Home / Rumah Tangga / Layunya Cinta sang Nyonya / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Layunya Cinta sang Nyonya: Chapter 31 - Chapter 40

140 Chapters

Bab 31

Beberapa hari kemudian.Belakangan Max memiliki pekerjaan yang begitu banyak dan tidak bisa dia tunda. Sehari setelah melihat keadaan Lily yang baik-baik saja setelah insiden kebakaran butik, Max berencana ingin bertemu dengannya.Namun egonya yang tinggi menghalangi dirinya untuk melakukan negosiasi dengan Lily. Max tetap ingin Lily yang datang sendiri dan menelan kembali keinginannya untuk bercerai.Jadi Max hanya menunggu sambil menyelesaikan pekerjaan di kantornya yang telah menumpuk.Tetapi sampai sekarang Lily tidak kunjung datang apalagi berlutut di hadapannya dengan tatapan memohon. Besok adalah hari terakhir dari yang dijanjikan oleh Lily padanya. Max memilih bersabar dan menunggu hari esok untuk menyaksikan keteguhan Lily untuk meminta cerai.Hari esok yang dinantikan telah datang.Max menunggu di ruang tengah dengan pakaian kasual. Dia pura-pura fokus menatap ponsel dengan duduk santai di atas sofa, namun sebenarnya pikirannya melayang.Apakah Lily benar-benar bisa membawa
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 32

Lily segera meninggalkan Max yang masih terdiam di ruang tengah dengan susah payah. Saat dia berada di depan pintu, Vina segera berdiri dan membantu Lily untuk berjalan."Bagaimana? Dia setuju kan?" bisik Vina sembari membantu Lily berjalan.Sudut bibir Lily terangkat satu. "Harusnya sih setuju." Meski terlihat baik-baik saja, tapi sorot mata Lily terlihat sedih. Dalam benaknya masih terngiang-ngiang soal ucapan Max barusan. Lily tidak menyangka jika Max akan berpikir negatif soal dirinya.Tapi Lily berusaha keras mengusir perasaan sedih itu karena bagaimanapun sebentar lagi dia akan berpisah dari Max. Cobaannya saat meminta cerai dari Max begitu berat, dia bahkan harus melihat orang-orang disekitarnya menderita karena dirinya. "Vina, ada yang ingin ku katakan padamu," ujar Lily saat mereka sudah berada di dalam mobil."Ya?" Vina segera menatap ke arah Lily dengan bertanya-tanya.Bibir Lily sudah terbuka namun tetap ada rasa keraguan dalam hatinya. "Umm.. tidak apa-apa."Kening Vin
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 33

Di kediaman Kenneth, Wina yang tengah makan malam bersama Kenneth tiba-tiba meraih tangan Kenneth dan berkata, "Aku sudah mencari tahu soal anak itu. Menurutku kau tidak perlu mengganggunya lagi karena hidupnya sudah sengsara."Kenneth meletakkan sendok dan garpu nya lalu menatap Wina dengan mengerutkan keningnya. "Apa yang kau maksud itu putri dari Darrel?"Wina menganggukkan kepalanya. Beberapa hari setelah menyelidiki sendiri soal Lily Orlantha, perasaannya menjadi galau. Rasa empatinya lebih mendominasi dibanding rasa benci yang selama ini bersemayam di dalam hati. Berbeda dengan Kenneth yang cenderung bisa bertindak dengan logika dan kejam jika soal balas dendam."Hidupnya telah mengalami banyak ujian, tidak perlu lagi kita menambah sengsara."Kenneth mendengus kesal. Dia tahu persis ujian seperti apa yang dimaksud oleh Wina. "Itu lebih pantas disebut sebagai karma dibandingkan ujian."Wina mengelus punggung tangan Kenneth dengan jari jemarinya. "Makany
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 34

