All Chapters of Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku : Chapter 71 - Chapter 80

113 Chapters

Bab 71 ( Mendamba Sentuhannya)

“Jaga mulut anda, Saras adalah gadis baik-baik dan tidak mungkin melakukan hal sekeji itu!” Vinso yang mendengar tuduhan Rosa langsung membela anak bosnya yang sudah ia anggap seperti anak kandungnya sendiri.“Aku percaya pada Saras, tapi bagaimana dengan Ricard? bisa saja, ia melakukannya tanpa sepengetahuan Saras. dan benih Ricard terta-”“Keluar!” nada dingin itu terdengar begitu menyeramkan di telinga setiap orang yang berada di dalam ruangan. mendengar hal itu, Viktor bergegas untuk mendampingi sang dokter agar keluar terlebih dahulu, disusul Vinso yang terlihat diberi isyarat agar mengikuti Viktor.“Apa kalian tuli?” Liam sudah tidak sabar saat melihat Luna dan Rosa yang masih berada didalam kamarnya. Tidak ingin mencari masalah dengan Liam, akhirnya Luna keluar disusul oleh Rosa. setelah semua orang pergi, Liam mengunci kamarnya.“Saras bangun!” katanya sambil terus menggoyangkan tubuh Saras berharap agar gadis cantik yang masih memejamkan matanya itu membuka mata. Karena tida
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 73 ( Kita Harus Bicara)

Setelah pergumulan panasnya dengan Saras, Liam masih betah berada di dalam kamar bersama dengan Saras yang kini nampak masih tertidur pulas. Liam berjalan menuju ke arah jendela kamar, ia nyalakan rokok. lalu menghisap rokoknya dalam-dalam, sebelum meniupkan asapnya ke udara. Pikirannya kembali pada kata dokter yang menyatakan bahwa saat ini Saras telah mengandung anaknya. namun, disisi lain ia masih belum bisa mengenyahkan pikirannya dari perkataan yang terlontar dari mulut ibunya. ya, bisa saja janin yang dikandung oleh Saras adalah milik Ricard, karena malam itu kakaknya telah menculik istrinya.“Li-liam…” Saras terlihat sudah bangun. gadis itu nampak malu dan berusaha untuk menutupi tubuhnya dengan selimut sampai ke leher.“Kau hamil.” Ucap Liam berterus terang.“Si-siapa yang hamil?” Saras masih berharap jika isi kepalanya tidak sama dengan ucapan yang nantinya Liam katakan.“Kau Saras, kau hamil.” Liam memandangnya dengan tatapan mata yang begitu dingin. Diam-diam, dari balik
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 73 ( Hiduplah dengan Isi Kepalamu)

Saras membuka pintu kamar mandi dengan lembut, kabut hangat mengikutinya seperti selubung misterius. Rambut hitamnya tergerai basah di bahu, memperlihatkan lekuk-lekuk wajah yang masih merona setelah mandi. Mata coklatnya berkilauan dengan senyum lembut. Handuk putih yang terlipat rapi menutupi tubuhnya, membuatnya terlihat seperti patung dewi yang elegan. Aroma sabun yang lembut dan harum mengisi ruangan, membangkitkan kesan kesegaran dan keanggunan.Liam menatap wajah Saras yang terlihat lelah, namun tetap terlihat begitu cantik. Gadis itu terlihat membuka pintu lemari, memiliki baju yang akan ia pakai. Liam pikir Saras akan kembali ke kamar mandi untuk memakai bajunya, nyatanya pikirannya salah besar. biasanya Saras akan bersikap malu-malu dan tidak berani ganti baju di hadapannya. tapi kini, yang Liam lihat adalah kebalikannya.Tanpa ada rasa malu, Saras membuka handuknya membuat tubuh polosnya terlihat jelas membelakangi Liam. Pria itu lantas mengalihkan pandangannya, jakunnya na
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 74 ( Jangan Pernah Kembali)

