Semua Bab Layunya Cinta sang Nyonya: Bab 41 - Bab 50

142 Bab

Bab 41

Dua minggu kemudian.Berada di kantor Max, Eddie menjelaskan pada Max soal hasil pencariannya. "Aku sudah berusaha, tapi masih belum bisa ditemukan."Max menggebrak mejanya dengan keras. Tatapannya tajam dan kedua alisnya menukik tajam. "Sudah selama ini kenapa begitu sulit?""Sewa detektif kalau perlu!"Eddie memijat pangkal hidungnya dengan tenang. "Aku sudah menyewa detektif dan masih belum bisa membuahkan hasil."Max menghempaskan badannya ke senderan kursi lalu melonggarkan dasinya agar dadanya tak terlalu sesak. "Ini terlalu mencurigakan. Pasti ada seseorang yang berada di belakangnya.""Apa itu Vina Prajaya?" tanya Eddie berusaha menebak.Max mengelus dagunya yang sedikit berbulu. "Mungkin, tapi baiknya kita mencari tahu dulu untuk memastikan.""Apa kau tidak berlebihan? Kau tidak seperti itu saat Olivia pergi dulu," keluh Eddie. Sejujurnya, Eddie sudah merasa bosan karena harus menyelidiki keberadaan Lily. Itu bukanlah tugas utamanya."Kamu tidak ingin bonus? Kalau tidak ingin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 42

Olivia menatap Max dengan wajah yang tenang. Dia mendekatkan diri ke arah Max, lalu menjatuhkan diri ke dalam pelukannya. "Eddie bilang kau sedang tidak ingin diganggu, jadi dia menarik tanganku agar aku tidak mengganggumu."Hembusan napas hangat segera menerpa wajah Max yang kaku. Olivia mengelus dada Max dan menatapnya penuh minat. "Apa benar kau sedang tak ingin diganggu, Max?"Belaian Olivia membuat Max merasa tak nyaman namun dia memaksakan senyumnya, tangannya menarik lembut tangan nakal milik Olivia seraya berkata, "Tidak...""Apa yang membuatmu tiba-tiba datang ke kantor?" tanya Max.Olivia mengedipkan matanya, tak menyadari ketidaknyamanan yang dirasakan Max. Tangannya satu yang masih bebas berusaha menelusuri leher dan wajah Max yang ditumbuhi bulu halus. Kali ini Max membiarkannya."Ku dengar dari Tante Fernita kalau akhir-akhir kau sangat sibuk, jadi aku berinisiatif mengajakmu makan siang di sebuah restoran.""Kau mau kan?" Pertanyaan dari Olivia lebih terdengar seperti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 43

Donna Alberta adalah wanita campuran yang memiliki kecantikan khas. Usianya sudah hampir menginjak kepala enam namun kulit di wajahnya masih terlihat kencang.Tak heran dia bisa melahirkan bibit yang bagus seperti Finley.Lily bertemu dengan Donna dan memulai pendekatan. Tak disangka jika Donna adalah seorang guru yang mengajar di Belle School, tempatnya akan belajar nanti.Siapa sangka jika bertemu dengan Finley adalah sebuah keberuntungan untuknya. Lily pun memanfaatkan hal ini agar kehidupannya di Belle School nanti berjalan dengan baik."Lily, aku sungguh suka denganmu. Kau memiliki bakat dan ketulusan hati yang membuatku tersentuh. Aku ingin, kamu segera menikah dengan Finley dan memberiku seorang cucu."Ucapan dari Donna seketika membuat wajah Lily menegang."Ibu... Lily baru saja berkenalan denganmu. Bagaimana mungkin tiba-tiba kamu memintanya untuk menikah denganku dan melahirkan seorang cucu?"Hubungannya dengan Lily hanya sebatas saling men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 44

