Beranda / Fantasi / Sang KAISAR PRODEO / Bab 131 - Bab 140

Semua Bab Sang KAISAR PRODEO: Bab 131 - Bab 140

222 Bab

Bab 131. INFO URGENT DARI WARKOP

"Benar Dimas, aku juga mendapatkan notif itu..! Hahaa..! Kaya dong kita..!" Sandi berseru menimpali ucapan Dimas. Wajah ke empat pemuda itu nampak berseri gembira. Dana kas operasional mereka akan meningkat drastis, dari 500 miliar kini menjadi 3,5 triliun. Karena tambahan hadiah sebesar 3 triliun rupiah dari bandar pertaruhan. Sementara yang 1 triliun milik Marsha, dan 1,5 triliun lainnya adalah milik Bara dan David. Sungguh kemenangan yang fantastis..! Maka resmi sudah mereka semua menjadi triliuner malam itu. Kegembiraan seketika menyelimuti suasana di rumah Dimas. "Mas Bara memang benar-benar tak diragukan lagi kemampuannya ya. Sungguh dahsyat ilmu Naga Emas itu!" seru Brian memuji. "Itulah kenapa Kakeknya dulu adalah komandan dari Ayah kita semua. Dan aku merasa, dia masih belum mengeluarkan power sesungguhnya dalam pertarungan tadi," timpal Dimas. "Luar biasa Bara..!" Gatot berkata penuh kekaguman. Ya, Gatot sadar, kalau ilmu 'Totok Baja' yang dimilikinya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Bab 132. SI DINGIN TERPESONA

"Untuk apa Mas Bara...? Tak usahlah Mas. Uang Clara masih cukup kok kalau hanya sekedar untuk kuliah," sahut Clara."Clara, kami hanya ingin berbagi denganmu. Kebetulan kemarin kami menang taruhan agak besar. Jadi aku minta nomor rekeningmu ya Clara," sahut Bara tersenyum hangat. "Baiklah mas Bara," Clara lalu mengirim nomor rekening banknya via chat, ke nomor lama Bara. "Baik Clara, mari kita berkemas untuk meninggalkan vila ini." Akhirnya merekapun serentak mengemasi bawaan mereka. Dan tak lama kemudian dua buah mobil nampak meluncur keluar dari vila itu. Dan vila itupun kembali kosong ditinggal penghuninya.*** Gatot baru saja keluar dari gerbang rumah Bara. Saat sebuah mobil Jazz black Pearl muncul, dan hendak masuk ke halaman rumah Bara. Akhirnya Gatot kembali menuju gerbang dan melihat pengemudi mobil tersebut. Kaca sisi depan mobil itu pun turun, lalu muncullah seraut wajah cantik klasik milik Resti. "Wah, Mas Gatot sekarang tinggal di sini ya..?" tanya Resti tersenyum r
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Bab 133. MEMBALIK FAKTA

"Kau..?!" Klegh..!Joni hanya sempat berucap kaget lalu pandangannyapun berubah gelap, saat jari kelingking Gatot menekan sisi lehernya dengan cepat dan tenaga terukur."Hagghs..!"Suara bagai orang tersedakpun mengakhiri kesadarannya."Hahh ..!" terdengar suara terkejut dari Madi sang pemilik warung. Mata Madi terbelalak, melihat betapa mudahnya Gatot membereskan kedua cecunguk pengintai itu."Maaf nih Bang Madi, membuat Abang kaget. Hehe," Gatot berkata seraya terkekeh, melihat ekspresi jelek si Madi."Nggak ... nggak papa Bang G-gatot," sahut Madi tergagap."O iya Bang Madi. Semuanya jadi berapa sekalian sama pesanan dua curut ini..?" tanya Gatot."Se-semuanya jadi ... (Madi terlihat berhitung dengan lambat)."'Sudahlah Bang Madi. Segini cukup ya Bang..?" tukas Gatot, seraya memberikan uang merah sebanyak 3 lembar pada Madi."Wahh..! Ini mah lebih Bang Gatot..!" seru Madi kaget tetapi jujur, karena dia baru selesai menghitung semuanya tak lebih dari 37 ribu rupiah saja."Kalau begi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Bab 134. TERHASUT SUDAH

