Share

24. Takut

Penulis: Damaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 00:11:07

“Lewat sini, Kak.” Jenny—manager Marissa memberi jalan agar sang model mendahului dirinya. Berjalan di belakang Marissa, Jenny kembali menjelaskan, “mereka sudah menunggu di bawah, kita akan keluar lewat jalan lain dan pastikan tidak mereka ketahui.”

Meski berdecak tidak suka tapi Marissa tetap mengikuti sang manajer. Keluar gedung tersebut melewati pintu darurat. Selain dikenal angkuh, Marissa juga selalu menolak berinteraksi dengan para pemburu berita. Baginya itu hanya buang-buang waktu. Ia pilih menjadikan Jenny juru bicara jika memang ada yang ingin disampaikan.

Menutup bahunya yang terbuka menggunakan jaket bulu, Marissa terkejut ketika baru saja melangkahkan kaki melewati pintu darurat, langsung disambut puluhan blitz kamera.

“Jenny,” ujarnya menggeram kesal pada sang manajer yang sepertinya juga terkejut.

Ternyata sudah paham Marissa tidak akan melewati pintu utama seperti ketika datang, sebagian pemburu berita memilih menunggu di depan pintu darurat, dan benar saja Marissa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   25. Wajah mengerikan

    “Dyra.. tenanglah, ini aku.” Mendengar suara familiar itu, pun sentuhan di kedua bahunya, perlahan Dyra mulai berani membuka mata untuk memastikan. Begitu tahu siapa yang menenangkannya, Dyra langsung memeluknya erat. “Mas Ghavin…aku takut sekali.” “Tenanglah.. ada aku disini.”Namun ternyata, setelah memeluk Ghavin ketakutan Dyra tak kunjung mereda. Tangisnya pecah. Wajah mengerikan itu masih menghantui kepala, sulit dihempaskan “Tadi.. itu.. ada.. .” Tidak lanjut bicara, suara tangis Dyra malah mendominasi. “Sudah jangan takut lagi, hanya ada kita di sini.” Ghavin berusaha menenangkan dengan balas mendekap tubuh Dyra yang bergetar.Setelah sekian menit berlalu, dan merasa Dyra sudah lebih tenang, Ghavin menjauhkan diri untuk menatap wajah wanitanya. “Tenanglah.. tidak ada siapapun disini, hanya kita.” Sambil menangkup wajah Dyra menggunakan kedua tangan, Ghavin kembali menenangkan.“Tapi aku melihatnya, Mas. Wajahnya menyeramkan, dia ada disana.” Jari Dyra meruncing ke arah dind

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   26. Anak kita

    Ghavin sudah akan bicara, tapi tiba-tiba malah melingkarkan tangan di pinggang Dyra. Meski terkejut, Dyra yang tidak sempat menghindar akhirnya pilih menyerah dalam diam. Membiarkan tubuhnya didekap Ghavin dari belakang.“Ternyata aku lebih takut setelah menempatkanmu dalam bahaya. Maafkan aku sudah melibatkanmu.” Kekhawatiran yang mengganggu sejak kemarin, dan membuat Ghavin nyaris tidak bisa fokus bekerja. Tanpa Ghavin ketahui, ketika merasakan nafas hangatnya menyapu telinga, jantung Dyra seketika berdetak tak terkendali. Kesulitan yang dirasakan setelah malam itu juga langsung menghantam ingatan. Meski sadar sekarang Ghavin memiliki hak atas dirinya, tetapi ketika berdekatan seperti sekarang—tanpa sekat, masih memicu kewaspadaan. Tapi Dyra berusaha menyingkirkan rasa tidak nyaman itu dalam dirinya. Bukankah ia sudah bertekad akan berdamai dengan statusnya yang sekarang? Terlebih setelah melihat ketulusan serta kesungguhan hati Ghavin, seharusnya ia bisa menerima pria itu ikhlas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   27. Terlihat meyakinkan

    Melihat Dyra pergi mengendarai mobil sendiri, rasanya Ghavin seperti akan melepasnya pergi berperang. Sambil menimang Megan yang masih merengek manja dalam gendongannya, Ghavin terus menatap cemas mobil sang istri yang mulai menjauhi bagasi lewat kaca penyekat kamar. Ghavin baru berpaling ketika pintu garasi tertutup otomatis.Ghavin memang masih harus berada di balik layar, berdiam diri di belakang sang istri tak ubahnya seperti pecundang. Semua itu dilakukan karena ia ingin mengungkap kejanggalan yang terjadi pada keluarganya. Kendati dengan jarak yang lumayan lama, tetapi semua rentetan peristiwa yang menimpa keluarganya sangatlah tidak masuk akal, dan seperti sengaja dilakukan yang lebih profesional. Dimulai dari kecelakaan tunggal orang tuanya hingga ia kehilangan sosok ibu selama-lamanya, sedangkan Martin harus menghabiskan masa tuanya di atas kursi roda. Belum genap dua tahun setelah peristiwa naas tersebut, kematian Ghava yang mendadak juga tak kalah menimbulkan kecurigaan. T

