Beranda / Rumah Tangga / Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku / Bab 56 ( Kedatangan Ibu Mertua)

Share

Bab 56 ( Kedatangan Ibu Mertua)

Penulis: Tri Afifah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-29 06:17:45
Rumah Liam terasa seperti dungeon bagi Saras. Sarapan pagi yang seharusnya menyenangkan kini berubah menjadi momen tegang. Liam, Saras, dan Rosa duduk di sekitar meja makan elegan dengan dekorasi mewah, namun keheningan dan ketegangan menggantikan kegembiraan.

Tentu saja hal ini dikarenakan Kehadiran Rosa, ibu Liam. Rosa memandang Saras dengan mata tajam, penuh kebencian dan dendam. Wajahnya terlihat begitu mengeras, bibirnya mencuat ke bawah. Ia tidak menyembunyikan perasaannya. Setiap gerakan Saras diawasi dengan teliti.

Liam berusaha mengabaikan semua itu, ia terlihat mencoba untuk menikmati sarapannya tanpa memperdulikan tatapan tajam ibunya pada istrinya.

Saras merasa tidak nyaman, menunduk dan memainkan garpu di atas piring. Ia merasa terhina dan tidak dihargai. Setiap kata dari Rosa terasa seperti tusukan pisau.

"Saras, apa kabar? Apakah kau sudah merasa nyaman di rumah ini?"

"Baik, Bu. seperti yang ibu lihat, aku sudah mulai nyaman berada di rumah ini." Sahut Saras dengan
Tri Afifah

Happy reading, ❤️

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 57 ( Insiden, Lagi! )

    Mobil Liam meluncur di jalan raya, meninggalkan pemandangan kota yang sibuk. Liam, dengan percaya diri, mengemudi sendirian. Saras duduk di sebelahnya, memandang pemandangan luar dengan senyum tipis. Keduanya tampak hanya diam, menikmati keheningan yang tercipta. mungkin jika Viktor yang mengantarkannya ke kantor, Saras masih bisa berkata-kata. tapi dengan Liam, Saras harus benar-benar bisa melihat situasinya. Di tengah perjalanan,tiba-tiba, suara tembakan keras terdengar. Kaca mobil pecah, dan Saras terjatuh ke samping. Liam terkejut, menginjak rem dengan cepat. Mobil oleng ke kiri, membuat Saras terlempar ke bahu Liam. "Saras! Tunggu, aku ada disini!" Liam berteriak, memeluknya erat. Saras mengaduh, memegang bahu yang terluka. Darah merembes dari luka. Suasana mobil menjadi hening. Liam memandang Saras dengan ketakutan. Wajahnya menjadi pucat saat melihat darah segar keluar dari bahu Saras. "Saras, jawab aku! Kau harus tetap sadar!” Liam berteriak, mencari tanda-tanda kehidupan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 58 ( Kau Tidak Akan Mampu Menebus Dosaa)

    Ruang rawat inap yang tenang dan nyaman, dengan cahaya lembut yang masuk dari jendela.Saras perlahan membuka mata, pandangannya kabur. Ia menarik napas dalam-dalam, merasakan sakit yang tertahan. Ia mencoba menggerakkan tubuh, tapi rasa lelah dan nyeri menghentikannya.Liam duduk di samping tempat tidur, memegang tangan Saras dengan lembut. Wajahnya penuh kekhawatiran dan kasih sayang. Ia memandang Saras dengan mata yang berbinar, saat menyadari bahwa Saras telah siuman.Saras perlahan mengangkat kepala, memandang sekitar. Matanya bertemu dengan Liam, dan ekspresi kejutan muncul. "Liam... kau... di sini?" Liam tersenyum tipis, seraya mengangguk mengiyakan.Saras tersenyum lemah, matahari muncul di wajahnya.ia mencoba mengangkat tangan, tapi Liam menghentikannya.“Jangan terlalu banyak bergerak Saras, kondisimu belum pulih sepenuhnya.” Kata Liam dengan mimik wajah yang khawatir.Dokter Amanda masuk ke ruangan dengan senyum ramah, diikuti oleh perawat. Ia membawa rekam medis dan alat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 59 ( Sebuah Pertemuan)

