All Chapters of SENTUHAN PANAS DI RUANG KERJA SANG CEO: Chapter 81 - Chapter 90

286 Chapters

Bab 81

Tepat pukul 15.00 di Kota Suncity, Davin melangkah masuk ke kantor Abimanyu Group dengan wajah penuh ketegangan. Di sampingnya, Bram berjalan dengan ekspresi yang sama seriusnya, membawa tumpukan dokumen yang sebelumnya digunakan dalam pertemuan bersama para investor. Hari itu terasa begitu panjang bagi Davin; rapat tanpa henti sejak pagi, semua berkisar pada satu hal, kerugian besar yang dialami proyek villa mewah milik perusahaan akibat longsor yang terjadi beberapa hari lalu.Kerugian ini tidak hanya bernilai finansial, sekitar satu triliun, tetapi juga menyentuh inti dari nama baik dan reputasi Abimanyu Group sebagai salah satu perusahaan properti terkemuka di negeri ini. Longsor itu bukan hanya sebuah kecelakaan, melainkan pukulan telak yang mengguncang seluruh fondasi bisnis mereka.Setelah memberi salam singkat kepada beberapa staf di lobi, Davin langsung menuju ruang rapat di lantai atas. Tim inti sudah menunggu, termasuk Naura, yang duduk di sudut meja besar dengan tumpuka
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 82

Davin menatap wajah wanita paruh baya di depannya. Wajah yang mulai dipenuhi kekhawatiran itu membuat dadanya semakin sesak. Ia mencoba menenangkan dirinya, meskipun dalam hati ia mulai merasa tidak tenang."Jangan bercanda, Bu. Naura bahkan sudah pulang saat jam pulang kantor tiba. Saya yang lihat sendiri waktu dia pulang," ucap Davin dengan nada setenang mungkin, meskipun ia tahu wajahnya mulai terlihat pucat. Ia yakin ibunya Naura tidak mungkin bercanda dalam situasi seperti ini."Demi Tuhan, Nak Davin, Ibu tidak sedang bercanda! Nih, lihat! Ibu masih mencoba menghubunginya, tapi nomor ponselnya tidak aktif. Ibu kira tadi dia sedang lembur di kantor. Baru saja Ibu mau mencari nomor kantor di Google."Davin membeku sesaat. Suasana menjadi lebih tegang. Ia mencoba merangkai pikiran dan mencari kemungkinan yang lebih logis, tetapi semuanya terasa buntu. Wanita di depannya mulai berlinang air mata."Ibu mau ke mana?" tanya Davin cepat, saat wanita itu terlihat hendak melangkah ke luar
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 83

Rasa frustrasi mulai merayapi pikirannya. Naura, di mana kamu? tanyanya dalam hati, sambil menatap kosong ke depan.Tiba-tiba, sebuah memori melintas di pikirannya. Pantai. Tempat yang dulu menjadi latar prewedding Davin dan Anna. Davin mengingat saat Naura berkata bahwa pantai itu adalah tempat yang sempurna untuk menenangkan pikiran. Naura juga bilang akan sering datang ke pantai ini untuk melepas penat.Seperti ada sesuatu yang menuntunnya, Davin langsung menghidupkan mesin mobil. Tanpa ragu, ia melajukan kendaraan menuju pantai yang berjarak cukup jauh dari pusat kota.Jalanan malam itu sepi, hanya diterangi lampu-lampu jalan yang remang-remang. Detak jantungnya terasa lebih cepat dari biasanya, campuran antara kekhawatiran dan harapan.Selama satu jam perjalanan, pikirannya terus dipenuhi berbagai kemungkinan buruk. Namun, ia mencoba mengusir bayangan itu. “Naura pasti ada di sana. Aku harus menemukannya,” gumamnya pelan, seolah meneguhkan hatinya.Setelah perjalanan yang terasa
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 84

