Home / Fantasi / Sang KAISAR PRODEO / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Sang KAISAR PRODEO: Chapter 141 - Chapter 150

222 Chapters

Bab 141. PENGKHIANAT DAN KEJUTAN

"Aduhh..! Mas Bara..! Bagaimana ini Mas Dimas..?! Marsha benar-benar ingin ke sana sekarang..!" seru Marsha terdengar panik dan cemas sekali. "Aku malah sudah siap berangkat saat ini, Marsha," ucap Dimas. Benak Marsha pun semakin kalut, dia merasa harus melihat keadaan Bara apa pun yang terjadi. Dia sudah tak peduli lagi, hal yang terjadi nanti di sana. Saat sebuah ide melintas di benaknya. "Ahh..! Mas Dimas. Bisakah Marsha minta tolong pada kebesaran hati Mas..?" tanya Marsha dengan suara pelan. "Pasti aku akan membantumu Marsha. Katakan saja apa itu..?" tanya lembut Dimas. "Begini Mas Dimas. Untuk menghilangkan kecurigaan dan kecemburuan Resti padaku. M-maukah Mas Dimas berpura-pura menjadi kekasih Marsha bila di depan Resti..?" tanya Marsha hati-hati, dia tak ingin menyinggung perasaan Dimas. Ya, Marsha takut Dimas menjadi marah padanya, dan menganggapnya mempermainkan perasaannya. Terlebih dia tahu Dimas mencintainya. "Marsha, itu tak masalah bagiku sama sekali.
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 142. PEMBAGIAN MISI DAN MURKA

"Ada apa sih ramai sekali..?!" seru Resti yang datang belakangan. Dan saat matanya menangkap pasangan Dimas dan Marsha yang tampak mesra. Sepasang mata Resti pun terbelalak kaget. "Ka-kalian ... ! Wah selamat ya Mas Dimas, Mbak Marsha," seru Resti gugup, lalu langsung mengucapkan selamat pada Dimas dan Marsha. Luruh sudah kini rasa curiga dan kecemburuannya terhadap Marsha. Ya, selama ini Resti memang belum bisa menerima, dan mentolerir dengan alasan apapun. Soal kedekatan Marsha dengan Bara kekasihnya. Karena bagi Resti adalah omong kosong! Jika ada seseorang yang mencintai, tapi rela tak memiliki orang yang dicintainya. Itu sangat 'tak masuk akal' bagi Resti. Dan Resti menganggap, hal itu hanya ada dalam dongeng belaka. Dan kini melihat Dimas bisa menjadi kekasih Marsha, maka inilah hal yang masuk akal menurutnya. Padahal andai Resti tahu 'sandiwara' yang sebenarnya terjadi, dia pasti akan kembali menyatakan 'drama' itu tak masuk akal..! Namun faktanya toh nyata terjadi
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 143. SNIPER BAYARAN

'Ada apa di balik ini semua..?! Bangsat kau Vivian dan Elsa..!' bathin Samuel memaki murka. Samuel menduga pasti, bahwa upaya pengajuan RUPS Luar Biasa ini bertujuan untuk 'melengserkannya', dari kedudukannya sebagai CEO 'Kharisma Group'. Karenanya dia berniat tak menanggapi pengajuan RUPS Luar Biasa itu. Padahal pengajuan itu sesungguhnya sudah melebihi quorum, untuk segera ditindak lanjuti dengan pemanggilan para pemegang saham. Karena syarat digelarnya RUPS Luar Biasa dengan segera sudah terpenuhi. Dan mengingat agenda yang diusulkan dalam surat pengajuan itu, adalah revisi di tubuh Dewan Direksi sendiri. Hal yang diakibatkan karena 'ketidakbecusan' Samuel sebagai CEO, dalam memimpin dan mengelola 'Kharisma Group'. Samuel pun segera menghubungi seseorang via ponselnya, Tuttt ... Tuttt ... Tuttt.! Kli! "Ya Bos." "Robby! Ada tugas khusus untukmu!" "Siap Bos..! Siapa targetnya kali ini..?" "Vivian janda si Julian..! Aku ingin kau terbangkan nyawanya hari ini juga Robby.
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 144. HARI TERGELAP DAVID

