Share

30. Bersandiwara

Penulis: Damaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-21 23:45:44
Suara decitan ban dan benturan keras membuat Dyra reflek menoleh ke belakang. Terkejut melihat mobil Romi terperosok keluar jalur, Dyra segera menghentikan kendaraannya. Biar bagaimanapun ia tetap tidak tega jika sesuatu sampai terjadi pada Romi.

“Romi! Ada apa?” Dyra berseru begitu keluar. Tapi belum sempat ia mendekat, beberapa pria bermunculan dari semak-semak yang gelap di tepi jalan. “Astaga! Siapa mereka?”

“Cepat pergi! Aku baik-baik saja!” seruan Romi menyentak Dyra yang masih tertegun melihat pria-pria itu sudah berdiri sejajar memotong jalan, seketika menenggelamkan tubuh pendek Romi dibalik tinggi mereka yang menjulang.

“Kamu dimana Mas?” Tapi Dyra justru mencemaskan Ghavin, khawatir pria-pria itu sengaja Romi datangkan untuk mencelakai suaminya.

“Cepat pergi Dyra!” seru Romi lagi dan berhasil menyentak Dyra yang masih memperhatikan sekitar. Sorot lampu dari mobilnya yang lurus ke depan, serta sorot mobil Romi yang menghantam pohon besar bisa menjadi sumber penerangan. W
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   31. Brankas

    Merasa harga dirinya tercabik setelah kerah kemejanya ditarik paksa seorang bawahan, Romi mengeluarkan senjata dari balik pinggangnya lantas di arahkan tepat ke kepala pria itu. “Aku benci tubuhku disentuh manusia rendahan sepertimu!” Dengan mulut berdesis marah Romi menegaskan perbedaan diantara mereka. “Sama sepertimu, mereka juga sangat sensitif pada siapapun yang berani merendahkan aku. ”Ghavin menyingkirkan moncong senjata Romi menjauhi dahi bawahannya. “Kita memang sudah sepakat kerjasama, tapi kau juga harus ingat! Tanpa aku kau tidak akan mendapat akses semudah itu sekalipun bersama istrinya.” Sebenarnya Romi tahu, hanya saja ia tidak mau mengakuinya. Bisa dengan mudah menemui Ghavin tanpa adanya pemeriksaan lebih dulu, sudah pasti ada campur tangan pria di depannya itu. Tapi sekali lagi, Romi bukanlah jenis manusia yang bisa menghargai hasil dari jerih payah manusia lain. “Aku tegaskan! Jangan terlalu percaya diri uangmu bisa mengendalikan aku dan orang-orangku! Kita ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   32. Tamu tak diundang

    Ghavin memutuskan berhenti ketika ponsel di saku atas terus bergetar, berpikir mungkin saja Dyra yang menghubunginya, ia buru-buru memastikan. Tetapi ketika bukan panggilan masuk ataupun notifikasi pesan, ia segera memasukan lagi ponsel ke dalam saku lantas memutar kendaraannya dan melesat kencang. Padahal kurang dari lima menit lagi Ghavin sudah sampai rumah, tapi ternyata pilih kembali membelah jalan raya dengan motornya. Kendati tahu tamu tak diundang itu hanya akan mendapatkan kekecewaan, tetapi atas keberanian mereka Ghavin merasa perlu memberi kejutan. Terus berkendara di jalan yang mulai sepi, Ghavin tampak begitu lihai mengendalikan kuda besinya. Kemampuan yang sebenarnya pilih ia pendam selama ini, lantaran tidak pernah mendapat persetujuan orang tua, terutama mendiang sang ibu yang mengatakan kendaraan roda dua lebih beresiko. Padahal yang Ghavin rasakan dengan mengendarai motor ia bisa mempersingkat waktu. Bisa lebih mudah mendahului kendaraan lain. Setelah hampir satu j

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   33. Gadis kecil

    “Mas baru kembali? Jam berapa sekarang?” Dyra bertanya setelah mengangkat kepala, memastikan apakah yang berbaring di depannya benar Ghavin—suaminya.“Sudah hampir pagi, Sayang.” Ghavin mengulurkan tangan di bawah ceruk leher Dyra dan membawa tubuh itu ke dalam pelukannya. Setelah kembali dan membersihkan diri, Ghavin memutuskan langsung naik ke atas ranjang. Masuk ke dalam selimut yang sama dengan sang istri, hal yang sekarang paling membuatnya nyaman dan tenang. “Apa dia berulah?” Dyra menganggap Ghavin pulang terlambat lantaran Romi yang menahannya.“Sebenarnya aku baru dari kantor.” Tapi begitu tahu bukan Romi penyebabnya, Dyra yang cemas kembali mendongak. Menatap wajah Ghavin yang ternyata sedang memperhatikan langit-langit kamar. “Apa sesuatu terjadi?”Mengetahui Ghavin mengangguk sambil mengeratkan dekapannya, Dyra menegang. Kali ini berubah khawatir dirinya telah melakukan kesalahan tanpa disadari. “Marissa dan ibunya berusaha mencuri dokumen penting yang aku simpan di kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   34. Sepasang kaki