“Saras, masuk ke kamar.” Ucap Liam yang sudah berada di ruang tamu.Ruang tamu yang sebelumnya penuh kehangatan karena tangisan Saras,kini terasa dingin dan tegang. Saras masih berdiri di samping Vinso,matanya terlihat kosong dan dingin, menatap Liam dengan tatapan tajam. Wajahnya pucat, dan tubuhnya terlihat lemah. Ia memegang tas kecil di tangan kanannya.Liam berdiri di seberangnya, matanya memancarkan kemarahan. "Kau tidak bisa pergi!" katanya dengan suara keras. "Kita masih terikat kontrak pernikahan. Kau tidak bisa meninggalkan aku begitu saja!"Saras tidak terpengaruh. Ia mempertahankan tatapannya, suaranya datar. "Aku tidak ingin tinggal di sini lagi. Aku tidak ingin hidup dengan pria yang tidak mengakui anakku."Vinso, pria paruh baya yang berdiri di samping Saras, menatap Liam dengan kekecewaan. "Liam, kau harus memahami. Saras sudah tidak tahan lagi."Liam mengambil langkah maju, matanya memancarkan kemarahan. "Kau tidak bisa membawanya pergi! Aku tidak akan membiarkannya!
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 75 ( Kegelisahan Liam)

Liam berangkat pagi-pagi sekali dari rumahnya, meninggalkan kesunyian rumah yang masih terasa hangat. Ia memandang ke luar jendela, melihat cahaya matahari yang mulai menyinari kota. Dengan napas dalam, ia meninggalkan rumah dan menuju ke kantor.Saat tiba di kantor, Liam langsung menuju ruang rapat yang disambut oleh Viktor. para pemegang saham sudah menunggu, berbincang-bincang dengan serius. Ia menyapa mereka dengan senyum tipis, tapi matahari pagi tidak bisa menghilangkan bayangan kelelahan di wajahnya.Rapat mingguan dimulai, dan Liam duduk di kursinya, memandang materi presentasi di layar. Namun, pikirannya melayang jauh, terpaut pada Saras dan kehamilannya yang tidak diakui. Perasaan bersalah dan kekecewaan menghantui hatinya.Suara orang-orang yang mengikuti rapat terdengar seperti kabur, tidak terlalu jelas. Liam berusaha fokus, tapi matanya terus berkelap-kelip, mengingat kata-kata Saras yang terus menggema di pikirannya.“Hiduplah dengan isi Kepalamu…”Liam menarik napas d
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 76 ( Lebih Baik, Kita Bekerjasama)

Saras berjalan pelan melintasi lobi Hotel, matahari sore memancarkan cahaya hangat melalui kaca besar. Ia tidak memperhatikan sekitarnya, pikirannya terpaut pada masalah keuangan dan kehamilannya. Langkahnya terhenti sejenak di depan lift, menunggu pintu terbuka.Saat itu, seorang pria tampan berusia tiga puluhan keluar dari ruang konferensi. Matanya cokelat, rambutnya hitam dan terurus rapi. Ia mengenakan setelan bisnis yang elegan. Pria itu tidak sengaja menabrak Saras, membuatnya terkejut."Maaf, Nyonya," katanya dengan sopan, memegang lengan Saras untuk menyeimbangkannya.Saras menatap wajahnya, terkejut. "Ricard! Apa yang kau lakukan?"Ricard tersenyum, menunjukkan kesenangan. "Saras! Lama tidak bertemu.bagaimana kabarmu?"Saras merasa tidak nyaman, mengingat keadaannya saat ini. "Aku... aku baik-baik saja," jawabnya singkat.Ricard memperhatikan ekspresi Saras. "Ada yang salah? kenapa kau ada di hotel?”Saras menggelengkan kepala, berusaha menyembunyikan perasaannya. "Tidak,saat
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 77 ( Kembalilah disisiku)

“Ap-apa?” Rosa menahan senyumnya, dalam hati ia bersorak gembira karena Ricard berada di pihaknya untuk memuluskan rencananya. Melihat respon yang diberikan ibunya, Ricard sudah tidak terkejut lagi. Rosa adalah wanita paling licik yang pernah ia temui, terkadang Ricard juga heran bagaimana Tuhan bisa memberikan amanah anak pada wanita yang ada di hadapannya itu. “Aku jatuh cinta pada Sarastika saat pertama kali melihatnya. jadi, tidak ada alasan tertentu.” “Ricard, jujurlah pada ibu,” potong Rosa yang terdengar tidak sabar. Ricard sedikit memiringkan kepalanya, sebuah respon alami dalam dirinya. sepertinya ibunya ingin mengatakan sesuatu yang begitu penting. “Apa benar kau sudah tidur dengan Saras, dimalam kau menculiknya?” Ricard tidak menjawab, kepalanya ditegakkan dan berusaha untuk mencerna perkataan Rosa. “Saat ini, Sarastika hamil dan Liam tidak percaya jika janin yang dikandungnya adalah darah dagingnya. Ia percaya, bahwa itu adalah darah dagingmu.” Rosa melanjutkan, kali
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 78 ( Luapan Kata Hati)

