All Chapters of Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku : Chapter 51 - Chapter 60

112 Chapters

Bab 51 ( Kau Adalah Bonekaku)

Saras terbangun perlahan-lahan, menemukan dirinya berbaring di atas tempat tidur yang familiar. Dia memandang sekeliling, mencoba mengingat apa yang terjadi. Cahaya lembut lampu kamar menerangi wajahnya yang pucat. Ia merasakan kepala berputar dan badan terasa lelah.Tiba-tiba, kenangan samar muncul. Ia teringat tertidur di ruang perawatan, tetapi tidak ingat bagaimana cara dirinya bisa pulang. Matanya menemukan bantal yang tergeletak di sampingnya, dengan aroma yang ia kenali - aroma Liam.Saras mengangkat tubuhnya, menatap sekeliling kamar yang sunyi. Ia merasa sedikit grogi dan lelah. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, tetapi ingatannya kabur.Saras menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kekuatan. Matanya terpaku pada pintu kamar yang tertutup rapat. Ia bertanya-tanya apakah ada orang di luar. Tiba-tiba, Ia mendengar suara lembut dari luar kamar."Liam?" panggilnya pelan.Tidak ada jawaban. Saras menggelengkan kepala, berusaha menghilangkan kebingungan. Ia
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 52 {Sikapnya Berubah-rubah)

Bab 52Setelah beberapa hari tidak masuk kerja, karena luka yang ia derita akhirnya Saras memutuskan untuk kembali masuk ke kantor tepat di hari kepulangan ibu Mertuanya. Saras tidak meminta izin terlebih dahulu pada Liam, namun dengan meminta bantuan Viktor untuk ke kantor, hal itu sama saja dengan memberitahu Liam secara tidak langsung.Liam berdiri di sudut gudang, memperhatikan Saras yang sibuk mengangkat kotak-kotak. Ia baru selesai memimpin rapat kerja, setelah mendapat kabar dari Viktor, Liam bergegas untuk ke bagian gudang. Matanya tajam memantau setiap gerakan Saras, seolah mengawasi agar tidak terjadi kesalahan lagi.Saras, tidak menyadari perhatian Liam, terus bekerja dengan giat. Ia mengangkat kotak berat, napasnya terengah-engah.Liam melangkah mendekat, masih diam. "Saras, biar aku bantu," katanya, suaranya dingin namun lembut. Beberapa karyawan yang ada di gudang terlihat memperhatikan gerak gerik keduanya.Saras terkejut, menoleh ke Liam. "Tidak perlu, aku bisa."Liam
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 53 ( Pulang dengan Ricard)

Di restoran mewah yang diterangi cahaya matahari, Liam dan Luna duduk di meja elegan dengan pemandangan kota. Luna mengenakan gaun biru cerah. Ia menyentuh lengan Liam dengan lembut. "Liam, aku merindukan waktu seperti ini," kata Luna, suaranya manis. "Kita harus lebih sering keluar bersama." Liam tidak bereaksi, memandang ke luar jendela dengan ekspresi datar. Pikirannya terpaut pada Saras. Di meja sebelahnya, Vinso, pria berwajah dingin dan mata tajam, memperhatikan adegan tersebut. Ia menikmati makan siangnya dengan tenang, tapi matanya terus memantau Liam. Vinso adalah tangan kanan Bagas, orang kepercayaan ayah Saras. Ketika Vinso menangkap pandangan Liam, terjadi kontak mata singkat yang tegang. Vinso tidak menunjukkan ekspresi, melanjutkan makan siangnya dengan sikap yang tenang. *** Saras keluar dari kantor, memanggul tas dan berjalan menuju tepi jalan untuk menunggu taksi. Cahaya matahari sore memancar, membiaskan bayangan gedung-gedung tinggi. Ia merasa sedikit lelah set
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 54 ( Lantas, Bagaimana Caranya?)

