Share

36. Siapa lebih tahu

Penulis: Damaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-28 23:42:03

Dyra membalas tindakan kasar Marissa dengan menancapkan tumit heelsnya di kaki wanita itu yang seketika mengaduh kesakitan, sehingga cengkraman rambutnya pun terlepas.

“Sayang.. apa kau terluka?” Sushmita panik memastikan kaki depan putrinya yang memerah. “Kau sangat keterlaluan! Wanita sialan! Tidak tahu diri!” Sushmita mengumpat marah pada Dyra.

Tapi Dyra tidak peduli. Ia yang sudah kembali tenang hanya mengibaskan rambut ke belakang. “Seharusnya kalimat itu aku ucapkan untuk kalian!” Kali ini Dyra tidak bisa menahan diri lagi. Bahkan belum juga Marissa berdiri dengan sempurna, Dyra bergerak cepat melayangkan tamparan keras di pipi Marissa. “Itu untuk keluguan palsumu!” Plak! Tamparan kedua Dyra berikan di pipi Marissa yang lain. “ Dan itu untukmu yang sudah merebut apa yang seharusnya menjadi milikku.”

Murka putrinya mendapat dua tamparan secara bersamaan, Sushmita mendorong kuat Dyra hingga terjatuh di dekat meja sofa.

“Kau sadar dengan apa yang sudah kau katakan, Jalang?” Sushmit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   37. Kabar bahagia

    Setelah pria bertopeng itu menemui dirinya dan mengatakan ada dipihaknya untuk menghancurkan G2 Group khususnya keturunan Pramana, sebenarnya Romi tidak percaya begitu saja. Sebelum mengetahui wajah dibalik topeng itu, ia merasa belum tenang. Karena selain misterius, pria itu bisa saja hanya ingin menjebaknya dengan membuat tak tik licik. Karena itu begitu mendapat informasi pria bertopeng tinggal di tengah hutan, Romi dengan beberapa anak buahnya langsung meluncur malam itu juga. Mereka tidak peduli meski harus memasuki hutan saat hari sudah pagi. Setelah melakukan pengintaian, dan tidak melihat pergerakan dari dalam rumah gubuk tersebut, Romi langsung bergerak. Naasnya, setelah melubangi pintu dengan banyak timas panas, sebelum akhirnya jebol oleh tendangan salah satu anak buah Romi, ternyata di dalam tidak ada siapapun. Rumah itu hanya gubuk reyot yang tak terawat. Sempat terkejut saat diberitahu ada mayat di dekat gubuk, Romi justru semakin terkejut saat tahu mayat itu tiba-tib

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   38. Pura-pura bahagia

    “Lumpuhkan anak buahnya yang paling berpengaruh. Jika dia tidak mau diajak berdamai, habisi tanpa melibatkan orang terdekatnya.” Ghavin langsung memberi ultimatum. “Mas.” Mendengar suara Dyra baru melewati pintu membawa nampan, Ghavin seketika bangkit dan langsung memutus panggilan bahkan ketika orang di seberang sana masih bicara. “Aku buatkan kopi untukmu.“ Dyra bicara sambil berjalan mendekati meja kerja suaminya. Ghavin lantas berjalan memutar setelah meletakkan ponsel ke atas meja. “Terima kasih.” Begitu sudah berdiri di depan Dyra, ia ambil alih nampan dari tangan sang istri dan memindahkanya ke atas meja kerjanya. Setelahnya membawa tubuh Dyra ke dalam pelukannya. “Maafkan aku.” “Maaf untuk apa lagi?” Dyra pura-pura tidak tahu. Sambil membalas pelukan Ghavin, Dyra tengah menghirup dalam-dalam aroma maskulin lelakinya. Ia sedang berdamai dengan keadaan. Meleburkan kemarahan pada orang-orang serakah yang telah merebut miliknya lewat pelukan hangat Ghavin. Sekarang Dyr

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   39. Kakak penyelamat

    “Bagaimana kau hidup sebelum datang ke kota untuk menjadi sekretarisku?” Memijat pelan punggung Dyra yang duduk di atas pengakuannya—menatap gelapnya malam lewat kaca jendela yang sudah dibuka, Ghavin masih belum percaya mereka bisa sedekat sekarang.“Dua tahun setelah pertemuan kita, ibuku meninggal. Sampai akhirnya nenek dari mendiang ayahku datang. Mengajakku tinggal bersamanya di kampung berbeda.” Dyra menghela nafas panjang lebih dulu sebelum lanjut bercerita.Setelah ibunya meninggal, Dyra sempat berhenti sekolah lantaran harus bekerja menghidupi dirinya sendiri. Tidak banyak yang bisa ia lakukan, karena untuk melakukan pekerjaan berat juga tenaganya belum mampu. Dyra bekerja di warung kecil yang pemiliknya merupakan teman baik sang ibu. Ia akan mendapat makan tiga kali sehari serta sedikit uang setelah seharian bekerja.Tidak hanya mencuci piring, Dyra juga ditugaskan mengantar pesanan pelanggan yang tidak bisa datang ke warung. Berun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   40. Mual

