Semua Bab SENTUHAN PANAS DI RUANG KERJA SANG CEO: Bab 91 - Bab 100

287 Bab

Bab 91

Davin memicingkan mata, berusaha memastikan siapa pria yang kini berdiri di hadapannya. Namun, sebelum ia bisa berkata apa-apa, pria itu sudah menepuk bahunya dengan akrab."Ternyata benar kamu, Davin. Aku tadi ragu, loh," ujar Steve dengan senyum lebar.Davin mengangguk kecil. “Iya, aku baru sampai. Ingat, ya, dua hari lagi datang ke pernikahanku,” ucapnya basa-basi, meski dalam hati ia merasa berat untuk mengucapkan itu. Ia berharap Steve atau siapa pun tidak benar-benar datang ke hari yang tidak diinginkannya itu."Kamu ngapain di sini?" tanya Davin sambil melirik koper kecil yang Steve bawa."Jemput Mama sama Papa. Baru pulang dari luar negeri," jawab Steve. Kemudian, wajahnya berubah serius. "Kamu punya waktu sebentar nggak, Vin? Ada sesuatu yang penting banget mau aku bicarakan."Davin menatap sahabatnya heran. “Ada apa sih, kok serius banget?”Steve tak menjawab langsung, melainkan menghela napas berat. “Pokoknya kita harus bicara, tapi nggak di sini. Kita ke coffee shop depan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Bab 92

"Bawa aja dulu buktinya, nanti ikutin omongan aku. Kamu jangan gegabah," ucap Steve pada sahabat kecilnya sambil menepuk bahu Davin, mencoba menenangkan gejolak emosi yang terpancar jelas di wajahnya."Mereka jahat banget. Aku yakin Mama sangat terluka kalau sampai mengetahui hal ini, tapi kalau tidak, mereka ini sudah kebangetan," jawab Davin, matanya nanar menatap keluar.Dia memikirkan kesehatan sang Mama yang selama ini memang menjadi prioritasnya. Penyakit jantung yang diderita Mamanya sempat membuat seluruh keluarganya tertekan, hingga membuat pertunangan Davin dan Anna terlaksana.Waktu itu dokter bahkan hampir kehilangan harapan, tetapi keajaiban menyelamatkan sang Mama, membuatnya kembali sehat.Steve menghela napas panjang. "Nah, itu yang mungkin akan paling melukai perasaan Mamamu. Jadi, mau nggak mau Mamamu harus siap menerima risikonya, karena kalau didiemin, mereka akan semakin menjadi-jadi," ucap Steve mantap."Makasih ya, Steve. Mudah-mudahan aku masih bisa tahan emosi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Bab 93

"Katakanlah kalau itu tidak benar! Ibu tidak pernah mengajarkanmu untuk merebut pasangan orang!" ucap sang Ibu sambil terisak, matanya memerah penuh duka.Naura memeluk kaki ibunya erat-erat. Air matanya membanjiri wajahnya yang kini tampak begitu lemah dan terluka. Dia masih bersimpuh di lantai setelah tadi Anna, calon istri Davin, menjambak rambutnya tanpa ampun."Maafkan Naura, Bu... Maafkan Naura," ucapnya penuh penyesalan, suaranya bergetar, seperti seorang anak kecil yang mengakui kesalahan besar.Sang ibu, yang hampir tak sanggup berdiri karena tekanan emosional, berusaha menahan tangis lebih keras. Namun, sebelum dia sempat menjawab permohonan anaknya, sebuah tangan kasar tiba-tiba menjambak rambut Naura kembali, menariknya hingga kepala Naura mendongak ke atas. Jeritan kesakitan menggema di ruangan sempit itu."Dengar ya, perempuan sialan!" bentak Nyonya Laura dengan penuh kebencian. Matanya menyala seperti bara api. "Jangan pernah berani mendekati Davin lagi! Jangan pernah b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Bab 94

