Share

Bab 89 ( Kecurigaan Liamm)

Penulis: Tri Afifah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-17 19:44:45

Pagi itu, cahaya matahari memancar melalui jendela klinik, menerangi ruangan yang tenang. Luna duduk di depan dokter ginekologi, Dr. Wahyuningsih, dengan wajah yang pucat dan cemas. Ia memegang perutnya merasakan kecemasan yang mendalam.

"Dok, saya tidak siap untuk memiliki anak," kata Luna, suaranya teredam. "Saya ingin melakukan aborsi."

Dokter wanita yang nampak begitu cantik itu menatap Luna dengan mata yang hangat dan penuh empati. "Luna, saya paham kecemasan Anda. Tapi, aborsi bukanlah solusi yang tepat. Bayi itu sudah berusia empat minggu. Apakah Anda yakin ingin melakukan hal ini?"

Luna menunduk, tidak berani menatap dokter. "Saya tidak tahu, Dok. Saya hanya tahu saya tidak siap."

Dokter itu mengambil napas dalam-dalam. "Luna, saya tidak bisa membantu Anda melakukan aborsi. Saya harus mempertimbangkan kesehatan Anda dan bayi tersebut. Selain itu, ada risiko komplikasi yang serius."

Luna merasa kecewa dan putus asa. Ia tidak tahu harus berbuat apa. "Tapi, Dok saya tidak ingin
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 90 ( Jejak Vinso )

    Saras berjalan santai di dalam mall, menikmati suasana yang ceria dan penuh warna. Ia berencana membeli perlengkapan bayi untuk persiapan kelahiran anaknya. Sopir Liam, Pak Tono, menunggu di parkiran, siap mengantar Saras kembali ke rumah. sebenarnya Liam kurang setuju, karena ia ingin menemani Saras. tapi, karena pekerjaan kantor yang begitu menumpuk membuat Liam harus mengalah dan memberikan izin pada Saras pergi sendiri.Saras memasuki toko perlengkapan bayi, matahari yang masuk melalui kaca patri membuat suasana toko semakin hangat. Ia mulai memilih-milih perlengkapan bayi, dari baju hingga mainan.Saat memilih baju bayi yang lucu, matanya tidak sengaja melihat siluet tubuh seseorang yang ia kenali sedang berjalan beriringan melewati toko. Saras merasa terkejut ketika melihat Luna dan Ricard berjalan bersama, berdampingan seperti pasangan.Raut wajah Luna terlihat tertekan, berbeda dengan Ricard yang nampak begitu santai. Mereka berdua berjalan pelan, Ricard mengobrol dengan Luna

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 91 ( Pria Bertopeng)

    Liam dan Saras memasuki rumah, mencari ketenangan setelah hari yang melelahkan. Mereka berjalan pelan, menuju ruang tamu. Namun, keheningan itu tidak berlangsung lama. Suara tembakan bergemuruh di halaman rumah, membuat mereka berdua terkejut. Liam langsung melindungi Saras, memeluknya erat. "Jangan khawatir, aku ada disini," katanya. Anak buah Liam bergegas keluar, menghadapi penyerang. Tembak-tembakan berlangsung beberapa menit, membuat suasana semakin tegang. Saras memejamkan mata, berdoa agar keadaan segera mereda. Tiba-tiba, suara tembakan berhenti. Hening. Liam melepaskan pelukannya, menatap Saras. "Aku akan memeriksa keadaan," katanya. Saras mengangguk, masih terlihat ketakutan. Liam berjalan keluar, menuju halaman. Anak buahnya sudah mengamankan area. "Siapa yang menyerang kita?" Liam bertanya. Salah satu anak buahnya, Riko, menjawab, "orang itu mengenakan topeng, Pak. Kami tidak bisa mengenali wajahnya." Liam menggigit gigi. "Cari informasi tentang penyerang ini. Aku in

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 92 ( Mereka Harus Membayarnya, Rasa Sakit Hatiku! )