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   28. Wanita penggoda

    Di selah memperhatikan sinyal pelacak di layar laptop, pandangan Ghavin sesekali beralih memastikan ponselnya yang padam, barangkali ada pesan singkat masuk lagi dari Dyra. Lima belas menit yang lalu Dyra baru saja memberi kabar sedang berada di sebuah restoran bersama Romi.Kendati sudah tahu rencana itu, tetap saja Ghavin harus siaga. Predator bisa saja memanipulasi keadaan dan membawa Dyra membelot ke tempat lain. Membiarkan Dyra bersama Romi rasa-rasanya Ghavin seperti berdiri di tepi jurang, resikonya lebih besar dibanding ia sendiri yang menghadapi pria itu.“Apa yang membuatmu mau dijadikan yang kedua oleh Ghavin?” Romi memulai obrolan lebih dulu sesaat mereka selesai membuat pesanan.“Siapapun pasti tahu mengingat siapa Mas Ghavin.” Dyra menjawab tenang. “Selain ingin menjadikan dia ayah pengganti putriku, aku juga ingin menjamin masa depan kami.” Menganggap bicara jujur tidak akan ada gunanya, Dyra pilih mengatakan seperti orang lain menilai dirinya. Jawaban Dyra tak urung m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   29. Pintu rahasia

    “Jadi disini dia bersembunyi selama ini?” Begitu menghentikan mobilnya di halaman villa, Romi menatap penuh arti bangunan mewah dua lantai di depannya. Melihat Dyra yang juga mengendarai mobilnya sendiri sudah turun lebih dulu, Romi bergegas menyusul. Namun, saat akan menutup pintu mobilnya dari luar, Romi dibuat terkejut dengan kemunculan pria-pria berbadan tegap dari balik pot-pot besar di sekitar villa. Kondisi villa yang tadinya terlihat asri dan tenang seketika berubah tegang tatkala mata tajam pria-pria itu bertujuan pada Romi. Kendati masih sangat tidak menduga Ghavin bisa menempatkan sebanyak itu pria terlatih untuk menjaganya, Romi tetap menunjukkan sikap tenang—tidak terlihat kegentaran sedikitpun di wajahnya. “Aku baru tahu Ghavin memiliki kehidupan semacam ini?” Romi mengutarakan keterkejutannya ketika sudah berdiri di dekat Dyra. “Hanya untuk berjaga-jaga.” Dyra menjawab tak acuh. “Ayo masuk. Dokter baru saja memberitahuku, siang tadi sudah dilakukan pemeriksaan r

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   30. Bersandiwara

    Suara decitan ban dan benturan keras membuat Dyra reflek menoleh ke belakang. Terkejut melihat mobil Romi terperosok keluar jalur, Dyra segera menghentikan kendaraannya. Biar bagaimanapun ia tetap tidak tega jika sesuatu sampai terjadi pada Romi. “Romi! Ada apa?” Dyra berseru begitu keluar. Tapi belum sempat ia mendekat, beberapa pria bermunculan dari semak-semak yang gelap di tepi jalan. “Astaga! Siapa mereka?” “Cepat pergi! Aku baik-baik saja!” seruan Romi menyentak Dyra yang masih tertegun melihat pria-pria itu sudah berdiri sejajar memotong jalan, seketika menenggelamkan tubuh pendek Romi dibalik tinggi mereka yang menjulang. “Kamu dimana Mas?” Tapi Dyra justru mencemaskan Ghavin, khawatir pria-pria itu sengaja Romi datangkan untuk mencelakai suaminya. “Cepat pergi Dyra!” seru Romi lagi dan berhasil menyentak Dyra yang masih memperhatikan sekitar. Sorot lampu dari mobilnya yang lurus ke depan, serta sorot mobil Romi yang menghantam pohon besar bisa menjadi sumber penerangan. W

