Beranda / Fantasi / Sang KAISAR PRODEO / Bab 149. BANGKIT

Share

Bab 149. BANGKIT

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-30 01:14:30

"Sial..! Lain kali kita lanjut, sialan..!" Seth.!

Leonard berseru seraya melesat, dengan sisa energinya.

Ya, Leonard paling malas jika berurusan dengan aparat di negeri orang. Karena perkara menemukan Marsha, dia kini sudah tahu kuncinya.

'Tempel saja Bara. Nanti juga Marsha akan muncul', benaknya menyimpulkan, seraya terus melesat.

Walau dengan kecepatan tak maksimal, ternyata gerakkan Leonard masih cukup cepat. Untuk menghindar dari kejaran polisi yang masuk ke area pemakaman.

Seth..!

Dimas juga ikut melesat keluar dari area pemakaman. Dilihatnya mobil BMW 3 milik si Bule edan itu sudah meluncur jauh di depannya, meninggalkan lokasi pemakaman.

Dimas pun berjalan dengan langkah agak berat, menyusuri tepi jalan. Teringat sesuatu, Dimas meraih ponsel di sakunya, bermaksud hendak memesan grab car. Saat...

Citt..! Klek..!

"Mas Dimas masuklah..! Kau tak apa-apa kan Mas..?!" seru cemas Marsha, seraya cepat membuka pintu mobil Dimas.

Ya, rupanya Marsha masih berada di sekitar pema
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 150. PASUKKAN HARIMAU BESI DETECTED

    Ya, nasib David tak jauh berbeda dengan Bara kini. Namun sahabatnya itu masih tegar memperjuangkan kebaikkan bagi semuanya. Baik bagi mendiang kedua orangtuanya, bagi kekasih dan keluarganya, bagi para sahabatnya, dan juga bagi orang-orang yang memerlukan bantuan di sekitarnya. 'Kenapa aku tak bisa seperti dia..?! Aku juga bisa..!' bathin David pun menyentak, melawan keras bisikan-bisikan hati yang melemahkannya selama beberapa hari ini. Lalu ... "Baik Tante Elsa. Sudah sampai mana surat pengajuan RUPS Luar Biasa yang di perjuangkan Mamah dan Tante..?" tanya David dengan suara yang sama sekali berbeda, dengan saat dia menerima panggilan Elsa tadi. "Ahh..! Puji Tuhan..! Ayo David kita bahas hal ini bersama di rumah tante besok. Bagaimana..?" Elsa berkata penuh rasa syukur dan kegembiraan, dia bisa merasakan semangat membara dalam nada David barusan. "Baik Tante. Besok siang David akan ke rumah Tante." Klik.! Usai menutup panggilan tantenya, David bergegas menulis selembar cek

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 151. SATU PERSATU TERUNGKAP

    "Ahh..! Ternyata begitu..!" seru Bara. Bara langsung memondong tubuh Dimas, yang terluka dalam itu masuk ke dalam rumahnya. "Hei..! Oh kau, Mas Bara. Lepaskanlah, aku bisa berjalan sendiri," Dimas terbangun dari tidur pulasnya dan terkaget. Saat mendapati dirinya tengah dipondong oleh Bara. "Tenanglah Mas Dimas, biarlah kau istirahat dulu di rumahku malam ini," ucap Bara tersenyum, seraya tetap memondong tubuh Dimas dan merebahkannya di ranjang kamar yang kosong. Melihat wajah Dimas yang nampak agak pucat, Bara langsung menyimpulkan masih ada darah kotor di dalam tubuh Dimas. Bara segera berniat mengeluarkannya saat itu juga, selagi Dimas masih dalam keadaan sadar. Karena memang lebih mudah mengeluarkan darah kotor akibat luka dalam, jika korban dalam keadaan sadar. "Baiklah Mas Dimas, aku akan mencoba mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuhmu. Posisi bersila ya Mas Dimas," ucap Bara. "Baik, mas Bara," Dimas berkata lemah, rasa berputar di kepalanya kembali mulai menyerangn