"Serius juga tidak masalah." Finley menatap Lily dengan tatapan horor. Lily tertawa lepas hingga menampakkan deretan giginya yang rapi. "Aku bercanda... Harusnya aku foto wajahmu tadi. Kau terlihat seperti arwah yang mati penasaran." Wajah Lily yang cantik dan begitu cerah membuat Finley menatapnya lekat. Lily terlihat seperti bunga yang sedang mekar. "Finley! Awas!" teriak Lily yang membuat Finley terperanjat. Ckiit!! Finley menginjak rem dengan kuat. Beruntung mobil mereka hanya menabrak pinggiran jalan dan tidak terlalu keras. Wajah mereka sangat pucat namun saat mereka saling memandang, tiba-tiba keduanya menyemburkan tawa bersamaan. "Kau hampir membuat kita benar-benar jadi arwah penasaran." *** Di sebuah restoran. Eddie duduk berseberangan dengan Max di sebuah restoran untuk makan siang. Tatapannya gelap dan rahangnya mengetat. Matanya terus tertuju pada sisa kiss mark di leher Max yang membuat hatinya serasa diremas. Tanpa dibilang pun Eddie tahu kalau
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 45

Di dalam mobil. Sorot mata Max nampak muram dan dia mengendarai mobil dengan lamban. Beberapa menit yang lalu dia baru saja selesai berbicara dengan Inda. Dia baru saja mengetahui fakta yang membuat hatinya tercubit. Rupanya selama ini Lily selalu mengirim seluruh uang bulanan yang diberikannya untuk ibu tirinya. Dengan harapan ibu tirinya itu dapat menggunakan uang tersebut dengan baik, salah satunya sebagai pengobatan adiknya yang menderita autisme. Namun ternyata ibu tirinya menyia-nyiakan uang tersebut untuk kesenangan pribadi. Selama ini, Max mengira Lily adalah wanita matre yang hanya menginginkan uang. "Sial!" Max memukul kemudi setirnya dengan kesal. Lalu menepikan mobilnya ke pinggir jalan. Dia menyenderkan kepalanya ke kemudi setir dengan galau. Tadi Inda juga mengatakan kalau Lily pergi ke Paris untuk belajar sekolah desain. Tak disangka jika Lily memiliki bakat di bidang desain. Pantas saja Lily memilih bercerai lalu bekerja di butik Sandra. Bodohnya dia.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 46

"Sebentar lagi aku ada urusan di Paris. James Dean memintaku untuk datang ke sana, membicarakan bisnis yang akan dia kembangkan di Eropa." Max menyesap kopi hitamnya, menyembunyikan tatapan dinginnya dari Eddie."James Dean?" Kening Eddie mengerut dalam. "Bukannya seminggu yang lalu dia baru saja kesini? Kenapa tiba-tiba mengajak bertemu di Paris?""Entahlah, mungkin dia sedang menemui keluarganya di sana." Eddie menatap lurus ke arah Max. "Aku akan ikut?" "Tentu saja tidak." Mendengar jawaban itu, Eddie sedikit lega. Pasalnya, dengan kepergian Max, sudah pasti dia akan bebas untuk bertemu dengan Olivia."Kau akan kuberi tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan di sini. Mungkin aku akan sedikit lama di Paris," lanjut Max.Eddie menyembunyikan rasa senangnya. "Oh ya? Berapa lama?""Mungkin sekitar tiga minggu. Aku akan mengajaknya Olivia juga bersamaku..."Raut wajah Eddie menegang. "Ke-kenapa? Ma-maksudku kau tidak mengajakku, tapi malah mengaja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Bab 47

Meskipun Max sudah menolak permintaan ibunya untuk ikut pergi ke Paris, namun akhirnya Max membiarkan sang ibu untuk ikut. Sepanjang perjalanan pergi ke bandara, ibunya dengan girang berbicara panjang dengan Olivia di bangku belakang. Sedangkan Max nampak santai duduk di depan mereka sambil fokus menatap ponsel. "Harusnya kau saja yang menjadi menantuku, bukan si gadis lumpuh yang gak berguna itu!" Suara Fernita terdengar penuh kebencian. Entah apa yang mereka bicarakan tadi, mau tak mau Max sedikit mendongakkan kepalanya karena penasaran. "Jangan begitu, Tante. Meskipun aku bukan menantu Tante, aku sudah menganggap Tante sebagai ibuku sendiri kok." Seperti biasa, Olivia bersikap sopan, ramah dan selalu bisa menyenangkan hati ibunya. "Tentu saja harus begitu... kau sudah lama kehilangan ibu, jadi anggap saja aku ini ibumu." Fernita menepuk punggung tangan Olivia dengan lembut. "Tapi, alangkah baiknya kalau kamu benar-benar bisa menikah dengan Max. Dari segi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Bab 48

