“Dyra.. tenanglah, ini aku.” Mendengar suara familiar itu, pun sentuhan di kedua bahunya, perlahan Dyra mulai berani membuka mata untuk memastikan. Begitu tahu siapa yang menenangkannya, Dyra langsung memeluknya erat. “Mas Ghavin…aku takut sekali.” “Tenanglah.. ada aku disini.”Namun ternyata, setelah memeluk Ghavin ketakutan Dyra tak kunjung mereda. Tangisnya pecah. Wajah mengerikan itu masih menghantui kepala, sulit dihempaskan “Tadi.. itu.. ada.. .” Tidak lanjut bicara, suara tangis Dyra malah mendominasi. “Sudah jangan takut lagi, hanya ada kita di sini.” Ghavin berusaha menenangkan dengan balas mendekap tubuh Dyra yang bergetar.Setelah sekian menit berlalu, dan merasa Dyra sudah lebih tenang, Ghavin menjauhkan diri untuk menatap wajah wanitanya. “Tenanglah.. tidak ada siapapun disini, hanya kita.” Sambil menangkup wajah Dyra menggunakan kedua tangan, Ghavin kembali menenangkan.“Tapi aku melihatnya, Mas. Wajahnya menyeramkan, dia ada disana.” Jari Dyra meruncing ke arah dind
Terakhir Diperbarui : 2024-12-11 Baca selengkapnya