All Chapters of SENTUHAN PANAS DI RUANG KERJA SANG CEO: Chapter 51 - Chapter 60

286 Chapters

Bab 51

Setelah menutup pintu apartemen, Naura melepas napas panjang. Malam itu begitu berat, pikirannya bercampur aduk antara rasa lelah dan beban emosi. Namun langkahnya terhenti ketika mendapati sang ibu masih terjaga, duduk di sofa dengan televisi yang menyala tanpa suara.“Di mana Nak Davin?” tanya ibunya, menatap Naura dengan mata penuh selidik.Naura terkejut, tak menyangka ibunya masih terbangun pada jam sepuluh malam ini. Ia segera merapikan ekspresinya, berusaha terlihat tenang. “Tadi nganterin Naura sampai di bawah, Bu. Naura pikir Ibu sudah tidur. Besok katanya mau ke sini untuk sarapan bersama,” jawab Naura sambil tersenyum kecil, mencoba mengalihkan perhatian ibunya.Namun, ibunya tetap menatapnya tajam. “Ibu tidak percaya begitu saja,” ujar sang ibu sambil memicingkan mata, memperhatikan wajah anaknya yang tampak lelah. “Kenapa matamu sembab, Nak? Apa yang terjadi? Apa kamu ribut dengan Nak Davin?”Pertanyaan itu membuat Naura gugup. Ia tak menduga ibunya begitu jeli memperha
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 52

Sinar matahari lembut menembus tirai kamar Naura, memaksa matanya untuk terbuka. Ia meregangkan otot-ototnya yang kaku dan dengan perlahan menyentuh sisi tempat tidur sang ibu. Kosong. Pikirannya langsung bertanya-tanya, namun samar-samar, ia mendengar suara gemerincing panci dari arah dapur. Naura menarik napas panjang, bangkit dari tempat tidur, dan melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.Setelah menyegarkan diri, ia berjalan ke dapur, mengikuti suara itu. Di sana, terlihat sang ibu yang tengah sibuk memasak. Aroma harum masakan langsung memenuhi ruangan itu, mengingatkan Naura pada pagi-pagi penuh cinta yang selalu diberikan ibunya.“Bu,” panggil Naura pelan, langkahnya mendekat.Tanpa menunggu balasan, Naura memeluk ibunya dari belakang, pelukan hangat yang terasa begitu nyaman.“Anak Ibu sudah bangun,” jawab ibunya lembut sambil menoleh sedikit.Naura tersenyum, meski ada semburat kesedihan di matanya. “Kenapa Ibu masak jam segini? Kok banyak banget m
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 53

Ibunya Naura memandang Davin dengan tatapan penuh harap, seolah mencari kepastian dari setiap kata yang akan keluar dari mulutnya. Setelah beberapa saat diam, Davin akhirnya berbicara, suaranya bergetar pelan namun penuh keteguhan."Ibu tenang saja," ucap Davin sambil mengusap lembut lengan ibunya Naura. "Davin sangat mencintai Naura, lebih dari diri Davin sendiri. Ibu nggak perlu ragukan itu. Davin akan menjaganya dengan baik. Davin juga sangat menyayangi Ibu, maka Davin harap Ibu harus kuat agar terus sembuh dan panjang umur. Ibu pasti ingin melihat kami memiliki anak, ingin melihat cucu-cucu Ibu tumbuh besar kelak. Maka dari itu, Ibu harus berjuang untuk tetap sehat."Kata-kata itu seperti meluruhkan segala kegelisahan yang selama ini menghantui hati ibu Naura. Air mata menggenang di pelupuk matanya sebelum ia memeluk Davin dengan erat. Pelukan itu penuh kasih sayang dan rasa terima kasih, sementara Davin balas memeluknya dengan hangat. Tak kuasa menahan emosi, air mata pun jatuh
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 54