Hawa dingin menyeruak masuk melalui celah dinding bangunan kosong yang sudah hampir runtuh itu. Naura menggigil, meski bukan karena udara malam yang menusuk tulangnya, melainkan ketakutan yang menghantui pikirannya.Sementara, sang ibu terduduk lemah dengan mata setengah terpejam, kelelahan setelah hari yang penuh teror.Naura memandang rantai yang melilit pergelangan tangan mereka. Mata cokelatnya menyipit, menimbang-nimbang kekuatan pengikat itu. Pikirannya bekerja keras mencari cara untuk melepaskan diri."Bu, Ibu kuat, kan?" bisik Naura lirih, khawatir membangunkan para preman yang mungkin masih berjaga di luar."Ibu... akan mencoba, Nak," jawab ibunya dengan suara serak. "Apa... kita bisa keluar dari sini?"Naura menatap ibunya dengan tekad yang mulai tumbuh. "Kita harus keluar, Bu. Malam ini juga."Perlahan, Naura menarik rantai yang mengikatnya ke pilar besi di tengah ruangan itu. Rantai itu berkarat, namun cukup kuat untuk menahan perlawanan ringan. Naura mengerahkan tenaga ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 95

Nyonya Laura meraih ponselnya, dan menghubungi kembali anak buahnya, dalam hitungan detik terdengar jawaban dari seberang telepon. “Halo, Nyonya.”"Temukan mereka SEGERA!" bentaknya. "Kali ini aku tidak mau mendengar alasan atau kegagalan. Pastikan mereka tidak akan pernah lagi menginjakkan kaki di kota ini. Aku tidak peduli bagaimana caranya, tetapi aku ingin mereka lenyap untuk selamanya."Ada jeda singkat di seberang sana, kemudian pimpinan preman itu menjawab dengan suara tegas, "Baik, Nyonya. Kami akan menyelesaikan ini malam ini juga."Nyonya Laura memutus sambungan telepon, napasnya memburu. Wajahnya yang biasanya terlihat elegan kini berubah garang, mencerminkan kebencian mendalam terhadap Naura. Baginya, gadis itu adalah ancaman terbesar bagi masa depan Davin dan calon istrinya.****West CountryHari ini adalah H-1 pernikahan Davin dan calon istrinya. Semua orang sudah sibuk di lokasi acara besar tersebut. Nyonya Laura, saking hebohnya, bahkan mengajak seluruh pekerja di rum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 96

“Oooh, dadamu yang besar ini sangat menggodaku, sayang.”Tuan William sedang berada di atas tubuh calon menantunya, dia menikmati dada sang calon menantu, memainkan lidahnya di sana sementara tangan yang satunya terus meremas bagian yang lain dengan penuh hasrat.Sementara sang wanita menggelinjang seperti cacing kepanasan, setiap adegan ranjang dengan pria yang harusnya menjadi Papa mertuanya ini membuatnya seperti sedang dibawa ke surganya dunia. Papa tiri Davin kembali bergerak maju mundur, menghentak sang calon menantu dengan penuh nafsu yang tak terkendali. Desahan demi desahan tercetus dari mulut keduanya, memenuhi ruangan mewah tersebut.“Oommmm, aku mau keluar,” ucap Anna suaranya serak, layaknya orang yang sudah dibuat melayang.“Sabar sayang, aku belum puas. Kamu di atas ya, sayang,” pinta pria itu.Anna pun merubah posisi, dia memberikan pelayanan terbaik sama calon Papa mertuanya.“Aaaaaah, goyanganmu ini, sangat nikmat, sayang. Lakukan lebih cepat,” ujarnya.Mereka teru
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 97

"Kamu pikir aku akan diam saja setelah melihat ini?" tanya Davin, suaranya rendah namun penuh amarah yang terkendali. "Kamu berani-beraninya mengkhianati Mama, di kamarnya sendiri, dengan perempuan yang seharusnya menjadi calon menantunya.""Da... Davin, dengarkan dulu. Papa bisa menjelaskan," pria itu tergagap, mencoba meraih simpati. Namun, Davin mengangkat tangannya, memberi isyarat agar dia tutup mulut."Kamu bukan Papaku! Jelaskan? Apa lagi yang perlu dijelaskan? Aku sudah melihat semuanya. Kamu bahkan tidak punya rasa malu."Tanpa peringatan, Davin kembali melepaskan satu pukulan keras ke wajah Papa tirinya. Pria itu kembali terjatuh. Anna, yang berdiri di sudut ruangan dengan wajah ketakutan, menjerit kecil namun tak berani bergerak."Davin, hentikan!" Anna memohon, tapi Davin hanya meliriknya dengan tatapan dingin."Diam kamu, pel4cur! Ini bukan urusanmu!" bentaknya. Fokusnya kembali pada Papa tirinya. "Kamu tahu, aku bisa memaafkan banyak hal, tapi mengkhianati Mama? Itu adal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 98