    Sebagai pria sejati yang memegang teguh ucapannya, hari itu setelah lebih dari sepuluh tahun Ghavin kembali datang mencari gadis kecilnya. Namun ternyata, setelah sepuluh tahun berlalu, banyak perubahan yang membuatnya bingung, dan menganggap telah tersesat. Setelah menemukan palang pembatas yang diyakini menjadi tempat pertemuan pertama mereka dulu, Ghavin pilih mengambil jalan lurus menurut ingatannya. Akan tetapi sampai tiba di ujung jalan, Ghavin tidak menemukan lagi deretan hunian sederhana tempat tinggal gadisnya. Sekarang hanya ada satu bangunan dan menghadap jalan raya—membelakangi dirinya. Tidak tahu harus bertanya pada siapa, mengingat tidak ada siapapun disana, Ghavin akhirnya memutuskan mendatangi bangunan tersebut yang ternyata kios buah. “Permisi..” Begitu mendekat Ghavin segera bertanya pada pemilik buah yang seketika bangkit dari kursinya.“Mau buah yang mana, Dek?” Sushmita berpikir saat itu Ghavin datang untuk membeli dagangannya. Tapi ternyata kekecewaan yang ia d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   35. Dua lawan satu

    Galih masih memperhatikan puluhan heels yang tersusun rapi di lemari besar di depannya, dan kedua daun pintunya sudah dibuka lebar. Kendati matanya masih menyusuri satu-persatu heels koleksi sang istri, tapi hati kecilnya terus berharap apa yang dicari tidak ada disana. Dalam kata lain pemilik heels di video itu bukanlah istrinya. Kalimat yang sering Bella katakan ketika marah melihat Ghava bersama Dyra dulu, memicu berspekulasi negatif dalam dirinya. Sehingga dugaan itu muncul mengingat heels seperti bagian hidup Bella yang glamor.“Besar harapanku bukan kau yang melakukannya. Karena sekalipun itu kau, aku pasti akan memihak mereka, dan membuatmu mendapat balasan yang sepadan.”Namun, di tengah kondisi harap-harap cemas, Galih dikejutkan dengan kemunculan Bella yang berlari menuju kamar mandi. Tadinya Galih mengabaikan, menganggap sang istri tengah terdesak oleh hajatnya, tapi ternyata ia tetap panik saat mendengar suara… “Apa kau sakit?” Galih membantu memijat tengkuk Bella yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   36. Siapa lebih tahu

    Dyra membalas tindakan kasar Marissa dengan menancapkan tumit heelsnya di kaki wanita itu yang seketika mengaduh kesakitan, sehingga cengkraman rambutnya pun terlepas.“Sayang.. apa kau terluka?” Sushmita panik memastikan kaki depan putrinya yang memerah. “Kau sangat keterlaluan! Wanita sialan! Tidak tahu diri!” Sushmita mengumpat marah pada Dyra.Tapi Dyra tidak peduli. Ia yang sudah kembali tenang hanya mengibaskan rambut ke belakang. “Seharusnya kalimat itu aku ucapkan untuk kalian!” Kali ini Dyra tidak bisa menahan diri lagi. Bahkan belum juga Marissa berdiri dengan sempurna, Dyra bergerak cepat melayangkan tamparan keras di pipi Marissa. “Itu untuk keluguan palsumu!” Plak! Tamparan kedua Dyra berikan di pipi Marissa yang lain. “ Dan itu untukmu yang sudah merebut apa yang seharusnya menjadi milikku.”Murka putrinya mendapat dua tamparan secara bersamaan, Sushmita mendorong kuat Dyra hingga terjatuh di dekat meja sofa.“Kau sadar dengan apa yang sudah kau katakan, Jalang?” Sushmit

