Semua Bab SENTUHAN PANAS DI RUANG KERJA SANG CEO: Bab 101 - Bab 110

357 Bab

Bab 101

Davin berdiri di depan pintu apartemen Naura, tangannya gemetar saat menekan kata sandi apartemen itu. Begitu pintu terbuka, udara dingin menyambutnya, seolah menegaskan bahwa tempat itu tak berpenghuni. Ia melangkah masuk perlahan, matanya langsung menyapu ruangan.Tidak ada yang berubah. Sofa di ruang tamu masih tersusun rapi. Vas bunga di meja masih berisi bunga-bunga kering. Barang-barang Naura dan ibunya masih ada di tempatnya, utuh. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, tapi juga tidak ada tanda-tanda pengosongan. Davin berhenti di tengah ruangan, memejamkan mata. Dadanya terasa sesak, pikirannya berputar liar.“Sayaaang…. Kamu benar-benar pergi tanpa membawa apa-apa,” gumamnya lirih.Tangannya gemetar saat meraih salah satu bantal di sofa, mendekapnya erat. Hidungnya mencium aroma samar yang masih tertinggal, aroma parfum Naura. Tanpa sadar, air matanya mengalir. Hatinya hancur membayangkan perempuan itu pergi hanya dengan pakaian di badan, entah ke mana, entah dalam keadaan sepe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 102

Setelah satu jam menjalani perawatan di rumah sakit, kelopak mata Davin mulai terbuka perlahan. Wajahnya pucat, dan sudut matanya masih basah oleh air mata yang belum sempat kering. Di samping tempat tidurnya, Bram tetap setia duduk, mengawasi dengan cemas setiap perubahan ekspresi Davin."Syukurlah, Pak Davin sudah sadar," ucap Bram dengan nada lega, meski hatinya masih berat melihat kondisi atasannya yang begitu rapuh. "Sepertinya Bapak sangat kelelahan."Davin hanya diam, memandang langit-langit ruangan dengan tatapan kosong. Namun air matanya terus mengalir, membasahi bantal di bawah kepalanya. Bram menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri sebelum melanjutkan."Biarlah Naura menjadi urusan saya untuk sementara waktu, Pak. Saya janji, Pak Davin, saya akan membawa Naura kembali," sambung Bram dengan penuh keyakinan, mencoba menyuntikkan semangat kepada Davin, meskipun dirinya sendiri dilanda kekhawatiran.Sebagai tangan kanan Davin selama puluhan tahun, Bram mengenal Davin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 103

"Bisa-bisanya aku tidak mengetahui hartaku dikuras seperti ini!" ucap Laura penuh emosi. Selain dikhianati oleh pria yang dia cintai, Laura juga merasa sudah tertipu habis-habisan. Sebagian harta peninggalan mendiang suami pertamanya telah dikuras habis oleh lelaki yang selama beberapa tahun belakangan ini sangat dia cintai."Saya juga tidak pernah menyangka beliau akan sekejam ini, karena selama ini beliau terlihat begitu mencintai Anda, Nyonya," ujar tangan kanan Laura dengan nada menenangkan."Hubungi dia sekarang! Aku ingin bicara dengannya. Aku ingin semua urusannya segera selesai!" perintah Nyonya Laura tegas."Baik, Nyonya," jawab tangan kanannya, lalu beberapa kali mencoba menghubungi Tuan William. Namun, tak sekalipun panggilan itu dijawab oleh pria tersebut."Maaf, Nyonya. Tidak diangkat oleh beliau," ujarnya dengan ragu."Brengsek! Dia mau main-main denganku rupanya! Tunggu saja pembalasanku! Kalian berdua akan merasakan sakit lebih dari yang aku rasakan!" ucap Laura penuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 104

