All Chapters of Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku : Chapter 11 - Chapter 20

40 Chapters

Bab 11 ( Tidak Perlu Sebuah Alasan)

Saras mencoba untuk tetap tenang, tidak terpengaruh dengan ucapan hina yang dilontarkan padanya.Ia masih ingat bagaimana guru yang ditugaskan oleh ayahnya menerangkan tentang berbagai sifat dasar manusia yang terkadang egois. walaupun terlahir dari keluarga kaya, ayahnya memberikan sebuah batasan sosial pada Saras. gadis berlesung pipi itu tidak pernah sekalipun pergi sendiri ke luar rumah tanpa pengawasan ayahnya. untuk sekolah sendiri, Saras harus belajar dari rumah. Home schooling adalah pilihan Bagas, entah apa alasannya. namun, Saras selalu menuruti kemauan ayahnya. setelah selesai menikmati makan malam, Liam dan Luna terlihat keluar ruangan meninggalkan Saras sendiri setelah Ibu Liam yang terlebih dahulu pergi. “Nyonya, anda ditunggu Tuan Liam di luar.” Kata pria yang Saras sendiri belum mengetahui namanya, namun Saras yakin pria ini adalah salah satu orang kepercayaan Liam. Ia selalu saja ada di manapun Liam berada, mungkin bisa dikatakan sebagai kaki tangan suaminya. “Aku
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 11 ( Aku Bukan Objek Fantasi mu! )

“A-aku bukan…aku mohon Liam, jangan lakukan hal itu. rasanya masih sakit!” Saras memohon agar Liam tidak melakukan hal yang nantinya akan membuat inti tubuhnya terasa nyeri. “Kau harus mengandung anakku.” Sahut Liam dengan raut wajah datar. Pria itu lantas menarik jubah mandi Saras, membuat gadis cantik itu hanya mampu menangis saat tubuhnya didorong ke arah ranjang. “Jangan Liam, aku mohon!” kali ini Saras berteriak lantang, menendang dan mendorong tubuh Liam yang hendak menindihnya. tapi, sia-sia saja karena gerakan Saras dapat ditahan dengan mudah oleh Liam. tanpa memberikan aba-aba, Liam langsung memusatkan keperkasaannya pada Saras dan hal itu membuat Saras kian menjerit kesakitan merasakan ngilu. tak hanya memompa tubuhnya dengan brutal, Liam pun mencium bibir Saras dengan kasar. Saras yang sudah kehabisan tenaga, akhirnya hanya dapat pasrah dan memejamkan matanya meresapi setiap rasa perih setiap kali Liam menyentuh kulitnya. setelah mendapatkan pelepasan yang sempurna, Lia
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 13 ( Tidak Ada Penolakan)

“Bukankah dia istrimu, lantas mengapa sampai membuatnya pingsan?” tanya seorang wanita seumuran dengan Ibu Liam yang tengah memeriksa kondisi Saras. gadis malang itu masih belum sadarkan diri sampai saat ini. “demamnya tidak terlalu tinggi, namun bisa saja bertambah sewaktu-waktu. sepertinya ada luka robekan di bagian…”sang wanita yang tidak lain adalah dokter pribadi keluarga Liam itu nampak mengurungkan niatnya untuk melanjutkan kata-katanya. Ia yakin, Liam sudah sangat mengerti arah bicaranya. “Jangan berhubungan dulu dalam waktu dekat ini. jika itu terjadi, aku tidak yakin dengan kondisi mental psikisnya nanti. wanita mana pun, pasti akan lebih suka dengan cara yang lebih manusiawi.” Liam hanya diam mendengarkan perkataan sang dokter tanpa berminat untuk bertanya lebih jauh mengenai kondisi istrinya itu. Ia juga tidak tersinggung dengan kata-kata dokter itu. “Baiklah, aku sudah meninggalkan resep yang harus kau beli. ingat kata-kata ku Liam, jangan menyakiti fisiknya lebih dari
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 14 ( Aku Berhak Menikmatinya)