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 152. HATI HANCUR DIMAS

    "Ahh..! Kau benar Bara, aku juga masih ingat wajahnya..!" seru David. "Sepertinya ada orang kuat di belakang dirinya, yang mampu memulihkan dengan cepat kondisinya. Padahal aku yakin kondisinya lebih parah saat itu, jika dibandingkan dengan kondisiku David," ujar Bara. "Si Harimau Besi sendirikah orang itu..?!" ungkap David bertanya. "Mungkinkah dia putranya..?" Marsha juga mengungkapkan perkiraannya. Sontak Bara dan David menatap Marsha, perkiraan Marsha benar-benar 'mengena' di benak dan analisa mereka. "Itu sangat mungkin Marsha," sahut Bara. "Kini kita tinggal menunggu kabar dari Brian dan Gatot. Semoga saja misi mereka berdua lancar dan sukses," harap Bara. "Semoga saja Mas Bara. Maaf, sepertinya hari sudah terlalu malam untukku," ucap Marsha. Marsha meraih ponselnya dan melakukan panggilan pada supir pribadinya pak Nala, dia hendak memintanya untuk menjemputnya. Karena Marsha tak ingin merepotkan Bara dan David. Namun Bara segera tanggap, "Sebentar Marsha, j

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 153. SEMUA BERGERAK

    "Mas Dimas..!!" keempat sahabatnya berseru serentak dalam rasa cemas. Bara segera memegang pundak Dimas, dan mengalirkan kembali energi hawa murninya ke tubuh Dimas. "Tenanglah Mas Dimas, pasti ada kesalah pahaman di sini. Beristirahatlah kembali Mas Dimas," ucap Bara menenangkan sahabatnya, yang nampak terpukul setelah melihat gambar pelatih pasukkan Harimau Besi itu. Bara terus mengalirkan hawa murninya ke tubuh Dimas. Setelah dirasanya cukup, Bara pun menghentikan aliran energinya itu. "Maaf Mas Dimas, Tukh..!" Gatot berkata seraya menotok titik tak sadarkan diri, di sisi leher Dimas. Dan Dimaspun kembali lunglai tak sadarkan diri, pulas. "Benar Gatot," bisik Bara setuju dengan tindakan Gatot. Karena memang Dimas sangat membutuhkan istirahat saat itu. "Sebaiknya kita kembali bicara di ruang tamu saja, biarkan Mas Dimas beristirahat," ujar Bara, seraya menuju ke ruang tamu. "O ya David. Mulai besok kita akan bergantian mengawasi gerak-gerik Freedy dan ayahnya Denta. Menurut

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 154. MEMBAJAK HELIKOPTER DAN KEHAMILAN

    "Mas Gatot. Biarlah aku yang membajak helikopter itu ke kediaman Mas Bara. Kabarkan saja pada Mas Bara, untuk bersiap menyambutku di halaman belakang rumahnya," ucap Brian. Mereka sudah mengamati kebiasaan para security di area itu. Ya, para security tampak tak begitu memperhatikan helikopter-helikopter yang keluar dan masuk ke area itu. Mereka seperti beranggapan tak akan ada yang berani mengusik pulau yang dikuasai 'pihak penyelenggara' bos mereka. Dan lagi sejauh ini tak pernah ada kejadian luar biasa di srea itu. Begitu mungkin pikiran yang ada di benak mereka. Dan sepertinya kali ini mereka salah..! "Kalau kau yakin maka lakukanlah Brian. Aku memang melihat ada sebuah heliport di belakang rumah Bara. Mungkin dulunya heliport itu sering dipakai sang Panglima. Baik akan kukabarkan setelah kau telah berada dalam helikopter itu," sahut Gatot. "Baik aku akan berada di pucuk pohon dekat helikopter itu. Nanti pada saat ketinggian helikopter sudah sesuai, aku akan langsung melesat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 155. BUAYA KETEMU KANCIL

