Share

Bab 31

Author: Gilva Afnida
last update Last Updated: 2024-12-22 17:42:52

Beberapa hari kemudian.

Belakangan Max memiliki pekerjaan yang begitu banyak dan tidak bisa dia tunda. Sehari setelah melihat keadaan Lily yang baik-baik saja setelah insiden kebakaran butik, Max berencana ingin bertemu dengannya.

Namun egonya yang tinggi menghalangi dirinya untuk melakukan negosiasi dengan Lily. Max tetap ingin Lily yang datang sendiri dan menelan kembali keinginannya untuk bercerai.

Jadi Max hanya menunggu sambil menyelesaikan pekerjaan di kantornya yang telah menumpuk.

Tetapi sampai sekarang Lily tidak kunjung datang apalagi berlutut di hadapannya dengan tatapan memohon.

Besok adalah hari terakhir dari yang dijanjikan oleh Lily padanya. Max memilih bersabar dan menunggu hari esok untuk menyaksikan keteguhan Lily untuk meminta cerai.

Hari esok yang dinantikan telah datang.

Max menunggu di ruang tengah dengan pakaian kasual. Dia pura-pura fokus menatap ponsel dengan duduk santai di atas sofa, namun sebenarnya pikirannya melayang.

Apakah Lily benar-benar bisa membawa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 32

    Lily segera meninggalkan Max yang masih terdiam di ruang tengah dengan susah payah. Saat dia berada di depan pintu, Vina segera berdiri dan membantu Lily untuk berjalan."Bagaimana? Dia setuju kan?" bisik Vina sembari membantu Lily berjalan.Sudut bibir Lily terangkat satu. "Harusnya sih setuju." Meski terlihat baik-baik saja, tapi sorot mata Lily terlihat sedih. Dalam benaknya masih terngiang-ngiang soal ucapan Max barusan. Lily tidak menyangka jika Max akan berpikir negatif soal dirinya.Tapi Lily berusaha keras mengusir perasaan sedih itu karena bagaimanapun sebentar lagi dia akan berpisah dari Max. Cobaannya saat meminta cerai dari Max begitu berat, dia bahkan harus melihat orang-orang disekitarnya menderita karena dirinya. "Vina, ada yang ingin ku katakan padamu," ujar Lily saat mereka sudah berada di dalam mobil."Ya?" Vina segera menatap ke arah Lily dengan bertanya-tanya.Bibir Lily sudah terbuka namun tetap ada rasa keraguan dalam hatinya. "Umm.. tidak apa-apa."Kening Vin

    Last Updated : 2024-12-22
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 33

    Di kediaman Kenneth, Wina yang tengah makan malam bersama Kenneth tiba-tiba meraih tangan Kenneth dan berkata, "Aku sudah mencari tahu soal anak itu. Menurutku kau tidak perlu mengganggunya lagi karena hidupnya sudah sengsara."Kenneth meletakkan sendok dan garpu nya lalu menatap Wina dengan mengerutkan keningnya. "Apa yang kau maksud itu putri dari Darrel?"Wina menganggukkan kepalanya. Beberapa hari setelah menyelidiki sendiri soal Lily Orlantha, perasaannya menjadi galau. Rasa empatinya lebih mendominasi dibanding rasa benci yang selama ini bersemayam di dalam hati. Berbeda dengan Kenneth yang cenderung bisa bertindak dengan logika dan kejam jika soal balas dendam."Hidupnya telah mengalami banyak ujian, tidak perlu lagi kita menambah sengsara."Kenneth mendengus kesal. Dia tahu persis ujian seperti apa yang dimaksud oleh Wina. "Itu lebih pantas disebut sebagai karma dibandingkan ujian."Wina mengelus punggung tangan Kenneth dengan jari jemarinya. "Makany

    Last Updated : 2024-12-23
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 34