Sarastika masih belum sepenuhnya percaya atas apa yang dikatakan oleh Liam. tiga hari? tidak mungkin ia pingsan selama itu. lantas, siapa yang menggantikan pakaiannya dan mengurusnya selama ini? Saras tak berani bertanya lebih banyak lagi, ia memilih untuk mengganti posisi tidur bersandar pada kepala ranjang. melihat raut wajah Saras yang terlihat berubah agak pucat, Liam memilih untuk meninggalkan gadis cantik itu sendiri didalam kamar. *** Viktor menatap lama layar ponselnya, senyumnya mengembang saat mendapati bahwa orang yang mengirimkan pesan adalah lawan bisnis bosnya. “Sesuai perkiraan anda, Tuan.” Liam yang sudah berada di Perusahaan hanya mengangguk kecil tanpa membalas ucapan Viktor. “Apa anda yakin akan melakukan cara ini?” Liam mengalihkan pandangannya pada foto pernikahannya bersama Saras yang berada di atas meja kerjanya. dalam foto itu, nampak Saras memaksakan senyumnya. “Jangan banyak bertanya, Viktor. aku tahu apa yang aku lakukan.” Viktor membungkuk hormat,
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 15 ( Alat untuk Mendapatkan Sebidang Tanah)

Hari yang dijanjikan Liam telah tiba, dimana Saras harus memenuhi syarat yang diajukan Liam. Saras diantar ke sebuah rumah yang cukup mewah. selama perjalanan, Saras tidak bertanya tentang keberadaan Liam pada Viktor yang ditugaskan untuk mengantarkannya. Ia cukup tahu diri dan tak ingin mengetahui dimana Liam berada. pikirannya sudah terlalu banyak dan hal itu cukup membuatnya pusing. entah hal apa yang akan terjadi padanya saat memasuki rumah yang terlihat tertutup rapat itu. “Seseorang sudah menunggu anda di dalam, nyonya.” Perkataan Viktor membuyarkan lamunannya, gadis cantik itu menatap Viktor yang membukakan pintu untuknya. “Siapa?” Viktor hanya membungkuk hormat, mempersilahkan agar Saras masuk ke dalam saat pintunya sudah terbuka lebar. tidak mendapatkan jawaban dari Viktor,Saras memantapkan hati. ia yakin putusannya ini adalah yang terbaik. Setidaknya Liam tidak akan lagi menyentuh tubuhnya. walau dengan perasaan berkecamuk, Saras tetap saja masuk ke dalam rumah. bersamaan
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 16 ( Makan Sisa Makanan)

Bab 16 Luna memutuskan untuk menemui Rosa, ibu Liam yang saat ini sedang berada di Butik. “Luna, apa yang terjadi sayang?” tanya Rosa saat melihat kedatangan Luna yang terlihat tidak bersemangat. Luna menggeleng lemah, keduanya memutuskan untuk ngobrol di ruang kerja Rosa. “Katakan sayang, apa yang terjadi? kau sakit atau-” “Gadis itu sudah mencuci otak Liam, Tante.” “Maksudmu?” tanya Rosa tidak mengerti. “Sikap Liam padaku sudah berubah, tidak sehangat dulu. semenjak menikah dengan Saras, ia tidak peduli lagi denganku. bahkan, tempo hari aku membawakan makanan kesukaannya dan ia justru memilih untuk tidak memakannya. Liam juga mengancamku, Tante…” balas Luna dengan deraian air matanya. Rosa mengepalkan kedua tangannya, tidak menyangka jika Liam berbuat sejauh ini. “Ini salah Tante, terlalu membebaskan Liam. Baiklah, Tante akan cari cara untuk menyingkirkan gadis itu sebelum ayah Liam datang. Kau tenang saja, Luna. Tante akan selalu mendukungmu.” Luna memeluk tubuh
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 17 ( Kembali Satu Kamar)

“Hebat kalian, baru pulang jam segini!” sambut Rosa, matanya berkilat marah menatap wajah Saras dan Liam yang baru saja menginjakkan kaki di rumah. Liam nampak acuh, tak menanggapi perkataan Rosa. Saat akan melewati tubuh paruh baya itu, Liam menoleh ke belakang. Menatap wajah Saras, tanpa berkata apa-apa. ditatap seperti itu, Saras hanya mampu menundukkan wajahnya dan mengekor pada Liam. “Sekali lagi kau buat Luna menangis, ibu akan membuat istrimu itu menderita.” Ancam Rosa, membuat suasana semakin tegang. Liam menghentikan langkahnya, dan berbalik ke belakang. hal itu membuat Saras hampir saja menabrak tubuh Liam jika ia tidak melihat ke depan. “Tidak ada yang boleh menyakitinya, kecuali aku.” Liam memang menjawab pertanyaan itu untuk Rosa, namun pandangannya tertuju pada manik cokelat istrinya. Saras menghempaskan tubuhnya pada kasur empuk kamarnya. hari ini terasa begitu berat, melelahkan dan menguras tenaga. Ia kembali teringat saat Liam menutup kedua matanya saat menin
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 18 ( Mengunjungi Makam Ayah)

