Semua Bab Sentuhan Mesra dan Cinta Membara di Malam Panas: Bab 11 - Bab 20

50 Bab

Bab 11

"Naik!" ujar Nefan dengan suara rendah yang tidak bisa dibantah dan aura yang sangat tegas."Nggak perlu repot, Kak Nefan," ujar Susi dengan mengedipkan matanya sambil melambaikan tangannya."Apakah perlu aku turun mengundangmu naik?" Nefan hanya menatapnya dengan ekspresi dingin yang tidak bisa ditebak.Susi melihat wajah tampan Nefan yang dingin dan kuat. Tatapannya yang dalam seperti kolam es ribuan tahun yang memantulkan ekspresi kaku Susi. Susi pun menggigit bibirnya yang merah dan berterima kasih, "Terima kasih, Kak Nefan."Setelah mengatakannya, Susi pun buka pintu belakang mobil.Susi dengan sadar duduk di tempat dengan jarak terjauh dari Nefan sambil tersenyum menyanjung.Namun, dalam hatinya malah merasa sangat tidak tenang.Bagaimana mungkin Nefan begitu baik memberikan tumpangan gratis untuknya?Susi melirik Nefan untuk menebak isi pikirannya.Nefan hanya mengeluarkan sepuntung rokok dan menyalakannya dengan santai. Ketika dia mengembuskan asap rokok, sebuah aura pria dewas
Baca selengkapnya

Bab 12

Perasaan itu seolah seperti telah mengkhianatinya.Susi menarik napas panjang dan menunjukkan ekspresi serius. "Kamu tenang saja. Nefan, aku mengerti untuk berjaga jarak, jadi ke depannya aku pasti akan jaga jarak saat bertemu denganmu."Barusan Susi selesai bicara, wajah Nefan malah semakin menakutkan! Kegelapan yang dipancarkan dari matanya seolah seperti kumpulan energi hitam yang berputar di atas kepalanya.Auranya yang kuat membuat suasana di dalam mobil menjadi aneh dan suram, seolah-olah suhu di sekitarnya turun drastis seperti terjun ke dalam gua es.Namun, Susi malah tidak menyadari keanehan apa pun. Dia dengan santai mengeluarkan kaca rias dari tasnya untuk memperbaiki riasannya.Dia sama sekali tidak memedulikan pria di sebelahnya.Sopir yang mengemudi di depan mobil malah sangat ketakutan.Dia melihat ekspresi Nefan yang perlahan-lahan berubah menjadi masam.Siapa pun yang membuat Nefan tidak senang akan berakibat buruk.Sopirnya dalam hati mulai mengkhawatirkan nasib Susi,
Baca selengkapnya

Bab 13

Jam masuk kerja sudah lewat ketika Susi tiba dengan tas kecilnya.Dia berjalan dengan santai dan naik lift ke atas. Saat dia melewati ruang rapat, dia bertemu dengan adik tirinya yang bernama Milano Sunardi."Hei Milano, kamu cepat sekali mulai menguasai perusahaan?" ujar Susi dengan senyuman yang penuh dengan penghinaan."Susi, kenapa kamu berbicara seperti ini dengan adikmu? Ayahmu yang menyuruhnya datang membantu pekerjaan di sini." Paman Handoko sang asisten direktur langsung membelanya."Ayahku benar-benar semakin tua semakin pikun. Ayahku menyuruhnya ke perusahaan? Apa yang bisa dibantu? Dia bahkan masih sangat muda," ujar Susi sambil melirik Milano."Kakak, bagaimanapun aku juga anak dari ayah, jadi aku memang harus datang ke perusahaan. Lagi pula, Grup Sunardi cepat lambat akan menjadi milikku," ujar Milano dengan gaya sombong memasukkan kedua tangan di saku celana."Benar, kamu adalah anak ayah, tapi kamu adalah anak haram! Kamu bersama ibumu yang rendahan itu berharap merebut
Baca selengkapnya