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   37. Kabar bahagia

    Setelah pria bertopeng itu menemui dirinya dan mengatakan ada dipihaknya untuk menghancurkan G2 Group khususnya keturunan Pramana, sebenarnya Romi tidak percaya begitu saja. Sebelum mengetahui wajah dibalik topeng itu, ia merasa belum tenang. Karena selain misterius, pria itu bisa saja hanya ingin menjebaknya dengan membuat tak tik licik. Karena itu begitu mendapat informasi pria bertopeng tinggal di tengah hutan, Romi dengan beberapa anak buahnya langsung meluncur malam itu juga. Mereka tidak peduli meski harus memasuki hutan saat hari sudah pagi. Setelah melakukan pengintaian, dan tidak melihat pergerakan dari dalam rumah gubuk tersebut, Romi langsung bergerak. Naasnya, setelah melubangi pintu dengan banyak timas panas, sebelum akhirnya jebol oleh tendangan salah satu anak buah Romi, ternyata di dalam tidak ada siapapun. Rumah itu hanya gubuk reyot yang tak terawat. Sempat terkejut saat diberitahu ada mayat di dekat gubuk, Romi justru semakin terkejut saat tahu mayat itu tiba-tib

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   38. Pura-pura bahagia

    “Lumpuhkan anak buahnya yang paling berpengaruh. Jika dia tidak mau diajak berdamai, habisi tanpa melibatkan orang terdekatnya.” Ghavin langsung memberi ultimatum. “Mas.” Mendengar suara Dyra baru melewati pintu membawa nampan, Ghavin seketika bangkit dan langsung memutus panggilan bahkan ketika orang di seberang sana masih bicara. “Aku buatkan kopi untukmu.“ Dyra bicara sambil berjalan mendekati meja kerja suaminya. Ghavin lantas berjalan memutar setelah meletakkan ponsel ke atas meja. “Terima kasih.” Begitu sudah berdiri di depan Dyra, ia ambil alih nampan dari tangan sang istri dan memindahkanya ke atas meja kerjanya. Setelahnya membawa tubuh Dyra ke dalam pelukannya. “Maafkan aku.” “Maaf untuk apa lagi?” Dyra pura-pura tidak tahu. Sambil membalas pelukan Ghavin, Dyra tengah menghirup dalam-dalam aroma maskulin lelakinya. Ia sedang berdamai dengan keadaan. Meleburkan kemarahan pada orang-orang serakah yang telah merebut miliknya lewat pelukan hangat Ghavin. Sekarang Dyr

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   73. Gugur

    “Apa yang terjadi?” Galih bertanya pelan sambil menyentuh kepalanya yang terasa berdenyut. Ia masih bingung dengan kondisi sekitar. Terlebih berada di tempat yang sepertinya kabin kapal, pun melihat banyak mayat bergeletakan di lantai. Belum lagi keberadaan Ghavin bersama Dyra serta kedua kaki tangan sang kakak. Bukan hanya sepertinya, tapi sudah pasti sesuatu yang mengerikan baru saja terjadi. Tapi kenapa ia tidak bisa mendengar apapun tadi? Jika hanya tertidur, terlalu mustahil suara tembakan yang jelas berkali-kali tidak terdengar olehnya. Lantas, apa yang terjadi pada dirinya dan sudah berapa lama ia tertidur?Galih masih berusaha mengingat. Tapi tetap saja hanya ketika ia berada di villa Darwin dan saat bersama pria itu yang berhasil diingat.“Syukurlah kau sudah sadar.” Dyra segera mendekat karena memang jaraknya paling dekat dengan Galih yang sedang berusaha menegakkan punggung.“Kenapa kita bisa disini, dan dimana Bella?” Galih masih dibuat bingung dengan situasi yang terjadi

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   72. Kejutan bertubi-tubi

    “Setidaknya makanlah sedikit agar pencernaanmu bisa bekerja.” Tuan Prabu tetap bicara lembut meski Marissa terus mengabaikannya. Tidak juga berniat menyentuh satupun menu yang tersaji di meja makan. “Kau bisa sakit jika masih saja keras kepala.” Marissa tetap mengunci rapat-rapat mulutnya. Ia tidak peduli akan tubuhnya, kekesalan terhadap pria dewasa di depannya itu justru membuatnya bertindak bodoh dengan mogok makan. Melirik sebentar Marissa yang bergeming, Tuan Prabu lantas memanggil seorang pria yang langsung berlari dari arah dapur. “Iya, Tuan.”“Katakan pada asisten Marissa, mulai hari ini dia dibebastugaskan.” Pernyataan Tuan Prabu mengundang reaksi Marissa yang langsung menajamkan mata, pun berkata tegas. “Kau tidak tahu apapun tentang pekerjaanku! Berhenti mencampuri sesuatu yang bukan urusanmu!”“Kau akan kembali hidup denganku, untuk itu semua waktumu hanya untukku. Kau juga harus tahu, aku tidak suka istriku berlenggak-lenggok di depan kamera memamerkan lekuk tubuhnya!”