    "Seorang pengasuh untuk anak autis?" Kening Inda mengerut dalam setelahnya. "Kenapa tiba-tiba Nyonya mencari seorang pengasuh?" Lily menghela napasnya singkat sebelum berkata, "Aku sudah proses cerai dengan Max. Sebentar lagi aku akan pergi ke luar negeri untuk bekerja, aku harus meninggalkan adikku yang autis di sini tapi aku perlu seorang pengasuh yang bisa diandalkan."Mendengar itu mata Inda berbinar-binar dan wajahnya nampak cerah. "Nyonya, saya punya pengalaman menjaga anak autis. Saya bisa menjaga adik Anda."Kedua sudut bibir Lily terangkat. "Benarkah?" Namun sesaat kemudian wajahnya kembali muram. "Tapi kau kan membutuhkan uang untuk dikirimkan pada ibumu. Gaji yang akan aku berikan tidak sebanyak yang diberikan oleh Max.""Tidak apa-apa, Nyonya. Ibu saya sudah tidak memerlukan uang yang banyak untuk pengobatan, saya juga sudah lama memiliki niat untuk keluar dari sini." Lily menatap Inda dengan perasaan galau. "Aku tidak memaksamu, Inda. Kalaupun kau

    Last Updated : 2024-12-23
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 35

    Dengan susah payah Lily menjawab, "Ya." Hati Lily sudah terlanjur terluka. Dia hanya ingin menyudahi semuanya hingga selalu meng-iyakan ucapan Max. Apapun akan dia jawab 'Ya' selama itu bisa membuat Max senang lalu melepaskannya.Namun apa yang diharapkan oleh Lily nyatanya berbeda jauh dengan kenyataan.Bukannya melepas cengkeraman, Max malah mendekatkan wajahnya hingga batang hidungnya menggesek pipi Lily lalu beralih ke arah telinganya seraya berbisik, "Kau sudah membuat kesalahan besar."Belum sempat bereaksi, Lily dibuat terkejut oleh Max yang tiba-tiba meraup bibir tipisnya dengan kasar.Pupil mata Lily membesar, jantungnya berdegup lebih kencang. Dia tak menyangka Max malah menciumnya dengan kasar bahkan tak membiarkannya untuk lepas.Dengan sisa tenaga yang tersisa, Lily berusaha memberontak. Tangannya menyusuri leher belakang milik Max lalu perlahan naik hingga mencapai puncak kepala Max. Di sana Lily menarik rambut Max dan itu membuahkan hasil.Max melepas ciumannya karena

    Last Updated : 2024-12-23
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 36

    Lily membuka kedua matanya setelah terlelap selama beberapa jam. Lampu putih yang terang, nuansa ruangan berwarna putih serta bau obat yang menyengat, Lily segera tersadar jika dia tengah berada di rumah sakit.Suasana malam di rumah sakit begitu hening dan sepi. Dia menatap ke arah sekitar lalu menemukan Vina yang meringkuk di atas sofa panjang.Lily mengangkat tangan dan melihat infus yang terpasang di pergelangan tangannya. Sekelebat ingatan tadi sore terlintas, membuat sekujur tubuhnya merinding. Lily menelan ludahnya untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering. Andai membuang kepahitan hidup bisa semudah menelan air liur, pasti Lily tidak akan sesedih ini.Saat mencoba memiringkan badannya agar tak terasa pegal, inti pangkal pahanya justru terasa nyeri dan perih. Bersamaan itu, pintu ruangan terbuka. Inda segera melihat Lily yang sudah terbangun dan meringis kesakitan. "Nyonya, Anda sudah bangun?" tanyanya begitu mendekat. Wajah Lily nampak begitu pucat dan sorot matany

    Last Updated : 2024-12-23
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 37

    Tubuh Lily menegang mendengar nama Kenneth disebut. "Darimana kau tahu?" tanyanya."Saat menyusul Nyonya ke rumah sakit, saya mendengar pertengkaran Nona Vina dengan Tuan Vins lewat telepon. Intinya mereka membicarakan soal Kenneth yang mengancam Nona Vina, tapi saya tidak tahu alasan mengancam apa." Penjelasan Inda membuat bulu kuduk Lily berdiri ketakutan.Apa Vina diancam oleh Kenneth karena dirinya? Kenapa Vina tidak cerita?"Baiklah, sebaiknya kamu pura-pura tidak tahu. Aku yang akan mengurusnya. Sebaiknya kamu lekas istirahat...""Baik, Nyonya."Setelah Inda masuk ke dalam kamar. Lily menuju ke dapur untuk membuat minuman herbal yang sudah diresepkan oleh Kakek Zang. Kedua kakinya langsung terasa nyeri karena dia terlalu lama berdiri. Lily pun membawa gelas tersebut ke atas meja dan dia mendudukkan pantatnya di atas kursi.Cairan berwarna hitam yang terasa pahit itu langsung dia minum tanpa penuh drama. Rasa pahit yang ada di minuman itu tidak seba

    Last Updated : 2024-12-24
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 38