"A-ampun Bang..! Saya cuma orang suruhan Bang...!!" teriak Robby memohon ampun, dengan suara bergetar sangat ketakutan.Sekejap di benak David pun melintas niat balas dendamnya. 'Hmm. Terlalu enak jika orang di balik pembunuh bayaran ini dibiarkan hidup. Aku harus berhitung lunas, dengan orang yang menyuruh cecunguk ini..!' seru bathin David. Diapun mengurangi takaran tenaga dalamnya, lalu ...Klaaggk..! David menghajar pundak sniper bayaran itu, hingga Robby jatuh pingsan. Diperiksanya isi mobil Robby. Dan David langsung melihat sebuah tas. Dia menduga tas itu berisi senjata laras panjang, yang baru saja digunakan Robby. Dimasukkannya tubuh pingsan Robby, ke dalam toyota Rush yang sudah hancur kaca depan dan pintu depannya itu. Lalu David mengendarai mobil itu menuju rumahnya. Beberapa penghuni perumahan yang melihat kejadian itu tak berani mendekat. Mereka hanya melihat saja kejadian itu dari dalam rumah, dengan perasaan ngeri. "Nyonyaa..!! Nyonya Viviann...!! Huhuhuuu...!!"
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 145. MATI CEPAT TERLALU ENAK

"Masuklah Bara," ucap David yang melihat kedatangan Bara. Kedatangan Bara bahkan mendahului kedatangan mobil ambulan yang dipesannya. David akan meminta pihak rumah sakit, untuk mengotopsi lebih dulu jenasah sang mamah. Agar pihak medis membenarkan, bahwa kematian mamahnya adalah akibat di tembak seseorang. Sengaja David belum menghubungi pihak kepolisian, karena dia ingin meminta pendapat dari Bara lebih dahulu sebelum bertindak lebih jauh."Tabah ya David, mamah Vivian pasti damai di sana, dia orang baik David," Bara mengucapkan rasa bela sungkawanya seraya merangkul David."Terimakasih Bara. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu Bara," ucap David, seraya merangkul pundak Bara dan membawanya masuk ke dalam rumahnya."Bara. Aku berhasil menangkap penembak jitu yang membunuh Mamahku. Dan sengaja aku menahannya di kamar. Aku ingin minta pendapatmu dulu, soal apa yang sebaiknya kulakukan padanya? Jika aku menyerahkannya pada pihak berwajib. Maka dia pasti hanya di penjara da
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 146. MARSHA DETECTED

"Ahh..! Keparat Samuel..! Pasti penembak itu suruhan Samuel..! Kami baru saja mengajukan diadakannya RUPS Luar Biasa pada Dewan Direksi 'Kharisma Group' hari ini. Dia pasti panik dan marah pada Cici Vivian..!" seru Elsa bergetar penuh kebencian. Ya, Elsa langsung menyebut nama Samuel, sebagai dalang di balik pembunuhan Vivian dengan nada sangat yakin. "Maaf. Bisakah kami membawa korban sekarang untuk diotopsi? Agar pemeriksaan kami semakin akurat," ucap salah satu petugas ambulan, yang datang menghampiri mereka. "Silahkan," sahut David mempersilahkan. "Tante Elsa. Tolonglah menemani jenazah Mamah selama proses otopsi. Karena David hanya meminta otopsi di sekitar area jantung saja, bukan keseluruhan. Untuk mendapatkan visum yang jelas dari ahli forensik, bahwa Mamah memang tewas ditembak," ucap David lirih. Akhirnya mobil ambulan pun kembali menuju rumah sakit, untuk memeriksa jenazah Vivian oleh ahli forensik. Elsa dan Katrin pun mengikuti ambulan tersebut. Untuk mengetahui ha
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 147. TANTANGAN SI BULE

"Hihihii. Mas Dimas bisa saja," tak urung wajah Marsha bersemu merah dikatakan cantik oleh Dimas. Ya, hati wanita mana sih yang tak senang dipuji cantik. Sementara sekitar 15 meter di belakang mereka. Nampak sepasang mata Leonard, yang menatap tak senang melihat ke akraban Marsha dan Dimas. Leonard terus mengamati dan mengikuti kemana pun langkah mereka berdua. Dan hatinya bersorak gembira, saat melihat Marsha dan Dimas ternyata menuju ke area parkir. Leonard terus mengawasi dengan berjalan santai, hingga baik Marsha maupun Dimas sama sekali tak merasa, bahwa mereka sedang dikuntit oleh seseorang. Hingga saat Dimas terlihat membuka pintu sebuah mobil. Barulah Leonard bertindak cepat menghapal mobil dan plat kendaraannya. Lalu Leonard bergegas menuju ke arah mobilnya, yang kebetulan satu diparkir tak jauh dari mobil Dimas dan Marsha. Mobil Innova yang dikendarai Dimas meluncur tenang, keluar dari area mall Kota Kasablanka. Jam sudah menunjukkan pukul 21:15 saat mer
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 148. DUEL DI PEMAKAMAN

