Tepat ketika dia melewati pintu, suara ketus kakaknya menyapa.Raina berbalik, mencoba terlihat tenang meski tubuhnya menegang. Kakaknya berdiri di sana, dengan tatapan sinis menelusuri wajah Raina."Ruangan kamu kan di lantai 3," lanjut Vanya ketus.Sambil melirik kantornya, Vanya mencibir. "Apa kamu diam-diam masuk ke ruanganku? Nggak sopan kamu, Ray."Berusaha berpikir cepat, Raina memutar otaknya. "Nuduh aja kamu, Mbak. Ini aku nyariin Jai, dia daritadi nggak ada di meja," kilah sang adik sambil menoleh ke arah Jainitra yang masih berbincang dengan sekretaris Vanya. "Ternyata ngobrol di sini," ia berpura-pura kesal pada asistennya."Maaf, Bu," Jainitra buru-buru menimpali dengan suara rendah, seolah merasa bersalah.Setelah beberapa saat menatap sang adik dengan curiga, Vanya mendengus sambil mengibaskan tangan. "Ya udah. Balik sana. Aku tuh sibuk. Kamu tau sendiri kan, aku harus ngurusin masalah yang kamu buat," ejeknya.Meski geram, Raina menahan lidah agar tidak meledak di depan
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya