All Chapters of Identitas Tersembunyi Suami Cacat: Chapter 51 - Chapter 60

96 Chapters

51. Jovian vs Tama

Jovian melangkah mendekat, netranya yang berwarna cokelat madu berkilat tajam. Namun sebelum dia sempat mencapai Raina, Tama segera bergerak, menempatkan dirinya di depan sang adik. Lengan kekarnya merentang, melindungi Raina dengan tubuhnya. “Jangan mendekat!” bentaknya dengan nada penuh ancaman. “Aku tidak akan membiarkan kamu membawa Raina pergi,” lanjutnya tegas, mata cokelatnya menyalang waspada. Jovian hanya mendengus, tampak tak terintimidasi sedikitpun. “Secara teknis, saya suaminya,” ucapnya tenang, sambil melirik sekilas ke arah Raina, senyum tipis tersungging di bibirnya. “Jadi saya lebih berhak membawa Raina pulang.” Suara Jovian tenang, nyaris dingin. Tak ada tanda-tanda pria itu terganggu dengan ancaman Tama. Kali ini giliran Tawa sarkastis keluar dari mulut Tama. “Kamu adalah orang paling berbahaya di s
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

52. Kalau Sampai Raina Terluka

“Mas! Hentikan!” teriaknya, suaranya pecah. Seruan itu seakan meluncur dari mulutnya tanpa target yang jelas, entah ditujukan pada siapa—Jovian atau Tama—mungkin keduanya.Tubuh Raina gemetar ketika dia berlutut di dekat kedua pria yang sedang saling menghantam. Darah mengucur dari luka di wajah mereka. Napas mereka terdengar berat.Tanpa memikirkan keselamatannya, Raina meraih lengan Jovian yang melingkari leher Tama dengan cengkeraman kuat, berusaha menghentikan perkelahian yang mulai berubah menjadi pertarungan hidup dan mati.Untungnya, kedua pria itu sama-sama berhenti. Jovian melepaskan kuncian pada leher Tama lalu menarik Raina menjauh dari tubuh sang kakak. Mata pria itu langsung menelisik tubuh Raina dengan cemas, jari-jarinya menyentuh wajah sang wanita seolah ingin memastikan dia baik-baik saja.“Kamu gila?” suaranya terdengar serak, campuran antara khawatir dan marah. Tangannya menangkup kedua pipi Raina, gemetar, napasnya masih terengah-engah. “Jangan mendekat pas orang l
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

53. Hal Yang Lebih Penting

Belum hilang rasa penasaran Raina, ia kembali dibuat terkejut dengan seorang pria berjas hitam membukakan pintu mobil Rolls Royce Ghost bagi Jovian.Sang suami tak berkata apapun selain menurunkan Raina pada kursi penumpang secara perlahan. Seolah wanita itu adalah porselen yang bisa pecah karena sentuhan kasar. Lalu Jovian masuk dan duduk di samping sang istri.Tidak ada pembicaraan sama sekali dalam perjalanan pulang. Raina duduk di kursi penumpang dengan perasaan campur aduk. Wanita itu tidak yakin ia sudah cukup siap mendengar penjelasan Jovian.Sementara sang pria, yang duduk di sampingnya, tampak tenggelam dalam layar ponselnya. Jarinya bergerak cepat mengetik pesan demi pesan. Kerutan di dahinya menambah aura serius pada wajah tampannya yang biasanya lembut.Di luar jendela, pemandangan berganti-ganti: pepohonan rindang di tepi jalan kini berrubah menjadi gedung-gedung bertingkat, lalu deretan rumah-rumah mewah.Sesuatu mengusik benak Raina.Akhirnya, wanita itu tak bisa lagi m
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

54. Jangan Menguji Kesabaranku

Jovian dengan lihai melucuti satu per satu pakaian yang menutupi tubuh sang istri. Gerakan pria itu kasar dan tergesa. Ada perasaan mendesak dalam tiap sentuhan sang suami. Mata pria itu menyala penuh hasrat. Bak pemburu yang siap memangsa buruan.Jemari panjang pria itu menelusuri tiap lekuk tubuh Raina. Dia membalik badan sang istri, memeluknya dari belakang. Kemudian menangkup kedua dada sang istri lalu memuntir puncaknya hingga wanita itu mendesah penuh gairah.Bibir Jovian menggigit pelan pundak sang istri. Menghisap, meninggalkan jejak-jejak merah yang kontras dengan kulit kuning langsat milik Raina. Setiap sentuhan seperti bara api yang membakar habis sisa-sisa kewarasan sang istri. Napas wanita itu memburu, dada naik turun dengan cepat.Pinggul pria itu bergerak dalam ritme acak. Menyelipkan batangnya yang mengeras di antara dua paha mulus Raina. Bagian intim mereka yang saling gesek menghantar gelenyar kenikmatan pada sekujur tubuh wanita itu. Membuat punggungnya melengkung,
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

