Share

41. Tiba-tiba pergi

Author: Damaya
last update Last Updated: 2025-01-01 23:54:15
“Boleh aku masuk?”

Dyra langsung meringis mual, dan tiba-tiba kakinya reflek bergerak mundur satu langkah.

Dari jarak kurang lebih dua meter saja, aroma alkohol sudah sangat menyengat ketika Romi bicara. Tidak tahu berapa banyak pria itu menegakkan cairan perusak akal sehat. Tapi yang pasti, sekarang Dyra mendadak mual. Ia benci aroma itu.

“Tidak! Kau sedang mabuk, dan aku tidak suka!” tolak Dyra tegas. Ia juga sudah akan menutup pintu tapi dengan cepat Romi menahannya.

“Setidaknya hargai perjuanganku mencari tempat tinggalmu.”

“Itu urusanmu!” Dyra mendorong Romi agar menjauh.

Namun, ketika hendak kembali menutup pintu, Romi bisa lebih dulu menyelinap dan akhirnya berhasil masuk.

“Kau!” Dyra berubah tegang sambil susah payah menelan salivanya melihat Romi terus mengikis jarang diantara mereka. “Stop! Berhenti disana! Atau aku akan memanggil pelayan untuk mengusirmu!” Tapi peringatan Dyra sama sekali tidak Romi hiraukan. Kakinya tetap melangkah maju. Sampai kemudian..

“B
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   42. Dua raga dalam satu rasa

    Dyra masih bertanya-tanya saat melihat Ghavin membuka topeng setelah turun dari mobilnya, dan sepertinya tidak tahu sedang diperhatikan. Sebenarnya bukan dari mana suaminya itu pergi yang Dyra cemaskan, melainkan melihat banyaknya noda darah di jaket denim yang Ghavin kenakan memunculkan berbagai dugaan buruk di kepala.Baru ketika sudah membuka pintu kaca, Ghavin yang sejak tadi berjalan menunduk terkejut mengetahui keberadaan Dyra. “Sayang! Sejak kapan kau disini?” Ghavin berusaha tetap tenang meski sebenarnya was-was Dyra akan takut padanya.“Kenapa bisa ada banyak darah disini? Apa Mas terluka?” Alih-alih menjawab, Dyra malah melontarkan pertanyaan yang membuat Ghavin ragu untuk langsung menjawab. Terlebih ketika tahu, tidak hanya tangan Dyra yang bergetar saat meraba jaketnya yang banyak noda darah, tetapi juga disertai bulir bening yang ikut merangsek keluar. Ghavin jadi tahu Dyra sedang mencemaskan dirinya.Dyra terlalu takut membayangkan sesuatu yang buruk menimpa suaminya. M

    Last Updated : 2025-01-02
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   43. Keseriusan palsu

    “Aku minta maaf belum bisa mengunjungi Nyonya Sushmita sampai dengan hari ini.” Saat Marissa menoleh padanya, Romi langsung menunjukkan gelas di tangannya yang masih menyisakan sedikit cairan merah beraroma khas pada Marissa. “Mau minum?” “Tidak!” Marissa menjawab cepat. “Setidaknya jangan tunjukan wajah itu di pestaku, Risa. Semua yang ada di sini harus bebas. Happy party!” Romi mengingatkan. Dilihat dari semua yang hadir, memang hanya Marissa yang terlihat murung. Wajah cantik itu yang biasanya stay angkuh, kini terlihat seperti tengah menyimpan kecemasan. “Apa ada yang mengganggu pikiranmu?” lanjut Romi setelah menegak sisa minumannya. “Aku baik-baik saja. Pergilah. Temui artismu yang berpotensi itu.” Dari konotasi yang Marisaa gunakan terselip kesinisan, Romi yakin wanita itu sedang kesal padanya. Bisa saja karena ia mematikan ponsel dua hari kemarin. Atau dari beberapa nama yang ia sebutkan tadi, kesemuanya pendatang baru. “Ayolah, Risa. Penghargaanmu sudah terlalu banyak. S

    Last Updated : 2025-01-03
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   44. Ayah pada umumnya