    Mendengar itu, Lily langsung menolehkan kepalanya. Dia sudah memblokir nomor Max, jadi Max menghubungi Inda untuk mencari tahu. "Kau jawab apa?""Sa-saya sudah jawab tidak tahu, tapi Tuan bersikeras mengatakan kalau saya pasti tahu Anda dimana." Inda merasa sedikit takut. "Tuan menyuruh saya untuk menyampaikan pesan kalau Anda sedang dicari oleh Tuan Kenneth."Setelah nama Kenneth disebut, wajah Lily terlihat menegang. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh Kenneth hingga mengusik orang-orang yang ada disekitarnya."Nyonya, bukankah Tuan Kenneth adalah orang yang berpengaruh? Kudengar jika ada orang menyinggungnya, dipastikan orang itu tidak akan bisa hidup dengan tenang."Tangan Lily mengepal erat. "Katakan pada Max, temui aku besok di kafe bintang jam sebelas siang." Daripada terus menghindar, Lily memilih untuk mendatangi dan mencari tahu. Sebenarnya, apa masalah Kenneth hingga mengatakan memiliki dendam pribadi dengannya."Baik, Nyonya."***Di kafe

    Last Updated : 2024-12-24
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 39

    Lily keluar dari kediaman Kenneth dengan dipapah oleh seorang pelayan. Wajahnya begitu tampak pucat dengan keringat banyak yang membasahi dahinya."Lebih baik Anda duduk di sini sebentar. Pak Sopir baru akan mengambil mobil dari garasi dalam," ujar si pelayan tadi lalu meninggalkan Lily duduk di atas sofa sendirian.Benak Lily langsung terngiang-ngiang saat dia mendengar cerita dari Kenneth dan Wina. Hatinya masih menyangkal soal fakta bahwa ayahnya pernah membunuh seorang bayi perempuan di masa lampau.Seingatnya, ayahnya adalah pria yang penuh kasih sayang dan perhatian. Sangat sulit baginya untuk menerima fakta itu.Pantas saja tatapan Kenneth terlihat ingin membunuh jika bertatap mata dengannya.Seorang pria paruh baya datang mendekat ke arah Lily dan berkata dengan sopan, "Mari, Nyonya. Saya antar Anda ke dalam mobil." "Tidak usah, saya bisa kok berjalan sendiri." Lily berjalan menggunakan tongkat kruk dengan susah. Kedua kakinya bergetar karena rasa sa

    Last Updated : 2024-12-24

Latest chapter

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 76

    "Setelah mencari tahu, ternyata dalang dibalik kebakaran butik itu adalah Olivia." Lily tidak menunjukkan keterkejutannya. Dia malah menundukkan kepalanya dengan sedih. "Vina... maafkan aku. Sebenarnya aku sudah tahu tapi aku menyembunyikannya."Vina tertegun sejenak."Apa dia mengancam mu waktu itu?""Ya." Lily mengusap wajahnya dengan kedua tangan. "Dia melakukannya karena tidak suka denganku. Waktu itu aku berada di titik terendah. Tidak tahu harus berbuat apa-apa, jadi aku memilih diam dan menuruti perkataannya untuk pergi dari hadapan Max.""Kau tidak memberitahuku dan meminta bantuan? Malah diam saja?" Suara Vina terdengar kecewa. Teringat beberapa kali Lily telah menolak bantuan yang diberikan olehnya. Lily menatap Vina yang terlihat kecewa. "Aku sudah banyak merepotkan mu, jadi aku-""Kamu keterlaluan, Lily," potong Vina dengan kedua mata memerah."Apa aku memang tidak begitu berguna? Apa karena aku bukan dari keluarga berpengaruh seperti Fi

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 75

    Bibir Olivia semakin mengerut dan wajahnya semakin menggelap. "Apa yang akan aku lakukan padanya, itu bukan lagi urusanmu, Max. kau dan dia sudah lama berpisah, harusnya itu tidak jadi masalah.""Tentu saja itu jadi urusanku!" bentak Max. "Kalau kau mengusik hidup Lily lagi, aku yang akan menghukum mu." Olivia pun segera berdiri. "Kenapa? Apa kau masih mencintainya? Wanita itu, sudah pergi meninggalkanmu dan memilih bersama pria lain. Tapi kenapa kau masih membela si jalang itu?"Plak!Max menampar Olivia cukup keras hingga Olivia terjatuh di atas sofa.Napas Max masih memburu dan dia melihat tangannya dengan tak percaya. Dia tak pernah lepas kontrol seperti ini sebelumnya.Sedang Olivia memegang pipi sebelah kirinya dengan perasaan terluka. Kedua matanya memerah dan sudah basah. Max tidak pernah menamparnya seperti ini."Olivia... aku..." Max tak sanggup untuk bersuara, membela diri atas perbuatannya barusan.Olivia menundukkan kepalanya dan suarany