    Kamar Luna terasa sunyi dan gelap, hanya cahaya remang dari lampu meja menerangi wajahnya yang penuh kesedihan. Ia duduk di atas tempat tidur, memandang kekosongan dengan mata yang terlihat lelah dan penuh air mata.Ingatannya kembali pada saat Richard membawanya ke mall dengan janji belanja apa pun yang diinginkan. Luna terlihat bahagia, memilih gaun dan perhiasan dengan senyum ceria. Tapi, semuanya berubah ketika Richard membawanya ke sebuah klinik terpencil di luar kota.Luna mengingat ekspresi Richard yang berubah, dari senyum menjadi serius dan dingin. "Kita harus melakukan ini, Luna," katanya, suaranya tidak bisa diganggu gugat.Luna merasa cemas, tetapi Richard tidak memberinya pilihan. Ia dipaksa untuk melakukan tindakan aborsi, meninggalkan kesedihan dan trauma yang mendalam.Luna berbaring di meja operasi klinik yang terpencil, dikelilingi oleh dokter-dokter bayaran Richard yang terlihat dingin dan tidak berperasaan. Cahaya lampu operasi memancarkan cahaya terang, membuatnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 93 ( Dimana Sebenarnya, Kau Ricard? )

    Klinik yang didatangi oleh Liam dan Saras terletak di jantung kota, dengan penampilan arsitektur bangunan yang modern dan elegan. Liam dan Saras tiba di klinik pada pagi hari, dengan senyum hangat dan harapan baru. Mereka berjalan melalui koridor yang bersih dan tenang, menuju ruang penerimaan pasien.Saras mengenakan gaun sederhana namun elegan, menonjolkan kehamilannya yang masih dini. Liam memegang tangannya, memberikan dukungan dan kasih sayang. "Semuanya akan baik-baik saja," katanya, dengan senyum tenang.Di ruang penerimaan, perawat cantik menyambut mereka dengan ramah. "Selamat pagi, Nyonya Saras. Silakan mengisi formulir pendaftaran."Saras mengisi formulir dengan hati-hati, sementara Liam memperhatikan sekeliling ruangan. Dekorasi yang hangat dan nyaman membuatnya merasa tenang.Setelah mengisi formulir, mereka dipanggil ke ruang USG. Dokter spesialis kehamilan, Dr. Amelia, menyambut mereka dengan senyum. "Selamat pagi, Nyonya Saras. Mari kita lihat perkembangan janin Anda."

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 94 ( Operasi Ibu)

    Liam dan Saras berdiri di luar ruang ICU, memandang melalui jendela kaca yang besar. Mereka bisa melihat Rosa terbaring lemah di atas tempat tidur, dikelilingi peralatan medis canggih yang berderak-derak. Suasana di luar ruangan terasa tegang dan khawatir. Di dalam ruangan ICU, dokter dan tim medis bekerja cepat dan terkoordinasi. Dokter Amir, seorang dokter spesialis jantung, memimpin tim untuk menyelamatkan Rosa. Dia memerintahkan perawat untuk memeriksa tekanan darah dan denyut jantung Rosa. Perawat yang berpengalaman, segera memeriksa tekanan darah Rosa dengan alat monitor. "Tekanan darahnya 80/60 mmHg, dokter!" katanya dengan cepat. Dokter Amir mengangguk. "Berikan dia transfusi darah dan oksigen sekarang juga! Kita harus meningkatkan tekanan darahnya." Perawat yang bertugas mengatur peralatan medis, segera mengaktifkan mesin transfusi darah. Suara mesin tersebut berderak-derak, menunjukkan proses transfusi sedang berlangsung. Dokter Amir memeriksa monitor jantung Rosa. "Deny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 95 ( Ibumu Mengetahui Hubungan Kita, Ricard! )

    Saras berjalan menyusuri koridor rumah sakit, mencari kantin untuk mengisi perut yang kosong. Namun, dia urungkan niatnya dan memutuskan mencari alternatif di luar.ia keluar dari rumah sakit dan menatap jalan raya yang sibuk. Rumah makan kecil di seberang jalan menarik perhatiannya. Saras mengambil napas dalam-dalam dan menyeberang jalan, memperhatikan lampu lalu lintas yang masih merah. walaupun dalam keadaan seperti ini, ia harus memikirkan tentang Liam dan ayah mertuanya, mereka harus tetap menjaga kesehatan dengan tidak melupakan makan. Saat ia menginjakkan kaki di tengah jalan, sebuah mobil melaju cepat dari arah kiri, mengabaikan lampu merah. Saras terkejut dan berhenti sejenak, tidak bisa bergerak.Seorang pria yang berjalan di belakangnya bereaksi cepat. ia menarik Saras ke belakang, menyelamatkannya dari tabrakan maut. Mobil tersebut melaju terus, tanpa meminta maaf.Saras terengah-engah, jantungnya berdebar kencang. "Terima kasih... saya hampir saja..." katanya pada pria i

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 1 ( Jangan Jatuh Cinta Padanya)

