Home / Romansa / FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT / 36 Saya Calon Suami Hana

Share

36 Saya Calon Suami Hana

Author: Ans18
last update Last Updated: 2025-01-10 21:40:05

"Beneran, Ma?" Elga menatap kakaknya dan Hana yang juga sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri dengan penuh tanya.

Pagi itu, di meja makan, Ares dan Letta mengumumkan rencana pertunangan dan pernikahan Evan dan Hana di depan seluruh keluarga mereka. Sekaligus juga meminta tolong pada Elaksi yang mengelola sebuah Event Organizer untuk membantu persiapan acara Evan dan Hana.

Elga terlihat paling senang dengan kabar itu. Sementara Elaksi terdiam tanpa kata. Ia hanya mengangguk ketika mamanya meminta bantuan untuk menyiapkan acara pertunangan kakaknya satu bulan lagi.

Evan memperhatikan ekspresi Elaksi. Sepertinya ia perlu bicara dengan adiknya itu untuk menjelaskan kondisinya.

"Ciyeee yang udah hampir resmi," ledek Elga ketika ia melewati teras, menuju halaman rumah tempat mobil yang akan mengantarkannya ke sekolah terparkir. Pemandangan kakaknya yang sedang mendiskusikan sesuatu dengan Hana membuatnya ingin menggoda keduanya.

"Apaan sih, Dek?" Evan ingin melemparkan pulpen di tanganny
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   37 Kabut Ingatan

    “Coba, jelasin ke aku, kenapa kamu nyari info tentang Global Investama, dan kenapa kamu harus minta tolong ke Ibra?”Keduanya tengah berada di ruang kerja Evan, setelah Evan menarik Hana untuk langsung kembali ke kantor usai makan siang. Meskipun bersungut-sungut karena tidak jadi membeli sepatu, Hana akhirnya hanya bisa menuruti keinginan Evan yang menggenggam tangannya sejak berpamitan dengan Ibra.“Kamu nguping apa yang kuomongin sama Bang Ibra?”“Kalian ngomong di ruang publik ya, kupingku aja terlalu tajam buat ngedenger semuanya.”Hana beranjak dari single seater sofa yang didudukinya dan beralih ke samping Evan yang duduk di two seater sofa.“Kamu tau dari mana kalo aku makan di sana?” tanya Hana yang kini jaraknya hanya beberapa jengkal di samping Evan.“Kebetulan, nggak usah kepedean.”Hana menatap lekat manik mata Evan yang berwarna brunette, mencoba memberikan aura intimidasinya kepada Evan agar laki-laki itu mengakui bahwa ia memang sengaja mengikutinya saat makan siang.“

    Last Updated : 2025-01-10
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   38 Bukan Sekadar Rasa Suka

    "Boleh ya, Ma?"Sepanjang pagi Evan berusaha merayu mamanya agar mengizinkannya dan Hana pergi untuk survey lokasi yang akan menjadi salah satu destinasi wisata travel agent-nya.Ini adalah salah satu kesepakatan Evan dengan orang tuanya saat itu. Evan akan masuk ke perusahaan keluarga, tapi Evan juga tidak akan melepaskan begitu saja usaha yang dirintisnya bertahun-tahun."Mama takut kalian ngapa-ngapain di sana.""Astaga, Mama kok nggak percaya sama anak sendiri sih."Tangan Letta memukul lengan Evan agar anaknya itu menyadari tingkahnya. "Kamu dikasih kepercayaan malah tidur bareng lagi.""Tapi kan nggak ngapa-ngapain, Ma," kilah Evan."Ah nggak tau ah, kamu ini, jabatan udah Direktur tapi masih ngerengek aja.""Coba lihat nih, Ma." Evan mengeluarkan ponselnya, membuka file yang malam sebelumnya dikirim salah satu timnya. "Nih itinerary-nya. Coba Mama lihat, mana ada kesempatan buatku macem-macem. Lagian kan perginya nggak cuma berdua. Ada timku yang lain juga, Ma. Aku ke sana buat

