All Chapters of Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku : Chapter 81 - Chapter 90

113 Chapters

Bab 81 ( Kemarahan Rossa)

Sore hari yang cerah memancarkan cahaya hangat saat Saras dan Liam meninggalkan rumah sakit. Dokter telah menyatakan Saras sembuh dan siap pulang.Liam membantu Saras keluar dari mobil, memapahnya dengan hati-hati. Wajah Saras terlihat cerah, senyumnya mengembang. Ia merasa lega akhirnya bisa pulang dan beristirahat di rumah.Sesampainya di rumah, Liam membantu Saras masuk dan membaringkannya di sofa. Ia menyiapkan segelas air dan obat-obatan yang diresepkan dokter. Saras menatap Liam dengan mata penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Liam. aku masih merasa ini seperti mimpi."Liam tersenyum lembut, memijat lembut tangan Saras. "Aku ingin kau bahagia dan sehat, Saras. Aku akan selalu melindungimu."Suasana rumah menjadi hangat dan nyaman, dipenuhi cinta dan kasih sayang. Saras merasa aman dan nyaman bersama Liam."Terimakasih, Liam," kata Saras pelan, matanya terpejam, merasakan kelelahan.Liam menutup mata Saras dengan lembut dan mencium keningnya. "Istirahatlah, Sayang. Aku akan me
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 82 ( Kedatangan Anjaswara)

Bandara internasional Soekarno-Hatta terlihat sibuk dengan lalu-lalang penumpang. Anjaswara, ayahanda Liam, melangkah keluar dari pesawat, menarik koper mewahnya. Wajahnya terlihat serius, mata tajam menatap ke depan.Cahaya matahari memancar di atasnya, memperlihatkan rambutnya yang beruban dan terpotong rapi. Jas hitam yang dikenakannya menunjukkan kekuasaan dan otoritas. Ia melangkah dengan percaya diri, meninggalkan pesawat yang baru saja mendarat.Anjaswara menarik napas dalam-dalam, merasakan udara segar Jakarta. Ia telah lama tidak berada di kota ini, tetapi urusan bisnis dan keluarga memanggilnya kembali.Saat melangkah ke area imigrasi, Anjaswara mengeluarkan paspor dan tiket pesawatnya. Petugas imigrasi menatapnya dengan hormat, mengenali sosok yang berpengaruh ini."Selamat datang, Pak Anjaswara," kata petugas itu dengan sopan.Anjaswara tersenyum singkat. "Terima kasih. Saya ingin segera ke rumah."Setelah melewati proses imigrasi, Anjaswara menuju ke area parkir untuk men
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 83 ( Jadi, ini Caramu Ibu untuk Membalas ku?)

Pagi hari yang cerah memancarkan cahaya hangat di sekitar rumah Liam dan Saras. Udara segar dan sejuk memenuhi paru-paru mereka saat berjalan-jalan menikmati keindahan alam.Liam dan Saras berjalan berdampingan, menikmati keheningan pagi yang hanya diiringi oleh kicau burung dan gemuruh daun-daun. Matahari pagi memancarkan sinar emas, menerangi wajah mereka yang bahagia.Saras tersenyum, menatap Liam dengan mata bersinar. "Hari ini sangat indah, bukan?"Liam merengkuh bahu Saras, memeluknya erat. "Karena kau ada di sampingku, Berjanjilah padaku, setiap hari kita akan melakukan kegiatan ini, bersama-sama membangun kenangan yang indah.”Saras mengangguk mengiyakan, dan tanpa sadar ia mengelus lembut perutnya. seperti ingin mengatakan pada sang jabang bayi, bahwa ayahnya sudah menerima kehadirannya.Mereka berjalan melewati taman yang dipenuhi bunga-bunga cerah, menikmati aroma harum yang memenuhi udara. Jalan setapak yang berliku-liku membawa mereka ke pemandangan yang lebih indah.Di k
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 84 ( Kecurigaan Viktor)