    Jika Ruben menolaknya dan memutuskan hubungan dengannya, Marina masih memiliki harapan pada Samuel. Jika Ruben menerimanya, maka dia hanya akan meminta kompensasi pada Samuel. Namun jika keduanya menolak..? Maka Marina akan menuntut kompensasi pada Samuel secara hukum, dengan nilai yang fantastis, karena dia berpikir Samuel tak akan mau menjatuhkan nama baiknya dan perusahaannya sendiri di pengadilan. Namun melihat gelagat dari Samuel yang seperti mau bertanggung jawab, maka rencana ketiga secara otomatis hilang dari daftar Marina. Kini Marina masih menunggu jawaban dari Ruben, yang meminta waktu untuk menjawabnya. Intinya Marina tak ingin dan tak akan pernah, mengaborsi janin di perutnya itu. "Baiklah Rina. Kuberikan kau rumah sementara, untuk beristirahat dan menjaga 'anak kita' yang ada di perutmu itu ya," Samuel berkata melembut. "Bagaimana Pak Sam..? Apakah ini berarti Rina di liburkan dari pekerjaan..?" tanya Marina kurang yakin. "Benar Marina. Sebaiknya sementar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 156. SKENARIO DAN MISI

    'Tubuh yang kencang dan indah sekali', bathin Samuel, dengan mata merayapi lekuk indah tubuh Clara. Ya, Samuel seolah sudah tak sabar, hendak 'membajak' tubuh Clara di ranjangnya. "Baiklah Om, tapi mulai kapankah Clara bisa bekerja di kantor Om Samuel..?" tanya Clara, dengan senyum senang di wajahnya. "Mulai besok hari Clara. Karena mulai besok, sekretaris om sebelumnya sudah tak bekerja lagi di ruangan om," sahut Samuel cepat. "Ohh..! Begitu cepatnya Om Samuel..? Baiklah, Clara akan mengajukan cuti kuliah dan bekerja di kantor Om." "Hahaaa. Bagus Clara. Tugasmu tak terlalu sulit kok. Kamu hanya ikuti saja apa-apa yang om perintahkan nanti di ruangan kerja om. Kamu 'mengerti' Clara..?" tanya Samuel penuh makna, seraya tertawa senang sekali. "Baik pak, eh Om Samuel," sahut Clara menganggukkan kepalanya seraya tersenyum. "Clara. Apakah kau ada acara malam ini setelah dinner..?" tanya Samuel, dia bermaksud langsung mengajak Clara ke ruang pribadinya di kantor malam itu juga. Jaku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 157. MUNCULNYA TOKOH SENIOR

    Tinn.. Tiinn..! Bunyi klakson terdengar diikuti oleh masuknya Porsche 718 putih milik David. Mobil itu langsung parkir di dekat teras rumah Bara. Dari dalamnya turunlah David yang diikuti oleh Revina, keduanya langsung menebarkan senyum pada mereka semua. "Halo semuanya..! Maaf aku terlambat datang," seru David seraya menghampiri para sahabatnya, yang berkumpul di teras rumah Bara. Dan semua sahabat pun menyambut gembira, kedatangan kedua sahabat mereka itu. "Wahh..! Kebetulan kalian juga datang. Ada beberapa hal yang memang harus kita bicarakan saat ini," seru Bara senang. "Baik Bara. Aku ikut senang mendengar keberhasilan misi Brian dan Gatot hari ini. Kalian berdua hebat..!" puji David pada kedua sahabatnya itu, seraya mengacungkan jempolnya. "Ahh, biasa saja David. Itu si Brian yang heboh, kecepatan ilmu meringankan tubuhnya sangat mengagumkan. Hehe," sahut Gatot terkekeh memuji Brian. "Julukan Sayap Elang memang bukan nama kosong rupanya, mantap Brian..!" seru Dimas, turu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02

