All Chapters of Sentuhan Mesra dan Cinta Membara di Malam Panas: Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

Bab 21

Susi tidak bisa menggambarkan dengan jelas tentang apa yang dirasakannya. Dia langsung berjalan ke arah pintu tanpa menyapanya.Ketika melewati sisi mereka, Susi mendengar suara manjanya Rubi."Nefan, hari ini temani aku, ya? Beberapa hari lagi aku sudah mau syuting film baru, mungkin aku nggak punya waktu bersamamu lagi.""Oke," jawab Nefan dengan ekspresi santai."Sayang, kamu memang yang terbaik." Rubi menunjukkan ekspresi senang sambil merangkul leher Nefan. Dia kemudian menjinjitkan kakinya untuk mencium Nefan.Susi langsung berjalan ke arah pintu tanpa memedulikan mereka, dia pun tidak melihat tatapan dari Nefan terhadapnya.Susi berjalan menuju garasi untuk mengambil mobilnya, kemudian menyetir ke Grup Sunardi.Saat lampu merah, Susi mencoba menghubungi Billy.Tidak ada yang angkat.Setiba di kantor, Susi meneleponnya lagi, tapi ponsel Billy sudah dimatikan.Susi merasa ada yang aneh karena Billy tidak pernah tidak angkat teleponnya.Apakah ini karena perbedaan waktu? Sekarang d
Read more

Bab 22

"Sayang, kamu sudah salah paham. Tadi saat syuting, aku terjatuh ke dalam danau. Jessica dan asistennya yang mengantarku ke hotel. Kebetulan tadi kamu menghubungiku, jadi Jessica yang membantuku angkat telepon," ujar Billy dengan nada lembut dan tidak terdengar seperti berbohong.Saat Susi mendengar Billy terjatuh ke dalam danau, dia langsung menjadi panik dan bertanya dengan khawatir, "Apa yang terjadi? Apa kamu terluka?""Aku baik-baik saja. Itu hanya kesalahan staf, jadi tali kabelnya lepas. Untung saja aku terjatuh di danau, jadi nggak ada bedanya dengan mandi," ujar Billy dengan nada humoris.Setelah mendengarnya, Susi baru merasa tenang, tapi dia tetap mengomel, "Ke depannya lebih hati-hati, ya. Aku sejak awal sudah menyuruhmu jangan syuting lagi, tapi kamu nggak pernah mau dengar."Meskipun Billy adalah artis papan atas, dia juga mendirikan sebuah perusahaan hiburan dengan dukungan Keluarga Martin. Sebenarnya dia sebagai seorang bos tidak perlu begitu susah payah untuk syuting f
Read more

Bab 23

Gerby tentu saja mengatakan kata terakhir dengan suara bisikan.Susi dalam seketika kehabisan kata-kata. "Kamu begitu panik menyuruhku datang untuk membayar tagihan kamarmu?""Ya, kalau kamu nggak membantuku membayarnya, aku nggak mungkin duduk di sini dengan pakaian seperti ini, 'kan? Barang-barangku masih di dalam kamar juga," ujar Gerby sambil membuka tasnya. Dia pun langsung memberikan kepada kasir setelah menemukan sebuah kartu warna perak.Susi pun membantunya membayar tagihan kamar, bahkan Gerby meminta tambahan beberapa hari lagi. Sepertinya dia sudah berencana untuk tinggal di hotel."Apa yang terjadi? Ayahmu memaksamu kencan buta lagi?" tanya Susi."Ini karena selingkuhannya itu! Ayahku ingin aku cepat-cepat menikah agar bisa memberikan tempat untuk selingkuhannya dan putrinya itu. Tapi, semua ini nggak akan begitu gampang! Aku nggak ingin menikah, aku akan terus melawan mereka! Lihat saja apa yang bisa mereka lakukan!" ujar Gerby dengan kesal."Kamu jangan begitu. Kalau kamu
Read more