    “Apa rencana Mas hari ini?”Ghavin yang masih menimang Megan, beralih menatap wajah cantik Dyra lewat pantulan cermin. Sesaat Ghavin tertegun dengan kecantikan Dyra. Hanya dengan sentuhan make up tipis saja wajah istrinya itu bisa sangat memikat mata. Tidak bosan dipandang meski dalam waktu yang lama. Tapi mendadak muncul kecemasan di hati Ghavin, bagaimana jika perasaan itu juga dimiliki laki-laki lain? Ia juga langsung teringat kedatangan Romi kemarin lusa, pun kata Dyra yang menjelaskan Romi dalam keadaan mabuk. Ghavin mulai dilema apakah akan tetap baik jika masih menjadikan Dyra pengganti sementara dirinya?“Mas?” Dyra segera berbalik saat tahu Ghavin malah melamun. Mengetahui panggilan pelannya tak mampu mengembalikan kesadaran Ghavin, Dyra pilih segera mendekat lantas menyentuh lengan lelakinya. “Apa yang Mas pikirkan, hm?”Tersentak dengan sentuhan sekaligus suara lembut Dyra, reflek Ghavin kembali menggoyangkan badan pelan—ingat masih menimang putrinya. “Aku terlalu cemas

    Last Updated : 2025-01-04
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   45. Setidaknya berbeda

    “Sepertinya aku akan tetap di rumah sepanjang hari ini.” Ghavin menjawab pertanyaan Dyra sebelumnya, setelah melepaskan belitan tangannya di panggang sang istri.“Janji jangan membuatku takut lagi.” Dyra menatap penuh harap. Sebelumnya ia sampai membakar jaket denim Ghavin yang berlumuran darah. Meski setelah memastikan tidak ada luka serius di tubuh suaminya, tetap saja mendapati bercak darah manusia menempel pakaian Ghavin, Dyra tidak bisa membayangkan apa yang terjadi sebelum suaminya kembali.Sementara Ghavin malah yakin, berhasil menggetarkan pihak lawan dengan tewasnya sniper andalan mereka yang sering ditugaskan pengintaian dan melakukan serangan jarak jauh. Bahkan pria itu juga telah berhasil menewaskan empat anak buah Ghavin yang bertugas menjaga hutan dari jarak puluhan meter. Janur, orang kepercayaan Ghavin yang dipercaya menjadi komando saat bertugas di hutan, menjelaskan bukan hanya menghasut mereka dengan iming-iming kesenangan duniawi, tetapi Romi juga telah melakuka

    Last Updated : 2025-01-04
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   46. Keputusan besar

    “Kau mau kemana?” Romi bertanya setelah beringsut duduk, lantas memastikan waktu dari layar ponselnya. Waktu masih terlalu pagi untuk Marissa buru-buru meninggalkan kamarnya. Bahkan biasanya wanita itu tidak segan menggodanya untuk kembali mengulang aktivitas panas mereka.“Aku harus pulang!” Nada bicara Marissa masih saja ketus meski sambil mengenakan pakaiannya. Sayangnya Romi tidak pernah peduli dengan mulut ketus Marissa, terbukti semarah apapun wanita itu ia tetap berhasil menaklukannya di atas ranjang. Begitu juga semalam, Romi sengaja memancing keributan dengan mengajak wanita muda meninggalkan pesta saat tahu mata tajam Marissa mengarah padanya. Meski tahu Marissa akan mengejar, tetapi Romi tetap saja terkejut ketika baru memasuki lift—hendak meninggalkan pesta tiba-tiba Marisa sudah menyelinap masuk dan langsung menarik rambut wanita yang bersamanya. Wanita itu mengaduh kesakitan, meminta Marissa melepas cengkraman rambutnya. Namun, Marissa tidak peduli, justru akan melaya

    Last Updated : 2025-01-05
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   47. Siapa lebih licik

    “Kau disini?” Romi langsung memasang wajah tidak suka begitu mendapati kemunculan adik iparnya.“Sudah lama aku tidak mengunjungi paman,” balas Galih yang tidak sepenuhnya berbohong. Sambil beranjak duduk di sofa seberang Romi, Galih masih bisa menyambut kedatangan kakak iparnya itu dengan senyum hangat. Bersikap seperti sang pemilik rumah. “Kakak sendiri ada keperluan apa datang sepagi ini?” “Ada sedikit urusan dengan Dyra.” Romi menjawab tak acuh, walaupun yakin niat mengajak Dyra pergi bersama bisa gagal dengan adanya Galih. Tapi ia tidak begitu saja menyerah sebelum mencoba. Jika Galih tetap menunjukkan sikap tenang berhadapan dengan Romi, lain halnya Ghavin yang sudah menyelinap ke celah dinding untuk bisa keluar ke halaman depan lewat jendela. Sedangkan Martin beserta Dyra sudah pergi ke meja makan. Mereka memutuskan sarapan lebih dulu.Di halaman depan, Ghavin berhasil keluar dan sekarang sudah ada di bawah kolong mobil Romi yang terparkir di samping beranda depan. Sehingga m

    Last Updated : 2025-01-08
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   48. Kesediaan Ghavin