    “Apa sudah merasa lebih baik?” Galih bertanya seraya menoleh Bella yang memungunginya. Seharian hanya berbaring seperti orang sakit, Galih merasa seluruh tubuhnya seperti remuk redam. Tidak tahu kenapa Bella hari itu benar-benar manja padanya, bukan hanya melarangnya pergi ke kantor, tapi juga minta ditemani berbaring. Benar-benar hanya berbaring, seperti dua orang dewasa yang tidak punya keinginan kesenangan duniawi. “Belum. Kepalaku masih pusing setiap aku membuka mata.” Jawaban yang sudah beberapa kali Galih dengar sejak siang. “Ini jelas ada yang tidak beres. Aku panggilkan dokter.” Tidak bisa menahan diri lagi, Galih bicara sambil beranjak turun dari ranjang. Kali ini Bella tidak lagi melarang suaminya meninggalkan ranjang. Setelah berjam-jam berada di situasi yang tidak biasa, ia juga mulai curiga. Tidak lama Galih kembali datang, dan langsung memberitahu Bella. “Dokter akan datang sebentar lagi.” Bella hanya mengangguk. Bahkan mengintip pun tidak dilakukan saat me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   41. Tiba-tiba pergi

    “Boleh aku masuk?” Dyra langsung meringis mual, dan tiba-tiba kakinya reflek bergerak mundur satu langkah. Dari jarak kurang lebih dua meter saja, aroma alkohol sudah sangat menyengat ketika Romi bicara. Tidak tahu berapa banyak pria itu menegakkan cairan perusak akal sehat. Tapi yang pasti, sekarang Dyra mendadak mual. Ia benci aroma itu. “Tidak! Kau sedang mabuk, dan aku tidak suka!” tolak Dyra tegas. Ia juga sudah akan menutup pintu tapi dengan cepat Romi menahannya. “Setidaknya hargai perjuanganku mencari tempat tinggalmu.” “Itu urusanmu!” Dyra mendorong Romi agar menjauh. Namun, ketika hendak kembali menutup pintu, Romi bisa lebih dulu menyelinap dan akhirnya berhasil masuk. “Kau!” Dyra berubah tegang sambil susah payah menelan salivanya melihat Romi terus mengikis jarang diantara mereka. “Stop! Berhenti disana! Atau aku akan memanggil pelayan untuk mengusirmu!” Tapi peringatan Dyra sama sekali tidak Romi hiraukan. Kakinya tetap melangkah maju. Sampai kemudian.. “B

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   42. Dua raga dalam satu rasa

    Dyra masih bertanya-tanya saat melihat Ghavin membuka topeng setelah turun dari mobilnya, dan sepertinya tidak tahu sedang diperhatikan. Sebenarnya bukan dari mana suaminya itu pergi yang Dyra cemaskan, melainkan melihat banyaknya noda darah di jaket denim yang Ghavin kenakan memunculkan berbagai dugaan buruk di kepala.Baru ketika sudah membuka pintu kaca, Ghavin yang sejak tadi berjalan menunduk terkejut mengetahui keberadaan Dyra. “Sayang! Sejak kapan kau disini?” Ghavin berusaha tetap tenang meski sebenarnya was-was Dyra akan takut padanya.“Kenapa bisa ada banyak darah disini? Apa Mas terluka?” Alih-alih menjawab, Dyra malah melontarkan pertanyaan yang membuat Ghavin ragu untuk langsung menjawab. Terlebih ketika tahu, tidak hanya tangan Dyra yang bergetar saat meraba jaketnya yang banyak noda darah, tetapi juga disertai bulir bening yang ikut merangsek keluar. Ghavin jadi tahu Dyra sedang mencemaskan dirinya.Dyra terlalu takut membayangkan sesuatu yang buruk menimpa suaminya. M

