Share

11. Menakutkan

Author: Damaya
last update Last Updated: 2024-11-25 20:55:19

“Buka! Atau aku yang akan melakukannya dengan caraku!” Perintah tegas Ghavin belum juga Marissa lakukan, masih terlalu syok melihat Ghavin bisa sangat kasar padanya. Marissa juga seperti melihat sosok lain bukan lagi suaminya. “Risa! Apa kau mendadak tuli!” Suara Ghavin menggelegar memenuhi kamar pribadi pria itu.

Begitu mengetahui tuntutan Marissa yang dianggap tidak masuk akal, Ghavin tiba-tiba bangkit dari kursi kerjanya lantas menyeret Marissa untuk dibawa masuk kamar pribadi yang ada di ruangan tersebut. Marissa langsung dihempaskan kasar ke atas ranjang, dan dipaksa melepas semua pakaiannya.

Lantaran Marissa bersikeras menolak, Ghavin semakin murka. Si pendiam pun akhirnya menggila. Setelah membanting apa saja yang ada di dekatnya, Ghavin juga memecahkan layar televisi yang tertanam di dinding. Masih dengan nafas memburu, Ghavin menatap nyalang Marissa yang menggigil ketakutan—-tidak menduga ketika marah Ghavin bisa sangat menakutkan.
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   12. Tidak ingin bercerai

    “Risa?” Romi tak kalah terkejut mengetahui Marissa menunggunya dengan keadaan yang sangat kacau, pun dengan kemarahan yang siap mencabik gadis di sampingnya. “Pergilah. Kita akan bertemu lagi besok.” Romi meminta wanita muda itu untuk segera pergi, sebelum menjadi sasaran kemarahan Marissa. “Siapa dia?” Begitu mendengar pintu sudah kembali tertutup, artinya gadis itu sudah terselamatkan, Romi berjalan menghampiri Marissa dan langsung memeluknya erat. “Siapa dia! Apa dia mainan barumu?” Marissa masih berapi-api, terbakar cemburu. “Kau tahu mereka bisa melakukan apa saja demi mendapat nama besar. Aku bisa apa jika mereka terus memaksa.” Jawaban ringan yang langsung Marissa balas decakan kesal. “Dasar maniak,” cibirnya pelan. “Jangan melebihi batasanmu. Aku tahu kau juga menyukai setiap sentuhanku padamu.” Romi melonggarkan dekapannya, tapi kedua tangannya sudah bergerilya kemana-mana. “Kau selalu membuatku tak berdaya, Honey.” “Aku sedang tidak ingin melakukan itu sekarang.” Ma

    Last Updated : 2024-11-25
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   13. Jangan ungkit masa lalu

    Setelah memberi susu Megan yang kembali terlelap, Dyra tidak bisa tidur lagi. Padahal waktu masih menunjukkan pukul dua dini hari, tapi rasa kantuknya seakan lenyap begitu saja. Memilih tetap duduk di sofa tunggal dekat ranjang sang putri, Dyra memperhatikan Ghavin yang tidur sendiri di ranjang king size mereka. Pria itu tertelungkup tanpa mengenakan pakaian atas, kebiasaan yang sebenarnya membuat Dyra kurang nyaman. Sebagai pria dewasa yang pernah merasakan nikmatnya berhubungan dengan lawan jenis, Dyra hanya khawatir Ghavin akan menginginkan itu darinya. Walaupun Ghavin sudah menegaskan tidak akan menceraikan dirinya, tetap saja untuk melayani pria itu, ia tidak siap. Atau mungkin tidak akan pernah siap. Kendati Ghavin memiliki wajah yang mirip dengan Ghava, Dyra tetap bisa merasakan perbedaan keduanya, dan ternyata masih saja menyakitkan untuk berdekatan dengan pria yang dulu pernah membuatnya terpuruk. “Sedang apa kau disana?” Suara serak Ghavin menyadarkan Dyra dari lamuna

    Last Updated : 2024-11-26
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   14. Dugaan sementara

    “Tidurlah. Matamu sudah memerah.” Padahal Dyra sedang menahan tangis, tapi Ghavin menganggapnya sudah kembali mengantuk. “Baiklah.” Tidak ingin Ghavin melihatnya menangis, akhirnya Dyra setuju, dan menurut ketika dibimbing menuju ranjang. Setelah menutup setengah tubuh Dyra dengan selimut, Ghavin memutari ranjang untuk kembali merebahkan tubuh di tempatnya semula. Sejenak setelah berbaring Ghavin menolah Dyra yang ternyata sudah terpejam, ia pun ikut memejamkan mata karena memang sudah kembali mengantuk. Namun, karena tidak bisa tidur terlentang, ia mengubah posisinya memunggungi Dyra. Dyra yang sama sekali belum ingin tidur, kembali membuka mata. Tiba-tiba saja bulir bening mengalir di kedua pelipisnya. Ia hanya bisa menangis dalam diam, manakala kontradiksi terjadi di dalam sana. Ia ingin tetap membenci Ghavin, tapi ternyata sisi lain hatinya berkeinginan berbeda. ‘Rasanya masih sangat tidak adil jika aku begitu saja memaafkanmu, Mas,’ ujarnya dalam hati. ‘Memangnya apa la

    Last Updated : 2024-11-26
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   15. Tangis pilu Martin

    Media sedang digegerkan dengan berita kecelakaan tunggal seorang pengusaha muda yang sedang berada di puncak kejayaan. Diketahui sebelum meledak dan terbakar mobil sedan dengan nomor xxx itu lebih dulu menerobos pembatas jalan hingga akhirnya masuk jurang. Dikutip dari narasumber yang sekarang masih ada di tempat kejadian peristiwa, hanya ada satu penumpang di dalam mobil naas tersebut, dan ketahui sang pengemudi. “Sayang, bukankah itu nomor mobil Ghavin? Mama tidak mungkin salah mengenali.” Sushmita menyakinkan, pandangannya belum beralih dari layar televisi, ia sedang bicara dengan putrinya yang juga ikut menyimak berita. “Sepertinya memang iya, Ma.” Detik berikutnya mereka saling bertukar pandang, sebelum akhirnya kompak beralih ke layar televisi lagi. “Apa dia mati?” ujar Marissa menduga-duga. Sushmita tidak menjawab, pilih kembali serius ke layar televisi yang menanyakan kobaran api melahap habis mobil mewah yang diketahui milik Ghavin Pramana. “Ghavin!!” Begitu nama it

    Last Updated : 2024-11-29
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   16. Dyra panik

    Sehari setelah berita kecelakan Ghavin, Martin bersikeras ingin mendatangi lokasi kecelakaan putranya. Ditemani Galih dan juga Dyra, Martin dapat melihat dari tepi jurang tim evakuasi tengah berusaha mengaitkan tali di badan bangkai mobil Ghavin yang kemudian akan ditarik helikopter. Tidak hanya medan yang curang dan sulit dilalui, kondisi mobil yang tinggal kerangka tentu saja meninggalkan kesedihan di hati Martin serta beberapa pemegang saham G2 yang ikut menyaksikan. Bagaimanapun juga kecelakaan naas tersebut telah merenggut pemimpin muda kompeten dan sangat berpengaruh dalam dunia bisnis. Sehingga hari kematian Ghavin dianggap pantas ditetapkan sebagai hari berkabung. “Sebaiknya kita pergi sekarang, Paman.” Khawatir kondisi sang paman bisa semakin memburuk, Galih yang siaga di belakang kursi roda Martin berniat mengajak pergi. Tapi Martin segera menolak. “Tunggu sebentar lagi. Aku ingin melihat jasad kakakmu.” Galih menoleh Dyra yang berdiri di sampingnya—meminta persetujuan

    Last Updated : 2024-11-30
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   17. Pengalihan

    “Ya Tuhan.. aku pasti bisa gila kalau saja tidak menemukannya,” ujar Dyra pelan disertai helaan nafas lega begitu melihat pelayan ternyata mengajak putrinya berputar-putar di bawah pohon rindang yang ada di halaman belakang. Terlalu tidak sabaran, Dyra tadi sampai tidak sempat mengucapkan terima kasih pada Malik. Lantaran langsung berlari ketika baru turun dari mobil mewah pria itu. Menganggap dirinya hanya terlalu cemas, Dyra akhirnya pilih menghampiri pelayan yang mendorong stroller putrinya. “Dimana Zaenab?” Tidak menemukan keberadaan pelayan itu, Dyra bertanya sambil menoleh putrinya yang ternyata sedang terlelap. “Tadi ada kerabat dari kampung yang datang menjemputnya, Nyonya. Katanya Mbak Zaenab harus pulang hari ini juga. Ibunya sedang sakit keras,” balas pelayan muda itu. “Begitu, ya. Lalu dimana Mila? Aku lihat rumah kosong.” Mengingat tidak ada siapapun saat dirinya berkeliling tadi, artinya tidak hanya satu tapi dua pelayan yang pergi. Dua hari sebelum peristiwa

    Last Updated : 2024-11-30
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   18. Siapa yang membunuhnya

