Raungan pilu menggema dalam sebuah ruang gelap dan pengap. Cahaya redup dari satu-satunya lampu di langit-langit berayun pelan, menyoroti sosok pria yang duduk di sebuah bangku kayu usang. Darah merembes dari sudut bibirnya. Tangan dan kakinya terikat erat, sementara di sekelilingnya, beberapa pria berjas gelap berdiri, wajah-wajah mereka kaku dan dingin, menunggu perintah lebih lanjut.Prabu melangkah mendekat, sorot matanya penuh amarah. Ia menatap pria yang kini mengerang kesakitan di hadapannya, lalu berjongkok, menarik rambut pria itu agar menatapnya langsung."Katakan sekali lagi," suara Prabu dingin, menusuk hingga ke sumsum tulang.Pria itu gemetar, matanya menyiratkan ketakutan. "Aku... aku tidak tahu sama sekali, Pak. Aku tidak tahu apa-apa. Lepaskan aku. Jangan libatkan aku." Pria yang wajahnya babak belur itu mengiba.Tamparan keras dari anak buah Prabu menghentikan ucapannya. Kepala pria itu terhuyung ke samping, darah semakin deras mengalir dari sudut bibirnya.Prabu mem
Terakhir Diperbarui : 2025-02-15 Baca selengkapnya