    Last Updated : 2025-01-10
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   39 Biarkan Rasa Ini Berkembang

    Vio menghela napas dengan kasar kemudian berlalu menuju ruang tamu apartemen itu, agar tidak lagi menyaksikan sepasang anak manusia bermesraan di dapur.“Kok Vio bisa masuk?” tanya Evan lirih setelah melihat Vio menjauh.“Yang tau pin apartemen ini cuma Tante Letta, Tante Rimbi, sama Vio, sekarang ditambah kamu.”“Perlu diganti kalo gitu, biar nggak kepergok lagi,” ucap Evan menggoda Hana.“Ck! Udah, kamu pulang sana. Biar aku yang ngadepin Vio, pasti bakal lama ini urusannya.”“Beneran nggak perlu kubantu ngejelasin?”Hana menggeleng.Keduanya melangkah menuju ruang tamu di mana Vio menunggu. Demi kesopanan, Evan berpamitan pada Vio, lalu mencium Hana sekali lagi dengan singkat untuk melihat reaksi Hana dan Vio.“Evan!” ucap Hana sambil mengerang, melirik ke arah Vio yang bola matanya seperti hampir keluar.***Hana bergelung dalam selimut sambil menutup wajahnya. “Gue murahan banget ya, Vi?” tanya Hana setelah menjelaskan semua kejadian yang tadi disaksikan Vio dan rencana pernikaha

    Last Updated : 2025-01-12
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   40 Biar Aku Bisa Jadi Tumpuanmu

    "Kenalin, Han. Ini timku di perusahaan rempeyek," ucak Evan sambil terkekeh.Hana menyapa dan bersalaman dengan kedua lelaki yang ada di depannya."Perusahaan rempeyek?" Hana terlihat bingung sementara ketiga lelaki itu tertawa terbahak.Gurauan yang sudah biasa didengar oleh Ndaru dan Fadil. Sebenarnya, Evan sedang membandingkan scope usaha yang dirintisnya dengan Cakrawangsa Group, karena itu ia menyebut perusahaannya perusahaan rempeyek, padahal perusahaannya merupakan salah satu travel agent yang sedang berkembang di Indonesia karena selain tempat wisata yang sudah terkenal, travel agent-nya juga menyasar tempat-tempat wisata anti mainstream."Ya buat perbandingan aja sama Cakrawangsa.""Oooh." Hana mengangguk-angguk setelah tahu kalau itu hanya gurauan mereka. "Aku cewek sendiri nih?" tanya Hana."Kenapa? Takut?" ledek Fadil.Evan terkekeh. "Ada aku, tenang aja, mereka nggak bakal berani ngapa-ngapain.""Ada juga lo yang mesti diwaspadai." Ndaru mendengkus kesal. Ia tahu siapa Ha

    Last Updated : 2025-01-12
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   41 Bahu untuk Bersandar

    “Memangnya nyium calon istri sendiri itu sebuah kesalahan?” Evan dengan gemasnya mengetuk-ngetukkan tangannya di helm yang dikenakan Hana. “Lagian juga kamu ngebales kan.”Hana mencubit lengan Evan dengan keras saking kesalnya dengan ucapan Evan. Untung saja suara teriakan Evan masih kalah dengan suara air terjun. “Kok aku kayak pernah diceritain seseorang ya, yang katanya dapet gelang dari pasangannya pake bandul yang punya arti namanya, siapa ya, Vio?”“Mama,” jawab Evan. “Dulu Ayah ngasih Mama gelang yang make bandul elang sama bintang, simbol nama mereka berdua.”“Oh, iya, Tante Letta. Jadi kamu niru ayahmu?”“Nggak. Kan aku nggak ngasih bandul di gelang itu, soalnya aku bingung.”Ucapan polos dari Evan membuat Hana terkekeh. “Makasih ya, Van.”***Mereka baru keluar dari mulut gua setelah jarum jam menunjuk angka empat. Perjalanan kembali tidak sesulit saat berangkat. Mereka lebih sering diminta untuk terlentang di atas air, kemudian guide akan menarik mereka.Hanya dua atau tiga

    Last Updated : 2025-01-13
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   42 Di Mana Posisiku Saat Ada Dirinya?