Ruangan ICU yang sunyi itu terasa seperti neraka bagi Liam. Ia duduk di samping tempat tidur ibunya, Rosa, yang terbaring tak berdaya. Mesin-mesin medis berderak-derak, memantau kondisi ibunya yang kritis.Cahaya lampu yang lembut memancarkan kesan haru biru di wajah ibunya. Liam memandangnya dengan mata penuh harapan, berdoa agar ibunya segera sadar dari koma. Tangan ibunya yang lembut kini terasa dingin dan kaku.Liam memegang tangan ibunya, merasakan kehangatan yang mulai memudar. "Ibu, bangunlah kami ada disini. " katanya dengan suara yang terdengar seperti bisikan.Air matanya mengalir, membasahi pipinya. Ia merasakan kesedihan yang tak terhingga. walaupun Liam tahu selama ini ia hanya dijadikan sebagai pion dalam keluarga ini, tapi melihat kondisi ibunya seperti ini membuatnya tidak tenang. Saras masuk ke ruangan, memeluk Liam dari belakang. "Kita akan melalui ini bersama, Liam," katanya dengan suara lembut.Liam menatap Saras, mata penuh kesedihan. "Aku takut kehilangan ibu," k
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 85 ( Kegelisahan Lunaa)

Luna berdiri di tengah kamarnya,dikelilingi keheningan yang menyesakkan. Cahaya sore hari memancarkan bayangan di dinding, namun tidak dapat menghilangkan rasa takut yang menghantui hatinya.Matanya terpaku pada dinding, namun pikirannya ribuan mil jauhnya, kembali ke hari itu. Hari ketika semuanya berubah.Saat itu, Rosa dan Luna berdiri di pinggir jalan, menunggu jemputan. Karena masih merasa kesal dengan sikap Liam yang telah kembali ke sisi Saras,Ia mengucapkan kata-kata yang tidak terduga, "Aku pernah tidur dengan Ricard, Tante. Karena alkohol, aku tidak bisa mengontrol diri."Rosa terkejut, wajahnya pucat. "Luna, apa yang kau katakan?" suaranya terputus, napasnya terengah-engah.tidak menyangka jika Luna yang ia pikir gadis baik-baik, nyatanya tidak seperti dugaannya.Luna tidak menyangka reaksi Rosa begitu hebat. Rosa tiba-tiba terkena serangan jantung, terkapar di jalan dengan kedua tangannya memegangi dadanya.Luna panik, takut, dan meninggalkan Rosa seorang diri.Sekarang, Lun
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 86 ( Hubungan Luna dan Ricard)

Ruang gelap dan sunyi itu terasa seperti lubang neraka. Vinso terbaring di lantai yang kotor dan lembab, tubuhnya lusuh dan lemah. Ia terbelenggu dengan tali yang kasar, tidak bisa bergerak.Cahaya remang-remang dari jendela kecil di atasnya memperlihatkan wajah Vinso yang penuh luka dan memar. Matanya nampak begitu lelah, kulitnya pucat. Ia terlihat seperti mayat hidup.Vinso berusaha menggerakkan badannya, namun tali yang mengikatnya terlalu kuat. Ia merasa putus asa, tidak tahu berapa lama lagi ia bisa bertahan."Tolong... tolong aku..." katanya dengan suara lemah, namun tidak ada jawaban.Ia teringat pada Saras. Apakah Saras masih berada di hotel atau kembali ke rumah Liam? Apakah Saras tahu ia disekap di tempat ini?Vinso menutup matanya, merasa air mata mengalir. Ia berdoa agar seseorang menemukannya sebelum terlambat.Tiba-tiba, ia mendengar suara langkah kaki. Vinso membuka matanya, melihat seorang pria berwajah kejam masuk ke ruangan."Kau masih hidup?" pria itu bertanya deng
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 86 ( Ternyata, Benar ...)

Saras berjalan menuju lift di lantai dasar rumah sakit, langkahnya pelan dan terukur. Ia masih terpengaruh oleh adegan di parkiran tadi, merasa tak nyaman dan bingung. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan dan keraguan tentang hubungan Ricard dan Luna.Saat pintu lift terbuka, Saras memasuki ruang yang kecil dan tertutup itu. Ia menekan tombol lantai atas, tempat ruang ICU berada. Lift itu terasa pengap dan sunyi, hanya terdengar suara mesin yang beroperasi.Tiba-tiba, pintu lift yang berada di samping Lift yang digunakan oleh Saras terbuka lagi dan Liam serta ayahnya, Anjaswara, keluar tanpa mengetahui kehadiran Saras. Mereka berdua terburu-buru, tidak memperhatikan sekitar.Saras menahan napas, berharap tidak ada yang melihatnya. Ia tidak ingin berbicara dengan Ricard sekarang, terutama setelah melihat adegan antara Ricard dan Luna. Ia merasa sedikit kebingungan dan berharap agar pria itu tidak berusaha untuk mendekatinya.Sesampainya di ruang ICU, Saras tidak menemukan Liam. Yang
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 87 ( Vinso Menghilang)