Bab 14

Susi menurunkan ponselnya sambil menunjukkan senyuman sinis.Ini bukan pertama kali Hendra membela putra dari selingkuhannya karena dia menyukai anak laki-laki.Dulu Hendra mengusir Susi dan ibunya keluar dari Kediaman Sunardi karena tidak rela melihat putra kesayangannya menderita, jadi dia pun langsung menjemput mereka ke Kediaman Sunardi.Susi dan ibunya bergelandangan di luar negeri, Hendra juga tidak peduli. Dalam hatinya hanya mementingkan putra yang akan melanjutkan generasi keluarga.Susi bahkan ingat dulu saat dirinya berusaha keras hingga mendapat penghargaan desain perhiasan internasional untuk menarik perhatiannya Hendra. Saat itu, untuk mempertahankan mitra kerja sama di perusahaan, Hendra terpaksa langsung ke Negara Romansia untuk menjemputnya. Akan tetapi, ketika Hendra melihat tempat tinggal mereka yang kumuh, Hendra bukannya merasa bersalah dan sedih, melainkan merasa jijik.Ya! Hendra sangat tidak menyukai tempat tinggal Susi yang buruk karena itu tidak sepadan dengan
Baca selengkapnya

Bab 15

Malam hari, Susi selesai kerja dan pulang ke rumah.Dalam vila begitu besar, ayah berengseknya bersama selingkuhan sekeluarga bertiga sedang bersenang-senang.Setelah Susi masuk, senyuman mereka bertiga langsung terhenti, tatapan terhadapnya seolah bermaksud kemunculannya hanya mengganggu kehidupan keluarga yang harmonis."Susi, kamu sudah kembali? Di dapur ada sup ginseng. Kamu sudah lama nggak pulang, jadi minumlah banyak yang bergizi," ujar Mega dengan nada yang lembut dan penuh perhatian yang palsu seakan-akan aksi mereka tadi hanyalah ilusinya Susi."Nggak perlu. Kalian makan saja," ujar Susi tanpa memedulikan Mega, dia pun lanjut duduk ke arah sofa di samping.Mega tidak menyerah begitu saja, dia paling pandai memerankan peran lembut dan bijaksana. Bagaimana mungkin dia melewatkan kesempatan ini?Mega mengambilkan semangkuk sup ginseng dan memberikannya kepada Susi."Aku sudah memasak berjam-jam sejak sore untukmu. Aku bahkan nggak mengizinkan Milano untuk minum sedikit pun. Ayo
Baca selengkapnya

Bab 16

"Apa yang terjadi, ya itu yang terjadi," ujar Susi tanpa menjelaskan apa pun."Dia adalah suamimu, masa kamu nggak tahu apa yang terjadi?" teriak Hendra dan mengerutkan alisnya dengan sangat dalam.Susi tersenyum menyindir sambil berkata, "Sejak kapan kamu begitu mengkhawatirkan kehidupan pernikahanku? Jangan-jangan kamu khawatir menantu kayamu direbut oleh wanita lain?""Kamu!" Wajah Hendra langsung menjadi pucat saat isi hatinya berhasil ditebak oleh Susi."Susi, kenapa kamu berbicara seperti ini dengan ayahmu? Ayahmu bertanya karena peduli padamu. Apa yang akan kamu lakukan kalau Billy benar-benar bersama wanita lain di luar?" ujar Mega seakan-akan sangat peduli."Ya Kak, kami semua sangat peduli padamu." Milano juga bersuara di saat yang tepat seolah mereka semua adalah satu keluarga.Susi hanya tertawa menghina karena tahu isi hati mereka.Mega dan Milano sudah lama mengincar harta dan perusahaan Keluarga Sunardi. Selama bertahun-tahun, mereka telah berhasil menipu Hendra. Awalnya
Baca selengkapnya

Bab 17

Susi tidak menyangka Jehian bisa tiba-tiba muncul di tempat ini.Teringat tadi pagi Susi baru menghajarnya, apakah Jehian akan menggunakan kesempatan sekarang untuk balas dendam pada Susi?Susi mulai ragu-ragu, tapi wartawan di belakang hampir mengejarnya."Berhenti, Nona Susi! Jangan kabur!"Susi mulai gemetaran melihat para wartawan yang semakin mendekat dan situasi yang semakin mendesak.Susi pun memutuskan untuk menyelamatkan nyawanya dulu.Dia langsung bertekad untuk masuk ke dalam mobil."Paman, tolong menyetir dengan cepat," ujar Susi saat duduk di sebelah pengemudi."Kenapa kamu begitu panik? Tunggu saja wartawan itu datang dan mengambil fotomu bersamaku. Bukankah itu ide yang bagus?" Jehian meliriknya dengan santai sambil memegang setir mobil."Apa kamu gila?!" Susi berteriak dengan emosi!"Aku nggak masalah, kok. Lagi pula aku memang setiap hari masuk berita utama topik hiburan, hanya saja besok tokoh utama wanitanya ganti menjadi dirimu," ujar Jehian dengan nada acuh tak acu
Baca selengkapnya