"Ahh..! Mas Dimas..!" Marsha berseru memanggil Dimas. Namun terlambat, Dimas sudah melesat masuk ke area pemakaman, untuk memenuhi tantangan Leonard. Taph..! Sosok Dimas mendarat ringan di hadapan Leonard, yang tengah menunggunya di tengah jalan berpaving selebar 2 meteran. Jalan yang membelah area pemakaman itu. "Hahaa..! Akan kupermudah jalanmu menuju kematian di tempat ini, sialan..!" seru Leonard terbahak memaki Dimas. "Biasanya orang yang omongannya besar sepertimu, akan lebih cepat tersumpal tanah mulutnya..!" balas Dimas kesal. "Hahahaa..! Itu tak mungkin terjadi..! Sekarang bersiaplah, sialan..!" seru Leonard terbahak, seraya mempersiapkan jurus 'Tinju Budha Barat'nya. Leonard bergerak agak merenggangkan kakinya, sebagian tenaga dalamnya dikerahkan di kedua kepalan tangannya. Dan seiring pernafasan yang diolahnya, terlihat cahaya kuning terang mulai menyelimuti kedua kepalan tangannya. Ya, 'Tinju Budha Barat' level 3, dari 5 level pamungkas ajaran sang Lokha Lam
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 149. BANGKIT

"Sial..! Lain kali kita lanjut, sialan..!" Seth.! Leonard berseru seraya melesat, dengan sisa energinya. Ya, Leonard paling malas jika berurusan dengan aparat di negeri orang. Karena perkara menemukan Marsha, dia kini sudah tahu kuncinya. 'Tempel saja Bara. Nanti juga Marsha akan muncul', benaknya menyimpulkan, seraya terus melesat. Walau dengan kecepatan tak maksimal, ternyata gerakkan Leonard masih cukup cepat. Untuk menghindar dari kejaran polisi yang masuk ke area pemakaman. Seth..! Dimas juga ikut melesat keluar dari area pemakaman. Dilihatnya mobil BMW 3 milik si Bule edan itu sudah meluncur jauh di depannya, meninggalkan lokasi pemakaman. Dimas pun berjalan dengan langkah agak berat, menyusuri tepi jalan. Teringat sesuatu, Dimas meraih ponsel di sakunya, bermaksud hendak memesan grab car. Saat... Citt..! Klek..! "Mas Dimas masuklah..! Kau tak apa-apa kan Mas..?!" seru cemas Marsha, seraya cepat membuka pintu mobil Dimas. Ya, rupanya Marsha masih berada di sekitar pema
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 150. PASUKKAN HARIMAU BESI DETECTED

Ya, nasib David tak jauh berbeda dengan Bara kini. Namun sahabatnya itu masih tegar memperjuangkan kebaikkan bagi semuanya. Baik bagi mendiang kedua orangtuanya, bagi kekasih dan keluarganya, bagi para sahabatnya, dan juga bagi orang-orang yang memerlukan bantuan di sekitarnya. 'Kenapa aku tak bisa seperti dia..?! Aku juga bisa..!' bathin David pun menyentak, melawan keras bisikan-bisikan hati yang melemahkannya selama beberapa hari ini. Lalu ... "Baik Tante Elsa. Sudah sampai mana surat pengajuan RUPS Luar Biasa yang di perjuangkan Mamah dan Tante..?" tanya David dengan suara yang sama sekali berbeda, dengan saat dia menerima panggilan Elsa tadi. "Ahh..! Puji Tuhan..! Ayo David kita bahas hal ini bersama di rumah tante besok. Bagaimana..?" Elsa berkata penuh rasa syukur dan kegembiraan, dia bisa merasakan semangat membara dalam nada David barusan. "Baik Tante. Besok siang David akan ke rumah Tante." Klik.! Usai menutup panggilan tantenya, David bergegas menulis selembar cek
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
23
DMCA.com Protection Status