    "Hey, calon istriku marah?"Hana membuka pintu kamarnya dengan key card yang tadi diberikan resepsionis. "Nggak, Van," jawab Hana singkat dengan tangan yang terulur hendak mengambil tas ranselnya yang digendong Evan.Evan tidak membiarkan Hana mengambil tasnya, ia malah mendorong pintu kamar Hana sampai terbuka dan masuk ke dalamnya."Beneran nggak marah? Tadi dia cuma mau ngasih operational plan aja." Evan menjelaskan setelah meletakkan tas Hana di atas meja."Aku nggak marah. Belum juga kita tunangan, apa hakku buat marah?"Evan menghembuskan napas lega yang hanya bertahan beberapa detik karena Hana melanjutkan ucapannya."Tapi kamu nyadar dong kalo ada maksud lain di balik telepon dia barusan? Siapa juga yang ngomongin kerjaan di malam minggu kalo kerjaan itu nggak urgent banget?" Otak cerdas Hana sudah terbiasa menelaah segala permasalahan mulai dari latar belakang hingga langkah-langkah yang diambil lawannya.Lawan? Apakah Melinda lawannya? Jelas-jelas kalau Melinda kini adalah p

    Last Updated : 2025-01-13
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   43 Memukul Mundur Melinda

    "Pagi, Mbak Hana, ada yang mau ketemu Pak Evan dari pihak Wijaya, tapi belum buat janji."Ucapan resepsionis melalui sambungan telepon internal itu membuat Hana menghela napas. Ia tidak perlu bertanya siapa nama tamu yang dimaksud karena ia bisa dengan mudah menebaknya."Wait! Saya tanya ke Pak Evan dulu apa beliau berkenan bertemu."Hana menekan tombol yang langsung menghubungkannya ke telepon yang ada di ruangan Evan."Ya?" jawab Evan di seberang sambungan."Ada yang mau bertemu Pak Evan, perwakilan dari Wijaya.""Siapa, Han? Melinda?""Maaf saya lupa tanya ke resepsionis, tapi saya hampir yakin Bu Melinda yang ingin bertemu Pak Evan."Evan mengulum senyumnya mendengar nada bicara Hana."Ok, suruh naik aja.""Baik, Pak." Hana mendengkus kesal. "Cih!""Apa, Han?"Mata Hana terbelalak saat menyadari kalau ia belum memutus sambungan teleponnya dengan Evan. Dengan panik ia menekan tombol lain yang menghubungkannya ke meja resepsionis."Persilakan tamunya masuk."Hana kembali menekuri ko

    Last Updated : 2025-01-14
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   44 Ada Apa Sebenarnya?

    "Han. kenapa deh kamu kayak kurang tidur?"Hana mengusap matanya berkali-kali dan hal itu membuat Evan menggeram kesal."Udah ih, cuci muka sana, itu mata, bukan baju. Nanti matamu merah kalo dikucek terus."Hana mengabaikan omelan pagi hari dari Evan. Ia memilih merebahkan diri di sofa sambil memandang kosong ke arah jendela apartemennya."Ada yang lagi kamu pikirin ya?" tebak Evan."Hmm.""Apa? Acara tunangan kita? Atau yang lain? Mau cerita ke aku? Siapa tau bebanmu sedikit berkurang."Hana belum siap menceritakan semuanya, di saat ia sama sekali belum mendapat kepastian tentang apa yang dihadapinya. Ia memilih menjawab pertanyaan Evan dengan gelengan. "Aku cuma nggak bisa tidur aja semalem."Evan tiba-tiba berdiri di sampingnya. Satu tangannya ditelusupkannya ke bawah tengkuk Hana dan satu tangannya yang lain meraih kaki Hana. Dengan mudahnya ia mengangkat Hana.“Van!”“Tidur di kamar, makin pegel semua badanmu kalo tidur di sofa. Masih ada waktu buat kamu tidur lagi bentar.”“Bis