Anna berdiri di depan cermin besar di kamar mewah tempatnya menginap, memastikan setiap detail penampilannya sempurna. Gaun malam berwarna merah dengan potongan leher rendah membingkai tubuh rampingnya, menonjolkan kulit putih bersihnya yang tampak bercahaya di bawah lampu. Gaun itu pas di tubuhnya, membalut lekukannya dengan elegan, sementara belahan di sisi kiri memperlihatkan kaki jenjangnya setiap kali ia melangkah. Rambut panjangnya dibiarkan terurai dengan gelombang alami, membingkai wajah cantiknya yang telah dihias riasan natural namun memikat. Bibir merahnya, serasi dengan warna gaun, menjadi titik perhatian yang sulit diabaikan.Ia melirik jam di pergelangan tangannya. Tuan William sudah berada di restoran bersama klien bisnisnya. Dengan napas panjang, Anna mengambil tas kecil berwarna perak yang senada dengan high heelsnya, lalu keluar dari kamar hotel.Dia melangkah menyusuri jembatan kayu yang kokoh. Tak jauh dari kamar itu, restoran itu sudah terlihat. Kata William kli
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 105

Anna mengurai ciumannya, dan dia mengelus dada saat William menunduk memeriksa dokumennya. Pria itu tak menyadari yang terjadi antara Anna dan Thomas.Thomas menerima dokumen itu, “malam ini, kamu ikut dulu dengan anak buahku ya. Ada pengiriman dalam jumlah besar. Besok pagi sudah kembali ke sini, kok. Setelah makan malam, kamu langsung berangkat!” serunya memberi perintah.Anna memberi anggukan pada Tuan William.“Ok, Thomas,” jawabnya.Mereka pun melanjutkan makan malamnya. Tepat pukul 21.00 Anna sudah berada di sebuah penginapan mewah. Anna dibawa ke sebuah kamar mewah, namun bukan kamar utama.Anna terkejut, karena di sana sudah ada dua wanita lain yang berpenampilan seksi.“Ke–kenapa ada orang, Tuan?” tanyanya.Thomas dibantu pada wanita itu untuk membuka jas kerjanya, “karena malam ini, kalian bertiga harus memuaskanku bersamaan.”Mata Anna nyaris meloncat dari cangkangnya, setelah mendengar ucapan Thomas.“Beliau sudah terbiasa dilayani lima orang sekaligus. Cepat buka bajumu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 106

Bram menatap Davin dengan cemas. Pria itu baru saja membuka selimutnya dan melepas infus dengan gerakan tergesa, meskipun wajahnya pucat pasi dan tubuhnya terlihat lemah."Pak Davin, Anda mau ke mana?" tanya Bram, mencoba menghentikannya. Bram sangat mengkhawatirkan kondisi Davin, karena dia sudah mengetahui betapa lemahnya kondisi sang atasan.Davin berhenti sejenak, menatap Bram dengan mata yang sayu tapi penuh tekad. "Tolong antarkan aku ke makam ibunya Naura," ujarnya dengan suara lirih nyaris berbisik."Tapi, Pak, kondisi Anda masih lemah," Bram mencoba membujuk. "Sebaiknya Anda istirahat dulu. Lagi pula, semuanya sudah terjadi. Saya janji, begitu kondisi Anda pulih, saya akan mengantarkan Anda ke makam ibunya Naura. Saya bersumpah, Pak."Namun, Davin menggelengkan kepalanya dengan cepat, raut wajahnya berubah penuh emosi. "Aku bilang sekarang! Ya, sekarang!" bentaknya dengan suara serak, membuat Bram terpaku sejenak.Bram menghela napas panjang, menyadari bahwa tidak ada cara un
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Bab 107

Bram melangkah keluar dari ruangan Davin dengan wajah tegang. Ia tahu betul tekad sang atasan, dan kali ini tak ada yang bisa menahan Davin untuk pergi.Kota New Capitol, yang menjadi tujuan Davin, memang memiliki hubungan khusus dengan Naura. Kota itu adalah kota impian Naura, tempat yang sering ia bicarakan dengan penuh antusias. Selain itu, letaknya cukup dekat dengan Suncity, negara mereka bertetangga. Logikanya sederhana: jika Naura memang melarikan diri atau mencari perlindungan, kemungkinan besar ia memilih New Capitol sebagai tempat pelarian.Bram segera mengumpulkan delapan orang pilihan yang merupakan tim pengawal pribadi Davin. Mereka adalah orang-orang terbaik, terlatih dalam bela diri, ahli menembak, dan memiliki insting tajam dalam menghadapi situasi darurat. Di ruang khusus di kantor Davin, Bram berdiri di hadapan mereka dengan sikap tegas."Pak Davin akan berangkat ke New Capitol malam ini. Kalian semua akan mendampingi beliau. Pastikan kalian dalam kondisi fit. Senja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Bab 108