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   31. Brankas

    Merasa harga dirinya tercabik setelah kerah kemejanya ditarik paksa seorang bawahan, Romi mengeluarkan senjata dari balik pinggangnya lantas di arahkan tepat ke kepala pria itu. “Aku benci tubuhku disentuh manusia rendahan sepertimu!” Dengan mulut berdesis marah Romi menegaskan perbedaan diantara mereka. “Sama sepertimu, mereka juga sangat sensitif pada siapapun yang berani merendahkan aku. ”Ghavin menyingkirkan moncong senjata Romi menjauhi dahi bawahannya. “Kita memang sudah sepakat kerjasama, tapi kau juga harus ingat! Tanpa aku kau tidak akan mendapat akses semudah itu sekalipun bersama istrinya.” Sebenarnya Romi tahu, hanya saja ia tidak mau mengakuinya. Bisa dengan mudah menemui Ghavin tanpa adanya pemeriksaan lebih dulu, sudah pasti ada campur tangan pria di depannya itu. Tapi sekali lagi, Romi bukanlah jenis manusia yang bisa menghargai hasil dari jerih payah manusia lain. “Aku tegaskan! Jangan terlalu percaya diri uangmu bisa mengendalikan aku dan orang-orangku! Kita ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   32. Tamu tak diundang

    Ghavin memutuskan berhenti ketika ponsel di saku atas terus bergetar, berpikir mungkin saja Dyra yang menghubunginya, ia buru-buru memastikan. Tetapi ketika bukan panggilan masuk ataupun notifikasi pesan, ia segera memasukan lagi ponsel ke dalam saku lantas memutar kendaraannya dan melesat kencang. Padahal kurang dari lima menit lagi Ghavin sudah sampai rumah, tapi ternyata pilih kembali membelah jalan raya dengan motornya. Kendati tahu tamu tak diundang itu hanya akan mendapatkan kekecewaan, tetapi atas keberanian mereka Ghavin merasa perlu memberi kejutan. Terus berkendara di jalan yang mulai sepi, Ghavin tampak begitu lihai mengendalikan kuda besinya. Kemampuan yang sebenarnya pilih ia pendam selama ini, lantaran tidak pernah mendapat persetujuan orang tua, terutama mendiang sang ibu yang mengatakan kendaraan roda dua lebih beresiko. Padahal yang Ghavin rasakan dengan mengendarai motor ia bisa mempersingkat waktu. Bisa lebih mudah mendahului kendaraan lain. Setelah hampir satu j

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   46. Keputusan besar

    “Kau mau kemana?” Romi bertanya setelah beringsut duduk, lantas memastikan waktu dari layar ponselnya. Waktu masih terlalu pagi untuk Marissa buru-buru meninggalkan kamarnya. Bahkan biasanya wanita itu tidak segan menggodanya untuk kembali mengulang aktivitas panas mereka.“Aku harus pulang!” Nada bicara Marissa masih saja ketus meski sambil mengenakan pakaiannya. Sayangnya Romi tidak pernah peduli dengan mulut ketus Marissa, terbukti semarah apapun wanita itu ia tetap berhasil menaklukannya di atas ranjang. Begitu juga semalam, Romi sengaja memancing keributan dengan mengajak wanita muda meninggalkan pesta saat tahu mata tajam Marissa mengarah padanya. Meski tahu Marissa akan mengejar, tetapi Romi tetap saja terkejut ketika baru memasuki lift—hendak meninggalkan pesta tiba-tiba Marisa sudah menyelinap masuk dan langsung menarik rambut wanita yang bersamanya. Wanita itu mengaduh kesakitan, meminta Marissa melepas cengkraman rambutnya. Namun, Marissa tidak peduli, justru akan melaya

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   45. Setidaknya berbeda

    “Sepertinya aku akan tetap di rumah sepanjang hari ini.” Ghavin menjawab pertanyaan Dyra sebelumnya, setelah melepaskan belitan tangannya di panggang sang istri.“Janji jangan membuatku takut lagi.” Dyra menatap penuh harap. Sebelumnya ia sampai membakar jaket denim Ghavin yang berlumuran darah. Meski setelah memastikan tidak ada luka serius di tubuh suaminya, tetap saja mendapati bercak darah manusia menempel pakaian Ghavin, Dyra tidak bisa membayangkan apa yang terjadi sebelum suaminya kembali.Sementara Ghavin malah yakin, berhasil menggetarkan pihak lawan dengan tewasnya sniper andalan mereka yang sering ditugaskan pengintaian dan melakukan serangan jarak jauh. Bahkan pria itu juga telah berhasil menewaskan empat anak buah Ghavin yang bertugas menjaga hutan dari jarak puluhan meter. Janur, orang kepercayaan Ghavin yang dipercaya menjadi komando saat bertugas di hutan, menjelaskan bukan hanya menghasut mereka dengan iming-iming kesenangan duniawi, tetapi Romi juga telah melakuka