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 74

    Bukan hanya karena janji itu saja. Pengalamannya dalam menangani seorang wanita sangat minim ditambah dia memiliki ego yang tinggi, membuatnya tak bisa tampil sebagai seorang suami yang baik untuk Lily.Olivia selalu mengatur Max dan Max akan mematuhinya. Sedangkan Lily adalah wanita yang patuh dan taat selama menikah. Mereka sangat berbeda.Hal-hal itu sebenarnya sudah mampu membuat hati Max goyah, namun karena Max masih memegang janji pada Olivia dan ingin menepatinya, maka dia terus mengabaikan Lily.Lagipula kakeknya dulu mengajarkannya harus keras sebagai seorang suami, membuatnya tak ada pilihan lain.Bahkan saat Olivia pergi ke Paris, meninggalkannya selama setahun setelah Max menikah saja, Max masih setia.Tapi akhirnya Max runtuh setelah Lily benar-benar ingin bercerai darinya. Keinginannya untuk tidak berpisah dari Lily semakin tinggi di saat pernikahannya sudah berada di ujung tanduk.Dia baru menyadari kalau dia lebih membutuhkan sosok wanita

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 73

    Max menghela napasnya singkat. "Aku turut bersedih atas apa yang menimpa padamu.""Tapi soal membantu, kenapa kau begitu yakin kalau aku akan membantu? Bukannya kau tadi yakin kalau aku dikendalikan oleh Olivia?"Serena memiringkan kepala sambil mengingat-ingat informasi yang telah dia kumpulkan selama beberapa hari. "Sebelum datang aku sudah mengumpulkan banyak informasi tentangmu.""Olivia pernah meninggalkanmu tapi kau tetap menerimanya disaat dia kembali. Awalnya aku berpikir kau begitu bodoh karena mudah dikendalikan oleh seorang wanita. Tapi setelah aku cari tahu lagi, rupanya keluargamu memiliki hutang budi pada keluarga Olivia. Jadi aku menebak, kau pasti tetap berada di sisi Olivia karena ingin balas budi."Mendengar itu, Max segera tahu jika Serena benar-benar memiliki dendam yang dalam pada Olivia. Hatinya terasa tercubit. Bagaimanapun dia adalah orang yang mengenalkan Olivia pada Ernes dulu, jadi secara tidak langsung Max turut andil dalam kerusakan rumah tangga itu.Max t

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 72

    Pada jam delapan malam di sebuah restoran mewah. Max berjalan menuju ke sebuah meja yang sudah dipesan oleh Fernita untuknya. Demi menghindari suara cerewet dari ibunya yang setiap hari memekakkan telinga, akhirnya Max setuju untuk menemui salah satu wanita pilihan ibunya.Dari kejauhan, Max dapat melihat seorang wanita yang duduk begitu anggun di depan meja. Memiliki wajah yang cantik dan rambut panjangnya terurai ke belakang menutupi kulit punggungnya yang sedikit terekspos. Warna kulitnya sawo matang tapi terlihat sangat terawat dan sehat. Wanita itu mendongakkan kepalanya begitu mendengar suara langkah kaki yang mendekati mejanya. Senyumannya terbit begitu indah dan menciptakan lesung pipi yang menawan. "Maxwell?" Suaranya bahkan terdengar lembut tapi tidak lemah. "Ya. Nona Serena?" Serena menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan Max untuk duduk. Max duduk dengan santai. Tujuannya datang hanya untuk menenangkan hati ibunya agar tidak menuntutn