"Belum pernah seperti itu?" Lily mengulangi ucapan Finley dengan menyatukan kedua alisnya. "Apa maksudnya?""Ah, tidak." Finley langsung menggelengkan kepalanya. "Mungkin hanya perasaanku saja."Lily memiringkan kepalanya, tatapannya terus lurus ke arah Finley yang terlihat gugup. Dia seperti sedang menyembunyikan sesuatu."Intinya, kalau tiba-tiba Larissa berbuat tidak baik padamu, katakan saja."***Setelah makan siang bersama Finley, Lily segera balik ke studio desain milik Larissa. Suasana di studio masih sepi karena Lily memang datang di saat jam istirahat, jadi Lily duduk di depan meja panjang sambil mengeluarkan buku sketsanya.Tadi pagi dia hanya menghadiri kelas selama dua jam saja, jadi dia memiliki waktu luang untuk jalan bersama Finley menyusuri keindahan kota Paris.Selang tak lama, tiba-tiba ada seseorang yang menaruh tas jinjing dengan keras di atas meja hingga mengagetkan Lily."Siapa yang suruh kamu untuk duduk di kursiku." Tatapan mata Cassandra nampak tidak bersahab
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Bab 49

Cassandra menatap Lily dengan senyuman seringainya. "Siapa suruh berani merebut posisiku. Rasakan itu...," gumamnya penuh dendam.Lily memasuki ruangan khusus milik Larissa. Di dalam sana, dia duduk berhadapan dengan Larissa dan hanya sebuah meja yang menjadi penghalang mereka."Kau tahu kesalahanmu?" Alis Larissa yang tebal terlihat meninggi, sorot matanya tajam dan angkuh."Tidak tahu karena aku tidak bersalah." Lily berkata dengan datar. Dirinya memang tidak bersalah, jadi untuk apa mengatakan kalau dia salah?Larissa memijat pangkal hidungnya dengan pelan. "Kau itu kurang teliti, Lily."Kening Lily mengerut dalam. "Apa?"Kini sorot mata Larissa sedikit melembut. "Seharusnya kau mampu melindungi apa yang menjadi milikmu. Untuk proyek sekecil ini saja kau tidak bisa menjaganya, lalu bagaimana kalau kau menerima proyek yang lebih besar?"Lily terdiam, masih tak mengerti dengan ucapan Larissa."Kau tahu kalau aku akan ikut acara Paris Fashion Week bukan?" tanya Larissa."Tahu.""Kau
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

Bab 50

Melihat Lily meringis kesakitan. Anastasia semakin menekan tangan Lily. Tatapannya penuh antusias, seolah menyiksa orang adalah hal yang menyenangkan baginya. "Kau menggunakan tangan kananmu untuk menggambar bukan? Bagaimana kalau aku patahkan? Apa kau masih bisa menggambar nantinya?" Kedua mata Lily melebar. "Jangan!" Lily menggelengkan kepalanya kuat.Cassandra dan Anastasia kompak tertawa. Bahagia di atas penderitaan Lily.Tok. Tok. Tok.Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. "Apa ada orang di dalam? Kenapa pintu toilet dikunci?" Suara Jane terdengar dari arah luar.Cassandra dan Anastasia saling memandang lalu memberi isyarat. Anastasia melepas cengkeramannya dengan kasar. "Kau beruntung kali ini."Lily meringis kesakitan, memegang tangannya yang memerah dan terasa nyeri."Tunggu sebentar! Aku tidak sengaja mengunci pintunya," teriak Cassandra dari dalam. "Hei, Wanita Asia. Jangan senang dulu... urusan kita belum selesai. Aku hanya menund
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status