Di ruang kerja Davin yang tertutup rapat, suasana terasa begitu sunyi. Hanya isak tangis yang terdengar, memecah keheningan yang menyelimuti ruangan itu. Davin masih berdiri memeluk Naura erat, seolah ia tak ingin melepaskannya barang sedetik pun. Namun, air matanya terus mengalir, menyuarakan rasa sakit yang tak mampu ia sampaikan dengan kata-kata."Kalau saja ada jalan lain untuk menghindari pernikahan itu, sudah aku lakukan demi kebahagiaan kita," ucap Davin lirih di sela tangisnya. Suaranya bergetar, penuh luka yang begitu dalam. "Tapi aku benar-benar tak bisa melakukannya. Aku bingung, kenapa Tuhan selalu seperti ini pada hidupku? Hidup sekali, tapi harus mengikuti kemauan orang tua. Benar-benar sakit."Naura yang berada dalam pelukannya tak sanggup menahan air matanya lagi. Isaknya tertahan, namun rasa sakitnya begitu nyata. Ia bisa merasakan betapa berat beban yang harus ditanggung Davin, pria yang begitu ia cintai. Namun, di balik rasa sedih itu, ada kesadaran yang perlahan m
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 55

Flashback Laura menatap putranya dengan wajah penuh harap. Di sebelahnya, Anna, duduk dengan canggung. Matanya terus mencuri pandang ke arah pria yang kini berdiri tegap dengan ekspresi dingin di depan mereka."Davin, Mama sudah bicara baik-baik. Kamu tahu, ini bukan hanya soal kamu dan Anna. Ini soal keluarga kita," ujar Laura dengan nada memohon.Davin menghela napas panjang, tangannya disilangkan di dada. "Mama, sudah berapa kali Davin bilang? Davin tidak mau melakukan pre-wedding ini. Davin tidak mencintai Anna. Hubungan kami hanya formalitas untuk memenuhi permintaan Mama," jawabnya tanpa emosi.Anna menunduk, mencoba menahan rasa sakit di hatinya. Ia sudah tahu sejak awal bahwa Davin tidak memiliki perasaan apa pun padanya. Namun mendengar kata-kata itu diucapkan langsung di hadapan keluarganya membuatnya merasa semakin kecil."Davin," Papa William mencoba berbicara dengan nada lebih tegas. "Kamu pikir keputusan ini hanya soal perasaanmu? Bagaimana dengan nama baik keluarga? Ka
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 56

Suasana di kantor Abimanyu Group, masih dipenuhi aktivitas padat ketika jarum jam hampir menunjukkan pukul lima sore. Para karyawan terlihat sibuk di meja masing-masing, menyiapkan laporan dan presentasi untuk meeting besar besok pagi. Di meja kerjanya, Naura masih sibuk mengetik laporan terakhir yang harus diselesaikan hari itu. Tangannya lincah bergerak di atas keyboard, sementara pikirannya fokus pada setiap detail pekerjaan.Ponselnya berdering pendek, memunculkan pesan masuk. Naura berhenti sejenak, meraih ponsel, dan membaca pesan itu dengan hati-hati."Naura, temui saya di Cafe Lion satu jam lagi. Terima kasih."Pesan dari Laura, mamanya Davin, membuatnya mengernyitkan dahi. "Ada apa lagi ya?" gumamnya pelan. Permintaan dari Laura hampir selalu berarti perintah, dan menolak bukanlah pilihan.Naura dengan cepat mengetik balasan: "Baik, Nyonya. Saya akan sampai di cafe dalam satu jam."Setelah pesan terkirim, ia meletakkan ponselnya di meja dan menghela napas panjang. Ia tahu,
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab 57

Di tengah remang-remang kamar hotel yang dihiasi gemerlap balon berwarna pastel dan lilin-lilin kecil di setiap sudut, Naura berdiri mematung, matanya tak bisa lepas dari dekorasi romantis yang terhampar di depannya. Balon-balon dengan tulisan "Happy Birthday" menggantung di dinding, ranjang dihiasi kelopak mawar merah, dan di meja terdapat kue ulang tahun dengan lilin menyala.Davin, dengan senyumnya yang hangat, mulai menyanyikan lagu ulang tahun dengan suara lembut yang menggema di dalam ruangan.“Happy birthday to you... happy birthday to you... happy birthday, happy birthday... happy birthday, sayang.”Naura menutup mulutnya dengan tangan, air mata membasahi pipinya. “Pak, demi apapun, saya bahkan lupa kalau ini hari ulang tahun saya,” ucapnya dengan suara lirih.Davin mendekat, mengusap lembut pipinya yang basah. “Apa kamu menyukainya, sayang?” tanyanya, matanya menatap Naura penuh cinta.Naura hanya bisa mengangguk sambil mengusap air matanya. “Pak… saya tidak menyangka akan m
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab 58