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   71. Tentang rasa

    “Bagaimana kondisi Bella, Pa? Apa dia masih sering mual?” Mia bertanya pada suaminya yang hendak merangkak naik ke ranjang.“Sepertinya sudah tidak lagi.” Darwin menjawab tak acuh sambil berbaring.“Papa yakin mereka baik-baik saja disana?” “Aku melihat keraguan di wajahmu?” Seketika Mia terhenyak mendapati tatapan curiga sang suami. “Apa yang kau pikirkan tentangku?” “Tidak ada. Mama hanya ingin tahu apakah Galih dan Bella betah di villa Papa, itu saja?” “Aku tidak suka caramu menatapku, Mia!” protes Darwin. “Kau seperti tidak mempercayai suamimu sendiri!” Alih-alih memberi jawaban seperti yang Mia inginkan, Darwin malah bicara ketus.Melihat sikap suaminya yang dianggap terlalu sensitif, Mia langsung menghela nafas pelan, dan memutuskan untuk tidak bertanya lagi. Mungkin mencoba segera tidur lebih baik daripada terus memikirkan apa penyebab suaminya bisa sekritis sekarang. Walaupun nyatanya, hati seorang ibu belum bisa tenang sebelum mendengar suara putri yang dikhawatirkan. Sej

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   70. Keputusan bijak

    “Dyra?” Bukan hanya terkejut, Ghavin bahkan sampai ternganga melihat Dyra berlari ke arahnya. Belum sepenuhnya percaya yang dilihat itu benar istrinya, Ghavin beralih pandang pada Derry meminta pendapat mungkin saja telah salah mengenali. “Mas.. aku sangat mencemaskanmu.” Naasnya, belum sempat mendengar jawaban Derry, suara Dyra yang sudah ada di dekatnya lebih dulu menarik perhatian Ghavin lagi. “Sayang, aku hampir tidak percaya kau bisa menyusul kemari. Tempat ini sangat berbahaya.” Ternyata selain terkejut Ghavin juga merasakan kecemasan luar biasa dengan Dyra menyusul ke kandang musuh. Jika hanya dirinya, sekalipun melewati lautan api ia tidak akan gentar, tapi sekarang? Dengan adanya Dyra bersamanya di tempat berbahaya, timbul ketidakpercayaan diri. Khawatir tidak bisa melindungi sang istri. Belum lagi dengan kondisi Galih yang belum juga sadar. “Aku tahu, karen

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   69. Terpaksa berbohong

    “Tumben Ghavin belum keluar?” Martin bertanya sambil memperhatikan Dyra mengisi menu sarapan di piringnya.“Sebenarnya Mas Ghavin semalam pergi keluar kota, Pa. Ada pekerjaan mendadak yang mengharuskan kedatangannya. Mungkin besok atau lusa akan kembali.” Dyra tetap tenang menjelaskan, biar bagaimanapun ia tidak ingin membuat Martin cemas, apalagi sampai tahu keributan semalam.“Tidak biasanya dia berangkat malam, apalagi pergi tanpa memberitahu papa? Apa ada yang mendesak?”Ternyata Martin tetap berpikir kritis. Sebab, tidak biasanya Ghavin pergi tanpa pamit padanya, apalagi jika itu untuk urusan pekerjaan. “Sepertinya begitu. Karena memang Mas Ghavin terlihat buru-buru semalam.” Dyra harus terlihat meyakinkan meski sebenarnya ia sendiri dirundung kecemasan. “Dan hari ini aku titip Megan pada Papa, karena Mas Ghavin memintaku menghadiri meeting penting.”Dyra terpaksa merangkai kebohongan demi menjaga kesehatan Martin, ia juga harus mati-matian menekan kecemasannya lantaran bukan h