Di dalam mobil mewah Ricard, cahaya sore memancar melalui kaca, membiaskan bayangan Saras dan Ricard. Suasana tenang dan nyaman, dipenuhi aroma kulit dan kayu mahoni. Ricard menatap jalan seolah tidak ada beban di hatinya. sopir yang membawa Mobil terlihat begitu santai menjalankan mobil agar mereka dapat menikmati suasana sore ini dengan tenang. Saras duduk di sebelah Ricard, memandangnya dengan rasa penasaran dan waspada. "Vison sangat penting bagi ayahmu, bukan?" kata Ricard, suaranya tenang dan percaya diri. "Dia adalah orang kepercayaan yang sangat dipercaya." Saras mengangguk, kenangan pahit muncul. "Ya, tapi setelah kematian ayah, Vison menghilang. akuu sangat kehilangan. Apakah kau tahu apa yang terjadi padanya?" Ricard menatap Saras dengan mata bijak. "Mungkin Vison memiliki alasan untuk menghilang. Mungkin ada sesuatu yang tidak kita ketahui. Atau mungkin... dia tidak ingin terlibat dalam konflik keluarga." Saras merasa tidak nyaman, merasakan ada sesuatu yang tersembunyi
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 55 ( Perasaan tak Menentu)

Saras keluar dari mobil Ricard, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Cahaya lampu rumahnya memancar hangat, namun perasaannya tidak sesuai dengan kehangatan tersebut. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Saat memasuki rumah, Ia melihat Liam duduk di ruang tamu, mata Liam memandangnya dengan dingin, tapi tanpa kemarahan. Sikapnya tenang, seperti menunggu sesuatu. Lampu ruangan membiaskan bayangan Liam, membuatnya terlihat lebih misterius. " Siapa yang mengantarkanmu, pulang?" Liam bertanya, suaranya datar, tanpa emosi. Saras merasa curiga dengan ekspresi Liam yang terlihat biasa saja. "Aku bertemu dengan kakakmu," jawabnya pelan, mengamati reaksi Liam. Ia tidak ingin menyebutkan nama, tapi Saras yakin bahwa Liam sangat mengerti maksud ucapannya. Liam tidak bereaksi, hanya mengangguk. "Apa yang kalian bicarakan?" Liam mempertahankan sikap tenangnya. Saras merasa tidak nyaman dengan sikap Liam yang tidak biasa. "Hanya soal bisnis," jawabnya singkat, mencoba mengh
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 56 ( Kedatangan Ibu Mertua)

Rumah Liam terasa seperti dungeon bagi Saras. Sarapan pagi yang seharusnya menyenangkan kini berubah menjadi momen tegang. Liam, Saras, dan Rosa duduk di sekitar meja makan elegan dengan dekorasi mewah, namun keheningan dan ketegangan menggantikan kegembiraan. Tentu saja hal ini dikarenakan Kehadiran Rosa, ibu Liam. Rosa memandang Saras dengan mata tajam, penuh kebencian dan dendam. Wajahnya terlihat begitu mengeras, bibirnya mencuat ke bawah. Ia tidak menyembunyikan perasaannya. Setiap gerakan Saras diawasi dengan teliti. Liam berusaha mengabaikan semua itu, ia terlihat mencoba untuk menikmati sarapannya tanpa memperdulikan tatapan tajam ibunya pada istrinya. Saras merasa tidak nyaman, menunduk dan memainkan garpu di atas piring. Ia merasa terhina dan tidak dihargai. Setiap kata dari Rosa terasa seperti tusukan pisau. "Saras, apa kabar? Apakah kau sudah merasa nyaman di rumah ini?" "Baik, Bu. seperti yang ibu lihat, aku sudah mulai nyaman berada di rumah ini." Sahut Saras dengan
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 57 ( Insiden, Lagi! )

Mobil Liam meluncur di jalan raya, meninggalkan pemandangan kota yang sibuk. Liam, dengan percaya diri, mengemudi sendirian. Saras duduk di sebelahnya, memandang pemandangan luar dengan senyum tipis. Keduanya tampak hanya diam, menikmati keheningan yang tercipta. mungkin jika Viktor yang mengantarkannya ke kantor, Saras masih bisa berkata-kata. tapi dengan Liam, Saras harus benar-benar bisa melihat situasinya. Di tengah perjalanan,tiba-tiba, suara tembakan keras terdengar. Kaca mobil pecah, dan Saras terjatuh ke samping. Liam terkejut, menginjak rem dengan cepat. Mobil oleng ke kiri, membuat Saras terlempar ke bahu Liam. "Saras! Tunggu, aku ada disini!" Liam berteriak, memeluknya erat. Saras mengaduh, memegang bahu yang terluka. Darah merembes dari luka. Suasana mobil menjadi hening. Liam memandang Saras dengan ketakutan. Wajahnya menjadi pucat saat melihat darah segar keluar dari bahu Saras. "Saras, jawab aku! Kau harus tetap sadar!” Liam berteriak, mencari tanda-tanda kehidupan
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 58 ( Kau Tidak Akan Mampu Menebus Dosaa)

