Home / Fantasi / Sang KAISAR PRODEO / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Sang KAISAR PRODEO: Chapter 151 - Chapter 160

222 Chapters

Bab 151. SATU PERSATU TERUNGKAP

"Ahh..! Ternyata begitu..!" seru Bara. Bara langsung memondong tubuh Dimas, yang terluka dalam itu masuk ke dalam rumahnya. "Hei..! Oh kau, Mas Bara. Lepaskanlah, aku bisa berjalan sendiri," Dimas terbangun dari tidur pulasnya dan terkaget. Saat mendapati dirinya tengah dipondong oleh Bara. "Tenanglah Mas Dimas, biarlah kau istirahat dulu di rumahku malam ini," ucap Bara tersenyum, seraya tetap memondong tubuh Dimas dan merebahkannya di ranjang kamar yang kosong. Melihat wajah Dimas yang nampak agak pucat, Bara langsung menyimpulkan masih ada darah kotor di dalam tubuh Dimas. Bara segera berniat mengeluarkannya saat itu juga, selagi Dimas masih dalam keadaan sadar. Karena memang lebih mudah mengeluarkan darah kotor akibat luka dalam, jika korban dalam keadaan sadar. "Baiklah Mas Dimas, aku akan mencoba mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuhmu. Posisi bersila ya Mas Dimas," ucap Bara. "Baik, mas Bara," Dimas berkata lemah, rasa berputar di kepalanya kembali mulai menyerangn
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 152. HATI HANCUR DIMAS

"Ahh..! Kau benar Bara, aku juga masih ingat wajahnya..!" seru David. "Sepertinya ada orang kuat di belakang dirinya, yang mampu memulihkan dengan cepat kondisinya. Padahal aku yakin kondisinya lebih parah saat itu, jika dibandingkan dengan kondisiku David," ujar Bara. "Si Harimau Besi sendirikah orang itu..?!" ungkap David bertanya. "Mungkinkah dia putranya..?" Marsha juga mengungkapkan perkiraannya. Sontak Bara dan David menatap Marsha, perkiraan Marsha benar-benar 'mengena' di benak dan analisa mereka. "Itu sangat mungkin Marsha," sahut Bara. "Kini kita tinggal menunggu kabar dari Brian dan Gatot. Semoga saja misi mereka berdua lancar dan sukses," harap Bara. "Semoga saja Mas Bara. Maaf, sepertinya hari sudah terlalu malam untukku," ucap Marsha. Marsha meraih ponselnya dan melakukan panggilan pada supir pribadinya pak Nala, dia hendak memintanya untuk menjemputnya. Karena Marsha tak ingin merepotkan Bara dan David. Namun Bara segera tanggap, "Sebentar Marsha, j
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 153. SEMUA BERGERAK

"Mas Dimas..!!" keempat sahabatnya berseru serentak dalam rasa cemas. Bara segera memegang pundak Dimas, dan mengalirkan kembali energi hawa murninya ke tubuh Dimas. "Tenanglah Mas Dimas, pasti ada kesalah pahaman di sini. Beristirahatlah kembali Mas Dimas," ucap Bara menenangkan sahabatnya, yang nampak terpukul setelah melihat gambar pelatih pasukkan Harimau Besi itu. Bara terus mengalirkan hawa murninya ke tubuh Dimas. Setelah dirasanya cukup, Bara pun menghentikan aliran energinya itu. "Maaf Mas Dimas, Tukh..!" Gatot berkata seraya menotok titik tak sadarkan diri, di sisi leher Dimas. Dan Dimaspun kembali lunglai tak sadarkan diri, pulas. "Benar Gatot," bisik Bara setuju dengan tindakan Gatot. Karena memang Dimas sangat membutuhkan istirahat saat itu. "Sebaiknya kita kembali bicara di ruang tamu saja, biarkan Mas Dimas beristirahat," ujar Bara, seraya menuju ke ruang tamu. "O ya David. Mulai besok kita akan bergantian mengawasi gerak-gerik Freedy dan ayahnya Denta. Menurut
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 154. MEMBAJAK HELIKOPTER DAN KEHAMILAN