Bab 24

Wanita itu menurunkan topinya sambil melirik ke sekeliling dengan hati-hati, lalu berjalan ke arah mereka.Sepertinya wanita itu mau keluar dari hotel ini.Saat wanita itu melewati samping Susi, dia secara khusus berhenti dan meliriknya.Kebetulan Susi juga sedang melihatnya.Dalam sekilas, Susi langsung melihat jelas wajah wanita itu.Dia adalah Jessica!Jessica Imanta si artis terkenal yang belakangan ini terjerat dalam kasus skandal bersama Billy!Pikiran Susi langsung menjadi kacau, dia bahkan terdiam di tempat seperti disambar petir.Bukankah Jessica sedang syuting film bersama Billy di luar kota? Kenapa Jessica bisa muncul di hotel ini?Saat Susi menghubungi Billy, Billy bahkan memberi tahu kalau tadi Billy terjatuh ke dalam air, bahkan diantar oleh Jessica dan asistennya ke hotel di kota itu.Apakah Billy membohonginya?Apakah Billy tidak sedang syuting di luar kota? Melainkan di hotel ini bersama Jessica?Susi sangat syok! Dia langsung tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja t
Read more

Bab 25

Susi bertanya dengan serius, "Sayang, apakah akhir-akhir ini kamu selalu bersama Jessica saat syuting?""Sayang, apa kamu terlalu banyak baca berita?" Wajah Billy mulai kehilangan senyuman."Kamu jawab dengan jujur, apa kamu baper saat syuting dengannya?" tanya Susi.Billy langsung menjelaskan, "Aku mana mungkin berani! Sayang, aku benar-benar hanya mencintaimu. Kamu jangan percaya dengan berita-berita itu. Aku sudah bilang kalau pekerjaanku ini akan sering banyak berita gosip untuk menarik perhatian film. Ini juga keperluan dalam pekerjaan. Sayang, kamu harus pengertian padaku."Susi bukannya tidak bisa memahami pekerjaannya. Susi juga tahu kalau Billy adalah artis papan atas, bahkan ada banyak hal tidak bisa diputuskan oleh dirinya sendiri.Akan tetapi, Billy tidak boleh membohongi Susi.Billy tadi bilang kalau dia syuting bersama Jessica, tapi barusan ini Susi bertemu dengan Jessica di hotel."Apa kamu yakin Jessica tadi di sampingmu?" tanya Susi."Ada apa, Sayang? Apa kamu mendenga
Read more

Bab 26

Susi dan Gerby menuju sebuah restoran makanan Romansia yang baru.Mereka berdua makan sambil berbicara. Susi tanpa sadar minum beberapa gelas anggur karena banyak pikiran.Saat keluar dari restoran, Susi merasa mulai mabuk dan kepala yang sedikit berat.Gerby memanggilkan sopir untuk mengantarnya ke Kediaman Martin.Susi memegang keningnya sambil berjalan terhuyung-huyung ke kamarnya. Dia bahkan langsung masuk ke kamar mandi tanpa menutup pintu."Tuan Nefan sudah pulang, ya." Nefan yang lelah setelah seharian bekerja dan perjamuan bisnis pun akhirnya tiba di rumah.Bibi Nurma bersama kepala pelayan menyambutnya di depan pintu."Ya," jawab Nefan sambil membawa tasnya ke atas.Nefan berhenti sesaat ketika melewati kamar Billy. Barusan dia ingin pergi, dia melihat pintu kamar yang terbuka dan suara aliran air dari dalam.Malam ini Nefan minum lumayan banyak alkohol. Di bawah rangsangan alkohol, Nefan menjadi sangat penasaran, bahkan tidak bisa menahan godaan dan masuk ke dalam kamar.Tida
Read more

Bab 27

Nefan berusaha keras menghela napas yang dalam, bahkan berkali-kali memberi tahu dirinya kalau Susi adalah istri adiknya dan tidak ada hubungan apa pun dengannya.Dia pun mengepalkan tangan dengan erat dan menahan api yang membara di dalam hatinya.Akan tetapi, godaan itu terus berlangsung.Setelah Susi melepaskan semua pakaiannya, dia masuk ke dalam bak mandi dan menyalakan pancuran air.Susi memejamkan matanya membiarkan air mengalir di tubuhnya.Kedua tangan mengusap tubuhnya dari leher, dada, perut, pinggang dan ke bawah.Rambut hitam panjang tergerai di depan dada, bibir merah dengan kilauan yang menggoda seolah sedang menggoda Nefan.Napas Nefan menjadi semakin terburu-buru! Tatapan matanya bahkan mulai membara.Nefan berusaha untuk memadamkan api di hatinya, tapi api itu tidak bisa dipadamkan! Melainkan menjadi semakin membara seolah mau membakarnya!Nefan tergila-gila ingin memilikinya.Namun, di saat Nefan mau melangkah ke dalam kamar mandi, dia tetap memilih untuk membalikkan
Read more