"Seorang pengasuh untuk anak autis?" Kening Inda mengerut dalam setelahnya. "Kenapa tiba-tiba Nyonya mencari seorang pengasuh?" Lily menghela napasnya singkat sebelum berkata, "Aku sudah proses cerai dengan Max. Sebentar lagi aku akan pergi ke luar negeri untuk bekerja, aku harus meninggalkan adikku yang autis di sini tapi aku perlu seorang pengasuh yang bisa diandalkan."Mendengar itu mata Inda berbinar-binar dan wajahnya nampak cerah. "Nyonya, saya punya pengalaman menjaga anak autis. Saya bisa menjaga adik Anda."Kedua sudut bibir Lily terangkat. "Benarkah?" Namun sesaat kemudian wajahnya kembali muram. "Tapi kau kan membutuhkan uang untuk dikirimkan pada ibumu. Gaji yang akan aku berikan tidak sebanyak yang diberikan oleh Max.""Tidak apa-apa, Nyonya. Ibu saya sudah tidak memerlukan uang yang banyak untuk pengobatan, saya juga sudah lama memiliki niat untuk keluar dari sini." Lily menatap Inda dengan perasaan galau. "Aku tidak memaksamu, Inda. Kalaupun kau
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 35

Dengan susah payah Lily menjawab, "Ya." Hati Lily sudah terlanjur terluka. Dia hanya ingin menyudahi semuanya hingga selalu meng-iyakan ucapan Max. Apapun akan dia jawab 'Ya' selama itu bisa membuat Max senang lalu melepaskannya.Namun apa yang diharapkan oleh Lily nyatanya berbeda jauh dengan kenyataan.Bukannya melepas cengkeraman, Max malah mendekatkan wajahnya hingga batang hidungnya menggesek pipi Lily lalu beralih ke arah telinganya seraya berbisik, "Kau sudah membuat kesalahan besar."Belum sempat bereaksi, Lily dibuat terkejut oleh Max yang tiba-tiba meraup bibir tipisnya dengan kasar.Pupil mata Lily membesar, jantungnya berdegup lebih kencang. Dia tak menyangka Max malah menciumnya dengan kasar bahkan tak membiarkannya untuk lepas.Dengan sisa tenaga yang tersisa, Lily berusaha memberontak. Tangannya menyusuri leher belakang milik Max lalu perlahan naik hingga mencapai puncak kepala Max. Di sana Lily menarik rambut Max dan itu membuahkan hasil.Max melepas ciumannya karena
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 36

Lily membuka kedua matanya setelah terlelap selama beberapa jam. Lampu putih yang terang, nuansa ruangan berwarna putih serta bau obat yang menyengat, Lily segera tersadar jika dia tengah berada di rumah sakit.Suasana malam di rumah sakit begitu hening dan sepi. Dia menatap ke arah sekitar lalu menemukan Vina yang meringkuk di atas sofa panjang.Lily mengangkat tangan dan melihat infus yang terpasang di pergelangan tangannya. Sekelebat ingatan tadi sore terlintas, membuat sekujur tubuhnya merinding. Lily menelan ludahnya untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering. Andai membuang kepahitan hidup bisa semudah menelan air liur, pasti Lily tidak akan sesedih ini.Saat mencoba memiringkan badannya agar tak terasa pegal, inti pangkal pahanya justru terasa nyeri dan perih. Bersamaan itu, pintu ruangan terbuka. Inda segera melihat Lily yang sudah terbangun dan meringis kesakitan. "Nyonya, Anda sudah bangun?" tanyanya begitu mendekat. Wajah Lily nampak begitu pucat dan sorot matany
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 37

Tubuh Lily menegang mendengar nama Kenneth disebut. "Darimana kau tahu?" tanyanya."Saat menyusul Nyonya ke rumah sakit, saya mendengar pertengkaran Nona Vina dengan Tuan Vins lewat telepon. Intinya mereka membicarakan soal Kenneth yang mengancam Nona Vina, tapi saya tidak tahu alasan mengancam apa." Penjelasan Inda membuat bulu kuduk Lily berdiri ketakutan.Apa Vina diancam oleh Kenneth karena dirinya? Kenapa Vina tidak cerita?"Baiklah, sebaiknya kamu pura-pura tidak tahu. Aku yang akan mengurusnya. Sebaiknya kamu lekas istirahat...""Baik, Nyonya."Setelah Inda masuk ke dalam kamar. Lily menuju ke dapur untuk membuat minuman herbal yang sudah diresepkan oleh Kakek Zang. Kedua kakinya langsung terasa nyeri karena dia terlalu lama berdiri. Lily pun membawa gelas tersebut ke atas meja dan dia mendudukkan pantatnya di atas kursi.Cairan berwarna hitam yang terasa pahit itu langsung dia minum tanpa penuh drama. Rasa pahit yang ada di minuman itu tidak seba
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 38