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   44. Ayah pada umumnya

    “Apa rencana Mas hari ini?”Ghavin yang masih menimang Megan, beralih menatap wajah cantik Dyra lewat pantulan cermin. Sesaat Ghavin tertegun dengan kecantikan Dyra. Hanya dengan sentuhan make up tipis saja wajah istrinya itu bisa sangat memikat mata. Tidak bosan dipandang meski dalam waktu yang lama. Tapi mendadak muncul kecemasan di hati Ghavin, bagaimana jika perasaan itu juga dimiliki laki-laki lain? Ia juga langsung teringat kedatangan Romi kemarin lusa, pun kata Dyra yang menjelaskan Romi dalam keadaan mabuk. Ghavin mulai dilema apakah akan tetap baik jika masih menjadikan Dyra pengganti sementara dirinya?“Mas?” Dyra segera berbalik saat tahu Ghavin malah melamun. Mengetahui panggilan pelannya tak mampu mengembalikan kesadaran Ghavin, Dyra pilih segera mendekat lantas menyentuh lengan lelakinya. “Apa yang Mas pikirkan, hm?”Tersentak dengan sentuhan sekaligus suara lembut Dyra, reflek Ghavin kembali menggoyangkan badan pelan—ingat masih menimang putrinya. “Aku terlalu cemas

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   43. Keseriusan palsu

    “Aku minta maaf belum bisa mengunjungi Nyonya Sushmita sampai dengan hari ini.” Saat Marissa menoleh padanya, Romi langsung menunjukkan gelas di tangannya yang masih menyisakan sedikit cairan merah beraroma khas pada Marissa. “Mau minum?” “Tidak!” Marissa menjawab cepat. “Setidaknya jangan tunjukan wajah itu di pestaku, Risa. Semua yang ada di sini harus bebas. Happy party!” Romi mengingatkan. Dilihat dari semua yang hadir, memang hanya Marissa yang terlihat murung. Wajah cantik itu yang biasanya stay angkuh, kini terlihat seperti tengah menyimpan kecemasan. “Apa ada yang mengganggu pikiranmu?” lanjut Romi setelah menegak sisa minumannya. “Aku baik-baik saja. Pergilah. Temui artismu yang berpotensi itu.” Dari konotasi yang Marisaa gunakan terselip kesinisan, Romi yakin wanita itu sedang kesal padanya. Bisa saja karena ia mematikan ponsel dua hari kemarin. Atau dari beberapa nama yang ia sebutkan tadi, kesemuanya pendatang baru. “Ayolah, Risa. Penghargaanmu sudah terlalu banyak. S

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   42. Dua raga dalam satu rasa

    Dyra masih bertanya-tanya saat melihat Ghavin membuka topeng setelah turun dari mobilnya, dan sepertinya tidak tahu sedang diperhatikan. Sebenarnya bukan dari mana suaminya itu pergi yang Dyra cemaskan, melainkan melihat banyaknya noda darah di jaket denim yang Ghavin kenakan memunculkan berbagai dugaan buruk di kepala.Baru ketika sudah membuka pintu kaca, Ghavin yang sejak tadi berjalan menunduk terkejut mengetahui keberadaan Dyra. “Sayang! Sejak kapan kau disini?” Ghavin berusaha tetap tenang meski sebenarnya was-was Dyra akan takut padanya.“Kenapa bisa ada banyak darah disini? Apa Mas terluka?” Alih-alih menjawab, Dyra malah melontarkan pertanyaan yang membuat Ghavin ragu untuk langsung menjawab. Terlebih ketika tahu, tidak hanya tangan Dyra yang bergetar saat meraba jaketnya yang banyak noda darah, tetapi juga disertai bulir bening yang ikut merangsek keluar. Ghavin jadi tahu Dyra sedang mencemaskan dirinya.Dyra terlalu takut membayangkan sesuatu yang buruk menimpa suaminya. M