"Lanjutkanlah ceritamu Denta! Aku akan menyimaknya baik-baik. Hhhh," Drajat berkata seraya menghela nafasnya, untuk menenangkan diri."Baik Drajat," sahut Denta, seraya melanjutkan kisah bualannya. Sementara sang Jendral hanya menyimak tanpa ekspresi."Empat rekan kita yang mengetahui perbuatan Bara, tentu saja tak terima. Mereka mendatangi cucu panglima yang bernama Bara itu, untuk meminta pertanggungjawabannya.Namun rupanya watak cucu panglima kita ini sangat bertolak belakang dengan Panglima. Si Bara ini dengan liciknya menjebak dan mengurung ke empat serangkai sahabat kita, dengan pasukannya yang bersenjata lengkap di halaman rumahnya.Dan terjadilah pembunuhan massal itu. Senjata otomatis pasukannya menghamburkan pelurunya, Raka dan Prana tewas seketika, Tedjo dan Marco sempat membunuh 9 orang anggota pasukan Bara.Namun akhirnya mereka berduapun tewas dibokong oleh pukulan Bara. Empat rekan kita tewas saat itu juga, Drajat!Bahkan ibu Bara sendiri yaitu Marini putri panglima ki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

Bab 135. ANGGA BERAKSI

"Baik Jendral..!" sahut Denta, seraya membuka laptop yang sudah tersedia di meja teras. Ya, Denta dan sang Jendral memang sudah mempersiapkan hal itu sebelumnya. Demi untuk meyakinkan Drajat. Bahwa Bara memang pewaris dan cucu dari panglima Naga Emas, orang yang sangat dihormatinya. Dan mereka pun menyaksikan pertarungan final level area semalam di teras itu. "Gilaa..!! Pukulan Kilat Naga Emas level 4..! Kalian benar, dia pasti sudah memiliki 'Mustika Naga Emas' dalam dirinya. Tapi aku tak gentar..! Dia harus membayar kedurhakaan dan pembunuhan yang dilakukannya..! Haruss..!" Drajat terkejut, melihat pukulan yang sangat dikenalnya itu di pergunakan oleh Bara, untuk menghabisi lawannya. Namun dia malah semakin bertekad menghentikan langkah Bara, yang dianggapnya cucu durhaka dan pembunuh itu. Sekilas nampak Denta dan sang Jendral saling lirik dengan mata penuh kemenangan dan kepuasan. Ya, karena mereka merasa telah sukses 'memperdaya' Drajat si Tapak Es, untuk masuk da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

Bab 136. BENTROK NAGA DAN HARIMAU

Kedua sosok yang sama-sama melesat dengan kecepatan tinggi itu, hampir bertabrakkan di tengah halaman rumah Bara. Sontak kedua sosok itu melesat turun menjejak bumi. Taph.! Taph..! "Hmm. Disini kau rupanya Bara..!" seru Angga kaget dan geram. Kedua tangannya masih memondong Resti, yang kini nampak berusaha meronta dari pondongan Angga. "Sungguh memalukan menculik seorang wanita di siang bolong begini..! Siapa kau..?!" seru Bara, sepasang matanya mulai berkilat merah menatap Angga. "Mas Bara..!" seru Resti terkejut namun gembira, melihat kekasihnya datang menghadang penculik dirinya itu. Angga juga menatap tajam penuh intimidasi pada Bara, kedua matanya mencorong kuning membara bak mata harimau. Tanpa sadar dia melepas Resti dari pondongan kedua tangannya. Resti pun segera menjauh kembali ke teras rumah, dan menyaksikan mereka dari sana. Tampak kedua tangan Angga berkilau keperakkan dan menyilaukan mata, dia siap melepaskan aji 'Guntur Harimau Besi' level 4nya. Ya, Angga in
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

Bab 137. MULAI TERBONGKAR

"Apakah kalian melihatnya tadi..? Pukulan yang dilepaskan Bara kali ini bahkan lebih dahsyat, dibandingkan pukulan yang dilepaskannya semalam," ujar David takjub. "Kau benar David. Bahkan getarannya bisa membuatku yang sedang bersama Sandi di belakang rumah terasa bergoyang..! Dahsyat sekali power Bara dan lawannya itu," sahut Gatot, menimpali ucapan David. "Yang jadi pertanyaanku adalah. Siapa sesungguhnya pemuda yang melawan Bara tadi..? Kemampuannya juga sungguh dahsyat, dan sepertinya dia tidak datang sendiri tadi," timpal Sandi, menyatakan keheranannya. "Silahkan kopi dan teh manisnya ya semua," ucap bi Ijah yang datang menghantarkan nampan berisi segelas kopi dan tiga gelas teh manis hangat. Ya, Bi Ijah mengetahui kalau Gatot suka ngopi, karena dia adalah perokok. "Wah terimakasih bi Ijah. O iya, tadi Resti membeli buah pear sweet. Biar Resti sediakan buat kalian ya," ucap Resti seraya beranjak, menuju ke belakang bersama bi Ijah. "Salam, permisi Abang semua," sapa seseo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

