All Chapters of SENTUHAN PANAS DI RUANG KERJA SANG CEO: Chapter 121 - Chapter 130

292 Chapters

Bab 121

Dengan mulut terus menggerutu, Davin membuka pintu ruang rawat inap sang istri. Setelah pintu dibuka, pandangannya tertuju pada perawat jaga yang bertugas malam itu."Selamat malam, Pak Davin. Maaf saya mengganggu. Saya ingin memperkenalkan dokter pengganti untuk Ibu Naura, sekaligus untuk melakukan pemeriksaan terakhir hari ini," ujarnya."Ya," jawab Davin datar.Setelah suster mempersilakan dokter itu masuk, betapa kesalnya Davin ketika menyadari bahwa dokter pengganti tersebut adalah Dion, sahabat kecilnya yang kini menjadi dokter kandungan."Loh, kok ada kamu?" tanya Dion, terkejut."Ya, iyalah, istriku yang sakit," jawab Davin ketus.Bukannya marah, Dion malah terkekeh. "Mana istrimu? Aku mau lihat secantik apa sih orangnya yang berhasil membuat seorang Davin Abimanyu tergila-gila padanya."Dion sedikit mendorong tubuh Davin untuk mencari sosok Naura. Begitu pandangannya tertuju pada wanita yang tersenyum kepadanya, wajah Dion langsung berubah. Ia mengenali Naura."Loh, Naura?" s
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 122

"Kamu benar-benar sedang membutuhkan uang untuk melunasi hutang-hutang suamimu, bukan?" tanya Nyonya Laura.Lagi dan lagi, petugas ahli gizi di rumah sakit itu terkejut. Dari mana wanita ini bisa mengetahui urusan pribadinya?"Kalau kamu memang ingin hutang itu segera lunas dalam satu kali pembayaran, dan saya juga bisa menjamin hidup kamu dan keluargamu tidak kekurangan apa pun, maka kerjakan apa yang saya perintahkan," tegas Nyonya Laura lagi."Baik, Nyonya. Saya akan melakukannya besok," jawab wanita itu, membuat Nyonya Laura tersenyum puas.Tak lama kemudian, datang empat orang pria bertubuh tinggi besar mendekati Nyonya Laura dan wanita petugas rumah sakit tersebut."Saya harap kamu nggak macam-macam dengan janjimu ini. Karena kalau kamu berbohong, maka kamu akan lenyap dari dunia ini," ancam Nyonya Laura lagi, lalu menyerahkan amplop cokelat berisi segepok uang kepada petugas rumah sakit tersebut.Tunggu saja, Naura. Sebentar lagi kamu lenyap dari dunia ini, Nyonya Laura membati
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 123

Setelah tiga hari menjalani pemulihan di rumah sakit, akhirnya hari ini Naura diizinkan pulang. Sejak keluar dari ruang rawat inap, Davin tidak membiarkan istrinya melangkah sedikit pun. Dia menggendong tubuh Naura dengan hati-hati, seolah istrinya adalah sesuatu yang begitu rapuh dan harus dijaga dengan sepenuh jiwa.“Sayang, aku bisa jalan sendiri, kok. Aku nggak selemah itu,” ucap Naura sambil tersenyum kecil di pelukan Davin.Davin memeluknya lebih erat. “Nggak perlu, Sayang. Aku mau kamu benar-benar istirahat. Jalan pun nggak usah. Sekarang, tugasmu cuma diam dan menikmati pelayananku.”Naura terkekeh kecil, merasa begitu hangat dengan perhatian yang ditunjukkan suaminya. “Tapi kan kamu capek kalau terus begini.”“Capekku hilang kalau lihat kamu tersenyum seperti ini. Jadi jangan khawatir, ya.”Naura hanya bisa tersipu, merasa hatinya semakin meleleh oleh kata-kata Davin. Sepanjang perjalanan menuju rumah, Davin tetap memeluknya erat. Sesampainya di rumah, Davin langsung menggen
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 124