    Viktor tengah berada di sebuah Tempat kumuh dengan bangunan tua dan rusak, jalan berlubang, dan lampu jalanan yang redup. Suara-suara gaduh dan derak mobil tua mengisi udara. Bau asap rokok dan minyak tanah menguar di sekitar.Viktor, asisten Liam yang rapi dan berwibawa, berjalan hati-hati melalui gang sempit. Ia tidak sengaja bertemu dengan Vison, orang kepercayaan Bagas yang berpenampilan kasual dan berwajah keras. Mereka berdua saling menatap dengan rasa curiga.Wajah Viktor menunjukkan kehati-hatian dan waspada. Vison memandangnya dengan mata tajam, siap menghadapi konfrontasi. Viktor hanya diam tanpa berniat untuk mengatakan sesuatu.matanya menangkap Bangunan sekitar yang dipenuhi grafiti dan poster-poster usang. Suara-suara perjudian dan pertengkaran terdengar dari dalam bangunan membuat suasana kian mencekam.Keduanya hanya berdiri di bawah lampu jalanan yang redup.Mereka berdua saling menatap dengan rasa tidak percaya. Viktor tidak tahu, apa yang sebenarnya dicari oleh pria

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 60 ( Vison dan Viktor )

    Suasana tegang dan gelap dalam mobil yang sedang berhenti. Vinso dan Viktor terjebak dalam kesunyian, hanya terdengar suara napas berat.Wajah Vinso merah padam karena marah dan frustasi, mata tajam menatap Viktor. walaupun dalam keadaan tertekan, namun wajah Viktor terlihat damai. kedua matanya terus saja fokus memandang wajah pria yang berada di hadapannya ini.Vinso yang mengacungkan senjata ke arah Viktor, jari telunjuknya siap menekan pelatuk. namun hal itu tidak berlangsung lama karena Vinso tiba-tiba saja menghentikan gerakannya dan menempelkan senjata di kepalanya sendiri. Viktor masih terlihat begitu tenang dan tidak berekspresi.“Walaupun kau mati, itu tidak merubah keadaan.” Suara Viktor terdengar begitu berat, matanya terpejam sesaat kemudian kembali menatap pada wajah berkeringat Vinso.“Dia sudah berharap kedatangan mu, suatu pengharapan yang begitu mustahil karena kau sendiri tidak yakin,” lanjutnya, kali ini Viktor mengubah posisi duduknya yang tadinya fokus pada Vins

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 61 ( Kenyataan yang Berbanding Terbalik)

    "Jangan terlalu keras, pada ibu.” Kata Saras saat Liam sudah kembali masuk ke dalam ruangannya.“Disaat seperti ini, kau masih membelanya?” alis Liam terangkat satu, menambah kesan bingung pada wajahnya. Tentu saja ia tidak menyangka jika Saras masih bisa mengatakan hal-hal baik tentang Rosa. “Bukan membela Liam, hanya saja ini soal penghormatan anak pada ibunya. selebihnya, aku tidak pernah membenarkan tindakan atau sikap ibu, jika yang kau maksud adalah sikapnya terhadapku,” Saras mengganti posisi berbaring menjadi duduk. walaupun masih terasa nyeri di bagian tubuhnya yang tertembak, Saras tetap berusaha untuk meyakinkan dirinya dan tidak ingin terlihat lemah dihadapan Liam. Liam mendesah pelan saat mendapati Saras memaksakan diri untuk duduk bersandar, terasa sekali keras kepalanya gadis itu.“Satu jam lagi aku akan pergi ke kantor. apakah tidak masalah jika aku pergi sebentar?”Saras menggeleng cepat, senyumnya mengembang dan berkata, “ Liam, sudah banyak pengawal yang kau tugas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 62 ( Pion Dalam Sangkar)

    Saras terbaring lemah di tempat tidur, luka tembaknya masih terasa sakit. Liam berdiri di sampingnya, wajahnya tidak menunjukkan emosi. ia memandang Saras dengan tatapan dingin, namun matanya terlihat peduli."Kau harus istirahat," kata Liam, suaranya datar.Saras mengangguk lemah. "Aku tahu."Liam mulai membersihkan luka Saras dengan lembut. Ia tidak menunjukkan kelemahan atau kecemasan, namun gerakannya penuh perhatian. Saras memandangnya dengan rasa heran."Kenapa kau melakukan ini?" tanya Saras.Liam tidak menjawab. ia terus membersihkan luka, kemudian membalutnya dengan perban. Liam memutuskan untuk merawat Saras di rumah karena ia tidak ingin sampai Ricard kembali datang menemui Saras.Rosa, ibu Liam, masuk ke kamar dengan wajah tidak senang. "Liam, apa yang kau lakukan? Kau tidak seharusnya merawatnya di rumah."Liam berdiri, menatap ibunya dengan tenang. "Aku bertanggung jawab atas keselamatannya."Rosa menggelengkan kepala. "Dia tidak layak mendapatkan perawatanmu. apa kau lu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 63 ( Berdebat dengan Mertua)