Bab terbaru

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 340. GERILYA DAN PEMBELOT

    "Bagus Pandu..! Kita tinggal tunggu saja, macam apa serangan mereka nanti. Hahaaa..!" sang Jendral terbahak puas, dengan sistem pertahanan di markasnya. Tentu saja dia mengenal kedahsyatan senapan mesin NSV, karena dia yang membelinya. Dia sekarang malah berharap Bara cs menyerang markasnya secepat mungkin. "Paman Jendral. Jika boleh, Pandu ingin memperdalam kemampuan dan berlatih di kediaman Freedy, hingga waktu kompetisi internasional tiba," ucap Pandu meminta ijin. "Hmm. Silahkan saja Pandu, aku tak keberatan," sahut sang Jendral. Dia memang merasakan butuh orang-orang berkemampuan di pihaknya. Karena setelah kematian Angga, otomatis orang kepercayaannya yang bisa diandalkan hanya Pandu dan Freedy. Namun diam-diam sang Jendral juga hendak menarik seseorang, yang telah menghubunginya beberapa hari yang lalu. Seorang pembelot yang kecewa dengan Tuannya. *** Sementara pagi harinya di markas Bara cs. Rembukkan siasat penyerangan balasan masih belum fix. Hingga rembukkan itu kr

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 339. DENDAM DAN RENCANA

    "Mas Bara. Janganlah terus menyalahkan dirimu sendiri. Kita semua melihat, itu adalah kejadian yang memang diluar kuasa kita untuk mencegahnya," ucap Dimas saat dia melihat Bara, yang termenung di teras seorang diri malam itu. "Kita harus membalas semua ini Mas Dimas..! Meluap emosiku dan tak tega rasanya. Setiap aku melihat Gatot, yang masih tak sadarkan diri sampai sekarang. Aku ingin membalas, tapi aku tak mau melibatkan kalian," ucap Bara, dengan mata mencorong penuh amarah. Ya, Gatot memang masih terkapar tak sadarkan diri hingga saat itu. Ibu dan adiknya Rani pun telah datang, dengan dijemput helikopter oleh Bara. Mereka memilih tinggal sementara waktu di markas, untuk merawat Gatot. Bi Tarni juga sangat telaten membantu mereka merawat Gatot. Sementara seorang Dokter juga selalu rutin datang dua hari sekali. Untuk memeriksa kondisi Gatot. Ya, Gatot memang bisa dikatakan dalam kondisi koma. Sementara secara perlahan, proses penyelarasan energi Mustika Taring Singa dalam di

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 338. PEMILIK PUSAKA LANGIT

    "Mulai ..!" Seth..! Seiring aba-aba yang diserukannya, Hong Chen melesat dengan tangan menyambar ke arah pusaka langit tersebut. Staaghs.! "Akhhs..!" Seth..! Tangan Hong Chen terasa bergetar dan tersetrum tegangan tinggi. Saat gagang cambuk berkilau keemasan itu terbentur oleh tangannya. Tangkapannya kurang tepat, cambuk terus berputar cepat sekali. Dia pun kembali melesat ke tepi cekungan, untuk mengatur tangkapannya kembali. "Hiahh..!" Swaappsh..!! Biksu Kian Long menghentakkan kedua tangannya, ke arah cambuk pusaka yang tengah berputar cepat itu. Seketika arus putaran cambuk pusaka bagai tertahan, oleh sebuah tenaga luar biasa yang tak kasat mata. Putaran cambuk pusaka itu menjadi lebih lambat, dan jelas sekali terlihat gagangnya. Dan saat sang biksu hendak melesat meraihnya, Seth..! Cepat sekali Chen Sang melesat ke arah cambuk yang nampak jelas itu. Melihat hal itu, biksu Kian Long melepaskan kembali energi penahan lesatan cambuk itu. Wrrrrrhhss...! Krrtz..! Krrtzzs

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 337. KEMUNCULAN PUSAKA LANGIT

