Keheningan berbalut ketegangan seketika memenuhi ruangan. Pram menatap Regan tanpa kedip. Sementara Regan yang beberapa saat lalu wajahnya memucat, berusaha menguasai keadaan."Hei, ada apa ini, Bos? Kenapa menatapku seperti itu?" Regan mengangkat kedua tangannya. "Rekaman apa sebenarnya yang Pak Prabu putar barusan?"Prabu menggeleng dan tersenyum sinis. "Sepintar ini rupanya asisten adik iparku ini, pantas saja dia bisa tertipu selama ini.""Maaf, Pak Prabu, apa maksud ucapan Anda?" Regan mengerutkan kening."Masih bertanya apa maksudku? Sudah jelas yang menabrak adikku itu mobilmu. Tentu saja itu yang ingin aku sampaikan pada suaminya."Regan bangkit dari duduknya. Wajahnya memerah. "Anda jangan asal bicara, Pak Prabu. Atas dasar apa Anda menuduh saya?" Telunjuk Regan mengarah ke wajah Prabu."Jangan pikir karena Anda seorang konglomerat, orang terpandang, bisa menuduh orang lain sesuka hati. Saya bisa melaporkan Anda atas tuduhan pencemaran nama baik.""Oh, jadi aku menuduh sesuka
Terakhir Diperbarui : 2025-02-16 Baca selengkapnya