    Ricard, adik Liam, duduk di ruang tamu rumahnya, wajahnya penuh kebencian. Ia memandang Viktoria, wanita pemberani yang duduk di seberangnya."Kita harus menghancurkan Liam," kata Ricard, suaranya penuh dendam.Viktoria tersenyum. "Aku sudah siap membantumu."Ricard mengambil napas dalam-dalam. "Rencana kita harus sempurna. Kita tidak bisa gagal."Viktoria mengangguk. "Aku sudah mempersiapkan segalanya."“Jangan salah sasaran, aku tidak ingin sampai Saras-”“Saya tidak bodoh Tuan, anda tenang saja.” Senyum licik terpancar jelas dari wajahnya.***Di kamar Liam, suasananya begitu hening. Liam dan Saras berada di dalam satu kamar, tapi saling diam. Tidak ada kata-kata yang terucapkan.Liam duduk di samping jendela, memandang ke luar. Wajahnya tidak menunjukkan emosi. Saras terbaring di tempat tidur, memandang langit-langit.Suasana diam itu terasa menyakitkan. Saras ingin berbicara, tapi tidak tahu apa yang harus dikatakan. Liam juga tidak berbicara, seperti tidak peduli dengan keberada

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 64 ( Apakah Ricard, Pelakunya? )

    Karena merasa suasana rumah yang begitu kacau, Liam memutuskan untuk mengajak Saras ke Mall Grand City, pusat perbelanjaan mewah di jantung kota, yang dipenuhi pengunjung pada hari Sabtu sore. Liam dan Saras berjalan-jalan di antara toko-toko, menikmati suasana santai. walaupun luka tembak Saras belum sepenuhnya sembuh, tapi Saras sudah merasa cukup baik untuk menikmati udara luar. lagi pula, jika terus berada di rumah Saras tidak yakin jika ia akan mampu menahan lebih lama lagi rasa sabarnya untuk tidak beradu argumentasi dengan Rosa. Saat Liam akan mengajak Saras ke lantai atas, Tiba-tiba, suara tembakan keras terdengar dari lantai atas. mendengar suara itu, Liam mengurungkan niatnya.Suara tembakan kedua terdengar, disusul teriakan panik pengunjung.Saras begitu terkejut, memandang sekitar mencari sumber suara. Liam tetap berusaha untuk tenang sampai pandangannya tertuju pada Seorang pria berjas hitam, wajahnya tertutup topeng, muncul di atas eskalator, memegang senjata api.Pria it

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02

Bab terbaru

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 132 ( Berikan Aku Sebuah Alasan)

    Danuarta berjalan menuju ke mobilnya yang terparkir di depan rumahnya, dengan langkah yang terlihat mantap dan percaya diri. Cahaya matahari sore yang memancar dari langit membuat bayangan Danuarta terlihat panjang dan gagah. Vinso, yang berdiri di sampingnya, mencoba untuk menghalangi keinginan Danuarta."Pak,saya mohon jangan lakukan ini," Vinso berkata, dengan suara yang terdengar khawatir. "anda tidak tahu apa yang akan terjadi jika anda mendatangi rumah Liam. Mungkin ada bahaya yang mengintai di sana."Namun, Danuarta tidak menghiraukan peringatan Vinso. ia sudah bersiap untuk ke rumah Liam, dan tidak ada yang bisa menghalangi keinginannya. ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya, dengan gerakan yang cepat dan percaya diri."Aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi," Danuarta berkata, dengan suara yang mantap dan percaya diri."Aku tidak bisa hanya duduk dan menunggu. aku harus tahu kebenaran tentang Liam dan apa yang dia lakukan pada putriku. Karena surat perjanjian yang k

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 131 ( Pertengkaran)

    Mobil yang ditumpangi Saras dan Liam sudah sampai rumah, dan Viktor tidak ikut turun. ia hanya memandang ke arah Saras dan Liam dengan mata yang terlihat sedikit khawatir, sebelum memutuskan untuk tidak ikut turun. Viktor memutuskan untuk kembali ke Perusahaan.Saras dan Liam keluar dari mobil dan berjalan ke arah rumah. Mereka tidak berbicara apa-apa, dan hanya memandang ke arah depan dengan mata yang terlihat sedikit marah dan kecewa.Saat mereka memasuki rumah, Saras langsung memandang ke arah Liam dengan mata yang terlihat sedikit marah. "Liam, kau telah berbohong padaku," Saras berkata, dengan suara yang terdengar sedikit keras. Ia tidak peduli jika anak buah Liam yang berjaga diluar mendengar percakapan mereka. "Saras, aku tidak tahu apa maksud ucapanmu," sahut Liam mencoba untuk tetap tenang.Saras memandang ke arah Liam dengan mata yang terlihat sedikit marah. "Kau telah berbohong padaku tentang ayah," Saras berkata, dengan suara yang terdengar lebih keras. "Tuduhan Ricard b