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 71

    "Apa mau kalian?" Saphira berusaha memberontak. Kedua tangannya sudah terikat oleh jaket yang dikenakan Lily tadi.Tak dia sangka akan berakhir dengan dia yang diikat oleh Lily sampai tidak bisa bergerak. Awalnya dia kira Lily akan menusuk atau membunuhnya saat itu juga.Rupanya Lily hanya ingin mengikat kedua tangannya di belakang badan, membuatnya tidak bisa banyak bergerak."Brengsek! Aku tidak terima. Aku akan segera teriak kalau kalian tidak segera melepaskan ku!" Saphira berusaha mengancam. Akan ada banyak orang di rumah sakit ini yang bisa mendengar suara teriakannya meski di sepanjang lorong begitu sepi."Teriak saja. Tidak akan ada orang yang akan menolongmu." Vina terdengar tidak takut. Dia memainkan pisau milik Lily di tangannya setelah berhasil mengikat kedua kaki Saphira dengan tali sepatu milik Saphira sendiri.Lily tengah menelepon seseorang. Dia berdiri agak jauh dari posisi Vina dan Saphira sekarang.Saphira menatap ke sekeliling lorong, harusnya saat mendengar keribu

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 70

    Saphira menatap penampilan Lily yang sudah jauh berbeda. Anak tirinya itu tak lagi duduk di atas kursi roda. Badannya tegap, kedua kakinya lurus dan jenjang. Wajahnya halus, bersih dan juga lembut. Setiap apa yang dia pakai mencerminkan kemakmuran dan kesejahteraannya saat ini.Diam-diam Saphira mengepalkan tangannya yang terlipat, menaruh rasa iri karena keadaan mereka yang begitu jomplang.Setelah pulang dari penjara, Saphira sangat kesusahan untuk makan. Usianya yang sudah tua dan tidak memiliki pengalaman bekerja yang baik, membuatnya harus mengerjakan pekerjaan yang berat agar mempunyai uang. Terkadang Saphira lebih memilih memulung dibandingkan kerja di bawah perintah orang.Dirinya yang dulu selalu menyuruh orang, bagaimana bisa tiba-tiba disuruh-suruh oleh seseorang demi beberapa lembar uang? Saphira meninggikan egonya hingga alhasil dia kerap kesusahan mencari uang untuk makan.'Ini semua karena anak durhaka itu!' batinnya dengan kesal."Aku gak nyangka

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 69

    Saat ini Lily sudah tiba dan disambut oleh Inda yang kedua matanya terlihat membengkak. "Nona, maafkan saya." Hanya itu kata yang terucap begitu melihat kedatangan Inda. "Saya telah gagal."Lily tidak menanggapi ucapan Inda namun malah memeluknya dengan erat. "Ini bukan salahmu, Inda. Kamu sudah berusaha keras, kita akan mencari Arsan sama-sama."Inda tak memiliki daya dan hanya mengangguk lemah. Saat memeluknya, Lily merasa tubuh Inda lebih kurus dari terakhir kali saat dia bertemu. Lily segera melepas pelukannya dan menatap Inda dengan sedih. "Kamu terlihat lebih kurus, pasti kamu sudah mengalami kesulitan selama tiga tahun ini."Sudut bibir Inda terangkat tipis. "Tidak, Nona. Kesulitan saya tidak begitu berarti karena telah menganggap Arsan seperti adik saya sendiri." Inda benar-benar melakukan tugasnya dengan tulus. Mengasuh Arsan selama tiga tahun membuatnya menganggap Arsan seperti adik kandungnya sendiri. Makanya dia merasa sangat kehilangan saat tiba-tiba Arsan menghilang.

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 68

    "Untuk apa?" Suara Max terdengar dingin dan raut wajahnya nampak tidak peduli tapi sebenarnya dalam hatinya dipenuhi kesenangan karena akan melihat Lily kembali dalam jarak dekat.Sudah tiga tahun lamanya dia menahan rindu dan egonya agar tidak mengacaukan kehidupan Lily di Paris. Dia bahkan menyetujui perceraian demi Lily yang ingin mewujudkan cita-citanya.Max sudah mengalah dan berusaha melupakan. Namun semakin berusaha, Max semakin tak bisa. Bagaimanapun, Lily adalah wanita yang berada di sisinya selama dia terpuruk.Olivia yang dulu dia cintai saja tega meninggalkannya.Apalagi Max akhirnya mengetahui bahwa Lily melupakan cita-cita dan kesenangannya sendiri saat bersedia menikah dengan Max. Tapi Max malah menyia-nyiakannya."Adik kandungnya yang bernama Arsan tengah sakit keras lalu dikabarkan dia hilang dari pengawasan pengasuh. Setelah saya selidiki, petugas rumah sakit mengatakan kalau Arsan dipindahkan oleh ibunya sendiri ke rumah sakit besar yang memili

DMCA.com Protection Status