    “Kita harus segera bertindak, Sayang. Jangan sampai wanita itu tahu Ghavin sudah mengetahui kebenaran putrinya.” Sambil menutup luka di dahi Marissa, Sushmita memberi saran.“Sepertinya kita memang membutuhkan bantuan Romi, Ma. Aku yakin dengan bekerja sama dengannya kita semakin mudah untuk bisa menguasai harta Ghavin.” Marissa coba merayu, selain itu ia juga ingin menunjukkan kesungguhan Romi.“Jangan bodoh kamu! Mama tahu Romi sangat licik!” tolak Sushmita.“Tapi Ma—”“----dengar Marissa.” Sushmita lebih dulu menyela. “Mama punya firasat tidak baik pada laki-laki itu. Sekeras apapun usahamu menyakinkan mama, keputusan mama tetap sama. Mama tidak akan mendukung hubungan kalian!” Peringatan tegas Sushmita seketika memupus harapan yang bahkan baru kemarin berani Marissa rangkai.*******Di ruang kerjanya, Ghavin hanya bisa menggeram marah begitu orang suruhannya memberi kabar, Romi berhasil selamat dari ledakan mobilnya. Ghavin merutuki ketidaktahuannya akan alat deteksi yang ada di m

    Last Updated : 2025-01-09
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   49. Masa lalu Marissa

    “Mas! Ya ampun!” Dyra memekik terkejut. Melihat Dyra memasuki kamar, Ghavin yang baru keluar dari ruang ganti iseng langsung mengangkatnya, lantas didudukan ke atas nakas dan mengurungnya dengan kedua tangan agar tidak bisa menghindar saat ia beri banyak ciuman di wajah “Kenapa baru pulang? Apa saja yang kamu kerjakan seharian ini, hm? Ghavin pura-pura marah dengan memasang wajah serius saat menatap Dyra yang tegang. “Hari ini aku sedikit sibuk. Ada beberapa pertemuan yang aku lakukan di luar.” Mendengar penjelasan Dyra, Ghavin mengulas senyum tipis. Ia tahu istrinya itu tidak sedang berbohong. “Mas ingat Tuan Prabu?” Ghavin seketika dibuat berpikir keras. “Yang dulu pernah meminta Mas mengakuisisi perusahaan Lencana harapan,” lanjut Dyra membantu Ghavin mengingat seorang pria paruh baya yang dulu sempat memiliki hubungan baik dengannya. Memang sudah terlalu lama, Dyra pikir wajar Ghavin bisa lupa. Padahal yang sebenarnya, Ghavin hanya tidak mau membicarakan pria itu. “Untuk ap

    Last Updated : 2025-01-10

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   73. Gugur

    “Apa yang terjadi?” Galih bertanya pelan sambil menyentuh kepalanya yang terasa berdenyut. Ia masih bingung dengan kondisi sekitar. Terlebih berada di tempat yang sepertinya kabin kapal, pun melihat banyak mayat bergeletakan di lantai. Belum lagi keberadaan Ghavin bersama Dyra serta kedua kaki tangan sang kakak. Bukan hanya sepertinya, tapi sudah pasti sesuatu yang mengerikan baru saja terjadi. Tapi kenapa ia tidak bisa mendengar apapun tadi? Jika hanya tertidur, terlalu mustahil suara tembakan yang jelas berkali-kali tidak terdengar olehnya. Lantas, apa yang terjadi pada dirinya dan sudah berapa lama ia tertidur?Galih masih berusaha mengingat. Tapi tetap saja hanya ketika ia berada di villa Darwin dan saat bersama pria itu yang berhasil diingat.“Syukurlah kau sudah sadar.” Dyra segera mendekat karena memang jaraknya paling dekat dengan Galih yang sedang berusaha menegakkan punggung.“Kenapa kita bisa disini, dan dimana Bella?” Galih masih dibuat bingung dengan situasi yang terjadi

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   72. Kejutan bertubi-tubi

    “Setidaknya makanlah sedikit agar pencernaanmu bisa bekerja.” Tuan Prabu tetap bicara lembut meski Marissa terus mengabaikannya. Tidak juga berniat menyentuh satupun menu yang tersaji di meja makan. “Kau bisa sakit jika masih saja keras kepala.” Marissa tetap mengunci rapat-rapat mulutnya. Ia tidak peduli akan tubuhnya, kekesalan terhadap pria dewasa di depannya itu justru membuatnya bertindak bodoh dengan mogok makan. Melirik sebentar Marissa yang bergeming, Tuan Prabu lantas memanggil seorang pria yang langsung berlari dari arah dapur. “Iya, Tuan.”“Katakan pada asisten Marissa, mulai hari ini dia dibebastugaskan.” Pernyataan Tuan Prabu mengundang reaksi Marissa yang langsung menajamkan mata, pun berkata tegas. “Kau tidak tahu apapun tentang pekerjaanku! Berhenti mencampuri sesuatu yang bukan urusanmu!”“Kau akan kembali hidup denganku, untuk itu semua waktumu hanya untukku. Kau juga harus tahu, aku tidak suka istriku berlenggak-lenggok di depan kamera memamerkan lekuk tubuhnya!”