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 130 ( Katakan itu Tidak Benar)

    Ricard memandang ke arah Saras dan Liam dengan tatapan mata penuh semangat. Jujur saja ia suka melihat ekspresi panik keduanya. "Aku menculik Vinso karena aku ingin membuat Danuarta keluar dari persembunyiannya," Ricard berkata, dengan suara yang terdengar meremehkan lawan bicaranya.Saras dan Liam terkejut dengan pengakuan Ricard. Mereka tidak bisa mempercayai bahwa Ricard telah menculik Vinso hanya untuk membuat Danuarta keluar dari persembunyiannya. darimana ia tahu, jika Danuarta masih hidup?"Apa yang kau maksud, Ricard?" Saras bertanya, dengan suara yang terdengar sedikit tidak percaya. "Aku telah menculik Vinso karena aku ingin membuat Danuarta keluar dari persembunyiannya," Ricard berkata, dengan suara yang terdengar sedikit lebih keras. "Aku telah memiliki insting bahwa Danuarta masih hidup, dan aku ingin membuktikannya.apakah penjelasanku ini masih kurang?”Liam memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit marah. "Ricard, apa yang kau pikirkan?" Liam bertanya,

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 129 ( Kau Dalangnya? )

    Saras terkejut mendengar perkataan Ricard yang mengatakan bahwa ayahnya, Danuarta, ternyata masih hidup. ia merasa dadanya sesak dan seperti ada batu besar yang tengah menindihnya."Apa... apa yang kau katakan?" Saras bertanya, dengan suara yang bergetar, menahan rasa sesak yang ia rasakan.Ricard memandang ke arah Saras dengan tatapan mata yang begitu tajam. "Aku mengatakan bahwa ayahmu, Danuarta, masih hidup," ulang Ricard ,dengan suara yang terdengar sedikit lebih keras.Saras merasa seperti telah kehilangan kesadaran. Ia tidak bisa berbicara apa-apa, dan hanya bisa memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit kosong.Liam, yang duduk di sebelah Saras, memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit tidak percaya. "Apa yang kau katakan, Ricard?" Liam bertanya, dengan suara yang terdengar yang lebih keras lagi, membuat suasana semakin tegang.Ricard memandang ke arah Liam, kali ini tatapan mata meremehkan itu terlihat begitu jelas. "Aku mengatakan bahwa mert

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 128 ( Masih Hidup)

    Liam berdiri dari tempat duduknya, dengan mata yang terlihat begitu marah. ia bersiap untuk menghajar Ricard, karena tidak bisa menolerir tatapan mata Ricard yang terlihat begitu intens terhadap Saras.Baru beberapa langkah, Liam sudah siap untuk menyerang Ricard. Tapi, tiba-tiba saja Saras memeluknya erat dari belakang. Saras tidak ingin ada pertengkaran, dan ia ingin melindungi Liam dari kemarahan yang sedang memuncak."Liam, jangan!" Saras berkata, dengan suara yang terdengar sedikit tidak nyaman. "Jangan lakukan hal itu, Liam. aku tidak ingin ada pertengkaran."Liam merasa tidak nyaman, karena Saras memeluknya erat dari belakang. ia tidak bisa bergerak, karena Saras memeluknya dengan begitu erat."Aku tidak bisa mentolerir hal itu, Saras," Liam berkata, dengan suara yang terdengar sedikit marah. "Aku tidak bisa menolerir Ricard yang memandangmu dengan tatapan seperti itu.”Saras memeluk Liam dengan lebih erat, dan ia memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit tidak

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 127 ( Suasana yang Tidak Nyaman)

