“Tidurlah. Matamu sudah memerah.” Padahal Dyra sedang menahan tangis, tapi Ghavin menganggapnya sudah kembali mengantuk.“Baiklah.” Tidak ingin Ghavin melihatnya menangis, akhirnya Dyra setuju, dan menurut ketika dibimbing menuju ranjang. Setelah menutup setengah tubuh Dyra dengan selimut, Ghavin memutari ranjang untuk kembali merebahkan tubuh di tempatnya semula. Sejenak setelah berbaring Ghavin menolah Dyra yang ternyata sudah terpejam, ia pun ikut memejamkan mata karena memang sudah kembali mengantuk. Namun, karena tidak bisa tidur terlentang, ia mengubah posisinya memunggungi Dyra.Dyra yang sama sekali belum mengantuk, kembali membuka mata. Tiba-tiba saja bulir bening mengalir di kedua pelipisnya. Ia hanya bisa menangis dalam diam, manakala kontradiksi terjadi di dalam sana. Ia ingin tetap membenci Ghavin, tapi ternyata sisi lain hatinya berkeinginan berbeda.‘Rasanya masih sangat tidak adil jika aku begitu saja memaafkannya,’ ujarnya dalam hati.‘Memangnya apa lagi yang kau ha
Last Updated : 2024-11-26 Read more