All Chapters of SENTUHAN PANAS DI RUANG KERJA SANG CEO: Chapter 111 - Chapter 120

357 Chapters

Bab 111

Mereka membawanya dengan paksa, mencampakkannya di tempat asing, dan merenggut rasa aman yang selama ini ia miliki. Naura hanya bisa menggenggam perutnya yang kian membesar, berdoa agar bayi-bayi di dalam rahimnya tetap selamat meski dirinya hancur secara fisik dan emosional. Suara tangisnya begitu lirih ketika ia mencoba menceritakan kejadian mengerikan itu kepada Davin. “Mereka mengambil uangku… mereka membawaku ke sini… dan membuangku di jalanan. Aku takut,” isaknya, dengan suara bergetar. Para preman itu berhasil menemukan Naura, ketika Naura berniat bersembunyi di kota paling dekat dengan Sun City.Naura juga mendengar, Nyonya Laura meminta para preman itu membawa Naura menjauh dan memastikan hidup Naura mengenaskan.Salah satu gerombolan preman itu berkhianat, dan mengizinkan Naura pergi saat rekannya terlelap. Hingga Naura harus menjadi gelandangan dan makan dari makanan bekas yang sudah di buang ke tong sampah.Davin memeluknya erat, seolah-olah ingin melindungi Naura dari s
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 112

Davin tak pernah melepaskan pandangannya dari tubuh Naura yang terbaring lemah di atas ranjang hotel. Wanita itu telah tertidur, tapi wajahnya yang dipenuhi luka membuat hati Davin terasa hancur. Tubuhnya yang kurus, tangan dan kakinya yang penuh bekas luka gores, menjadi bukti penderitaan yang dialami Naura selama tiga bulan terakhir. Bahkan wajah cantiknya kini dihiasi bekas luka yang sulit hilang, seolah menjadi pengingat kejamnya dunia terhadap wanita yang ia cintai.Pandangan Davin terhenti pada pergelangan tangan Naura. Bekas ikatan tali yang dalam masih terlihat jelas, seperti mencengkeram hatinya erat-erat."Bagaimana bisa seseorang sekejam itu kepadamu, sayang?" pikir Davin dengan amarah yang membakar dada. "Demi Tuhan, aku bersumpah akan membalas semua ini. Mereka tidak akan pernah lepas dari tanganku!"Ia mengusap wajahnya yang basah oleh air mata, mencoba menenangkan dirinya. Namun, setiap kali ia memandang Naura, luka yang terlihat seperti berbicara, berteriak meminta ke
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 113

Davin menggenggam erat tangan Naura saat dokter kandungan mulai memeriksa perutnya menggunakan alat USG. Wajahnya tegang, sementara Naura hanya bisa tersenyum tipis untuk menenangkannya."Sayang, tenang. Aku nggak apa-apa," ucap Naura pelan, mencoba meyakinkan Davin meski ia sendiri merasa sedikit gugup."Aku cuma nggak mau ada apa-apa sama kamu, sayang" jawab Davin cepat sambil mengusap punggung tangan Naura. "Aku nggak bisa lihat kamu lemah begini."Dokter tersenyum menenangkan. "Santai saja, Bu Naura, Pak Davin. Mual-mual di trimester pertama hingga awal trimester kedua itu biasa, apalagi kalau kondisi tubuh sedang sensitif. Sekarang mari kita lihat kondisi bayi," ujarnya sambil memulai pemeriksaan.Ruangan menjadi sunyi sejenak, hanya suara alat USG yang terdengar. Beberapa detik kemudian, suara detak jantung kecil memenuhi ruangan. Naura langsung memejamkan mata, air matanya jatuh begitu saja."Itu... mereka?" bisiknya sambil melirik layar monitor."Iya, Sayang. Itu anak-anak kit
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 114