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   1. Egois

    Kedua tangan Dyra yang tertaut di atas pangkuan basah oleh keringat. Jantungnya berdetak kencang menunggu persetujuan yang tak kunjung ayah mertuanya berikan. Terlebih kehadiran Ghavin membuatnya semakin tidak nyaman sekaligus cemas, Martin bakal melarangnya pergi. “Kamu yakin dengan keputusanmu, Nak?” Martin merasa perlu memastikan, walaupun sudah jelas terlihat keseriusan di wajah Dyra. Akhirnya setelah cukup lama bungkam, suara pelan Martin dianggap seperti angin segar. Dyra lantas mengangguk yakin. Keinginannya hanya pergi dari rumah mewah Pramana agar bisa memulai hidup baru. “Iya, Pa. Aku sudah memikirkannya matang-matang. Aku hanya ingin menata hati dan melanjutkan hidup di kampung bersama Megan.” Dyra menjelaskan. Namun, baru saja menutup mulut, suara Ghavin menyentak Dyra yang seketika beralih pandang. “Kau tidak boleh membawa Megan. Jika ingin pergi, pergi saja sendiri!” Terkejut dengan larangan Ghavin, Dyra menyela tidak terima. “Apa maksud Mas mengatakan itu?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   2. Kesepakatan

    Ghavin berjalan tergesa menuju beranda samping untuk menerima panggilan. Panggilan yang sangat penting sampai ia harus menjauh agar tidak ada yang ikut mendengar. Pernikahan kedua Ghavin bersama Dyra sudah terjadi dua jam lalu. Sekarang Dyra sah menjadi istri kedua Ghavin Pramana. Tapi meski waktu sudah berlalu selama itu, Dyra belum beranjak dari sofa—-masih tercenung dengan pikiran berkelana jauh tak tentu arah. Beralih ke stroller Megan, senyum tipis terukir kala melihat malaikat kecilnya sedang tertidur pulas. Bayi itu benar-benar cantik dan menggemaskan. Mewarisi hampir seratus persen paras papanya. Dyra yang mengandung serta melahirkan saja nyaris tidak kebagian. Hanya rambut Megan yang seperti miliknya, keriting ikal. “Kamu alasan mama melakukan ini, Nak. Mama berharap sudah menentukan keputusan yang tepat untuk masa depanmu,” ujar Dyra pelan. “Ghavin!” Teriakan dari arah pintu utama mengejutkan Dyra juga Megan yang langsung terbangun dan menangis. Bahkan Martin yang ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   42. Dua raga dalam satu rasa

    Dyra masih bertanya-tanya saat melihat Ghavin membuka topeng setelah turun dari mobilnya, dan sepertinya tidak tahu sedang diperhatikan. Sebenarnya bukan dari mana suaminya itu pergi yang Dyra cemaskan, melainkan melihat banyaknya noda darah di jaket denim yang Ghavin kenakan memunculkan berbagai dugaan buruk di kepala.Baru ketika sudah membuka pintu kaca, Ghavin yang sejak tadi berjalan menunduk terkejut mengetahui keberadaan Dyra. “Sayang! Sejak kapan kau disini?” Ghavin berusaha tetap tenang meski sebenarnya was-was Dyra akan takut padanya.“Kenapa bisa ada banyak darah disini? Apa Mas terluka?” Alih-alih menjawab, Dyra malah melontarkan pertanyaan yang membuat Ghavin ragu untuk langsung menjawab. Terlebih ketika tahu, tidak hanya tangan Dyra yang bergetar saat meraba jaketnya yang banyak noda darah, tetapi juga disertai bulir bening yang ikut merangsek keluar. Ghavin jadi tahu Dyra sedang mencemaskan dirinya.Dyra terlalu takut membayangkan sesuatu yang buruk menimpa suaminya. M

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   41. Tiba-tiba pergi

    “Boleh aku masuk?” Dyra langsung meringis mual, dan tiba-tiba kakinya reflek bergerak mundur satu langkah. Dari jarak kurang lebih dua meter saja, aroma alkohol sudah sangat menyengat ketika Romi bicara. Tidak tahu berapa banyak pria itu menegakkan cairan perusak akal sehat. Tapi yang pasti, sekarang Dyra mendadak mual. Ia benci aroma itu. “Tidak! Kau sedang mabuk, dan aku tidak suka!” tolak Dyra tegas. Ia juga sudah akan menutup pintu tapi dengan cepat Romi menahannya. “Setidaknya hargai perjuanganku mencari tempat tinggalmu.” “Itu urusanmu!” Dyra mendorong Romi agar menjauh. Namun, ketika hendak kembali menutup pintu, Romi bisa lebih dulu menyelinap dan akhirnya berhasil masuk. “Kau!” Dyra berubah tegang sambil susah payah menelan salivanya melihat Romi terus mengikis jarang diantara mereka. “Stop! Berhenti disana! Atau aku akan memanggil pelayan untuk mengusirmu!” Tapi peringatan Dyra sama sekali tidak Romi hiraukan. Kakinya tetap melangkah maju. Sampai kemudian.. “B