Bab 138. RECOVERY KILAT DAN AMARAH

'Power Angga yang begitu dahsyat saja masih kalah oleh Bara. Sungguh mengerikkan kau Bara yang ganteng', bathin Freedy gentar pada Bara. Tadi dia jelas melihat Bara masih berdiri di tempatnya setelah benturan dahsyat pukulannya dengan Angga, sementara Angga sendiri terhempas melayang tak sadarkan diri. Dan sudah pasti Angga akan celaka, bila tak di tolong oleh Leonard. Dari hal ini saja Freedy bisa menilai, bahwa 'power' Bara berada di atas power Angga.Seraya mengemudi Freedy menghubungi ayahnya,Tuttt ... Tuttt ... Tuttt.!Klikh! "Ya, Freedy.""Ayah, saat ini Angga terluka dalam cukup parah, akibat bentrok dengan Bara. Apa yang harus kulakukan Ayah..?""Di mana posisimu sekarang Freedy..?""Sebentar lagi aku sampai di Senopati Ayah.""Baik tetaplah di sana."Klik.!Denta menutup panggilan putranya."Drajat! Ada sesuatu yang harus kulaporkan pada Jendral. Aku ke dalam dulu," ucap Denta pada Drajat, yang saat itu berada di rumah khusus yang disediakan sang Jendral untuk Drajat. Ru
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

Bab 139. INTEROGASI DAN GELANG KHUSUS

"Benar David..! Sekarang saatnya kita mulai bergerak. Yang terpenting adalah mendapatkan kunci gelang khusus kita terlebih dahulu. Setelah itu kita akan coba mencari 'titik-titik' basis kekuatan mereka dan hancurkan..! Saat ini aku sudah yakin si 'Harimau Besi' sendirilah dalang dari semua ini! Seperti yang juga diperkirakan oleh Mas Dimas," ujar Bara, sepasang matanya kini nampak telah kembali seperti biasa. "Mas Bara, sebaiknya Mas istirahat dulu dua tiga hari, untuk memulihkan diri ya," ujar lembut Resti, yang masih khawatir dengan kondisi kekasihnya itu. "Iya Resti. Mas akan tinggal saja di rumah dalam 2-3 hari ini," sahut Bara tersenyum pada Resti. Dia bisa merasakan kecemasan kekasihnya itu. "Benar Bara. Sebaiknya kau memang harus memulihkan dulu energimu. Soal pencarian kunci gelang khususmu itu, biar nanti aku dan Brian yang mengurusnya," ucap Gatot menyatakan kesediaannya. "Baik Gatot. Tapi lebih baik kau bawalah sekalian pemegang kunci gelang khusus itu hidup-hidup.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

Bab 140. MURKA DAN DILEMA MARSHA

"Hoekkss..! Hoeks..! Hoekssh..!" Tiga kali Angga muntahkan gumpalan darah hitam sebesar bola pingpong ke atas ranjang. Nampak sprei ranjang terlihat basah dan penuh dengan bercak darah, di sekitar tiga gumpalan darah yang menghitam itu. Tubuh Angga serasa lemas bagai terlolosi tulang belulangnya. Namun di sisi lain, Angga merasakan dadanya menjadi lebih lega daripada sebelumnya. Dan perlahan, wajah Angga berangsur-angsur segar dan memerah kembali.Sang Jendral akhirnya menarik kembali kedua telapak tangannya, dari belakang tubuh Angga. Nampak keringat sebuliran jagung membasahi wajah sang Jendral. Ya, pengerahan hawa murni yang baru dilakukannya, memang sangat menguras energinya. Sang Jendral juga merasa sangat lemas dan seperti kehabisan tenaga."Kalian masuklah..!" seru sang Jendral pada orang-orang diluar kamar. Yang saat itu masih penasaran menunggu, apa yang telah dilakukan sang Jendral pada Angga.Klek! "Ahh! Angga kau sudah sadar..!" seru gembira Leonard langsung terdeng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
23
DMCA.com Protection Status