Nyonya Laura duduk di ruang kerjanya yang luas, jari-jarinya menggenggam gelas kristal berisi wine merah. Matanya yang tajam menatap kosong ke arah jendela besar yang memperlihatkan pemandangan malam kota West Country. Namun, pikirannya tidak berada di sana. Amarah yang membara di hatinya membuat tangannya sedikit gemetar saat ia meneguk minuman itu.“Wanita sialan itu...! Berani-beraninya dia masuk ke dalam hidup Davin!” geramnya pelan, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri.Ia meletakkan gelasnya dengan kasar di meja marmer di depannya, lalu menunduk untuk memungut ponsel yang sebelumnya ia lempar ke lantai. Ponsel itu sudah sedikit retak di bagian sudut, tapi masih menyala. Dengan jemari yang gemetar, ia menekan nomor Clara, wanita yang ia percaya untuk menjadi mata-matanya di rumah Davin.Telepon tersambung setelah nada ketiga.“Halo, Nyonya,” suara Clara terdengar hati-hati di seberang.Tanpa basa-basi, Nyonya Laura langsung meluapkan kemarahannya. “Wanita miskin itu ben
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 115

Tangan Davin terulur membuka piyama yang dikenakan Naura, lalu menjatuhkannya sembarangan. Penampilan sang istri ketika hamil justru membuat Davin semakin berhasrat.Dada Naura yang awalnya sudah besar dan menantang, kini semakin besar dan membuatnya selalu ingin menyentuh benda favorit itu. Davin dan Naura sudah mencari posisi hubungan badan yang baik dan aman untuk kedua calon anak mereka yang sedang berjuang di rahim sang ibu.Davin mengangkat tubuh Naura, dan didudukkan di atas meja besar, yang berada tak jauh dari meja rias di kamar mewah itu. Davin mulai meninggalkan jejak kepemilikan di dada sang istri. Sementara tangan Naura, meremas rambut Davin, menandakan kalau dia juga sedang menikmati permainan ini. Davin meminta Naura menaikkan kedua kakinya di atas meja. Dengan posisi Kedua kaki terbuka hingga Davin bisa menikmati bagian intim sang istri secara leluasa. Pria itu berlutut di depan Naura yang saat ini tangannya ada di belakang tubuhnya, dan posisi ini membuat Naura terlih
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 116

Satu minggu kemudian, butik terbesar di kota West Country milik Nyonya Laura terbakar habis hingga tak bersisa. Asap hitam masih membumbung tinggi saat tim pemadam kebakaran tiba di lokasi. Bangunan yang dulunya megah, menjadi puing-puing yang berserakan. Api tidak hanya melahap struktur bangunan, tetapi juga koleksi gaun-gaun eksklusif yang bernilai fantastis, milik para pelanggan tetap butik itu. Nyonya Laura, yang datang terlambat setelah diberi kabar, berdiri terpaku di depan reruntuhan, kedua matanya merah karena menahan amarah dan tangis."Bagaimana ini bisa terjadi?" jeritnya, suaranya bergetar. Ia menoleh ke arah manajer butik yang terlihat sama hancurnya. "Kenapa tidak ada yang menjaga? Kenapa sistem keamanan tidak berfungsi?"Manajer butik itu hanya bisa menunduk dengan ekspresi penuh rasa bersalah. "Kami belum tahu penyebabnya, Nyonya. Tapi menurut petugas pemadam, kemungkinan terjadi korsleting listrik di ruang penyimpanan.""Korsleting?" seru Nyonya Laura dengan suara y
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 117

Di lobby kantor Davin, situasi kacau tak terkendali. Darah segar yang mengalir dari area kewanitaan Naura menjadi pemandangan yang menghantui. Tubuh mungil istrinya yang hamil terkulai lemah di lantai, wajahnya pucat, matanya tertutup rapat. Davin berdiri membatu sesaat, sebelum tatapan matanya yang melotot penuh kemarahan beralih pada sang Mama."Mama sudah kelewatan, Ma!" Davin menggeram, suaranya menggelegar hingga semua orang di lobby terdiam ngeri.Nyonya Laura yang sebelumnya berdiri dengan penuh rasa puas karena berhasil melukai Naura, kini terkejut melihat wajah putranya yang berubah menjadi begitu dingin. Bengis, seolah siap menikamnya kapan saja dia mau. Namun, wanita itu masih mencoba membela diri."Dia pantas mendapatkannya, Davin! Perempuan itu hanya pembawa sial!" seru Nyonya Laura dengan nada tinggi, seolah apa yang dilakukannya benar.Namun, sebelum Nyonya Laura bisa melanjutkan, Davin dengan penuh emosi mendorong tubuh sang mama. Dorongan itu begitu kuat hingga Nyony
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 118

