All Chapters of SENTUHAN PANAS DI RUANG KERJA SANG CEO: Chapter 71 - Chapter 80

286 Chapters

Bab 71

"Istri Om bener-bener keterlaluan ya. Mentang-mentang dia kaya raya, seenaknya saja bicara kasar sama suami sendiri yang harusnya dia hormati," ucap Anna, suaranya terdengar manja namun dengan nada mengejek yang jelas.Pria dewasa di hadapannya, mengenakan kemeja yang kusut akibat pergumulan mereka sebelumnya, menghela napas panjang. "Ya, begitulah, baby. Dia selalu merasa bahwa dia yang sudah menghidupi Om. Padahal, selama ini Om juga kerja di perusahaannya. Dan lagi, dia tak pernah hamil," balasnya, nada suaranya sedikit getir.Anna tertawa sinis. "Ya gimana mau hamil, Om? Kan dia sudah nenek-nenek," ujarnya dengan nada mengejek, membuat keduanya tertawa bersama. Tawa mereka seolah menjadi bukti betapa rendahnya rasa hormat yang tersisa dalam hubungan pria itu dengan istrinya.Pria itu mengusap dagunya sambil menatap Anna dengan pandangan penuh nafsu. "Om nggak tahu apa jadinya kalau nggak ada kamu, baby. Kamu itu penyelamat Om."Anna tersenyum licik. "Udah, sana mandi dulu, Om. Na
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 72

Davin duduk cemas di samping Naura. Wanita yang ia cintai terlihat lemah, berusaha mengatur napas setelah muntah hebat yang membuat seluruh tubuhnya gemetar. Tanpa rasa jijik sedikit pun, Davin membantu Naura, memegang dahinya saat Naura duduk lemah mengeluarkan semua isi perutnya."Sayang, kita ke rumah sakit sekarang, ya," ucap Davin dengan rasa penuh kekhawatiran. Wajahnya terlihat sangat panik yang sulit disembunyikan.Naura menggeleng pelan, matanya berkaca-kaca namun penuh keyakinan. "Tidak perlu, Pak. Saya hanya masuk angin. Maaf jadi merepotkan... dan muntah di sini."Davin mengerutkan kening, jelas-jelas tak setuju dengan alasan Naura. "Jangan bilang begitu, Sayang. Walaupun cuma masuk angin, aku nggak mau ambil risiko. Maafkan aku, mungkin aku terlalu memaksa setiap kali kita... berhubungan badan denganmu, aku terlalu memuaskan hasratku tanpa memikirkan kondisimu." Suaranya melemah, penuh rasa bersalah yang jelas tergambar di sana.Naura tersenyum samar, meski lemah, mencob
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 73

Naura segera membuka kancing depan piyamanya, selama di dalam kamar hotel Naura memang tidak diizinkan memakai bra oleh Davin. Sehingga begitu kancing piyama itu terlepas, dada besar sang sekretaris menyapu pandangan Davin.Tanpa menunggu lama, Davin mendekatkan bibirnya menyentuh aset kembar milik, Naura.“Kamu suka juga kan, sayang, kalau aku ngemut dadamu?” tanya Davin. Pria itu melepaskan bibirnya sejenak dari puncak dada sang sekretaris.“Suka banget, Pak. Tubuh saya seketika meremang,” jawab Naura.Davin tersenyum, maha karyanya di leher dan dada putih Naura, sangat banyak. Warnanya sudah berubah keunguan. “Kali ini, kamu cukup manjakan aku dengan dadamu, sayang. Selebihnya biar aku keluarkan pakai tangan,” ujar Davin.Bibir Naura mengerucut, “tapi saya juga mau, Pak.”Davin terkekeh, sekarang tak ada lagi Naura yang pemalu. Di hadapannya sudah ada Naura yang liar dan membalas nafsu Davin dengan nafsu yang sama.Permainan panas itu pun berlangsung di balkon kamar hotel. Meski k
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 74