    Last Updated : 2025-01-14

Latest chapter

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   61 Ajakan Rimbi

    Mata Hana menatap satu per satu keempat orang yang berdiri di depan pintu kamarnya dengan bingung.Azka mengacak rambut Hana karena kesal telah membuatnya repot berhari-hari mencari alamatnya pindah."Sorry." Vio menggerakkan mulutnya tanpa suara. Di sampingnya berdiri seorang wanita yang mampu mengintimidasinya untuk mengantarkannya langsung ke unit apartemen Hana.Padahal Vio berhasil bertahan dari bujukan Azka selama beberapa hari belakangan untuk membocorkan di mana Hana tinggal. Tapi siang tadi, Azka menghubungi Vio untuk bertemu dan mengajak mamanya yang hanya dalam waktu beberapa menit mampu mengintimidasi Vio, hingga kini mereka semua berdiri di depan pintu apartemen Hana.Hana sendiri tidak kaget kalau akhirnya Vio membocorkan alamatnya. Bagaimana pun juga Rimbi memang hampir selalu bisa mengintimidasi orang lain. Tapi yang Hana bingung adalah keberadaan Evan yang berdiri di belakang Rimbi. Bukankah tadi ia meninggalkan Evan di parkiran mall? Jadi, Evan membuntutinya sampai k

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   60 Pertemuan Tak Terduga

    "Ya menurut lo siapa lagi? Pasti ada andil dia lah. Lo tau kan betapa susahnya nyari investor dalam keadaan perusahaan yang hampir collapse gini. Kalo Melinda nggak ikut campur, mana mau PT Wijaya nanemin investasinya." Ribka dengan penuh emosi menceritakan kejadian-kejadian di dalam perusahaan semenjak Hana resign.Siang itu, mereka sengaja mengatur janji temu untuk makan siang bersama demi berbagi cerita."Lo baik-baik aja, Han?"Hana mengangguk sambil mencoba melemparkan senyum (sok) tegarnya. Mana mungkin ia mengatakan kalau ia tidak baik-baik saja, walau kenyataannya hidupnya kini tanpa tujuan, dan benar-benar tidak ada keluarga atau orang lain yang bisa dianggap keluarga setelah kejadian itu. Tidak mungkin kan keluarga Cakrawangsa masih menganggapnya keluarga?"Bos ganteng kayaknya nggak baik-baik aja deh, Han. Dia tuh kayak ngalihin stresnya dia ke kerjaan. Mana mukanya sepet banget setiap hari." Ribka memandang Hana penuh harap. "Nggak bisa ya lo balik jadi asistennya? Bisa gi

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   59 Menyatakan Perasaan

    Hana baru saja selesai bersiap, dan bunyi bel kamarnya membuatnya bergegas untuk membukakan pintu."Bang, sekarang?" tanya Hana begitu melihat sosok Ibra di depan pintu kamarnya."Kamu udah siap?"Hana mengangguk kemudian kembali masuk ke dalam kamar untuk mengambil tas serta mengenakan sepatu. Keduanya tengah menginap di Four Seasons Hotel, Kuala Lumpur, demi membuktikan hubungan mereka pada Frans, pengacara yang mengurus harta warisan untuk Ibra."Ayo, Bang," ajak Hana.Ibra mengulum senyumnya. Tidak biasanya Hana terlihat kaku selama dekat dengannya. "Santai, Han. Inget rencana kita. Kita mau pura-pura liburan berdua dan nggak sengaja ketemu Om Frans."Hana mengangguk-angguk sambil menghela napas."Om Frans bakal percaya nggak ya, Bang?""Kalo kamu setegang ini, ya ... mungkin Om Frans nggak bakal percaya. Makanya rileks." Ibra lantas mengulurkan tangannya sebagai kode kepada Hana untuk menggenggam tangannya. "Suruhan Om Frans bisa jadi ngikutin kita. Jadi begitu keluar dari kamar