Mendengar itu, Lily langsung menolehkan kepalanya. Dia sudah memblokir nomor Max, jadi Max menghubungi Inda untuk mencari tahu. "Kau jawab apa?""Sa-saya sudah jawab tidak tahu, tapi Tuan bersikeras mengatakan kalau saya pasti tahu Anda dimana." Inda merasa sedikit takut. "Tuan menyuruh saya untuk menyampaikan pesan kalau Anda sedang dicari oleh Tuan Kenneth."Setelah nama Kenneth disebut, wajah Lily terlihat menegang. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh Kenneth hingga mengusik orang-orang yang ada disekitarnya."Nyonya, bukankah Tuan Kenneth adalah orang yang berpengaruh? Kudengar jika ada orang menyinggungnya, dipastikan orang itu tidak akan bisa hidup dengan tenang."Tangan Lily mengepal erat. "Katakan pada Max, temui aku besok di kafe bintang jam sebelas siang." Daripada terus menghindar, Lily memilih untuk mendatangi dan mencari tahu. Sebenarnya, apa masalah Kenneth hingga mengatakan memiliki dendam pribadi dengannya."Baik, Nyonya."***Di kafe
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 39

Lily keluar dari kediaman Kenneth dengan dipapah oleh seorang pelayan. Wajahnya begitu tampak pucat dengan keringat banyak yang membasahi dahinya."Lebih baik Anda duduk di sini sebentar. Pak Sopir baru akan mengambil mobil dari garasi dalam," ujar si pelayan tadi lalu meninggalkan Lily duduk di atas sofa sendirian.Benak Lily langsung terngiang-ngiang saat dia mendengar cerita dari Kenneth dan Wina. Hatinya masih menyangkal soal fakta bahwa ayahnya pernah membunuh seorang bayi perempuan di masa lampau.Seingatnya, ayahnya adalah pria yang penuh kasih sayang dan perhatian. Sangat sulit baginya untuk menerima fakta itu.Pantas saja tatapan Kenneth terlihat ingin membunuh jika bertatap mata dengannya.Seorang pria paruh baya datang mendekat ke arah Lily dan berkata dengan sopan, "Mari, Nyonya. Saya antar Anda ke dalam mobil." "Tidak usah, saya bisa kok berjalan sendiri." Lily berjalan menggunakan tongkat kruk dengan susah. Kedua kakinya bergetar karena rasa sa
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 40

Kerutan di kening Lily terlihat jelas dan mulutnya setengah terbuka. "Kau gila?" Pffft!Finley tak dapat lagi menahan tawanya. Wajah Lily terlihat konyol seperti jijik mendengar kata cinta. "Aku hanya bercanda." Lalu menyeka sudut matanya yang sedikit basah.Ketegangan di antara dua alis Lily langsung memudar."Aku berniat membantumu karena kau memang memiliki bakat yang hebat. Sangat sayang kalau bakat itu hanya dipendam," ucap Finley serius.Bukannya senang, raut wajah Lily malah menjadi muram. Tatapannya kembali ke arah bawah dan sedikit kosong. Sebentar lagi dia akan berpisah sejenak dari orang-orang yang dia kenal. Demi menggapai cita-cita, apa dia bisa melaluinya?"Sebenarnya tujuanmu datang kesini ingin membicarakan apa? Aku daritadi belum mendengar apapun." Lily yakin, Finley tidak akan datang kesini tanpa memiliki tujuan yang jelas."Aku hanya mau memberikanmu ini." Finley menyerahkan selembar kertas yang terdapat judul paling besar bertuliskan 'Surat kontrak.'"Surat kontr
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more
PREV
123456
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status