Ruang rawat inap yang tenang dan nyaman, dengan cahaya lembut yang masuk dari jendela.Saras perlahan membuka mata, pandangannya kabur. Ia menarik napas dalam-dalam, merasakan sakit yang tertahan. Ia mencoba menggerakkan tubuh, tapi rasa lelah dan nyeri menghentikannya.Liam duduk di samping tempat tidur, memegang tangan Saras dengan lembut. Wajahnya penuh kekhawatiran dan kasih sayang. Ia memandang Saras dengan mata yang berbinar, saat menyadari bahwa Saras telah siuman.Saras perlahan mengangkat kepala, memandang sekitar. Matanya bertemu dengan Liam, dan ekspresi kejutan muncul. "Liam... kau... di sini?" Liam tersenyum tipis, seraya mengangguk mengiyakan.Saras tersenyum lemah, matahari muncul di wajahnya.ia mencoba mengangkat tangan, tapi Liam menghentikannya.“Jangan terlalu banyak bergerak Saras, kondisimu belum pulih sepenuhnya.” Kata Liam dengan mimik wajah yang khawatir.Dokter Amanda masuk ke ruangan dengan senyum ramah, diikuti oleh perawat. Ia membawa rekam medis dan alat
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 59 ( Sebuah Pertemuan)

Viktor tengah berada di sebuah Tempat kumuh dengan bangunan tua dan rusak, jalan berlubang, dan lampu jalanan yang redup. Suara-suara gaduh dan derak mobil tua mengisi udara. Bau asap rokok dan minyak tanah menguar di sekitar.Viktor, asisten Liam yang rapi dan berwibawa, berjalan hati-hati melalui gang sempit. Ia tidak sengaja bertemu dengan Vison, orang kepercayaan Bagas yang berpenampilan kasual dan berwajah keras. Mereka berdua saling menatap dengan rasa curiga.Wajah Viktor menunjukkan kehati-hatian dan waspada. Vison memandangnya dengan mata tajam, siap menghadapi konfrontasi. Viktor hanya diam tanpa berniat untuk mengatakan sesuatu.matanya menangkap Bangunan sekitar yang dipenuhi grafiti dan poster-poster usang. Suara-suara perjudian dan pertengkaran terdengar dari dalam bangunan membuat suasana kian mencekam.Keduanya hanya berdiri di bawah lampu jalanan yang redup.Mereka berdua saling menatap dengan rasa tidak percaya. Viktor tidak tahu, apa yang sebenarnya dicari oleh pria
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 60 ( Vison dan Viktor )

Suasana tegang dan gelap dalam mobil yang sedang berhenti. Vinso dan Viktor terjebak dalam kesunyian, hanya terdengar suara napas berat.Wajah Vinso merah padam karena marah dan frustasi, mata tajam menatap Viktor. walaupun dalam keadaan tertekan, namun wajah Viktor terlihat damai. kedua matanya terus saja fokus memandang wajah pria yang berada di hadapannya ini.Vinso yang mengacungkan senjata ke arah Viktor, jari telunjuknya siap menekan pelatuk. namun hal itu tidak berlangsung lama karena Vinso tiba-tiba saja menghentikan gerakannya dan menempelkan senjata di kepalanya sendiri. Viktor masih terlihat begitu tenang dan tidak berekspresi.“Walaupun kau mati, itu tidak merubah keadaan.” Suara Viktor terdengar begitu berat, matanya terpejam sesaat kemudian kembali menatap pada wajah berkeringat Vinso.“Dia sudah berharap kedatangan mu, suatu pengharapan yang begitu mustahil karena kau sendiri tidak yakin,” lanjutnya, kali ini Viktor mengubah posisi duduknya yang tadinya fokus pada Vins
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status