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   58 Candu Cinta

    "Pagi-pagi banget joging-nya, Van?" tanya Ares yang melihat putranya masuk ke halaman rumah dengan keringat yang tercetak jelas di kaos yang ia kenakan."Iya, Yah. Tadi nggak bisa tidur lagi jadi mendingan nyari keringet aja," jawab Evan.Ares menghela napas. Sebenarnya ia tahu kalau Evan sedang berusaha menghentikan kebiasaan yang selama ini dilakukannya, yaitu bangun pagi, bersiap, dan pergi ke apartemen Hana bahkan saat matahari masih mengintip malu.Sejak istrinya memberitahunya perihal hubungan Evan dan Hana yang berakhir, Ares mencoba sebisa mungkin untuk tidak membicarakan tentang Hana. Pun begitu, perintahnya pada semua orang yang ada di rumah."Van, nanti malam ada undangan gala dinner. Kamu udah dijadwalin kan sama sekretarismu?""Udah, Yah.""Dateng bareng Ayah sama Mama aja."Evan mengangguk. Lagipula dia harus datang bersama siapa lagi kalau bukan dengan kedua orang tuanya?Meski Evan sebenarnya sangat malas menghadiri acara semacam itu, tapi ia sadar kalau di acara-acara

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   57 Setelah Malam Itu ...

    Evan terbangun di ruang tamu apartemen Hana. Di lantai, tapi dengan bantal sofa yang sudah menyangga kepalanya dan selimut yang menutupi tubuhnya. Kepalanya masih terasa berat. Seperti sebelumnya saat ia mabuk, ia tidak ingat apa yang terjadi.“Shit! Ngapain gue di sini?” Evan lantas angkat kaki dari apartemen itu dan setelah malam itu, ia bersumpah tidak akan menginjakkan kaki lagi di sana.“Nginep di mana semalem kamu, Van?”Evan baru saja melangkahkan kaki masuk ke dalam rumahnya dan suara dari seseorang yang paling disayangnya membuatnya berhenti seketika.“Di apartemen Kevin, Ma,” dustanya.“Kamu minum?” tebak Letta. Matanya sudah membulat sempurna, bersiap untuk memberikan kuliah empat SKS untuk anak laki-lakinya yang selalu berulah itu.“Aku ke kamar dulu ya, Ma.” Tanpa menjawab pertanyaan mamanya, Evan memilih berlalu. Ia pun tidak bisa berbohong di depan mamanya. Biarlah omelan mamanya ia terima nanti ketika kesadarannya sudah kembali seutuhnya.Letta menghela napas berat. N

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   56 Me and My Broken Heart

    Evan mendorong kasar tubuh Hana hingga terpelanting ke atas kasur. "Tolong bilang kalau apa yang kulihat salah, Han!" bentaknya. Ia masih berusaha sekuat tenaga untuk meredam amarahnya."Apa yang barusan kamu lakuin? Jawab, Han!" Evan mencengkeram lengan bagian atas Hana dan mengguncang tubuh Hana karena wanita itu sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. Jangankan menjawab, wanita di depannya itu tidak mengeluarkan ekspresi sama sekali, menangis pun tidak."Ada hubungan apa kamu sama dia?"Melihat Hana yang masih teguh pada pendiriannya untuk tidak menjawab, membuat Evan yakin kalau Hana memang memiliki hubungan dengan Ibra.Tanpa berkata apa-apa lagi, Evan melepas cincin tunangan di jari manisnya dan melemparkannya ke sembarang arah.Brak!Suara pintu yang dibanting itu membuat Hana kembali ke kesadarannya, Evan telah pergi meninggalkannya."Hana, kamu nggak apa-apa?" Suara itu, suara yang familiar sekaligus asing baginya. Bukan Evan lagi kini yang menanyakan keadaannya.Ibra berjo