    “M-menikah?” cicit Saras, melepas pelukan. Ia menatap wajah ayahnya yang terlihat begitu pucat, dan perasaan yang tidak ia pahami kembali merayap, menyesakkan dada. Kegelisahan itu bertambah saat matanya menyapu raut lelah sang ayah.“Tapi, Ayah ... kenapa begitu mendadak?” Suaranya bergetar, mencari jawaban yang terasa semakin sulit ia pahami. “Aku ... aku belum siap, Ayah.”Bagas hanya diam, memegang bahu Saras dengan tatapan penuh kepedihan, seolah setiap kata yang keluar adalah luka tersendiri baginya. “Ini sudah menjadi keputusan Ayah, Saras.” Kerutan di kening Saras semakin dalam. “Aku nggak mengerti ... Kenapa harus menikah? Apa karena—?” Tanyanya, dengan kebingungan dan ketakutan yang bercampur dalam dadanya.Bagas memegang erat tangan Saras, memotong perkataan Saras dan menuntunnya duduk di sofa. “Ayah hanya ingin memastikan kau aman. Kau harus menikah dengan pria yang bisa melindungi, yang bisa menggantikan Ayah kalau ... kalau terjadi sesuatu.”Saras terdiam. Kata-kata aya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 2 ( Sebuah Pernikahan )

    “Menikah? Malam ini?” Saras nyaris tak percaya mendengar keputusan ayahnya yang begitu mendadak. Ia merasakan benaknya berputar-putar, menolak kenyataan yang bahkan belum bisa ia cerna sepenuhnya.Namun akhirnya, Saras hanya bisa menurut. Liam membawanya keluar dari rumah sakit, tetapi ke sebuah kantor pemerintahan yang telah disiapkan secara khusus malam itu untuk mengesahkan pernikahan mereka.Saras merasa seperti dalam mimpi, bahwa dirinya akan menjadi seorang istri, bahkan angan-angan untuk menikah saja tidak ia miliki, dan saat ini ia berjalan di belakang tubuh kekar Liam untuk menuju ruang pendaftaran. Di ruang itu, ia dan Liam dan Saras diminta untuk menandatangani berkas-berkas penting di hadapan seorang petugas. Setiap goresan tanda tangannya terasa berat, seolah ada bagian dari dirinya yang perlahan-lahan hilang. Namun, demi ayahnya, Saras mencoba memantapkan hati, mengikuti setiap prosedur yang diminta.Setelah semuanya rampung, mereka diarahkan ke ruang lain untuk sesi fo

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03

Bab terbaru

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 95 ( Ibumu Mengetahui Hubungan Kita, Ricard! )

    Saras berjalan menyusuri koridor rumah sakit, mencari kantin untuk mengisi perut yang kosong. Namun, dia urungkan niatnya dan memutuskan mencari alternatif di luar.ia keluar dari rumah sakit dan menatap jalan raya yang sibuk. Rumah makan kecil di seberang jalan menarik perhatiannya. Saras mengambil napas dalam-dalam dan menyeberang jalan, memperhatikan lampu lalu lintas yang masih merah. walaupun dalam keadaan seperti ini, ia harus memikirkan tentang Liam dan ayah mertuanya, mereka harus tetap menjaga kesehatan dengan tidak melupakan makan. Saat ia menginjakkan kaki di tengah jalan, sebuah mobil melaju cepat dari arah kiri, mengabaikan lampu merah. Saras terkejut dan berhenti sejenak, tidak bisa bergerak.Seorang pria yang berjalan di belakangnya bereaksi cepat. ia menarik Saras ke belakang, menyelamatkannya dari tabrakan maut. Mobil tersebut melaju terus, tanpa meminta maaf.Saras terengah-engah, jantungnya berdebar kencang. "Terima kasih... saya hampir saja..." katanya pada pria i

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 94 ( Operasi Ibu)

    Liam dan Saras berdiri di luar ruang ICU, memandang melalui jendela kaca yang besar. Mereka bisa melihat Rosa terbaring lemah di atas tempat tidur, dikelilingi peralatan medis canggih yang berderak-derak. Suasana di luar ruangan terasa tegang dan khawatir. Di dalam ruangan ICU, dokter dan tim medis bekerja cepat dan terkoordinasi. Dokter Amir, seorang dokter spesialis jantung, memimpin tim untuk menyelamatkan Rosa. Dia memerintahkan perawat untuk memeriksa tekanan darah dan denyut jantung Rosa. Perawat yang berpengalaman, segera memeriksa tekanan darah Rosa dengan alat monitor. "Tekanan darahnya 80/60 mmHg, dokter!" katanya dengan cepat. Dokter Amir mengangguk. "Berikan dia transfusi darah dan oksigen sekarang juga! Kita harus meningkatkan tekanan darahnya." Perawat yang bertugas mengatur peralatan medis, segera mengaktifkan mesin transfusi darah. Suara mesin tersebut berderak-derak, menunjukkan proses transfusi sedang berlangsung. Dokter Amir memeriksa monitor jantung Rosa. "Deny