Bab 18

"Ahhh!"Susi dengan wajah pucat berkata, "Apa kamu sudah gila? Kamu sedang lawan arah! Kenapa kamu masih menyetir begitu cepat?!""Kenapa? Kamu takut mati?" tanya Jehian dengan tatapan santai."Ini terlalu berbahaya! Cepat berhenti!" Susi terus menatapnya dengan sangat tegang.Malam hari yang gelap, ditambahkan mobil juga tidak sedikit! Jehian malah masih berani lawan arah? Apa dia ingin menghancurkan semuanya?!"Duduk yang benar!" Jehian menyipitkan matanya sambil memegang erat setir. Bibir tipis tertutup rapat sambil menatap jalan di depan.Jehian menyetir dengan kecepatan paling tinggi, ditambah lagi lawan arah yang membuat Susi semakin ketakutan."Jehian, apa kamu sudah bosan hidup?!""Ahh! Kiri! Kiri ada mobil! Hati-hati!""Kanan! Kanan ada mobil lagi!""Tengah! Cepat ke tengah! Ada lampu mobil datang dari sana!"....Atap mobil itu terbuka sepenuhnya, angin malam yang tertiup ke dalam mulut terasa seperti pisau yang menyayat wajah.Kini Susi tidak memedulikan apa pun lagi. Dia ha
Baca selengkapnya

Bab 19

"Jehian, apa kamu cari mati?""Ahh! Cepat berhenti!"Susi bahkan tidak percaya apa yang telah dilihatnya! Siapa sangka kalau Jehian yang gila benar-benar mau menabrak truk di depan mata?Seluruh tubuh Susi gemetar dengan kesakitan, bahkan merasa keputusasaan yang tidak pernah ada.Tepat saat mobil super hampir menabrak truk besar, dalam detik-detik yang mendebarkan, Jehian tiba-tiba menginjak pedal gas dan dengan cekatan mengendalikan setir. Mobil super itu menjadi seperti roket yang melaju tanpa rasa takut, langsung melompat ke udara dan melayang melewati truk besar.Mulut Susi terbuka lebar, dia merasa napasnya sudah hampir berhenti.Di detik itu, Susi hanya bisa berteriak dan merasa ketakutan yang luar biasa.Sopir truk itu bahkan melongo dan menjadi tegang.Ini jelas-jelas bukan balapan, melainkan mengemudi dengan terbang.Angin malam yang menderu ke dalam mobil seperti godaan diam-diam yang membuat rambut Susi yang diikat terlepas.Bhumm!Mobil super mendarat di jalan raya tol.Je
Baca selengkapnya

Bab 20

Susi mengernyit sesaat, awalnya dia berpikir dirinya sedang mimpi.Namun, Susi semakin lama merasa semakin aneh.Napas pria yang hangat bercampur dengan bau rokok yang samar-samar diembuskan di kulit Susi yang putih.Susi merasakan badan kecilnya sudah diselimuti oleh bau pria yang kuat.Susi langsung terbangun dari mimpi dengan kebingungan.Dia langsung menjadi tegang karena dia tidak menyangka pria kemarin malam datang lagi."Siapa kamu? Lepaskan aku!" tegur Susi dengan malu dan marah.Pria itu tidak menjawab apa pun, melainkan hanya memeluk pinggangnya dari belakang dengan erat, kemudian mencium lehernya.Gerakan pria yang berani membuat tubuh Susi menjadi sangat tegang.Susi menggigit bibir sendiri sambil berkata, "Siapa kamu? Kalau kamu nggak mau melepaskanku, aku akan berteriak."Pria itu tetap tidak menjawabnya. Dia lanjut menundukkan kepala mencium leher dan punggung Susi, jari tangannya yang panjang dan besar terus menjelajahi tubuhnya.Wajah Susi tersipu hingga sangat merah.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status