Wajah Davin berubah tegang. Ia menghela napas berat, mencoba menenangkan gejolak di dalam dirinya. Ingatan tentang kejadian di lobby tadi membuat dadanya terasa sesak. Ia tahu mendorong Mamanya hingga terluka adalah tindakan yang salah, tetapi dalam keadaan panik seperti itu, ia merasa tak punya pilihan lain. "Baiklah, antarkan aku ke sana," jawab Davin akhirnya, meski ada nada keraguan dalam suaranya. Bram memimpin jalan, sementara Davin mengikuti dengan langkah berat. Lorong-lorong rumah sakit terasa panjang dan dingin, mencerminkan suasana hati Davin yang penuh dengan konflik. Setibanya di lantai paling atas, Bram berhenti di depan pintu sebuah ruangan. "Beliau ada di dalam, Pak," ujarnya pelan. Davin mengangguk, menatap pintu itu dengan tatapan penuh keraguan. Setelah menarik napas panjang, ia mendorong pintu dan masuk. Di dalam ruangan, Nyonya Laura terbaring di tempat tidur, wajahnya terbalut perban. Meski terlihat lemah, sorot matanya tetap tajam saat melihat Davin masuk.
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 119

Thomas meraih pakaiannya, dia menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Hasratnya seketika hilang setelah mendapat kabar buruk. Dia menuju ke lantai paling atas, semua anak buahnya menunggu di sana. Tanpa berpamitan pada Anna pria itu melengos pergi begitu saja.Anna berdecak sebal, “belum tuntas main, dia memilih pergi gitu aja. Ya ampun mana aku kebelet banget,” ujarnya kesal. Tak ada orang yang bisa dia mintai tolong, untuk melayani hasratnya itu. Karena semua anak buah Thomas, langsung menuju ruangan khusus di rumah ini.“Huuuuffff menyebalkan. Andai aku tak tinggal di sini, bisa saja aku pergi ke club malam buat bersenang-senang,” gumamnya lagi.**Ruangan remang-remang di lantai atas sebuah rumah megah itu dipenuhi aroma asap rokok yang tebal. Thomas, duduk di kursi kulit besar di tengah ruangan. Tangannya mengetuk-ngetuk meja kayu solid di depannya, sementara wajahnya tampak lebih gelap dari biasanya. Di hadapannya, seorang pria muda, salah satu anak buahnya, berdiri deng
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 120

Tak lama kemudian, seorang dokter dan perawat masuk ke ruangan. Dokter dengan tenang mendekati Naura, memeriksa kondisinya sambil berbicara dengan suara lembut, "Bu Naura, coba tenang dulu, ya. Saya akan memeriksa apa yang terjadi."Davin berdiri di samping dokter, memperhatikan setiap gerakan dengan penuh perhatian. Wajahnya tegang, tangannya mengepal erat di samping tubuhnya.Setelah beberapa menit melakukan pemeriksaan, dokter akhirnya berkata, "Pak Davin, Bu Naura, ini hal yang biasa terjadi setelah ibu hamil jatuh. Nyeri ini kemungkinan akibat otot perut yang tegang. Selama beberapa hari ke depan, rasa nyeri mungkin akan datang dan pergi."Davin mengerutkan kening. "Apa itu tidak berbahaya, Dok?"Dokter tersenyum tipis, mencoba menenangkan. "Tidak, selama Bu Naura benar-benar mengikuti saran kami. Yang penting, beliau tidak banyak bergerak. Hanya boleh bangun untuk ke kamar mandi. Selain itu, istirahat total di tempat tidur. Tidak boleh jalan-jalan atau melakukan aktivitas yang b
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
36
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status