Davin sangat kesal. Rambutnya berantakan dan pakaiannya dikenakan asal-asalan. Matanya menatap pintu dengan kesal. Sementara itu, Naura memilih berlindung di balik selimut, matanya mengikuti Davin yang berjalan dengan langkah berat menuju pintu. Jantungnya ikut berdegup cepat, takut jika yang datang benar-benar orang yang mereka khawatirkan.Davin membuka pintu dengan gerakan cepat. Wajahnya yang tegang langsung berubah kesal ketika melihat siapa yang berdiri di depannya.“Bram? Demi apapun, kamu bikin jantungku hampir copot!” seru Davin, setengah membentak.Bram berdiri dengan senyum penuh kemenangan, tangannya memegang sebuah kotak. “Maaf, Pak. Saya hanya ingin memberikan kado ini untuk Naura. Tadi saya lupa menaruhnya di sini,” jawab Bram santai, menyerahkan kotak tersebut ke tangan Davin.Davin mendengus, menerima kotak itu dengan sedikit kasar. “Kamu ini bikin panik saja! Kukira Mama atau-” Ia menggigit bibirnya, enggan melanjutkan.Bram mengangkat alis, matanya berbinar menggo
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Bab 59

“Ayo, Pak, sebaiknya kita pulang sekarang,” ujar Naura sambil merapikan pakaiannya.Davin mengangguk tanpa berkata apa-apa. Ia merapikan penampilannya dengan asal, pikirannya masih terjebak pada momen yang baru saja mereka lalui. Dalam diam, ia memikirkan bagaimana hidupnya akan terus berubah, terutama dengan situasi yang semakin rumit ini.Mereka membersihkan diri di kamar mandi hotel itu, berusaha menutupi jejak kebersamaan mereka. Naura selesai lebih dulu, dan dengan rapi ia melangkah keluar dari kamar, berjalan cepat menuju lobi. Namun, ia tetap berhati-hati agar tidak menarik perhatian. Naura melirik sekeliling sebelum masuk ke dalam mobilnya. Setelah itu, ia segera meninggalkan hotel tanpa menoleh ke belakang.Davin menunggu sekitar 10 menit sebelum menyusul. Ia sengaja tidak menggunakan jasa sopir kali ini, memilih untuk menyetir sendiri agar situasinya tetap aman. Ia tahu, jika seseorang mengenali mobilnya, kabar tentang dirinya dan Naura bisa menyebar dengan cepat.Setelah
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Bab 60

"Jangan macam-macam, Om. Aku sebentar lagi akan menikah dan sudah tak sabar ingin menjadi Nyonya Muda Abimanyu. Aku akan menguasai seluruh harta milik Davin Abimanyu, tak peduli dia bersikap baik padaku atau tidak. Doakan ya semuanya berjalan lancar," begitu bunyi pesan yang ia kirimkan.Setelah menekan tombol kirim pada pesan yang ditujukan kepada pria yang selama ini selalu ada di sisinya, Anna meletakkan ponselnya di meja samping ranjang. Ia tersenyum tipis, matanya berbinar penuh ambisi.Ia lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang empuk. Tangan kirinya meraih selimut, sementara tatapannya menembus langit-langit kamar yang putih bersih. Pikirannya tidak bisa tenang, teralihkan oleh rasa penasaran yang semakin kuat tentang apa yang sebenarnya terjadi antara Davin dan sekretarisnya, Naura."Demi apapun, aku mencurigai sesuatu," gumam Anna dengan suara pelan namun penuh ketegasan. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan erat hingga kuku-kukunya nyaris melukai telapak tangannya sen
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more
PREV
1
...
45678
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status