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   71. Tentang rasa

    “Bagaimana kondisi Bella, Pa? Apa dia masih sering mual?” Mia bertanya pada suaminya yang hendak merangkak naik ke ranjang.“Sepertinya sudah tidak lagi.” Darwin menjawab tak acuh sambil berbaring.“Papa yakin mereka baik-baik saja disana?” “Aku melihat keraguan di wajahmu?” Seketika Mia terhenyak mendapati tatapan curiga sang suami. “Apa yang kau pikirkan tentangku?” “Tidak ada. Mama hanya ingin tahu apakah Galih dan Bella betah di villa Papa, itu saja?” “Aku tidak suka caramu menatapku, Mia!” protes Darwin. “Kau seperti tidak mempercayai suamimu sendiri!” Alih-alih memberi jawaban seperti yang Mia inginkan, Darwin malah bicara ketus.Melihat sikap suaminya yang dianggap terlalu sensitif, Mia langsung menghela nafas pelan, dan memutuskan untuk tidak bertanya lagi. Mungkin mencoba segera tidur lebih baik daripada terus memikirkan apa penyebab suaminya bisa sekritis sekarang. Walaupun nyatanya, hati seorang ibu belum bisa tenang sebelum mendengar suara putri yang dikhawatirkan. Sej

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   70. Keputusan bijak

    “Dyra?” Bukan hanya terkejut, Ghavin bahkan sampai ternganga melihat Dyra berlari ke arahnya. Belum sepenuhnya percaya yang dilihat itu benar istrinya, Ghavin beralih pandang pada Derry meminta pendapat mungkin saja telah salah mengenali. “Mas.. aku sangat mencemaskanmu.” Naasnya, belum sempat mendengar jawaban Derry, suara Dyra yang sudah ada di dekatnya lebih dulu menarik perhatian Ghavin lagi. “Sayang, aku hampir tidak percaya kau bisa menyusul kemari. Tempat ini sangat berbahaya.” Ternyata selain terkejut Ghavin juga merasakan kecemasan luar biasa dengan Dyra menyusul ke kandang musuh. Jika hanya dirinya, sekalipun melewati lautan api ia tidak akan gentar, tapi sekarang? Dengan adanya Dyra bersamanya di tempat berbahaya, timbul ketidakpercayaan diri. Khawatir tidak bisa melindungi sang istri. Belum lagi dengan kondisi Galih yang belum juga sadar. “Aku tahu, karen

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   69. Terpaksa berbohong

    “Tumben Ghavin belum keluar?” Martin bertanya sambil memperhatikan Dyra mengisi menu sarapan di piringnya.“Sebenarnya Mas Ghavin semalam pergi keluar kota, Pa. Ada pekerjaan mendadak yang mengharuskan kedatangannya. Mungkin besok atau lusa akan kembali.” Dyra tetap tenang menjelaskan, biar bagaimanapun ia tidak ingin membuat Martin cemas, apalagi sampai tahu keributan semalam.“Tidak biasanya dia berangkat malam, apalagi pergi tanpa memberitahu papa? Apa ada yang mendesak?”Ternyata Martin tetap berpikir kritis. Sebab, tidak biasanya Ghavin pergi tanpa pamit padanya, apalagi jika itu untuk urusan pekerjaan. “Sepertinya begitu. Karena memang Mas Ghavin terlihat buru-buru semalam.” Dyra harus terlihat meyakinkan meski sebenarnya ia sendiri dirundung kecemasan. “Dan hari ini aku titip Megan pada Papa, karena Mas Ghavin memintaku menghadiri meeting penting.”Dyra terpaksa merangkai kebohongan demi menjaga kesehatan Martin, ia juga harus mati-matian menekan kecemasannya lantaran bukan h