    “Tante Mia dan Paman Darwin siang tadi datang.” Dyra menjelaskan pelan ketika tahu Martin sudah menghabiskan makan malamnya. “Aku sengaja tidak membangunkan Papa karena tahu pasti sangat lelah.” Selain Darwin beserta istri datang disaat Martin sedang istirahat setelah satu jam melakukan makan siang, Dyra juga tahu semalam ayah mertuanya itu tidak tidur. Martin diam termenung di depan foto putra kembarnya ketika masih remaja. Senyum Ghavin juga Ghava terlihat lepas di gambar itu, siapa sangka keduanya akan pergi lebih dulu dibanding orangnya, pun secara mendadak. “Maaf, aku terpaksa membiarkan mereka pergi tanpa bertemu Papa,” lanjut Dyra disertai raut penyesalan. “Tidak apa-apa, Nak. Sebenarnya tadi samar-samar papa mendengar percakapan kalian, hanya saja papa sengaja tidak keluar. Papa belum ingin bertemu siapapun lagi.” Setelah menunggu hampir tiga jam, dengan harapan tim evakuasi bisa menemukan Ghavin, tapi ternyata Martin malah harus menelan kekecewaan. Mereka mengatakan

    Last Updated : 2024-12-01
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   19. Sosok misterius

    Pria bertopeng menggeram marah begitu tahu ada yang menghabisi nyawa wanita itu di tempatnya. Ia yang tidak bisa hanya mengandalkan anak buahnya, bergegas mengambil dua senjata di dalam kotak dekat kursi goyang yang beberapa saat lalu ia duduki untuk ikut mengejar. Setelah memastikan kedua senjatanya telah terisi amunisi, pria itu segera lari lewat pintu belakang.Penyusup memang berhasil melenyapkan targetnya, tapi sebagai gantinya dia tidak akan bisa keluar hutan dengan selamat.Di tempat berbeda, Dyra tengah berdiri di depan lemari empat pintu yang menyimpan pakaiannya dengan berbagai model. Ia ingin berganti pakaian lantaran pakaian yang ia kenakan terkena tumpahan susu Megan. Namun anehnya, Dyra malah dibuat bingung saat akan menentukan pilihan. Tidak biasa seribet sekarang, Dyra selalu asal tarik dan apapun modelnya akan langsung dikenakan.“Kenapa tidak ada satupun pakaian sebanyak ini yang membuatku tertarik, sekalipun yang belum pernah aku pakai sejak membelinya.” Beralih dar

    Last Updated : 2024-12-02

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   73. Gugur

    “Apa yang terjadi?” Galih bertanya pelan sambil menyentuh kepalanya yang terasa berdenyut. Ia masih bingung dengan kondisi sekitar. Terlebih berada di tempat yang sepertinya kabin kapal, pun melihat banyak mayat bergeletakan di lantai. Belum lagi keberadaan Ghavin bersama Dyra serta kedua kaki tangan sang kakak. Bukan hanya sepertinya, tapi sudah pasti sesuatu yang mengerikan baru saja terjadi. Tapi kenapa ia tidak bisa mendengar apapun tadi? Jika hanya tertidur, terlalu mustahil suara tembakan yang jelas berkali-kali tidak terdengar olehnya. Lantas, apa yang terjadi pada dirinya dan sudah berapa lama ia tertidur?Galih masih berusaha mengingat. Tapi tetap saja hanya ketika ia berada di villa Darwin dan saat bersama pria itu yang berhasil diingat.“Syukurlah kau sudah sadar.” Dyra segera mendekat karena memang jaraknya paling dekat dengan Galih yang sedang berusaha menegakkan punggung.“Kenapa kita bisa disini, dan dimana Bella?” Galih masih dibuat bingung dengan situasi yang terjadi

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   72. Kejutan bertubi-tubi

    “Setidaknya makanlah sedikit agar pencernaanmu bisa bekerja.” Tuan Prabu tetap bicara lembut meski Marissa terus mengabaikannya. Tidak juga berniat menyentuh satupun menu yang tersaji di meja makan. “Kau bisa sakit jika masih saja keras kepala.” Marissa tetap mengunci rapat-rapat mulutnya. Ia tidak peduli akan tubuhnya, kekesalan terhadap pria dewasa di depannya itu justru membuatnya bertindak bodoh dengan mogok makan. Melirik sebentar Marissa yang bergeming, Tuan Prabu lantas memanggil seorang pria yang langsung berlari dari arah dapur. “Iya, Tuan.”“Katakan pada asisten Marissa, mulai hari ini dia dibebastugaskan.” Pernyataan Tuan Prabu mengundang reaksi Marissa yang langsung menajamkan mata, pun berkata tegas. “Kau tidak tahu apapun tentang pekerjaanku! Berhenti mencampuri sesuatu yang bukan urusanmu!”“Kau akan kembali hidup denganku, untuk itu semua waktumu hanya untukku. Kau juga harus tahu, aku tidak suka istriku berlenggak-lenggok di depan kamera memamerkan lekuk tubuhnya!”