    "Benar Guru. Sesuatu yang berharga pastilah banyak yang mengincarnya," sahut Chen Sang pelan. "Chen Sang, kita bermeditasi disini hingga 'pusaka' itu turun. Apapun yang akan terjadi nanti tetaplah bermeditasi, gunakan perisai tenaga dalammu saat badai datang. Hilangkan ambisi mendapatkan 'pusaka' itu, namun tetaplah berharap pada kemurahan-NYA," ujar sang Guru Tiga Aliran memberikan arahan terakhirnya pada Chen Sang. "Baik Guru..!" sahut Chen Sang patuh. "Dan ingat Chen Sang..! Saat badai mulai mereda, kita harus mengakhiri meditasi kita. Lalu berusahalah menggapai 'Pusaka Langit', yang telah melayang di atas pusat cekungan melingkar ini," sang Guru berbisik dengan suara pelan namun tajam. "Chen Sang paham Guru." Sosok guru dan murid itu akhirnya duduk bersila, lalu bermeditasi dengan posisi teratai. Selama 2 jam lebih sudah ke tiga sosok di tepian cekungan, yang berada di lembah pegunungan Kunlun itu bermeditasi. Hingga ... Scraattzz..! Jlegaarhhss..!! Sebuah kilatan besar

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 336. GERBANG NERAKA

    "Lapor Jendral..! Misi sudah dilaksanakan. Enam buah roket telah ditembakkan. Dan satu orang di antara mereka sepertinya sudah tewas Jendral..!" "Bara..?!" seru Graito bertanya."Maaf, bukan Jendral..!" sahut pelapor. "Lalu empat helikopter yang lainnya..?!" tanya sang Jendral, seraya menatap tajam sang pelapor. "Empat helikopter kita meledak hancur oleh pukulan Bara, Jendral..!" "Wesh..!" Praaghk..!! Sang pelapor pun langsung tewas di tempat, dengan kepala pecah. Di hantam pukulan bertenaga dalam sang Jendral. Dua orang lain di samping pelapor otomatis melangkah mundur seketika. Sadis..! "Keparat Bara..!! Kau selalu membuatku rugi..!" teriak kalap sang Jendral. "Mana Pandu..?!" seru sang Jendral, pada dua orang lainnya. Sepasang matanya mendelik berkilat kemerahan. "He-he-helikopternya juga jatuh Jendral." sahut seorang di antara mereka. "Dari sisi mana kalian menyerang..?!" "Da-dari arah depan markas Jendral."Braaghk..!! Kini meja teras yang lagi-lagi hancur oleh sepaka

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 335. LUKA PARAH DAN MUSTIKA

    "Bangsat kau Bara..!" Slaph..! Byaarshk..! Pandu melesat keluar dari helikopter yang hilang kendali tersebut. Bara melihat sosok merah keemasan melesat keluar, dari helikopter yang hendak hancur masuk ke lembah itu. 'Pandu..!' gumam bathin Bara. Namun saat dia hendak melesat mengejarnya, "Gatott..!!" samar-samar terdengar teriakkan keras para sahabatnya, menyeru nama Gatot di bawah sana. Bara pun urung mengejar Pandu, dan melesat kembali ke markasnya dengan secepat mungkin. Slaphh..! Taph..! Bara mendarat tepat di sisi para sahabatnya, yang telah berkerumun cemas pada kondisi Gatot. Nampak jelas kini oleh Bara, sosok Gatot yang tengah terkapar tak sadarkan diri. Dada Gatot nampak membiru, dengan darah mengalir dari mulutnya. 'Luka dalam yang teramat parah..!' bathin Bara sesak dan sedih sekali. "B-bara..! A-apa yang harus kita lakukan..?!" seru gugup bergetar Sandi. Dan semua sahabat pun kini menatap Bara, seolah menanti keputusan cepat dari Bara. Karena mereka semua tak a