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   68. Overparenting

    “Ada asap!” seru Ghavin mengejutkan Derry yang langsung ikut menatap ke arah jendela. Ternyata benar dari celah atas jendela yang tertutup rapat muncul asap tipis. “Sepertinya ada api.” Ghavin memberitahu, dan mulai mencurigai sesuatu.Sementara Derry langsung mengeluarkan senjata, Ghavin bergegas memastikan keluar jendela, dan bisa melihat beberapa pria tengah menyiramkan cairan ke sisi villa yang lain. Sedangkan dari bawah jendela tempat ia mengintip, sudah tersulut api. “Bajingan! Kita harus segera keluar dari disini,” geram Ghavin.“Kita tidak punya cara lain, Tuan.” Derry bicara dengan ujung senjatanya sudah merapat ke pengait rantai yang ada di sandaran ranjang, berharap bisa terlepas.Ghavin hanya bisa pasrah menyaksikan Derry memutus rantai dengan caranya sendiri. Beruntungnya pria kepercayaannya itu selalu dilengkapi senjata mematikan yang tidak menimbulkan suara. Sehingga sekarang aksi pembebasan Galih tidak terdengar sampai ke telinga mereka yang ada di luar. “Silahkan A

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   67. Dipasung

    Dyra belum tahu jika Ghavin tidak ada di rumah. Menganggap mungkin sang suami masih ada pekerjaan di ruang kerjanya. Ia yang tiba-tiba terbangun langsung pergi ke kamar putrinya tanpa memastikan waktu lebih dulu. Tidak tahu kenapa malam itu Dyra merasa tidak tenang. Gelisah seakan sesuatu yang buruk bakal terjadi. Setelah mengetahui Megan baru kembali tertidur setelah menyusu, Dyra segera keluar—-membiarkan pengasuh putrinya untuk kembali tidur.Namun, setibanya Dyra di ruang tengah—hendak kembali ke kamar, suara gaduh dari arah luar memaksanya berhenti untuk memastikan. Ia juga tidak ragu segera menyingkap hordeng di jendela, tapi betapa terkejut dirinya mendapati di halaman depan ada banyak pria tengah berkelahi layaknya film action. Saling menyerang, dan adu kekuatan. Benak Dyra seketika dibuat berpikir buruk, sudah pasti kubu Ghavin tengah menghadang kubu Romi yang berniat mencelakai keluarganya. Dyra lantas kembali mengintip guna memastikan apakah suaminya ikut dalam perkelahian

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   66. Pulau pengasingan

    “Aku tidak mau disini! Buka pintunya!” Di tengah malam ketika orang lain sedang tertidur lelap, Marissa justru menggedor pintu sambil terus berteriak kesetanan. Ia marah begitu kesadarannya kembali dan berniat meninggalkan kamar, ternyata seseorang telah mengunci pintu dari luar. “Brengsek! Aku pastikan akan membunuh siapapun yang berani mengurungku disini!” makinya sekali lagi. Sebenarnya Tuan Prabu yang ada di kamar sebelah bisa mendengar jelas suara Marissa, tetapi memilih tak acuh dengan tetap membaca buku di tangannya. “Buka!” teriak Marissa lagi. Tapi begitu sadar tidak juga ada jawaban, ia berubah cemas. Bagaimana jika dirinya hanya sendiri di tempat tersebut? Marissa lantas berbalik badan, memilih kembali duduk di tepi ranjang dengan benak yang terus dibuat bertanya-tanya, siapa yang telah membawanya ke tempat sialan itu. Tapi tiba-tiba ia ingat kemunculan wanita berpakaian serba hitam, dan membawanya paksa meninggalkan klub pagi tadi. Yah! Marissa tidak lupa, wanit

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   65. Menuju pulau

    Ghavin tiba di pelabuhan penyebrangan menuju pulau xxx lebih dulu dibanding Janur dan yang lain. Melihat kapal yang diyakini sebagai transportasi menuju pulau bersandar di dermaga, Ghavin masih harus waspada. Bukan tidak mungkin ada banyak jebakan di sekitarnya. Ternyata dugaan Ghavin selama ini benar, Darwin tidak sebaik yang terlihat. Bahkan lebih licik dari Romi putranya.Turun dari kendaraan roda duanya Ghavin memperhatikan sekitar yang tampak sepi. Karena memang pelabuhan bukan diperuntukkan untuk komersial, melainkan milik pribadi dan Ghavin tahu bagian dari aset keluarga Darwin. “Tuan,” Ghavin tersentak dengan panggilan pelan itu, ternyata Derry sudah ada di belakangnya. “Saya sudah memeriksa semua tempat ini, dan bisa saya pastikan tidak ada penjagaan sampai di dalam kapal.”“Tapi kita tetap harus berhati-hati, terlalu mustahil Darwin membiarkan orang lain memasuki tempatnya.” Peringatan yang langsung Derry balas tegas. “Baik, Tuan.” Selain mengenakan jaket anti peluru sepe

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status