"Sayang," panggil Davin lirih pada wanita pujaan hatinya yang masih terlelap di dalam mobil.Mobil Naura kini telah terparkir di basement apartemen. Setelah mematikan mesin mobil, Davin menoleh ke samping, menatap wajah Naura yang damai dalam tidurnya.Ia mengusap lembut puncak kepala wanita itu, lalu mencondongkan tubuhnya sedikit untuk mengecup kening Naura. Tak ingin membangunkannya, Davin keluar dari mobil, menutup pintu dengan hati-hati, lalu memutar setengah badan mobil untuk membuka pintu di sisi kiri.Hal pertama yang diambilnya adalah tas kerja Naura, yang ia letakkan di tangannya. Setelah itu, dengan penuh perhatian, Davin merengkuh tubuh mungil sang sekretaris yang masih terlelap dalam mimpi indahnya. Menggunakan tubuhnya untuk menutup pintu mobil, Davin kemudian menekan kunci otomatis hingga terdengar bunyi klik, memastikan mobil terkunci dengan baik.Davin melangkah masuk ke dalam lift, menekan tombol lantai apartemen Naura. Tak lama, pintu lift terbuka. Davin berjalan c
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 85

Davin merogoh ponselnya, dia menghubungi Bram untuk menggantikan memimpin meeting pagi ini. Tak lupa Davin minta agar tak ada yang mengganggunya dulu dengan, Naura.Tentu saja Bram paham maksud atasannya. Dengan cepat ia menjawab, “siap Bos.”Setelah memastikan Bram mengambil alih semua tugasnya untuk dua jam ke depan, pria itu kembali fokus pada goa sempit, yang seperti magnet minta disentuh terus."Enak kan, sayang?"Sejak tadi tangan pria itu terus sibuk di dalam milik Naura. Davin merasa ini adalah pelampiasan atas segala masalah yang datang bertubi-tubi tanpa ampun.Pria itu memasukkan tiga jarinya ke dalam lubang sempit wanita Pujaan hatinya, hingga membuat Naura berkali-kali mendesah merasakan kenikmatan yang tak terperi, wanita itu bahkan harus menggigit Bibir bawahnya karena rasanya memang senikmat itu."Isssssssh, aaaaaaah."Setiap kali Naura mendesah, saat itu juga gairah dalam tubuh sang CEO kembali terbakar. Davin terus menikmati sensasinya atas permainan lincah tangannya
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 86

“Apa, jangan-jangan kamu lagi ngidam, sayang?”Pertanyaan Davin meluncur dengan nada menggoda, tetapi efeknya jauh dari santai. Naura merasa dadanya sesak. Dia hampir kehilangan napas dan bingung harus memberikan jawaban apa. Namun, sebelum sempat membuka mulut, ponsel Davin tiba-tiba berdering, memecah suasana.“Halo, Ma. Ada apa?” tanya Davin, suaranya datar namun sopan.“Kamu harus pulang segera, Davin. Jangan sampai pas hari H kamu baru tiba di rumah. Kamu sudah janji sama Mama, jangan sampai Mama ngamuk ke Suncity. Jangan kecewakan keluarga kita,” suara dingin dan tegas dari Nyonya Laura terdengar jelas di telepon.Davin menghela napas panjang sebelum menjawab, “Iya, Ma. Davin selesaikan dulu urusan di sini. Bayar-bayar kerugian, urusan asuransi, dan lain-lain. Setelah itu, Davin pulang. Paling empat hari lagi Davin sudah di rumah.”Naura, yang mendengar pembicaraan itu tanpa sengaja, merasa dadanya semakin teriris. Kenyataan pahit hubungan mereka kembali menghantamnya. Dia harus
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 87

“Aku pasti akan sangat merindukan, sentuhan panasmu, sayang,” ucap Davin.Pria itu mendorong ke belakang jok mobilnya, agar Naura bisa dengan leluasa memberikan sentuhan lembut di bagian intim Davin yang sudah menegang. Pria itu juga melepaskan celananya menurunkan hingga selutut dan menyentuh kepala Naura agar segera melakukan tugasnya.“Nikmatnya, sayaaaaaaang.”Bibir dan tangan Naura bekerja sama dengan baik untuk memanjakan Davin. Pria itu mendongak ke atas setelah sandaran jok mobilnya ia turunkan, tangannya masuk ke dalam bra yang digunakan oleh sang sekretaris, lalu meremas 2 bagian menyembul itu secara bergantian.Sampai akhirnya, erangan panjang terdengar dari mulut Davin.Saat mereka menikmati kebersamaan di dalam mobil, tanpa mereka sadari ada mobil yang terparkir tak jauh dari mobil itu sedang memberi kabar pada mamanya Davin dan juga tunangan Davin.Salah satu orang suruhan mamanya Davin menghubungi wanita paruh baya itu.“Halo,” sapa mamanya Davin.“Halo, Nyonya. Saya in
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 88