"Mas Gatot. Biarlah aku yang membajak helikopter itu ke kediaman Mas Bara. Kabarkan saja pada Mas Bara, untuk bersiap menyambutku di halaman belakang rumahnya," ucap Brian. Mereka sudah mengamati kebiasaan para security di area itu. Ya, para security tampak tak begitu memperhatikan helikopter-helikopter yang keluar dan masuk ke area itu. Mereka seperti beranggapan tak akan ada yang berani mengusik pulau yang dikuasai 'pihak penyelenggara' bos mereka. Dan lagi sejauh ini tak pernah ada kejadian luar biasa di srea itu. Begitu mungkin pikiran yang ada di benak mereka. Dan sepertinya kali ini mereka salah..! "Kalau kau yakin maka lakukanlah Brian. Aku memang melihat ada sebuah heliport di belakang rumah Bara. Mungkin dulunya heliport itu sering dipakai sang Panglima. Baik akan kukabarkan setelah kau telah berada dalam helikopter itu," sahut Gatot. "Baik aku akan berada di pucuk pohon dekat helikopter itu. Nanti pada saat ketinggian helikopter sudah sesuai, aku akan langsung melesat
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 155. BUAYA KETEMU KANCIL

Jika Ruben menolaknya dan memutuskan hubungan dengannya, Marina masih memiliki harapan pada Samuel. Jika Ruben menerimanya, maka dia hanya akan meminta kompensasi pada Samuel. Namun jika keduanya menolak..? Maka Marina akan menuntut kompensasi pada Samuel secara hukum, dengan nilai yang fantastis, karena dia berpikir Samuel tak akan mau menjatuhkan nama baiknya dan perusahaannya sendiri di pengadilan. Namun melihat gelagat dari Samuel yang seperti mau bertanggung jawab, maka rencana ketiga secara otomatis hilang dari daftar Marina. Kini Marina masih menunggu jawaban dari Ruben, yang meminta waktu untuk menjawabnya. Intinya Marina tak ingin dan tak akan pernah, mengaborsi janin di perutnya itu. "Baiklah Rina. Kuberikan kau rumah sementara, untuk beristirahat dan menjaga 'anak kita' yang ada di perutmu itu ya," Samuel berkata melembut. "Bagaimana Pak Sam..? Apakah ini berarti Rina di liburkan dari pekerjaan..?" tanya Marina kurang yakin. "Benar Marina. Sebaiknya sementar
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 156. SKENARIO DAN MISI

'Tubuh yang kencang dan indah sekali', bathin Samuel, dengan mata merayapi lekuk indah tubuh Clara. Ya, Samuel seolah sudah tak sabar, hendak 'membajak' tubuh Clara di ranjangnya. "Baiklah Om, tapi mulai kapankah Clara bisa bekerja di kantor Om Samuel..?" tanya Clara, dengan senyum senang di wajahnya. "Mulai besok hari Clara. Karena mulai besok, sekretaris om sebelumnya sudah tak bekerja lagi di ruangan om," sahut Samuel cepat. "Ohh..! Begitu cepatnya Om Samuel..? Baiklah, Clara akan mengajukan cuti kuliah dan bekerja di kantor Om." "Hahaaa. Bagus Clara. Tugasmu tak terlalu sulit kok. Kamu hanya ikuti saja apa-apa yang om perintahkan nanti di ruangan kerja om. Kamu 'mengerti' Clara..?" tanya Samuel penuh makna, seraya tertawa senang sekali. "Baik pak, eh Om Samuel," sahut Clara menganggukkan kepalanya seraya tersenyum. "Clara. Apakah kau ada acara malam ini setelah dinner..?" tanya Samuel, dia bermaksud langsung mengajak Clara ke ruang pribadinya di kantor malam itu juga. Jaku
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 157. MUNCULNYA TOKOH SENIOR

Tinn.. Tiinn..! Bunyi klakson terdengar diikuti oleh masuknya Porsche 718 putih milik David. Mobil itu langsung parkir di dekat teras rumah Bara. Dari dalamnya turunlah David yang diikuti oleh Revina, keduanya langsung menebarkan senyum pada mereka semua. "Halo semuanya..! Maaf aku terlambat datang," seru David seraya menghampiri para sahabatnya, yang berkumpul di teras rumah Bara. Dan semua sahabat pun menyambut gembira, kedatangan kedua sahabat mereka itu. "Wahh..! Kebetulan kalian juga datang. Ada beberapa hal yang memang harus kita bicarakan saat ini," seru Bara senang. "Baik Bara. Aku ikut senang mendengar keberhasilan misi Brian dan Gatot hari ini. Kalian berdua hebat..!" puji David pada kedua sahabatnya itu, seraya mengacungkan jempolnya. "Ahh, biasa saja David. Itu si Brian yang heboh, kecepatan ilmu meringankan tubuhnya sangat mengagumkan. Hehe," sahut Gatot terkekeh memuji Brian. "Julukan Sayap Elang memang bukan nama kosong rupanya, mantap Brian..!" seru Dimas, turu
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 158. SINGA LANGIT