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   55 Keributan di Apartemen

    Ibra: Udah dapet apartemen Han?Hana: UdahIbra: Harus banget pindah apartemen juga?Hana: Apartemen ini kan punya Om AresHana: Nggak mungkin aku tinggal di sini, Evan bisa setiap saat ke siniIbra: Kapan pindah? Butuh bantuan?Hana: Dalam waktu dekat. Setelah aku ngomong ke EvanIbra: Belum ngomong juga?Hana:BelumIbra: Aku ke apartemenmu ya besok. Ada beberapa hal yang mesti aku omongin dan lusa aku ke luar kotaHana: OkSetelah bertukar pesan dengan Ibra, Hana yang semula berbaring di atas tempat tidurnya memilih keluar dari kamar. Ia mengedarkan pandangan ke setiap sudut apartemen itu, apartemen yang telah ditinggalinya sejak ia mulai kuliah hingga kini dia bekerja di Cakrawangsa Group. Ares dan Letta sempat keberatan saat Hana mengutarakan ingin pindah dari kediaman mereka, tapi akhirnya mereka mengiakan dengan syarat Hana menempati salah satu apartemen milik Ares, agar mereka masih bisa memantau keadaan Hana.Hana menurut, walau sebenarnya ia ingin hidup di kost atau sewa rum

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   54 For The Last Time

    “Kamu yakin, Han? Ini nggak bakal gampang.”Hana terdiam. Malam sebelumnya ia sangat yakin mengambil langkah itu. Kini saat ia berada di hadapan Ibra, tiba-tiba keberaniannya menguap.Ibra menatap Hana dengan lekat. Bohong kalau dia bilang tidak mau memenuhi permintaan Hana. Bukan semata-mata karena ia ingin menolong Hana. Tapi ... perasaannya ternyata memang untuk Hana, dan bodohnya, ia baru menyadarinya setelah Hana dekat dengan Evan.Tepatnya ketika malam di mana ia makan bersama Hana dan Evan datang tiba-tiba.Ibra ingat bagaimana ia kebingungan usai Hana pergi dengan Evan kala itu.***-Malam saat Ibra akhirnya sadar dengan perasaannya-"Lah, Bang. Hana mana?" tanya Vio yang memang terlambat datang karena meeting-nya yang tidak selesai-selesai.Sedianya, mereka makan malam bertiga karena Hana merengek ingin lasagna. Tapi saat Vio tiba di cafe langganannya, hanya ada abangnya yang terlihat menatap risoto di depannya dengan tatapan kosong."Abang. Astaga! Adeknya nanya loh ini. Ma

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   53 Sebuah Solusi

    Hana dan Ibra menatap Vio dengan penuh pertanyaan."Apa maksudmu, Vi?" tanya Ibra yang tidak tahan lagi menunggu adiknya berbicara."Abang lupa kalo nenek ninggalin warisan kita berupa saham Global Investama?"Hana membungkam mulutnya dengan tangannya sendiri. Harapannya seketika muncul."Jangan ungkit itu, Vio. Kita nggak akan ngambil warisan itu. Kita nggak perlu. Apa yang dipunya keluarga Wasesa lebih dari cukup untuk masa depan kita."Vio menghela napas. Dalam hatinya, ia benar-benar ingin membantu Hana, sahabatnya itu, yang sudah beberapa minggu marah dan mendiamkannya. Tapi benar yang abangnya katakan. Mereka sudah punya kesepakatan untuk tidak mengambil bagian warisan yang ditinggalkan nenek mereka."Tunggu! Aku masih belum ngerti deh." Hana menatap Vio dengan tajam. "Apa hubungannya kata-kata Vio tadi sama warisan.""Warisan buat Bang Ibra sama gue, yang berupa saham di Global Investama itu baru bisa dikasih ke kami, kalau ... Bang Ibra sudah punya pasangan.""Hah?" Hana benar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status