Naura masih duduk di kursinya, berusaha mengatur napas yang terasa memburu setelah kejadian menegangkan tadi. Tangannya masih sedikit gemetar, dan ia terus mengingat momen saat mobil Jeep hitam itu mendekati mobilnya. Sorot mata para pria di dalamnya terlihat dingin dan penuh ancaman, membuat Naura hampir kehilangan kendali.“Ya Tuhan, siapa orang-orang itu? Sangat menyeramkan sekali,” gumamnya, suara lirihnya terdengar jelas di dalam mobilnya.Naura mengusap keningnya, mencoba menenangkan diri. Ketakutan masih menghantui pikirannya. Pikirannya berkecamuk, mencari penjelasan mengapa mereka membuntutinya. Ia mengingat kembali momen di taman kota, saat Jeep itu terparkir tidak jauh dari mobilnya. Apakah mereka memang membuntutinya sejak saat itu?Setelah merasa cukup tenang, Naura memutuskan untuk kembali bekerja. Ia tahu ada banyak tugas yang harus diselesaikan, dan tidak ingin kejadian tadi mengganggu pekerjaannya. Dengan langkah cepat, ia masuk ke kantor, menarik napas dalam sebel
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 89

Begitu sampai di apartemennya, calon istri Davin menutup pintu dengan rapat. Mereka lalu berciuman dengan sangat panas bahkan tangan pria itu sudah meremas dua gundukan kenyal yang ukurannya sangat besar. Tanpa melepaskan ciuman panasnya, pria itu mulai melepaskan seluruh pakaian yang menutupi tubuh calon menantunya tersebut, lalu ia juga membuka seluruh bagiannya, hingga tubuh keduanya sekarang sudah polos tanpa penutup sehelai benang pun. Mereka masuk ke menu utama.“Aaaaaah, lebih dalam Om,” jerit Anna.“Iya, baby,” balasnya.Anna sangat kenikmatan setiap kali pria itu menghentaknya dari posisi belakang, sang selebgram cantik selalu terpuaskan oleh sentuhan calon Papa mertuanya.“Balik, baby,” ujarnya.Kini, Anna ada di atas tubuh pria itu, bergerak penuh hasrat.“Ooooh, baby. Ini nikmat sekali,” ucapnya.Goyangan Anna juga membuat calon papa mertuanya keenakan.“Om, tolong remas dada, Anna. Anna kangen banget sentuhan Om,” ucapnya.Dengan senang hati calon Papa mertuanya melakuka
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 90

Davin duduk terpaku di kursinya, menatap kosong ke luar jendela pesawat. Langit yang terbentang luas di hadapannya tak mampu menenangkan kekacauan di dalam hatinya. Pikirannya melayang, terjebak dalam pusaran rasa bersalah yang semakin menyesakkan dada.Dia mencintai Naura, itu kenyataan yang tak bisa dia pungkiri. Tapi, di saat yang sama, dia harus menikahi wanita lain—sebuah keputusan yang dirasa seperti menghancurkan dunianya sendiri. Davin mengepalkan tangan, mencoba menahan gejolak emosi yang terus membara.Bayangan wajah Naura menghantui setiap sudut pikirannya. Senyumnya yang tulus, sorot matanya yang lembut, dan cara dia berbicara dengan penuh perhatian—semua itu terasa seperti belati yang terus menusuk hatinya."Apa yang sedang dia rasakan sekarang?" pikir Davin sambil menyandarkan kepalanya ke kursi. Hatinya terasa remuk membayangkan Naura yang mungkin sedang berjuang menahan air mata, terluka karena dirinya.Davin menghela napas panjang, namun rasa sesak itu tetap tidak
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more
PREV
1
...
7891011
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status