Liam memandang wajah Saras yang basah oleh air mata, hatinya teriris oleh penyesalan yang mendalam. Ia menyadari kesalahannya, memahami bahwa istrinya tidak mungkin melakukan hal terlarang dengan Ricard. Rasa bersalah dan penyesalan menghantui hatinya, membuatnya terasa tercekik. Saras berusaha melepaskan diri, berlari menjauhkan diri dari Liam dengan langkah yang terhambat. Namun, Liam cepat-cepat memeluknya dari belakang, menahan tubuhnya yang bergetar. "Jangan pergi, Saras," katanya, suaranya penuh penyesalan dan kesedihan. "Aku tidak bisa kehilanganmu lagi." Mungkin ini terdengar gila, tapi baru ditinggal selama satu malam rasanya sungguh sulit bagi Liam untuk menerima kenyataan bahwa Saras telah meninggalkan dirinya.Saras menangis keras, tubuhnya bergetar dalam pelukan Liam. "Aku tidak bisa lagi, Liam. Aku tidak bisa hidup dengan pria yang tidak percaya padaku. Aku merasa hina dan sakit. aku bersumpah, akan membayar uang pengganti kontrak pernikahan kita..."Liam memeluknya lebi
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 79 ( Diusir Secara Halus)

Rosa dan Luna berjalan dengan gembira di koridor mall, mengunjungi toko-toko fashion favorit mereka. Mereka berdua terlihat cantik dengan gaun mewah dan rambut yang terurus rapi. Suasana hari itu cerah, sesuai dengan mood mereka.Tiba-tiba, Rosa menerima panggilan telepon dari nomor tak dikenal. Ia menatap layar, kemudian menjawab panggilan tersebut." Halo?" kata Rosa dengan nada santai."Selamat siang, Nyonya Rosa. Saya memiliki informasi tentang Liam," kata suara di seberang telepon dengan nada pelan.Rosa memperhatikan suara tersebut dan langsung mengenali siapa itu. "Apa kabar? Apa yang kau ketahui tentang Liam?" tanyanya dengan penasaran."Liam telah membawa Saras ke rumahnya." jawab orang diseberang sana.Rosa merasa darahnya mendidih. Ia menatap Luna dengan marah. "Liam membawa Saras ke rumahnya!"Wajah Luna mengeras, "Apa? Dia berani!"Rosa menggenggam tangan Luna. "Kita harus bertindak cepat, Luna. Kita tidak bisa membiarkan Liam jatuh ke tangan Saras."Luna mengangguk. "Ki
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 80 ( Jangan Terlalu Banyak Berpikir)

Ruang rawat inap yang tenang dan nyaman menjadi saksi cinta Liam pada Saras. Ia duduk di samping tempat tidur, memandang wajah cantik istrinya yang terlelap. Cahaya lampu malam memancarkan cahaya lembut pada wajah Saras, membuatnya terlihat seperti malaikat.Liam mengambil tangan Saras, memperhatikan napasnya yang teratur. Ia merasa lega melihat istrinya akhirnya bisa beristirahat dengan tenang. Kecemasan dan kesedihan yang sebelumnya menghantui hatinya mulai memudar.Dengan hati-hati, Liam mengambil ponsel dari saku celananya dan menghubungi Viktor, anak buah setianya. Suara Viktor terdengar jelas di seberang telepon."Viktor, aku butuh bantuanmu," kata Liam dengan suara pelan."Siap, Tuan. Apa yang harus saya lakukan?" jawab Viktor."Aku ingin kau menemui Vinso. Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan Saras. Aku tidak percaya Vinso tidak tahu apa-apa, terlebih Saras saat aku temukan sendirian.”perintah Liam dengan nada serius.Viktor mengangguk, meskipun Liam tidak meli
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status