"Hhhh, Graito! Kenapa hingga saat sudah sepuh begini kau masih saja belum mampu berpikir 'jauh'! Jelas saja keturunan mereka akan mencarimu dan menuntut balas. Dan aku yakin kemampuan mereka semua pasti tak jauh dari orangtuanya. Ini akan rumit Graito, walaupun kemampuanmu berada di atas mereka sekalipun. Kau takkan mampu menghadapi mereka, tanpa jatuh korban di pihakmu. Bagaimana dengan keponakanku Angga..? Semoga dia baik-baik saja." Sang Jendral langsung tertegun, dalam rasa kagum dan cemas berbaur jadi satu. Betapa tajam pengamatan seniornya si Singa langit ini. Bahkan dia seperti sudah menduga akan terjadi sesuatu dengan Angga. Dan memang benar, Angga sudah mengalami luka dalam parah pada pertarungannya dengan Bara belum lama ini. "Mas Haryo, belum lama memang Angga terluka parah dalam pertarungan melawan Bara, cucu si Damarjati itu. Sepertinya Damarjati telah berhasil menurunkan semua kemampuannya pada cucunya itu, termasuk mewariskan 'Mustika Naga Emas' padanya,"
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 159. BOS BEJAT

"Sudahlah Mas Dimas, Brian, itu tak ada artinya bila dibanding bantuan mendiang Ayah kalian pada keluargaku. Aku masih berhutang banyak pada mereka Mas Dimas, Brian, dan juga kamu Gatot," Bara berucap dengan nada serak, teringat jasa-jasa mendiang ayah para sahabatnya itu pada keluarganya, terkhusus pada ibunya. "O ya Mas Bara, apakah motor HD VR1000 yang berada di garasi belakang itu boleh aku perbaiki. Sayang sekali motor antik itu tergeletak begitu saja, aku rasa aku dan temanku bisa mengembalikannya dalam kondisi semula," ucap Brian, yang dasarnya memang suka dengan otomotif. "Wah, syukurlah kalau bisa memperbaikinya Brian. Biar nanti aku sediakan biayanya," sahut Bara gembira. Dia memang berniat mencari orang yang bisa memperbaiki motor warisan kakeknya itu. "Soal biaya gampanglah Mas Bara, yang penting aku diperbolehkan memperbaikinya. Itu adalah hobiku dan temanku Mas Bara," Brian berkata dengan wajah gembira. *** "Selamat pagi Bu, saya Clara. Apakah Pak Samuel Wijaya ada
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 160. CLARA TERBIUS

Karena itu artinya dia harus membubuhkan 'obat bius tanpa rasa, tanpa warna, dan tanpa bau', di jus mangga pada sebuah gelas khusus. Dan jika bosnya berkata 'seperti biasa', itu artinya 'obat perangsanglah' yang harus dicampurkan. Sedangkan tanpa kedua kata itu, artinya dia hanya menyajikan pesanan bosnya secara normal. Sungguh 'bejad' bos bernama Samuel ini dalam merancang 'aksinya'. Kemampuan Samuel berkolaborasi dengan sang koki kantornya itu sungguh rapih, licin, dan mengerikkan. Dan tentunya sang Koki mendapat 'gaji lebih' dari Samuel. Dengan cekatan sang koki mulai mempersiapkan pesanan 'bos bejad'nya itu. Sebenarnya tak perlu Samuel melakukan hal memalukan itu, jika dia tahu siapa Clara sebenarnya. Tanpa diberi obat bius pun Clara pasti sudah tahu apa yang harus dia lakukan. Karena dia pasti sudah paham akan konsekuensi, dari 'skenario' yang sedang dijalaninya. Namun Samuel berpikir akan memakan waktu lama dan bertele-tele. Jika dia mengajak Clara yang dinilainya masih c
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
23
DMCA.com Protection Status