Liam membalik setiap dokumen yang diserahkan oleh Viktor. gerakannya tertahan saat ia melihat sebuah informasi perusahaan Danuarta yang diselipkan di dokumen tersebut. Liam mendongak, menatap pada Viktor, tatapannya menuntut tanpa harus repot-repot mengeluarkan suara. “Saya yakin, anda juga pasti curiga. tidak hanya manajer Perusahaan, tapi ada orang yang lebih kuat dan belum memunculkan diri.” Viktor menjelaskan secara singkat. “Sudah sejauh mana?” Liam kembali membuka lembaran, membaca seksama. “Beri saya waktu satu Minggu.” “Terlalu lama,” “Tiga hari dan anda akan mendapatkan nama orang itu.” Liam menutup dokumen tersebut, lalu menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesarannya. ekspresinya kembali datar dan dingin. “Aku ingin tanah yang diberikan oleh Bondan dibangun taman.” Viktor nampak terkejut, namun ia berusaha bersikap biasa saja. Taman? ini kali pertamanya Liam meminta hal yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan bisnis yang mereka jalani. “Baik Tuan, untuk hari ini j
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 19 ( Mual )

Liam mengerutkan keningnya, saat menyadari bahwa Saras tidak berada dalam kamarnya. pria itu lantas mengelilingi rumah, mencari keberadaan Sarah. Nihil, gadis itu tidak ada. “Liam, kau sudah pulang?” Rosa terkejut, mendapati Liam sudah berada dirumah. sedangkan ia tidak melihat mobil Liam saat diluar tadi. “Dimana istriku?” Rosa menelan ludahnya susah payah. ini tidak ada dalam rencananya. seharusnya Liam tidak pulang secepat ini. “I-ibu, baru saja pulang. mana mungkin ibu tahu dimana keberadaan istrimu.” Sahutnya tergagap. Liam tidak percaya begitu saja jawaban sang ibu. “Katakan atau-” “Makam ayahnya!” Rosa tidak ingin membuat masalah. Ia yakin, Liam tidak mungkin langsung mempercayai ucapannya. pria berwajah tampan itu lantas melenggang pergi meninggalkan wanita paruh baya itu tanpa mengatakan apa-apa. *** Setelah sudah cukup lama berada di makam ayahnya, Saras memutuskan untuk pergi. Saras tahu, tidak mungkin mertuanya akan kembali menjemput dirinya. Jadi Saras m
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Bab 20 ( Menghindari Ibu Mertua)

Mata wanita paruh baya itu melotot pada Saras, kesal karena dirinya tidak bisa membuat Liam percaya pada kata-katanya. tidak ingin membuat Liam kembali marah, Rosa memutuskan untuk pergi begitu saja. diam-diam Saras merasa lega, setidaknya wanita itu tidak akan membuat masalah baru dengannya. tapi, dalam hati Saras juga berterima kasih pada Rosa karena sudah mengantarkannya ke pemakaman ayahnya. rindunya sedikit terobati dengan mengunjungi makam. “Sudah melamunnya?” Saras mendongak, menatap manik hitam milik Liam. pria yang berdiri di hadapannya ini memiliki daya tarik tersendiri. alis mata yang tebal, hidung mancung menambah wajahnya semakin terlihat begitu sempurna. Tangan Liam terulur, mengelus lembut pipi Saras. gerakan tiba-tiba itu tentunya membuat Saras begitu terkejut. “Masuklah, istirahat.” Saras mengangguk mengiyakan, lalu memilih untuk pergi tanpa melihat ke arah Liam. Setelah Saras masuk kedalam rumah, Liam kembali masuk ke dalam mobil untuk kembali menjalani rutinita
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status