“Maaf, Naura. Kami sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk ibumu, tapi Tuhan berkehendak lain. Ibumu, sudah pergi untuk selamanya.”“Ibuuuuuuuu, Naura mohon kembali Bu. Naura mohon jangan tinggalin Naura, Bu. Kembali Bu…”Tangis Naura pecah begitu dokter keluar dari ruang ICU dan menggeleng pelan. Hatinya seolah runtuh, tubuhnya gemetar menahan rasa kehilangan yang begitu dalam. Ibu yang selalu menjadi tempatnya bersandar kini telah pergi, meninggalkannya seorang diri di dunia yang terasa semakin kejam. “Ikhlaskan kepergian ibumu, Naura. Saya tahu ini berat, tapi Tuhan ingin melepaskan semua sakit yang diderita ibumu. Mari ikut saya keluar, biar suster mengurus jenazah, Ibumu,” ujar dokter yang sejak awal merasa kasihan pada, Naura dan Ibunya. Naura terduduk di kursi ruang tunggu rumah sakit dengan pandangan kosong. Tidak ada lagi yang bisa ia lakukan selain menangisi kepergian orang yang paling ia cintai.Saat itu, satu hal menyadarkannya: ia tidak memiliki apa-apa lagi. Tak a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 99

“Aaaaaaaaah,” Anna mendesah.Tangan Tuan William terus masuk ke dalam gua sempit milik wanita cantik di sampingnya ini. Tidak hanya Tuan William yang merasakan kenikmatan ketika tangannya menari-nari di dalam sana, namun wanita ini juga sangat menikmati sentuhan panas dari pria matang di sebelahnya.Semakin lama jari-jari Tuan William, semakin bergerak cepat di bagian intim milik sang wanita. Keduanya sudah melayang menikmati setiap sentuhan yang mereka buat untuk kenikmatan satu sama lain.Bukan berarti keduanya mengabaikan masalah yang sedang terjadi, namun semuanya sudah tidak bisa diputar balik lagi. Nama keduanya sudah buruk di mata publik, dan sekarang mereka juga menginginkan hiburan untuk melepaskan diri dari amarah yang masih mengganjal di hatinya. Mereka membenci Davin yang dengan tega mempertontonkan video tersebut ke sosial media.“Enak kan, Sayang?” tanya Tuan William.“Enak banget, Om. Lakukan lagi, aku menyukainya,” jawab Anna sambil tersenyum manja.Paha kanan Anna, in
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 100

“Demi Tuhan, aku tak menyangka, Mama akan sejahat ini,” gumamnya.Davin turun dari pesawat dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Marah, kecewa, dan frustasi bercampur menjadi satu. Dia melangkah cepat, seolah ingin segera menuntaskan semua kekacauan yang sudah terjadi. Di area kedatangan, Bram sudah menunggu dengan wajah penuh ketegangan.“Kita langsung jalan, Bram. Aku nggak mau buang waktu lagi,” ujar Davin dengan nada dingin.“Baik, Pak. Mobil sudah siap di luar,” jawab Bram sambil membawa koper kecil Davin.Begitu masuk ke mobil, Davin segera bertanya, “Kamu dapat info terbaru soal Jeep itu?”“Sampai sekarang belum ada kabar jelas, Pak. Anak buah kita masih terus mencari,” jawab Bram sambil mengemudi. “Tapi saya yakin, kita akan menemukan mereka.”Davin hanya mengangguk pelan, menatap ke luar jendela. Matanya tajam, namun ada luka yang terpancar jelas. Ia masih tak habis pikir bagaimana sang mama bisa tega melakukan hal sekejam itu.“Bram, coba kamu pikir, Naura dan ibunya itu n
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
29
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status