Koridor rumah sakit terasa sunyi dan dingin, lampu-lampu neon memancarkan cahaya putih yang tajam. Saras duduk di bangku panjang, menatap lantai dengan mata yang terbenam dalam pikiran. Ia tidak menyadari kehadiran Ricard yang keluar dari ruangan ICU. Ricard berjalan pelan, langkahnya tidak menimbulkan suara. Matanya yang tajam dan dingin memindai sekitar, sebelum akhirnya menemukan Saras. Ia berhenti sejenak, memandangnya dengan ekspresi datar. Dengan langkah pelan, Ricard menuju ke arah Saras. Ia duduk di sampingnya, tidak berbicara. Suasana menjadi semakin tegang, keheningan yang tidak nyaman memenuhi udara. Saras merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.Ia mencoba menghindari kontak mata, takut Ricard melihat rasa takutnya. Napasnya menjadi terengah-engah, tangannya gemetar. Ricard tidak berbicara, hanya memandang ke depan. Suasana tegang semakin meningkat, membuat Saras merasa terjebak. Waktu terasa berhenti, hanya ada keheningan yang mendebarkan. Saras m
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 89 ( Kecurigaan Liamm)

Pagi itu, cahaya matahari memancar melalui jendela klinik, menerangi ruangan yang tenang. Luna duduk di depan dokter ginekologi, Dr. Wahyuningsih, dengan wajah yang pucat dan cemas. Ia memegang perutnya merasakan kecemasan yang mendalam."Dok, saya tidak siap untuk memiliki anak," kata Luna, suaranya teredam. "Saya ingin melakukan aborsi."Dokter wanita yang nampak begitu cantik itu menatap Luna dengan mata yang hangat dan penuh empati. "Luna, saya paham kecemasan Anda. Tapi, aborsi bukanlah solusi yang tepat. Bayi itu sudah berusia empat minggu. Apakah Anda yakin ingin melakukan hal ini?"Luna menunduk, tidak berani menatap dokter. "Saya tidak tahu, Dok. Saya hanya tahu saya tidak siap."Dokter itu mengambil napas dalam-dalam. "Luna, saya tidak bisa membantu Anda melakukan aborsi. Saya harus mempertimbangkan kesehatan Anda dan bayi tersebut. Selain itu, ada risiko komplikasi yang serius."Luna merasa kecewa dan putus asa. Ia tidak tahu harus berbuat apa. "Tapi, Dok saya tidak ingin
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 90 ( Jejak Vinso )

Saras berjalan santai di dalam mall, menikmati suasana yang ceria dan penuh warna. Ia berencana membeli perlengkapan bayi untuk persiapan kelahiran anaknya. Sopir Liam, Pak Tono, menunggu di parkiran, siap mengantar Saras kembali ke rumah. sebenarnya Liam kurang setuju, karena ia ingin menemani Saras. tapi, karena pekerjaan kantor yang begitu menumpuk membuat Liam harus mengalah dan memberikan izin pada Saras pergi sendiri.Saras memasuki toko perlengkapan bayi, matahari yang masuk melalui kaca patri membuat suasana toko semakin hangat. Ia mulai memilih-milih perlengkapan bayi, dari baju hingga mainan.Saat memilih baju bayi yang lucu, matanya tidak sengaja melihat siluet tubuh seseorang yang ia kenali sedang berjalan beriringan melewati toko. Saras merasa terkejut ketika melihat Luna dan Ricard berjalan bersama, berdampingan seperti pasangan.Raut wajah Luna terlihat tertekan, berbeda dengan Ricard yang nampak begitu santai. Mereka berdua berjalan pelan, Ricard mengobrol dengan Luna
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status