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   71. Tentang rasa

    “Bagaimana kondisi Bella, Pa? Apa dia masih sering mual?” Mia bertanya pada suaminya yang hendak merangkak naik ke ranjang.“Sepertinya sudah tidak lagi.” Darwin menjawab tak acuh sambil berbaring.“Papa yakin mereka baik-baik saja disana?” “Aku melihat keraguan di wajahmu?” Seketika Mia terhenyak mendapati tatapan curiga sang suami. “Apa yang kau pikirkan tentangku?” “Tidak ada. Mama hanya ingin tahu apakah Galih dan Bella betah di villa Papa, itu saja?” “Aku tidak suka caramu menatapku, Mia!” protes Darwin. “Kau seperti tidak mempercayai suamimu sendiri!” Alih-alih memberi jawaban seperti yang Mia inginkan, Darwin malah bicara ketus.Melihat sikap suaminya yang dianggap terlalu sensitif, Mia langsung menghela nafas pelan, dan memutuskan untuk tidak bertanya lagi. Mungkin mencoba segera tidur lebih baik daripada terus memikirkan apa penyebab suaminya bisa sekritis sekarang. Walaupun nyatanya, hati seorang ibu belum bisa tenang sebelum mendengar suara putri yang dikhawatirkan. Sej

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   70. Keputusan bijak

    “Dyra?” Bukan hanya terkejut, Ghavin bahkan sampai ternganga melihat Dyra berlari ke arahnya. Belum sepenuhnya percaya yang dilihat itu benar istrinya, Ghavin beralih pandang pada Derry meminta pendapat mungkin saja telah salah mengenali. “Mas.. aku sangat mencemaskanmu.” Naasnya, belum sempat mendengar jawaban Derry, suara Dyra yang sudah ada di dekatnya lebih dulu menarik perhatian Ghavin lagi. “Sayang, aku hampir tidak percaya kau bisa menyusul kemari. Tempat ini sangat berbahaya.” Ternyata selain terkejut Ghavin juga merasakan kecemasan luar biasa dengan Dyra menyusul ke kandang musuh. Jika hanya dirinya, sekalipun melewati lautan api ia tidak akan gentar, tapi sekarang? Dengan adanya Dyra bersamanya di tempat berbahaya, timbul ketidakpercayaan diri. Khawatir tidak bisa melindungi sang istri. Belum lagi dengan kondisi Galih yang belum juga sadar. “Aku tahu, karen

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   69. Terpaksa berbohong

    “Tumben Ghavin belum keluar?” Martin bertanya sambil memperhatikan Dyra mengisi menu sarapan di piringnya.“Sebenarnya Mas Ghavin semalam pergi keluar kota, Pa. Ada pekerjaan mendadak yang mengharuskan kedatangannya. Mungkin besok atau lusa akan kembali.” Dyra tetap tenang menjelaskan, biar bagaimanapun ia tidak ingin membuat Martin cemas, apalagi sampai tahu keributan semalam.“Tidak biasanya dia berangkat malam, apalagi pergi tanpa memberitahu papa? Apa ada yang mendesak?”Ternyata Martin tetap berpikir kritis. Sebab, tidak biasanya Ghavin pergi tanpa pamit padanya, apalagi jika itu untuk urusan pekerjaan. “Sepertinya begitu. Karena memang Mas Ghavin terlihat buru-buru semalam.” Dyra harus terlihat meyakinkan meski sebenarnya ia sendiri dirundung kecemasan. “Dan hari ini aku titip Megan pada Papa, karena Mas Ghavin memintaku menghadiri meeting penting.”Dyra terpaksa merangkai kebohongan demi menjaga kesehatan Martin, ia juga harus mati-matian menekan kecemasannya lantaran bukan h