Davin menghela napas panjang, menikmati cuaca yang sejuk sambil menggandeng tangan Naura erat saat mereka menyusuri kawasan perbelanjaan mewah yang gemerlap. Naura tampak ceria, meski wajahnya sedikit pucat. Dalam benaknya, Davin merasa lega karena akhirnya mereka jauh dari rutinitas dan pandangan menghakimi di kota tempat tinggal mereka. Di Kota New Capitol, mereka bebas.“Mungkin di sini, aku bisa lebih leluasa bersamamu, Sayang. Tanpa perlu khawatir siapa pun melihat,” gumam Davin sambil tersenyum kecil, memandangi Naura yang asyik memilih-milih barang di salah satu etalase.Namun, ia tidak menyadari bahwa di balik kebebasan ini, ada ancaman yang tak kasatmata. Di kejauhan, seorang pria dengan kamera telefoto sedang mengawasi setiap gerak-gerik mereka. Dengan cekatan, pria itu memotret momen saat Davin dan Naura saling berpelukan, bahkan saat Naura mencium pipi Davin. Semua itu langsung dikirimkan ke ponsel Mamanya Davin.Di sisi lain, Naura mulai merasa tubuhnya semakin lemas.
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 75

Laura duduk di sofa ruang tengah, masih dengan ekspresi murka yang belum mereda. Tangannya menggenggam erat ponsel yang layarnya sudah pecah, sementara matanya terus menatap Anna yang duduk di seberangnya. Wanita muda itu hanya diam, menunggu Laura meredakan emosinya, meskipun dia tahu bahwa itu hampir mustahil.“Kamu dapat video ini dari mana, Sayang?” tanya Laura akhirnya, mencoba menormalkan nada suaranya meskipun jelas terdengar ketidaksenangannya.Anna menghela napas berat, berusaha tetap tenang meski hatinya ikut terbakar oleh rasa benci terhadap Naura. “Dari salah satu teman selebgramku, Tante. Dia ada di tempat yang sama dengan Davin dan perempuan sialan itu. Tapi Tante jangan khawatir, aku sudah memintanya untuk tidak menyebarkan foto dan video ini ke orang lain. Aku juga sudah memberinya uang tutup mulut, minimal sampai rencana kita selesai dilaksanakan,” jelas Anna dengan nada penuh keyakinan.Laura mengangguk, meskipun masih terlihat gusar. Sebelum sempat dia berbicara l
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 76

"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan," gumam Naura, suaranya lirih di antara keheningan kamar mandi yang dipenuhi uap dari air hangat.Matanya terpejam erat, mencoba melawan rasa kalut yang menguasai hatinya. Tapi kenyataan itu terlalu nyata untuk diabaikan. Perlahan, air mata mengalir dari sudut matanya, bercampur dengan air yang menetes dari rambut basahnya. Tangannya gemetar saat menyentuh dinding kamar mandi untuk menopang tubuhnya yang terasa lemas."Aku nggak mungkin menghancurkan rencana pernikahan mereka... Tapi aku juga nggak mungkin diam saja," bisiknya pelan, nyaris tak terdengar di antara suara gemericik air.Hatinya berperang, antara cinta dan kenyataan pahit yang harus ia terima. "Pak Davin... dia berhak tahu..." Suaranya terhenti, berganti dengan isakan kecil. "Tentang... bayi ini," sambungnya sambil menyentuh perutnya dengan ragu.Tiba-tiba suara ketukan pintu menggema, membuat Naura terlonjak kecil. Ia buru-buru menghapus air matanya dengan punggung tangan, berusaha
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 77

Villa di sudut kota Sun City adalah salah satu proyek paling ambisius yang ia pimpin. Proyek itu tidak hanya melibatkan dana besar, tetapi juga reputasinya di mata investor dan klien.Hujan masih turun deras ketika Davin menyetir keluar dari garasi. Wiper mobil bekerja keras membersihkan kaca depan, tetapi pandangannya tetap terbatas oleh derasnya hujan. Sepanjang perjalanan, pikirannya terus dipenuhi bayangan kehancuran Villa.“Aku seharusnya memeriksa kondisi tebing itu lebih awal,” gumamnya penuh penyesalan.Setelah hampir satu jam menyetir di bawah hujan deras, Davin akhirnya tiba di lokasi Villa. Lampu dari kendaraan tim dan petugas penyelamat menerangi kegelapan malam. Puing-puing bangunan tertimbun tanah dan batu besar terlihat jelas, menciptakan pemandangan yang memilukan.Bram langsung menghampiri ketika melihat Davin keluar dari mobil. Wajah Bram terlihat pucat, jelas bahwa ia juga merasa terbebani oleh situasi ini.“Pak Davin, kami sedang mengatur agar alat berat bisa masuk
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 78

