatap ponselnya dengan kesal. "Emang dia nggak ada rasa. Sadar dong, Vio!" Vio berusaha meyakinkan diri sendiri kalau perasaannya tak berbalas.'Telepon duluan aja!' Entah sisi hatinya yang mana yang sedang berbisik."Dih, nggak ada ceritanya seorang Vio ngehubungin laki-laki duluan." Sambil menggeram kesal, Vio menjauhkan ponselnya, kemudian mencoba larut dalam berkas gugatan yang baru saja dikirimkan stafnya melalui e-mail.Sepanjang hari Vio berusaha menyibukkan diri sendiri, dan jika mode Vio yang seperti ini sedang kumat, maka yang menjadi buklan-bulanannya adalah para staf dan junior pengacara di law firm itu. Vio bisa saja bekerja seakan besok hari kiamat, dan hari itu juga semua berkas perkara atau pledoi yang sedang mereka siapkan harus selesai."Kenapa sih Mbak Vio?" bisik Indri pada Laras."Putus cinta kali, kayak biasanya. Masih kaku aja, tau sendiri kita rutin ngalamin hal ini beberapa bulan sekali.""

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   140 Extra Part 5 (Pertemuan)

    Vio mengerjap pelan, diiringi dengan suara terkikik pelan dari resepsionis yang mendengarkan ucapan Azka yang hanya berjarak tidak lebih lima meter darinya."Hmm ... Mas, bukannya aku sok sibuk. Tapi aku ngecek jadwalku dulu ya—"'Dan kesiapanku.' batin Vio. Andai ia bisa mengutarakannya. Tapi tidak lama kemudian ia sadar kalau Azka dan mamanya berurusan dengannya hanya demi Hana, tidak ada niat lain. Ia hampir tertawa kalau tidak ingat Azka masih berada di depannya."Ya udah, jangan dipaksain kalo gitu, nanti aku whatsapp lagi ya, kamu bisa atau nggak-nya."Vio mengangguk mengiakan. Sebenarnya ia lebih senang ditelepon, paling tidak ia bisa mendengar suara berat Azka, tapi tidak mungkin diungkapkannya kan."Aku ... berangkat kerja dulu ya."Kali ini suara terkikik Achi semakin keras dan baru berhenti setelah Vio memelototinya."Mbak Vio kayak lagi main rumah-rumahan deh."Kalau saja wanita itu tidak lebih tua dari Vio, mungkin Vio akan memarahinya habis-habisan. "Main rumah-rumahan?

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   139 Extra Bab 4 (Mamaku Ingin Bertemu)

    "Ma, Pa, aku nggak sarapan di rumah ya." Azka bergegas merapikan barangnya ke dalam tas ransel sambil berpamitan pada kedua orang tuanya yang sedang duduk menyantap sarapan."Ke mana, Ka? Pagi banget?""Jemput Vio, Ma. Semalem dia kuanter pulang, pagi ini dia naik apa kalo mobilnya di kantor?"Rimbi terbengong mendengar jawaban Azka. Sementara Ferdi menahan tawanya."Demi dapet alamat Hana. Pergi dulu Ma, Pa." Azka mencium tangan kedua orang tuanya lantas berlalu pergi.Setelah Azka hilang dari pandangan mereka, barulah Ferdi berani meledakkan tawanya. "Udah, kamu aja yang turun tangan. Nungguin hasil dari Azka pasti lama.""Emangnya Azka ...?" Rimbi menatap suaminya dengan bingung."Kali ini Azka dapet lawan yang sepadan, kayaknya kamu yang mesti turun tangan."***Azka melajukan mobilnya ke sebuah perumahan elit. Jelas Azka tahu di mana Vio tinggal karena sudah beberapa kali mengantar Hana ke rumah itu, dan malam sebelumnya pun ia mengantar Vio sampai depan gerbang rumahnya. Akan te

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status