“Aku mulai ya, sayang,” pinta Davin pelan.Naura mengangguk, karena dia juga butuh sentuhan lebih dari sekedar pemanasan.Naura mengambil posisi miring ke kiri, satu kakinya naik dan bertengger di bahu pria tersebut sementara kaki lainnya berada di bawah tubuh pria kekar tersebut, Davin mulai memasukkan bagian intimnya ke bagian intim milik Naura, dia mulai bergerak perlahan menghentak Naura secara pelan namun penuh kenikmatan. Tangannya meremas dada sang istri secara bergantian, desahan demi desahan meluncur dari mulut keduanya memenuhi kamar mewah mereka di rumahnya yang baru, meski Naura dalam keadaan hamil namun miliknya masih tetap menjepit milik Davin sehingga membuat pria tampan tersebut terus mendesah dan merancau parau.“Aaaaah, sayaaaaaaaang,” desah Davin. “Iissssssshhh,” ringis Naura.Davin menghentikan gerakannya, “sakit, sayang?” tanya Davin sambil mengusap perut sang istri.“Enaaaaaaak,” jawab Naura parau.Davin mengulum senyum, kembali melanjutkan kegiatan yang membuat
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 125

Suster mendekatkan diri, mendengar suara lemah Laura yang bergetar dari ranjangnya.“Suster,” panggil Laura, suaranya nyaris tak terdengar.“Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” tanya suster lembut, menyadari kondisi pasiennya yang terlihat lemah.“Tolong... hubungi anak saya, Davin. Katakan… saya ada di ruang ICU,” ucap Laura dengan susah payah.Suara Laura terdengar sangat lemah, suster sampai harus mendekatkan telinganya ke wajah Laura agar tidak ada hal yang ia lewatkan dari permintaan pasien tersebut. Pihak rumah sakit sangat bersyukur akhirnya Laura bisa melewati masa kritisnya akibat racun yang ia konsumsi, dan pihak rumah sakit juga sangat menyayangkan sekali terjadi hal seperti ini.“Baik, Nyonya. Akan segera saya hubungi,” jawab suster sigap. Suster segera mencatat nomor ponsel Davin, dengan suara bergetar Laura menyebutkan setiap angka yang harus dihubungi oleh suster. Setelah semuanya selesai suster pun mengangguk. Beliau meminta izin untuk keluar sebentar menghubungi Davin
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 126

Setelah selesai mandi bersama, Davin mengganti pakaian, sementara Naura duduk di atas ranjang. Ia menyisir rambutnya dengan santai, tetapi Davin terus mengingatkan dengan tegas. “Ingat ya, sayang. Jangan melanggar apapun yang aku pesan. Kamu hanya boleh turun kalau mau ke kamar mandi,” ujar Davin lembut namun serius, seperti seorang komandan yang memberi perintah. Naura tersenyum tipis, merasa sedikit lucu namun juga senang atas perhatian suaminya. “Iya, sayang. Aku nggak akan ke mana-mana. Lagian, semua sudah kamu siapin. Aku mau nonton TV atau apapun juga tinggal klik. Tenang aja, udah, sana pergi ke rumah sakit.” Davin mendekati Naura, mencium kening dan bibir istrinya dengan penuh cinta. Ia bahkan tak lupa mengusap perut Naura yang sudah membesar, seolah sedang berkomunikasi dengan kedua janin kembarnya. “Anak Papa, jangan nakal ya. Sehat-sehat terus. Papa nggak sabar nunggu kalian hadir di dunia ini,” ucapnya, memandang Naura dengan penuh cinta. Setelah memastikan semuanya b
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 127

“Pak Davin, saya benar-benar minta maaf pada Anda. Saya tidak bermaksud diam-diam atau menyakiti Mama Anda. Saya tahu saya bersalah, tapi saya hanya ingin memberi pelajaran. Saya hanya mencampurkan sedikit racun itu supaya beliau merasakan bagaimana pengaruh racun itu apabila benar-benar dimakan oleh Naura. Saya tidak habis pikir, beliau tidak pernah berhenti menyakiti Naura dan bahkan tangan cucunya sendiri," ujar Bram dengan nada serius setelah mereka berada dalam satu mobil. Sopir pribadi Davin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju lokasi pertemuan dengan klien baru mereka.Davin menghela napas panjang. Wajahnya menunjukkan rasa lelah dan frustrasi. “Justru aku harus mengucapkan terima kasih pada kamu, Bram. Kalau bukan karena kamu, mungkin istri dan calon anak-anak kami dalam bahaya. Tapi aku tidak habis pikir, Mama masih berjuang untuk berbuat jahat pada Naura dan juga calon anakku. Sampai kapan Mama akan seperti ini?” jawabnya dengan suara berat sambil menatap kelu
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 128