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   68. Overparenting

    “Ada asap!” seru Ghavin mengejutkan Derry yang langsung ikut menatap ke arah jendela. Ternyata benar dari celah atas jendela yang tertutup rapat muncul asap tipis. “Sepertinya ada api.” Ghavin memberitahu, dan mulai mencurigai sesuatu.Sementara Derry langsung mengeluarkan senjata, Ghavin bergegas memastikan keluar jendela, dan bisa melihat beberapa pria tengah menyiramkan cairan ke sisi villa yang lain. Sedangkan dari bawah jendela tempat ia mengintip, sudah tersulut api. “Bajingan! Kita harus segera keluar dari disini,” geram Ghavin.“Kita tidak punya cara lain, Tuan.” Derry bicara dengan ujung senjatanya sudah merapat ke pengait rantai yang ada di sandaran ranjang, berharap bisa terlepas.Ghavin hanya bisa pasrah menyaksikan Derry memutus rantai dengan caranya sendiri. Beruntungnya pria kepercayaannya itu selalu dilengkapi senjata mematikan yang tidak menimbulkan suara. Sehingga sekarang aksi pembebasan Galih tidak terdengar sampai ke telinga mereka yang ada di luar. “Silahkan A

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   67. Dipasung

    Dyra belum tahu jika Ghavin tidak ada di rumah. Menganggap mungkin sang suami masih ada pekerjaan di ruang kerjanya. Ia yang tiba-tiba terbangun langsung pergi ke kamar putrinya tanpa memastikan waktu lebih dulu. Tidak tahu kenapa malam itu Dyra merasa tidak tenang. Gelisah seakan sesuatu yang buruk bakal terjadi. Setelah mengetahui Megan baru kembali tertidur setelah menyusu, Dyra segera keluar—-membiarkan pengasuh putrinya untuk kembali tidur.Namun, setibanya Dyra di ruang tengah—hendak kembali ke kamar, suara gaduh dari arah luar memaksanya berhenti untuk memastikan. Ia juga tidak ragu segera menyingkap hordeng di jendela, tapi betapa terkejut dirinya mendapati di halaman depan ada banyak pria tengah berkelahi layaknya film action. Saling menyerang, dan adu kekuatan. Benak Dyra seketika dibuat berpikir buruk, sudah pasti kubu Ghavin tengah menghadang kubu Romi yang berniat mencelakai keluarganya. Dyra lantas kembali mengintip guna memastikan apakah suaminya ikut dalam perkelahian

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   66. Pulau pengasingan

    “Aku tidak mau disini! Buka pintunya!” Di tengah malam ketika orang lain sedang tertidur lelap, Marissa justru menggedor pintu sambil terus berteriak kesetanan. Ia marah begitu kesadarannya kembali dan berniat meninggalkan kamar, ternyata seseorang telah mengunci pintu dari luar. “Brengsek! Aku pastikan akan membunuh siapapun yang berani mengurungku disini!” makinya sekali lagi. Sebenarnya Tuan Prabu yang ada di kamar sebelah bisa mendengar jelas suara Marissa, tetapi memilih tak acuh dengan tetap membaca buku di tangannya. “Buka!” teriak Marissa lagi. Tapi begitu sadar tidak juga ada jawaban, ia berubah cemas. Bagaimana jika dirinya hanya sendiri di tempat tersebut? Marissa lantas berbalik badan, memilih kembali duduk di tepi ranjang dengan benak yang terus dibuat bertanya-tanya, siapa yang telah membawanya ke tempat sialan itu. Tapi tiba-tiba ia ingat kemunculan wanita berpakaian serba hitam, dan membawanya paksa meninggalkan klub pagi tadi. Yah! Marissa tidak lupa, wanit

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   65. Menuju pulau

    Ghavin tiba di pelabuhan penyebrangan menuju pulau xxx lebih dulu dibanding Janur dan yang lain. Melihat kapal yang diyakini sebagai transportasi menuju pulau bersandar di dermaga, Ghavin masih harus waspada. Bukan tidak mungkin ada banyak jebakan di sekitarnya. Ternyata dugaan Ghavin selama ini benar, Darwin tidak sebaik yang terlihat. Bahkan lebih licik dari Romi putranya.Turun dari kendaraan roda duanya Ghavin memperhatikan sekitar yang tampak sepi. Karena memang pelabuhan bukan diperuntukkan untuk komersial, melainkan milik pribadi dan Ghavin tahu bagian dari aset keluarga Darwin. “Tuan,” Ghavin tersentak dengan panggilan pelan itu, ternyata Derry sudah ada di belakangnya. “Saya sudah memeriksa semua tempat ini, dan bisa saya pastikan tidak ada penjagaan sampai di dalam kapal.”“Tapi kita tetap harus berhati-hati, terlalu mustahil Darwin membiarkan orang lain memasuki tempatnya.” Peringatan yang langsung Derry balas tegas. “Baik, Tuan.” Selain mengenakan jaket anti peluru sepe

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status