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   41. Tiba-tiba pergi

    “Boleh aku masuk?” Dyra langsung meringis mual, dan tiba-tiba kakinya reflek bergerak mundur satu langkah. Dari jarak kurang lebih dua meter saja, aroma alkohol sudah sangat menyengat ketika Romi bicara. Tidak tahu berapa banyak pria itu menegakkan cairan perusak akal sehat. Tapi yang pasti, sekarang Dyra mendadak mual. Ia benci aroma itu. “Tidak! Kau sedang mabuk, dan aku tidak suka!” tolak Dyra tegas. Ia juga sudah akan menutup pintu tapi dengan cepat Romi menahannya. “Setidaknya hargai perjuanganku mencari tempat tinggalmu.” “Itu urusanmu!” Dyra mendorong Romi agar menjauh. Namun, ketika hendak kembali menutup pintu, Romi bisa lebih dulu menyelinap dan akhirnya berhasil masuk. “Kau!” Dyra berubah tegang sambil susah payah menelan salivanya melihat Romi terus mengikis jarang diantara mereka. “Stop! Berhenti disana! Atau aku akan memanggil pelayan untuk mengusirmu!” Tapi peringatan Dyra sama sekali tidak Romi hiraukan. Kakinya tetap melangkah maju. Sampai kemudian.. “B

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   40. Mual

    “Apa sudah merasa lebih baik?” Galih bertanya seraya menoleh Bella yang memungunginya. Seharian hanya berbaring seperti orang sakit, Galih merasa seluruh tubuhnya seperti remuk redam. Tidak tahu kenapa Bella hari itu benar-benar manja padanya, bukan hanya melarangnya pergi ke kantor, tapi juga minta ditemani berbaring. Benar-benar hanya berbaring, seperti dua orang dewasa yang tidak punya keinginan kesenangan duniawi. “Belum. Kepalaku masih pusing setiap aku membuka mata.” Jawaban yang sudah beberapa kali Galih dengar sejak siang. “Ini jelas ada yang tidak beres. Aku panggilkan dokter.” Tidak bisa menahan diri lagi, Galih bicara sambil beranjak turun dari ranjang. Kali ini Bella tidak lagi melarang suaminya meninggalkan ranjang. Setelah berjam-jam berada di situasi yang tidak biasa, ia juga mulai curiga. Tidak lama Galih kembali datang, dan langsung memberitahu Bella. “Dokter akan datang sebentar lagi.” Bella hanya mengangguk. Bahkan mengintip pun tidak dilakukan saat me

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   39. Kakak penyelamat

    “Bagaimana kau hidup sebelum datang ke kota untuk menjadi sekretarisku?” Memijat pelan punggung Dyra yang duduk di atas pengakuannya—menatap gelapnya malam lewat kaca jendela yang sudah dibuka, Ghavin masih belum percaya mereka bisa sedekat sekarang.“Dua tahun setelah pertemuan kita, ibuku meninggal. Sampai akhirnya nenek dari mendiang ayahku datang. Mengajakku tinggal bersamanya di kampung berbeda.” Dyra menghela nafas panjang lebih dulu sebelum lanjut bercerita.Setelah ibunya meninggal, Dyra sempat berhenti sekolah lantaran harus bekerja menghidupi dirinya sendiri. Tidak banyak yang bisa ia lakukan, karena untuk melakukan pekerjaan berat juga tenaganya belum mampu. Dyra bekerja di warung kecil yang pemiliknya merupakan teman baik sang ibu. Ia akan mendapat makan tiga kali sehari serta sedikit uang setelah seharian bekerja.Tidak hanya mencuci piring, Dyra juga ditugaskan mengantar pesanan pelanggan yang tidak bisa datang ke warung. Berun

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   38. Pura-pura bahagia

    “Lumpuhkan anak buahnya yang paling berpengaruh. Jika dia tidak mau diajak berdamai, habisi tanpa melibatkan orang terdekatnya.” Ghavin langsung memberi ultimatum. “Mas.” Mendengar suara Dyra baru melewati pintu membawa nampan, Ghavin seketika bangkit dan langsung memutus panggilan bahkan ketika orang di seberang sana masih bicara. “Aku buatkan kopi untukmu.“ Dyra bicara sambil berjalan mendekati meja kerja suaminya. Ghavin lantas berjalan memutar setelah meletakkan ponsel ke atas meja. “Terima kasih.” Begitu sudah berdiri di depan Dyra, ia ambil alih nampan dari tangan sang istri dan memindahkanya ke atas meja kerjanya. Setelahnya membawa tubuh Dyra ke dalam pelukannya. “Maafkan aku.” “Maaf untuk apa lagi?” Dyra pura-pura tidak tahu. Sambil membalas pelukan Ghavin, Dyra tengah menghirup dalam-dalam aroma maskulin lelakinya. Ia sedang berdamai dengan keadaan. Meleburkan kemarahan pada orang-orang serakah yang telah merebut miliknya lewat pelukan hangat Ghavin. Sekarang Dyr

DMCA.com Protection Status