“A–aku harus main sama mereka?” tanya Anna.Wanita itu menatap sang mafia mencoba mencari kebohongan atas ucapan pria itu dari binar matanya, namun tak Anna temukan. Thomas sedang sangat serius dengan ucapannya.Tiga pria itu salah satunya mulai menarik Anna masuk dalam pelukannya, namun dia masih meminta jawaban dari sang mafia. Dia tak mau gegabah dalam hal ini, takut kalau dia hanya sedang dijebak oleh Thomas.“Iya.”Di mata Thomas wanita hebat itu adalah wanita yang kuat bermain di atas ranjang atau di mana pun dia menginginkannya. Ada hiburan tersendiri bagi Thomas bila melihat wanita yang ia sukai bersetubuh dengan lebih dari dua pria sekaligus. Akan ada kebanggaan tersendiri di matanya bila wanita itu berhasil membuat ketiga pria tersebut terpuaskan.“Kamu, yakin?” tanya Anna, seakan tak percaya dengan ucapan sang mafia.“Sangat yakin, Anna. Semua istriku juga sering melakukan ini. Aku suka melihat wanita liar, apalagi kalau dia sampai berhasil main dengan tiga orang sekaligus.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 109

Penangkapan Tuan William terjadi di salah satu resor mewah di Kota New Capitol, tempatnya berlibur bersama beberapa kolega. Suasana yang semula damai berubah mencekam ketika beberapa petugas berseragam datang mengepung lokasi. William yang tengah menikmati anggur di balkon vila terlihat terkejut mendapati polisi menghampirinya. "Tuan William, Anda ditangkap atas tuduhan penipuan dan pengalihan aset secara ilegal milik Nyonya Laura Abimanyu. Kami memiliki surat penahanan untuk Anda," ujar salah satu petugas tegas, sambil memperlihatkan dokumen yang telah ditandatangani oleh pengadilan. "Ini pasti salah paham! Saya tidak pernah melakukan hal seperti itu," bantah William dengan nada tinggi, wajahnya berubah merah karena marah dan panik. Namun, para petugas tetap menahan William tanpa memperdulikan penolakannya. Ia digiring keluar dari vila dengan tangan terborgol, sementara para tamu di resor mulai berbisik-bisik, menyaksikan pemandangan yang mencengangkan itu. Beberapa rekan William
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Pertemuan Mengharukan

Laura duduk di kursi ruang interogasi, tubuhnya gemetar bukan karena lelah, tetapi penuh dengan amarah yang membara. Matanya menatap tajam ke arah William, pria yang dulu ia percayai dengan seluruh hatinya, tetapi kini hanya menyisakan kehancuran. Tangan William terborgol di depan, namun senyum mengejek tetap terukir di wajahnya. Ia sama sekali tidak menunjukkan penyesalan, justru semakin menyulut kemarahan Laura."Seluruh hidupku, semua yang aku punya, sudah aku berikan padamu, William! Tapi apa balasan yang kudapat? Kau rampas semuanya! Tidak hanya harta, tetapi juga kehormatanku. Kau cabik-cabik hatiku seolah itu tidak berharga!"William mendengus kecil, mengangkat bahu dengan sikap meremehkan. "Harusnya kau sadar, Laura. Kau itu egois. Kau ingin semuanya berjalan sesuai kehendakmu. Kalau hidupmu hancur, itu salahmu sendiri."Laura menggertakkan giginya, menahan diri agar tidak meledak saat itu juga."Aku? Egois? Harusnya kau suruh perempuan brengsek itu bercermin! Dia seharusnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
36
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status