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   40. Mual

    “Apa sudah merasa lebih baik?” Galih bertanya seraya menoleh Bella yang memungunginya. Seharian hanya berbaring seperti orang sakit, Galih merasa seluruh tubuhnya seperti remuk redam. Tidak tahu kenapa Bella hari itu benar-benar manja padanya, bukan hanya melarangnya pergi ke kantor, tapi juga minta ditemani berbaring. Benar-benar hanya berbaring, seperti dua orang dewasa yang tidak punya keinginan kesenangan duniawi. “Belum. Kepalaku masih pusing setiap aku membuka mata.” Jawaban yang sudah beberapa kali Galih dengar sejak siang. “Ini jelas ada yang tidak beres. Aku panggilkan dokter.” Tidak bisa menahan diri lagi, Galih bicara sambil beranjak turun dari ranjang. Kali ini Bella tidak lagi melarang suaminya meninggalkan ranjang. Setelah berjam-jam berada di situasi yang tidak biasa, ia juga mulai curiga. Tidak lama Galih kembali datang, dan langsung memberitahu Bella. “Dokter akan datang sebentar lagi.” Bella hanya mengangguk. Bahkan mengintip pun tidak dilakukan saat me

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   39. Kakak penyelamat

    “Bagaimana kau hidup sebelum datang ke kota untuk menjadi sekretarisku?” Memijat pelan punggung Dyra yang duduk di atas pengakuannya—menatap gelapnya malam lewat kaca jendela yang sudah dibuka, Ghavin masih belum percaya mereka bisa sedekat sekarang.“Dua tahun setelah pertemuan kita, ibuku meninggal. Sampai akhirnya nenek dari mendiang ayahku datang. Mengajakku tinggal bersamanya di kampung berbeda.” Dyra menghela nafas panjang lebih dulu sebelum lanjut bercerita.Setelah ibunya meninggal, Dyra sempat berhenti sekolah lantaran harus bekerja menghidupi dirinya sendiri. Tidak banyak yang bisa ia lakukan, karena untuk melakukan pekerjaan berat juga tenaganya belum mampu. Dyra bekerja di warung kecil yang pemiliknya merupakan teman baik sang ibu. Ia akan mendapat makan tiga kali sehari serta sedikit uang setelah seharian bekerja.Tidak hanya mencuci piring, Dyra juga ditugaskan mengantar pesanan pelanggan yang tidak bisa datang ke warung. Berun

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   38. Pura-pura bahagia

    “Lumpuhkan anak buahnya yang paling berpengaruh. Jika dia tidak mau diajak berdamai, habisi tanpa melibatkan orang terdekatnya.” Ghavin langsung memberi ultimatum. “Mas.” Mendengar suara Dyra baru melewati pintu membawa nampan, Ghavin seketika bangkit dan langsung memutus panggilan bahkan ketika orang di seberang sana masih bicara. “Aku buatkan kopi untukmu.“ Dyra bicara sambil berjalan mendekati meja kerja suaminya. Ghavin lantas berjalan memutar setelah meletakkan ponsel ke atas meja. “Terima kasih.” Begitu sudah berdiri di depan Dyra, ia ambil alih nampan dari tangan sang istri dan memindahkanya ke atas meja kerjanya. Setelahnya membawa tubuh Dyra ke dalam pelukannya. “Maafkan aku.” “Maaf untuk apa lagi?” Dyra pura-pura tidak tahu. Sambil membalas pelukan Ghavin, Dyra tengah menghirup dalam-dalam aroma maskulin lelakinya. Ia sedang berdamai dengan keadaan. Meleburkan kemarahan pada orang-orang serakah yang telah merebut miliknya lewat pelukan hangat Ghavin. Sekarang Dyr