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 93 ( Dimana Sebenarnya, Kau Ricard? )

    Klinik yang didatangi oleh Liam dan Saras terletak di jantung kota, dengan penampilan arsitektur bangunan yang modern dan elegan. Liam dan Saras tiba di klinik pada pagi hari, dengan senyum hangat dan harapan baru. Mereka berjalan melalui koridor yang bersih dan tenang, menuju ruang penerimaan pasien.Saras mengenakan gaun sederhana namun elegan, menonjolkan kehamilannya yang masih dini. Liam memegang tangannya, memberikan dukungan dan kasih sayang. "Semuanya akan baik-baik saja," katanya, dengan senyum tenang.Di ruang penerimaan, perawat cantik menyambut mereka dengan ramah. "Selamat pagi, Nyonya Saras. Silakan mengisi formulir pendaftaran."Saras mengisi formulir dengan hati-hati, sementara Liam memperhatikan sekeliling ruangan. Dekorasi yang hangat dan nyaman membuatnya merasa tenang.Setelah mengisi formulir, mereka dipanggil ke ruang USG. Dokter spesialis kehamilan, Dr. Amelia, menyambut mereka dengan senyum. "Selamat pagi, Nyonya Saras. Mari kita lihat perkembangan janin Anda."

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 92 ( Mereka Harus Membayarnya, Rasa Sakit Hatiku! )

    Kamar Luna terasa sunyi dan gelap, hanya cahaya remang dari lampu meja menerangi wajahnya yang penuh kesedihan. Ia duduk di atas tempat tidur, memandang kekosongan dengan mata yang terlihat lelah dan penuh air mata.Ingatannya kembali pada saat Richard membawanya ke mall dengan janji belanja apa pun yang diinginkan. Luna terlihat bahagia, memilih gaun dan perhiasan dengan senyum ceria. Tapi, semuanya berubah ketika Richard membawanya ke sebuah klinik terpencil di luar kota.Luna mengingat ekspresi Richard yang berubah, dari senyum menjadi serius dan dingin. "Kita harus melakukan ini, Luna," katanya, suaranya tidak bisa diganggu gugat.Luna merasa cemas, tetapi Richard tidak memberinya pilihan. Ia dipaksa untuk melakukan tindakan aborsi, meninggalkan kesedihan dan trauma yang mendalam.Luna berbaring di meja operasi klinik yang terpencil, dikelilingi oleh dokter-dokter bayaran Richard yang terlihat dingin dan tidak berperasaan. Cahaya lampu operasi memancarkan cahaya terang, membuatnya

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 91 ( Pria Bertopeng)

    Liam dan Saras memasuki rumah, mencari ketenangan setelah hari yang melelahkan. Mereka berjalan pelan, menuju ruang tamu. Namun, keheningan itu tidak berlangsung lama. Suara tembakan bergemuruh di halaman rumah, membuat mereka berdua terkejut. Liam langsung melindungi Saras, memeluknya erat. "Jangan khawatir, aku ada disini," katanya. Anak buah Liam bergegas keluar, menghadapi penyerang. Tembak-tembakan berlangsung beberapa menit, membuat suasana semakin tegang. Saras memejamkan mata, berdoa agar keadaan segera mereda. Tiba-tiba, suara tembakan berhenti. Hening. Liam melepaskan pelukannya, menatap Saras. "Aku akan memeriksa keadaan," katanya. Saras mengangguk, masih terlihat ketakutan. Liam berjalan keluar, menuju halaman. Anak buahnya sudah mengamankan area. "Siapa yang menyerang kita?" Liam bertanya. Salah satu anak buahnya, Riko, menjawab, "orang itu mengenakan topeng, Pak. Kami tidak bisa mengenali wajahnya." Liam menggigit gigi. "Cari informasi tentang penyerang ini. Aku in

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 90 ( Jejak Vinso )