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   68. Overparenting

    “Ada asap!” seru Ghavin mengejutkan Derry yang langsung ikut menatap ke arah jendela. Ternyata benar dari celah atas jendela yang tertutup rapat muncul asap tipis. “Sepertinya ada api.” Ghavin memberitahu, dan mulai mencurigai sesuatu.Sementara Derry langsung mengeluarkan senjata, Ghavin bergegas memastikan keluar jendela, dan bisa melihat beberapa pria tengah menyiramkan cairan ke sisi villa yang lain. Sedangkan dari bawah jendela tempat ia mengintip, sudah tersulut api. “Bajingan! Kita harus segera keluar dari disini,” geram Ghavin.“Kita tidak punya cara lain, Tuan.” Derry bicara dengan ujung senjatanya sudah merapat ke pengait rantai yang ada di sandaran ranjang, berharap bisa terlepas.Ghavin hanya bisa pasrah menyaksikan Derry memutus rantai dengan caranya sendiri. Beruntungnya pria kepercayaannya itu selalu dilengkapi senjata mematikan yang tidak menimbulkan suara. Sehingga sekarang aksi pembebasan Galih tidak terdengar sampai ke telinga mereka yang ada di luar. “Silahkan A

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   67. Dipasung

    Dyra belum tahu jika Ghavin tidak ada di rumah. Menganggap mungkin sang suami masih ada pekerjaan di ruang kerjanya. Ia yang tiba-tiba terbangun langsung pergi ke kamar putrinya tanpa memastikan waktu lebih dulu. Tidak tahu kenapa malam itu Dyra merasa tidak tenang. Gelisah seakan sesuatu yang buruk bakal terjadi. Setelah mengetahui Megan baru kembali tertidur setelah menyusu, Dyra segera keluar—-membiarkan pengasuh putrinya untuk kembali tidur.Namun, setibanya Dyra di ruang tengah—hendak kembali ke kamar, suara gaduh dari arah luar memaksanya berhenti untuk memastikan. Ia juga tidak ragu segera menyingkap hordeng di jendela, tapi betapa terkejut dirinya mendapati di halaman depan ada banyak pria tengah berkelahi layaknya film action. Saling menyerang, dan adu kekuatan. Benak Dyra seketika dibuat berpikir buruk, sudah pasti kubu Ghavin tengah menghadang kubu Romi yang berniat mencelakai keluarganya. Dyra lantas kembali mengintip guna memastikan apakah suaminya ikut dalam perkelahian

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   66. Pulau pengasingan

    “Aku tidak mau disini! Buka pintunya!” Di tengah malam ketika orang lain sedang tertidur lelap, Marissa justru menggedor pintu sambil terus berteriak kesetanan. Ia marah begitu kesadarannya kembali dan berniat meninggalkan kamar, ternyata seseorang telah mengunci pintu dari luar. “Brengsek! Aku pastikan akan membunuh siapapun yang berani mengurungku disini!” makinya sekali lagi. Sebenarnya Tuan Prabu yang ada di kamar sebelah bisa mendengar jelas suara Marissa, tetapi memilih tak acuh dengan tetap membaca buku di tangannya. “Buka!” teriak Marissa lagi. Tapi begitu sadar tidak juga ada jawaban, ia berubah cemas. Bagaimana jika dirinya hanya sendiri di tempat tersebut? Marissa lantas berbalik badan, memilih kembali duduk di tepi ranjang dengan benak yang terus dibuat bertanya-tanya, siapa yang telah membawanya ke tempat sialan itu. Tapi tiba-tiba ia ingat kemunculan wanita berpakaian serba hitam, dan membawanya paksa meninggalkan klub pagi tadi. Yah! Marissa tidak lupa, wanit

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   65. Menuju pulau

    Ghavin tiba di pelabuhan penyebrangan menuju pulau xxx lebih dulu dibanding Janur dan yang lain. Melihat kapal yang diyakini sebagai transportasi menuju pulau bersandar di dermaga, Ghavin masih harus waspada. Bukan tidak mungkin ada banyak jebakan di sekitarnya. Ternyata dugaan Ghavin selama ini benar, Darwin tidak sebaik yang terlihat. Bahkan lebih licik dari Romi putranya.Turun dari kendaraan roda duanya Ghavin memperhatikan sekitar yang tampak sepi. Karena memang pelabuhan bukan diperuntukkan untuk komersial, melainkan milik pribadi dan Ghavin tahu bagian dari aset keluarga Darwin. “Tuan,” Ghavin tersentak dengan panggilan pelan itu, ternyata Derry sudah ada di belakangnya. “Saya sudah memeriksa semua tempat ini, dan bisa saya pastikan tidak ada penjagaan sampai di dalam kapal.”“Tapi kita tetap harus berhati-hati, terlalu mustahil Darwin membiarkan orang lain memasuki tempatnya.” Peringatan yang langsung Derry balas tegas. “Baik, Tuan.” Selain mengenakan jaket anti peluru sepe

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status