“Pak Davin, selamat datang,” sapa Tuan Alexander, pemimpin dari Immanuel Group, sambil berdiri dan mengulurkan tangannya. Davin segera menghampiri pria paruh baya itu dan menjabat tangannya dengan sopan.“Terima kasih atas kesempatan ini, Tuan Alexander,” balas Davin sambil tersenyum ramah, berusaha untuk tetap profesional meski pikirannya masih terganggu oleh kehadiran Imelda.Setelah memperkenalkan diri secara singkat, Tuan Alexander menunjuk ke arah Imelda. “Oh ya, saya lupa memperkenalkan. Ini adalah putri saya, Imelda. Dia yang akan memimpin proyek ini jika kerja sama kita disepakati.”Davin menoleh ke arah Imelda yang kini berdiri dan mengulurkan tangannya. “Senang bertemu dengan Anda lagi, Davin,” ujar Imelda dengan nada tenang, seolah tidak ada sejarah panjang di antara mereka.Davin menyambut uluran tangan itu tanpa banyak bicara. “Senang bertemu Anda, Nona Imelda,” jawabnya singkat, menjaga nada suaranya tetap netral.Setelah perkenalan selesai, mereka pun mulai membahas int
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 129

Beberapa anak buah Thomas segera menarik Anna dengan kasar. Tangannya diikat, dan ia diseret keluar dari ruangan meski ia meronta dan memohon. Wajah Thomas tetap dingin, tanpa sedikitpun rasa iba.Di ruang bawah tanah, Anna dilempar ke lantai kasar yang dingin. Thomas menyusul tak lama kemudian, diikuti oleh beberapa anak buahnya yang membawa alat-alat yang membuat nyali siapa pun ciut.“Mulai sekarang, kau bukan lagi bagian dari tempat ini,” ucap Thomas dengan nada dingin. “Tapi sebelum kau pergi, aku akan memastikan kau mengingat bahwa aku adalah seseorang yang tak boleh kau tantang.”Ia memberi isyarat pada anak buahnya. Mereka mulai memukul, menendang, dan menyiksa Anna tanpa ampun. Jeritannya memenuhi ruang bawah tanah, namun tidak ada yang menunjukkan belas kasihan. Thomas hanya berdiri, menonton dengan ekspresi dingin, seolah itu hanyalah sebuah hukuman yang pantas untuk tindakan nekat Anna.Setelah beberapa saat yang terasa seperti seumur hidup bagi Anna, Thomas mengangkat tan
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 130

“Ayo habiskan!” seru Naura sambil melipat tangan di depan dada. Tatapannya tajam seperti ingin membakar dua pria kekar yang saat ini tampak takut pada tumpukan buah mangga muda yang sudah tersaji di meja.Naura bersandar di kepala ranjang mewahnya, tubuhnya terbalut selimut. Perutnya yang membuncit menandakan usia kehamilannya sudah memasuki trimester kedua. Namun, kali ini sang calon ibu tidak sedang santai menikmati waktu, melainkan mengatur strategi untuk memberi pelajaran pada Davin dan Bram.Davin, suaminya, duduk di sofa bersama Bram, tangan kanannya yang sekaligus biang keladi dari kekacauan ini. Keduanya saling bertukar pandang penuh kecemasan. Di hadapan mereka, sepiring besar mangga muda yang sudah dipotong kecil-kecil dan ditemani sambal pedas seolah menertawakan nasib mereka.“Tapi, Sayang, ini terlalu asam untuk kami berdua. Ini kan untuk ibu hamil,” protes Davin dengan wajah memelas, mencoba mencari simpati dari istrinya.Naura hanya mengangkat alisnya, tidak peduli. “Ka
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status