Lampu di ruang tamu yang gelap menciptakan suasana tenang namun penuh ketegangan di antara Davin dan Naura. Keduanya tegang dan mendadak tak bergerak setelah pintu kamar terbuka.“Bu,” panggil Naura dengan suara pelan, berusaha tidak menimbulkan kecurigaan sang ibu.Dari balik pintu kamar, terdengar suara langkah kaki mendekat, diiringi suara lembut ibunya. “Nak Davin, masih di sini?” tanyanya dengan nada khawatir.Naura menelan ludah, mencoba mengendalikan rasa gugupnya. “Masih, Bu. Sudah tidur. Ini tidurnya di pangkuan Naura.” Naura terpaksa berbohong, tidak mungkin dia mengaku Davin dan dia sedang melakukan penyatuan.Mendengar itu, ibunya tidak berkata banyak. Ia hanya menarik napas pelan, lalu menanggapi dengan suara yang tetap lembut, “Oh, ya sudah. Ibu mau tidur lagi, ya. Kamu juga istirahat, Nak. Besok kan harus kerja.”“Iya, Bu,” jawab Naura singkat, menunggu sampai langkah-langkah kaki itu kembali menghilang ke dalam kamar dan pintu kamar kembali tertutup rapat.Begitu suasa
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 79

Ballroom hotel megah di pusat kota SunCity dipenuhi suasana tegang sejak pagi. Di ruangan yang biasa digunakan untuk perayaan mewah, kini hanya ada tatapan serius dari puluhan pria dan wanita bersetelan formal. Semua pandangan tertuju pada Davin, yang berdiri di depan panggung kecil dengan layar proyektor besar di belakangnya. Di sampingnya, Bram, tangan kanannya, memegang tablet yang menampilkan data penting.Suasana sunyi pecah ketika Davin membuka pertemuan. “Selamat pagi, para kolega dan investor. Saya tahu, semua dari kita tidak ingin berada di sini hari ini untuk membahas masalah seperti ini. Namun, saya pastikan bahwa kita akan menemukan solusi terbaik.”Suara Davin terdengar tegas, tetapi ada sedikit getaran yang sulit disembunyikan. Ia menatap wajah-wajah yang penuh ekspektasi itu satu per satu.Bram melangkah maju, menggantikan Davin untuk menyampaikan laporan awal. “Seperti yang telah diketahui, longsor yang terjadi akibat curah hujan ekstrem telah merusak total bangunan V
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 80

“Kenapa Anda menangis? Sepertinya Anda tidak bahagia dengan berita kehamilan ini?” tanya dokter dengan lembut, meskipun wajahnya terlihat sedikit khawatir.Naura tersentak dari lamunannya. Ia segera menyeka air mata yang tanpa sadar mengalir di pipinya. “Sa... saya bahagia, Dok,” jawabnya sambil memaksakan senyum. “Saya sudah menunggu lama untuk bisa punya anak.”Dokter mengangguk, tampak lega. “Syukurlah kalau begitu. Setelah suster membersihkan sisa gel di perut Anda, silahkan temui saya di meja saya untuk mendapatkan resep.”“Baik, Dokter. Terima kasih,” jawab Naura dengan suara pelan.Suster membantu membersihkan gel dari perutnya. Setelah itu, Naura merapikan pakaian dan berjalan ke meja kerja dokter. Kepalanya terasa berat, seperti dipenuhi beban yang sulit diungkapkan.“Apa Anda mengalami gejala ngidam atau keluhan lain?” tanya dokter sambil mengetik di komputer.“Akhir-akhir ini, saya sering mual, Dok. Beberapa hari lalu saya juga sempat demam tinggi,” jawab Naura. “Tapi saya
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
1
...
678910
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status