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 334. SERANGAN DI PAGI HARI

    "Teh manis opo..? Gundulmu kuwi..! Bikin sendiri sana..!" seru bi Tarni sewot. "Ya Bibi, Gatot kan mau pulang nanti Bi. Bikinin ya, teh bikinan Bibi kan yang paling pas di lidah. Hehe," celetuk Gatot terkekeh. "Huhh..! Gombiall..!" sungut bi Tarni, seraya beranjak kembali ke dapur. Bara cs melanjutkan obrolannya, sambil makan gorengan buatan bi Tarni. Sungguh suasana yang menyenangkan di pagi itu. Namun...Wrrngg..! Wrŕenngg..!! Secara tiba-tiba dari ketinggian, turun dengan cepat 5 buah helikopter ke arah markas Bara. Kumpulan helikopter itu terbang dalam keadaan melintang berbaris. Pada ketinggian sekitar 80 meter di atas tanah, dengan sisi-sisi pintu nya telah terbuka menghadap ke depan vila. Nampak RPG-32 telah disiapkan pada posisi siap meluncur. "Tembak..!!" Pandu yang memimpin langsung penyerangan, langaung memberikan perintah tembak. Swassh..! Swaassh ..! ... Swaassh..!! Enam buah roket langsung melesat cepat ke titik target di markas Bara. "Awass..! Semuanya..!! Han

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 333. HARIMAU BETINA

    "Resti..!" Seth..! Tiba-tiba saja sosok Revina melesat masuk, dan memalang di antara tubuh Resti yang tertarik maju. Plakh.! ... Plakh..!!Dan Revina langsung menampar keras pipi Evan bolak-balik 3 kali. "Arrkksgh...!! Kurang ajar kau Rrevina..! Kau selalu menghalangiku..!" Evan berteriak keras kesakitan. Pipinya terasa panas berdenyar, dengan kuping berdenging, dan mulutnya terasa asin berdarah. Warna merah lebam segera menghias kedua pipi Evan, yang nampak mulai membengkak. "Kau yang Bajingan Evan..! Rupanya tempo hari aku kurang keras menghajarmu..!" seru Revina dengan mata membelalak marah, seraya menunjuk ke wajah Evan. "Hei.hei..hei..! Rupanya buruanmu galak juga Evan. Aku jadi ingin mencicipi keganasannya di ranjang..! Hahaaa..!" seru tergelak salah seorang dari teman Evan. Dan serentak kedua teman Evan itu berjalan mendekat ke arah Revina. "Resti..! Kau masuklah ke mobil. Biar kuhajar tiga pecundang ini..!" bisik tajam Revina pada Resti. "Hati-hati Vina..!" bisik Re

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 332. BERTEMU MUSUH LAMA

    "Bara memang brengsek..! Dia berkata dia adalah orang bebas..! Cuih..! Jangan harap..!" seru Freedy, mengungkapkan kekesalan hatinya. "Freedy, apakah benar Bara berkata begitu..?!" seru sang Jendral, yang mendengar seruan marah Freedy. "Benar Jendral." "Hmm. Pemuda licik itu benar-benar tahu posisinya saat ini Freedy..!" seru Graito. "Maksud Jendral..?!" seru Freedy kaget. Setelah mendengar sang Jendral seolah membenarkan ucapan Bara yang telah bebas. "Freedy, buka nalarmu..! Saat ini posisi kita dalam pengintaian pihak kepolisian. Dan aku mencurigai ada kerjasama antara pihak Bara cs dengan kepolisian, untuk menyelidiki serta membekuk kita. Karenanya kita tak mungkin mengajukan laporan pencabutan jaminan kita atas dirinya. Karena telah terjadi pergantian pejabat tinggi di kepolisian saat ini. Jika kita nekat melaporkan juga. Maka kemungkinan pihak kepolisian malah akan memeriksa kita, sehubungan dengan penjaminan yang kita lakukan. Benar-benar 'culas' si Bara ini..!" seru sa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status