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   37. Kabar bahagia

    Setelah pria bertopeng itu menemui dirinya dan mengatakan ada dipihaknya untuk menghancurkan G2 Group khususnya keturunan Pramana, sebenarnya Romi tidak percaya begitu saja. Sebelum mengetahui wajah dibalik topeng itu, ia merasa belum tenang. Karena selain misterius, pria itu bisa saja hanya ingin menjebaknya dengan membuat tak tik licik. Karena itu begitu mendapat informasi pria bertopeng tinggal di tengah hutan, Romi dengan beberapa anak buahnya langsung meluncur malam itu juga. Mereka tidak peduli meski harus memasuki hutan saat hari sudah pagi. Setelah melakukan pengintaian, dan tidak melihat pergerakan dari dalam rumah gubuk tersebut, Romi langsung bergerak. Naasnya, setelah melubangi pintu dengan banyak timas panas, sebelum akhirnya jebol oleh tendangan salah satu anak buah Romi, ternyata di dalam tidak ada siapapun. Rumah itu hanya gubuk reyot yang tak terawat. Sempat terkejut saat diberitahu ada mayat di dekat gubuk, Romi justru semakin terkejut saat tahu mayat itu tiba-tib

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   36. Siapa lebih tahu

    Dyra membalas tindakan kasar Marissa dengan menancapkan tumit heelsnya di kaki wanita itu yang seketika mengaduh kesakitan, sehingga cengkraman rambutnya pun terlepas.“Sayang.. apa kau terluka?” Sushmita panik memastikan kaki depan putrinya yang memerah. “Kau sangat keterlaluan! Wanita sialan! Tidak tahu diri!” Sushmita mengumpat marah pada Dyra.Tapi Dyra tidak peduli. Ia yang sudah kembali tenang hanya mengibaskan rambut ke belakang. “Seharusnya kalimat itu aku ucapkan untuk kalian!” Kali ini Dyra tidak bisa menahan diri lagi. Bahkan belum juga Marissa berdiri dengan sempurna, Dyra bergerak cepat melayangkan tamparan keras di pipi Marissa. “Itu untuk keluguan palsumu!” Plak! Tamparan kedua Dyra berikan di pipi Marissa yang lain. “ Dan itu untukmu yang sudah merebut apa yang seharusnya menjadi milikku.”Murka putrinya mendapat dua tamparan secara bersamaan, Sushmita mendorong kuat Dyra hingga terjatuh di dekat meja sofa.“Kau sadar dengan apa yang sudah kau katakan, Jalang?” Sushmit

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   35. Dua lawan satu

    Galih masih memperhatikan puluhan heels yang tersusun rapi di lemari besar di depannya, dan kedua daun pintunya sudah dibuka lebar. Kendati matanya masih menyusuri satu-persatu heels koleksi sang istri, tapi hati kecilnya terus berharap apa yang dicari tidak ada disana. Dalam kata lain pemilik heels di video itu bukanlah istrinya. Kalimat yang sering Bella katakan ketika marah melihat Ghava bersama Dyra dulu, memicu berspekulasi negatif dalam dirinya. Sehingga dugaan itu muncul mengingat heels seperti bagian hidup Bella yang glamor.“Besar harapanku bukan kau yang melakukannya. Karena sekalipun itu kau, aku pasti akan memihak mereka, dan membuatmu mendapat balasan yang sepadan.”Namun, di tengah kondisi harap-harap cemas, Galih dikejutkan dengan kemunculan Bella yang berlari menuju kamar mandi. Tadinya Galih mengabaikan, menganggap sang istri tengah terdesak oleh hajatnya, tapi ternyata ia tetap panik saat mendengar suara… “Apa kau sakit?” Galih membantu memijat tengkuk Bella yang m

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   34. Sepasang kaki

    Sebagai pria sejati yang memegang teguh ucapannya, hari itu setelah lebih dari sepuluh tahun Ghavin kembali datang mencari gadis kecilnya. Namun ternyata, setelah sepuluh tahun berlalu, banyak perubahan yang membuatnya bingung, dan menganggap telah tersesat. Setelah menemukan palang pembatas yang diyakini menjadi tempat pertemuan pertama mereka dulu, Ghavin pilih mengambil jalan lurus menurut ingatannya. Akan tetapi sampai tiba di ujung jalan, Ghavin tidak menemukan lagi deretan hunian sederhana tempat tinggal gadisnya. Sekarang hanya ada satu bangunan dan menghadap jalan raya—membelakangi dirinya. Tidak tahu harus bertanya pada siapa, mengingat tidak ada siapapun disana, Ghavin akhirnya memutuskan mendatangi bangunan tersebut yang ternyata kios buah. “Permisi..” Begitu mendekat Ghavin segera bertanya pada pemilik buah yang seketika bangkit dari kursinya.“Mau buah yang mana, Dek?” Sushmita berpikir saat itu Ghavin datang untuk membeli dagangannya. Tapi ternyata kekecewaan yang ia d

DMCA.com Protection Status