    Danuarta terkejut setelah mengetahui bahwa Saras telah hamil. ia merasa seperti telah dipukul oleh petir, dan tidak bisa berbicara apa-apa. Vinso, yang duduk di sebelahnya, memandang ke arah Danuarta dengan mata yang terlihat khawatir."Maaf pak, saya harus mengatakan hal ini. tapi, saya juga tidak dapat terus menutupi hal ini terus menerus, karena suatu saat nanti anda pun akan mendengarnya.”" Vinso bertanya, dengan suara yang terdengar sedikit khawatir.Danuarta tidak bisa berbicara apa-apa. ia hanya bisa memandang ke luar jendela, dengan mata yang terlihat sedikit kosong. ia merasa sangat sedih, karena dirinya telah mendorong Saras ke dalam lingkaran dendam antar keluarga.Danuarta memejamkan matanya, dengan wajah yang ia tundukan."Ya, aku telah mendorong Saras ke dalam lingkaran dendam antar dua keluarga," Danuarta berkata, dengan suara yang terdengar sedikit terharu. "Aku merasa sangat bersalah, karena aku telah membuat Saras hamil dalam keadaan seperti ini."Vinso memandang ke

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 126 ( Apa yang Terjadi pada Anakku? )

    Vinso duduk di atas tempat tidur rumah sakit, memandang ke luar jendela dengan mata yang terlihat sedikit lelah. ia baru saja selesai melakukan pemeriksaan dengan dokter, dan hasilnya sangat memuaskan. Dokter mengatakan bahwa keadaannya sudah mulai membaik, dan ia bisa pulang hari ini.Vinso merasa sangat lega mendengar kabar itu. ia sudah bosan berada di rumah sakit selama beberapa hari terakhir. ia ingin segera pulang dan kembali ke rutinitas normalnya. terutama memberikan kabar pada Saras tentang keadaannya.Danuarta, yang duduk di sebelah Vinso, ikut senang mendengar kabar itu. ia memandang ke arah Vinso dengan mata yang terlihat sedikit gembira."Senang sekali, Vinso," Danuarta berkata, dengan suara yang terdengar sedikit hangat. "Kau sudah bisa pulang hari ini."Vinso mengangguk, dan terlihat sedikit lega. "Ya, aku sudah bosan berada di sini," sahut Vinso dengan menampilkan senyum pada wajahnya.Danuarta mengangguk, dan segera mengambil ponselnya. "Aku akan menghubungi anak buah

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 125 ( Kehamilan Istrimu)

    Mobil Liam yang dikendarai oleh Viktor sudah sampai di rumah sakit. Viktor memandang ke sekelilingnya, mencari tempat parkir yang tersedia. Setelah beberapa detik, ia menemukan tempat parkir yang kosong dan memarkirkan mobil di sana.Liam memandang ke luar jendela, melihat rumah sakit yang terlihat sangat besar dan megah. ia merasa sedikit khawatir, tidak tahu apa yang akan terjadi ketika ibunya akan kembali pada setelan awal, yaitu kembali tidak menyukai Saras.Viktor memandang ke arah Liam, melihat bahwa bosnya terlihat sedikit khawatir. "Jangan khawatir, Tuan Liam," Viktor berkata, dengan suara yang terdengar sedikit menenangkan. "Semuanya akan baik-baik saja."Liam mengangguk, memandang ke luar jendela lagi. ia melihat bahwa Anjaswara dan Rosa sudah menunggunya di depan rumah sakit.Anjaswara dan Rosa berjalan menuju mobil, dan Viktor membuka pintu mobil untuk mereka. Mereka berdua masuk ke dalam mobil, dan Viktor menutup pintu mobil lagi.Liam memandang ke arah Rosa,melihat bahwa

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 124 ( Hubungan Antara Menantu dan Mertua)

    Mobil Taksi yang ditumpangi Luna kehilangan jejak mobil yang saat ini membawa Liam. Luna begitu kesal, tapi tidak dapat berbuat banyak dan pasrah. ia memandang ke luar jendela, melihat mobil-mobil yang berlalu-lalang di jalan, tapi tidak ada tanda-tanda mobil yang membawa Liam.Luna menghela napas, merasa frustrasi karena tidak dapat menemukan Liam. ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, tapi dia tahu bahwa dia tidak dapat menyerah. ia harus terus mencari Liam, tidak peduli apa pun yang terjadi.Sementara itu, Viktor yang sedang mengendarai mobil hanya duduk tenang menyetir. ia tidak terganggu oleh kejadian yang baru saja terjadi, dan ia terus memandang ke jalan, memastikan bahwa tidak melakukan kesalahan.Liam, yang duduk di sebelah Viktor, terlihat sedang menerima telepon dari seseorang."Ayah, apa yang terjadi?" Liam bertanya, dengan suara yang terdengar sedikit khawatir."Hari ini, ibumu, sudah diperbolehkan pulang ke rumah," Anjaswara berkata, dengan suara yang terdengar sedikit

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status