Bab 28

Siapa sangka kalau dirinya tanpa sadar hanya menjadi pawang Nefan.Nefan jelas-jelas masih tidak bisa melupakan Susi.Kalau tidak, bagaimana mungkin Nefan begitu malam masih masuk ke kamarnya?'Siapa yang tahu hal menjijikkan apa yang telah mereka lakukan di dalam?'Rubi mengepalkan tangannya dengan sangat tidak puas.'Kenapa Susi sudah menikah dengan Billy, tapi Nefan masih merindukannya?''Apakah ini alasannya Nefan mau menikah palsu denganku?''Ternyata selama ini Nefan selalu memikirkan wanita lain dan wanita itu adalah Susi, istri dari adiknya sendiri.'Tatapan Rubi dipenuhi dengan kebencian.Keesokan paginya saat Susi bangun dan selesai mandi, dia membuka pintu untuk turun ke bawah sarapan."Setelah menikah dengan Keluarga Martin, apakah kamu mengira nggak ada yang tahu apa yang kamu lakukan di belakang?"Suara sindiran seorang wanita muncul dari belakang. Susi langsung menoleh, ternyata itu adalah Rubi.Entah sejak kapan Rubi muncul di depan kamarnya hingga mengejutkan Susi."Ka
Read more

Bab 29

Setelah mengatakannya, Rubi pun pergi dengan sombong.Susi memegang wajahnya yang kesakitan. Susi merasa sangat marah dan sedih saat menatap kepergian Rubi.Ini bukan pertama kalinya Rubi meragukan Susi dan Nefan, tapi tamparan Rubi hari ini benar-benar keterlaluan.Kalau Rubi bukan kakak iparnya, Susi tidak akan begitu sabar dalam menghadapinya.Rubi selalu mencari masalah dengan kecurigaannya.Sejak Susi menikah dengan Billy, dia selalu berjaga jarak dengan Nefan, bahkan tidak pernah melewati batas. Akan tetapi, Rubi malah selalu curiga kalau Susi menggoda suaminya.Susi merasa sangat sedih! Dia ingin menghubungi Billy untuk menceritakan kesedihan di Kediaman Martin.Sebelum dia mengeluarkan ponselnya, sebuah suara langkah kaki tiba-tiba muncul dari belakang.Bagaimana Susi menghadapi orang dengan wajah seperti ini?Susi langsung membalikkan badannya berjalan kembali ke kamar sendiri.Namun, saat Susi mau menutup pintu, sebuah tangan tiba-tiba menahan pintunya.Susi mendongak dengan
Read more

Bab 30

Jehian menyipitkan matanya dengan ekspresi sulit di tebak, dia menanyakan balik, "Apa yang kulihat?"Susi tercengang dengan ekspresi sedikit canggung, dia pun mulai bingung.Apa Jehian tidak melihat apa pun dan hanya menebak saja?Kalau begitu, Susi tidak perlu mengaku karena itu juga terlihat seakan-akan Susi sedang mengadu.Susi mendongak dan tersenyum menjawab, "Aku baik-baik saja."Tatapan Jehian langsung menjadi sangat muram, jari tangan yang dingin sekali lagi menyentuh di wajah Susi yang bengkak kemerahan. Jehian berkata dengan nada teguran, "Bukankah kamu lumayan kuat saat menendangku? Kenapa kamu bisa ditindas oleh Rubi?""Siapa yang bilang aku ditindas?!" jawab Susi secara langsung karena mendengar Jehian sedang menghinanya.Jehian memainkan alisnya, lalu menatapnya dengan senyuman nakal berkata, "Aku tadi sudah melihatnya.""Kamu!" Susi tidak menyangka Nefan benar-benar melihat apa yang telah terjadi. Susi pun merasa canggung, bahkan ingin kabur. "Lepaskan aku! Ini bukan mas
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status