    Saras berjalan santai di dalam mall, menikmati suasana yang ceria dan penuh warna. Ia berencana membeli perlengkapan bayi untuk persiapan kelahiran anaknya. Sopir Liam, Pak Tono, menunggu di parkiran, siap mengantar Saras kembali ke rumah. sebenarnya Liam kurang setuju, karena ia ingin menemani Saras. tapi, karena pekerjaan kantor yang begitu menumpuk membuat Liam harus mengalah dan memberikan izin pada Saras pergi sendiri.Saras memasuki toko perlengkapan bayi, matahari yang masuk melalui kaca patri membuat suasana toko semakin hangat. Ia mulai memilih-milih perlengkapan bayi, dari baju hingga mainan.Saat memilih baju bayi yang lucu, matanya tidak sengaja melihat siluet tubuh seseorang yang ia kenali sedang berjalan beriringan melewati toko. Saras merasa terkejut ketika melihat Luna dan Ricard berjalan bersama, berdampingan seperti pasangan.Raut wajah Luna terlihat tertekan, berbeda dengan Ricard yang nampak begitu santai. Mereka berdua berjalan pelan, Ricard mengobrol dengan Luna

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 89 ( Kecurigaan Liamm)

    Pagi itu, cahaya matahari memancar melalui jendela klinik, menerangi ruangan yang tenang. Luna duduk di depan dokter ginekologi, Dr. Wahyuningsih, dengan wajah yang pucat dan cemas. Ia memegang perutnya merasakan kecemasan yang mendalam."Dok, saya tidak siap untuk memiliki anak," kata Luna, suaranya teredam. "Saya ingin melakukan aborsi."Dokter wanita yang nampak begitu cantik itu menatap Luna dengan mata yang hangat dan penuh empati. "Luna, saya paham kecemasan Anda. Tapi, aborsi bukanlah solusi yang tepat. Bayi itu sudah berusia empat minggu. Apakah Anda yakin ingin melakukan hal ini?"Luna menunduk, tidak berani menatap dokter. "Saya tidak tahu, Dok. Saya hanya tahu saya tidak siap."Dokter itu mengambil napas dalam-dalam. "Luna, saya tidak bisa membantu Anda melakukan aborsi. Saya harus mempertimbangkan kesehatan Anda dan bayi tersebut. Selain itu, ada risiko komplikasi yang serius."Luna merasa kecewa dan putus asa. Ia tidak tahu harus berbuat apa. "Tapi, Dok saya tidak ingin

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 87 ( Vinso Menghilang)

    Koridor rumah sakit terasa sunyi dan dingin, lampu-lampu neon memancarkan cahaya putih yang tajam. Saras duduk di bangku panjang, menatap lantai dengan mata yang terbenam dalam pikiran. Ia tidak menyadari kehadiran Ricard yang keluar dari ruangan ICU. Ricard berjalan pelan, langkahnya tidak menimbulkan suara. Matanya yang tajam dan dingin memindai sekitar, sebelum akhirnya menemukan Saras. Ia berhenti sejenak, memandangnya dengan ekspresi datar. Dengan langkah pelan, Ricard menuju ke arah Saras. Ia duduk di sampingnya, tidak berbicara. Suasana menjadi semakin tegang, keheningan yang tidak nyaman memenuhi udara. Saras merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.Ia mencoba menghindari kontak mata, takut Ricard melihat rasa takutnya. Napasnya menjadi terengah-engah, tangannya gemetar. Ricard tidak berbicara, hanya memandang ke depan. Suasana tegang semakin meningkat, membuat Saras merasa terjebak. Waktu terasa berhenti, hanya ada keheningan yang mendebarkan. Saras m

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 86 ( Ternyata, Benar ...)

    Saras berjalan menuju lift di lantai dasar rumah sakit, langkahnya pelan dan terukur. Ia masih terpengaruh oleh adegan di parkiran tadi, merasa tak nyaman dan bingung. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan dan keraguan tentang hubungan Ricard dan Luna.Saat pintu lift terbuka, Saras memasuki ruang yang kecil dan tertutup itu. Ia menekan tombol lantai atas, tempat ruang ICU berada. Lift itu terasa pengap dan sunyi, hanya terdengar suara mesin yang beroperasi.Tiba-tiba, pintu lift yang berada di samping Lift yang digunakan oleh Saras terbuka lagi dan Liam serta ayahnya, Anjaswara, keluar tanpa mengetahui kehadiran Saras. Mereka berdua terburu-buru, tidak memperhatikan sekitar.Saras menahan napas, berharap tidak ada yang melihatnya. Ia tidak ingin berbicara dengan Ricard sekarang, terutama setelah melihat adegan antara Ricard dan Luna. Ia merasa sedikit kebingungan dan berharap agar pria itu tidak berusaha untuk mendekatinya.Sesampainya di ruang ICU, Saras tidak menemukan Liam. Yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status