55. Kebohongan

“Halo?” sapa Raina dengan suara serak. Dia berdeham pelan, berharap dengan melakukan itu dia akan terdengar lebih normal.“Ray? Kamu nggak apa-apa?” Suara Tama menyambutnya dari seberang telepon, terdengar setengah panik.Raina terdiam sejenak, merasakan denyut kenikmatan yang masih bergentar pelan dari kejadian semalam. Di tubuhnya, nyeri dan pegal-pegal mulai terasa, mengendap dari bahu hingga pergelangan kaki. Namun selain itu, dia baik-baik saja. “Aku nggak apa-apa,” jawab sang adik.“Aku cemas. Kamu mau nginep dulu aja di sini? Perlu dijemput?” tawar Tama. Terdengar suara ketukan pelan pada bidang kayu sebagai latar. Mungkin jemari pria itu mengetuk permukaan meja karena gelisah.Tanpa sadar, Raina menggeleng, meski tahu sang kakak tak bisa melihatnya. “Gimana pun Mas Jovian masih suamiku,” ujar wanita itu pelan. Ada sebuah dorongan samar di dalam dirinya untuk mendengar penjelasan langsung dari bibir suaminya, walaupun ia sendiri tidak yakin apa yang akan didengarnya.Hening. La
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

56. Jawaban Jovian

“Mas, aku tahu kalau kamu bukan sekadar jurnalis,” ungkap Raina, akhirnya memberanikan diri. Suaranya terdengar mantap, meski ada nada ragu yang samar di ujung kalimatnya. Dapat wanita itu lihat dengan jelas pundak Jovian yang langsung menegang mendengar perkataannya. Genggaman pria itu di tangan Raina semakin erat, nyaris menyakitkan. Wanita itu menahan napas, merasakan jemari suaminya yang terasa dingin namun kokoh, seolah tak mau melepaskannya. “Aku nggak sengaja baca SMS kamu… soal penyelidikan sabotase di site,” tanpa memberi waktu bagi sang suami untuk berbicara, Raina melanjutkan perkataannya. Melayangkan pandangan lurus pada pria itu. Manik cokelatnya mencari kejujuran di wajah Jovian yang terlihat tetap tenang, namun kaku. “Aku juga nggak sengaja dengar waktu kamu nyuruh anak buahmu buat ngehancurin Terra Development. Siapa k
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

57. Kembali Bekerja

Tawa yang renyah dan berderai seperti bunyi lonceng kecil milik sang suami pecah. Melihat sang istri yang mulai terlihat jengkel dan melepas genggaman mereka, Jovian segera menarik wanita itu ke dalam rangkulan. “Kamu kebanyakan nonton film, sayang,” ucapnya sambil mengecup puncak kepala Raina. Wanita itu menaruh jemari lentiknya di dada bidang Jovian lalu mendorongnya pelan, hingga ia dapat mendongak, menatap sang suami dengan pandangan saksama. “Bener ya? Awas aja kalau sampai kamu ketahuan berantem-berantem lagi kayak kemarin,” ancam Raina. Jovian terkekeh. “Semalem mah ibaratnya pertandingan persahabatan aja, Ray. Bukan berantem,” kilahnya, matanya berkilat nakal. Manik Raina memicing. Kakaknya sampai harus dirawat di rumah sakit, dengan tulang rusuk yang patah dan lebam di mana-mana, sedangkan Jovian juga penuh lecet dan memar. Da
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

58. Skandal

Raina menunggu lift dengan sabar, tetapi pikirannya terus mengulang perlakuan yang didapat pagi ini. Bisikan, tatapan, dan senyum sinis yang dilemparkan karyawan-karyawan kantor sejak ia melangkah masuk, semuanya membekas dan memicu keheranan di dada. Dua karyawati berdiri tak jauh darinya, mengobrol dengan suara cukup keras seakan sengaja ingin didengar. “Enak ya, jadi cucu Dewan Komisaris, bisa cuti seenaknya padahal lagi ngurus proyek besar,” cibir seorang wanita yang mengenakan blus putih garis-garis. “Namanya privilege, sis,” sahut temannya sambil tertawa pendek. “Makanya besok-besok lo lahir di keluarga kaya raya,” lanjutnya dengan nada menggoda. “Tapi jangan deh, kalo cuma jadi anak istri kedua. Nambah-nambahin beban keluarga aja kayaknya,” sahut wanita berkemeja biru. L
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

59. Penjahat Di Skenario Ini

Kedua saudari itu terdiam sejenak, saling melempar tatapan dingin sebelum sama-sama menoleh ke arah pintu. Mendapati sosok pria paruh baya masuk tergesa-gesa, wajahnya tegang, dengan alis yang berkerut dalam-dalam. “Astaga, apa yang kalian lakukan? Berhenti!” Pria itu segera menutup pintu dan menarik tirai jendela hingga manik-manik penasaran para karyawan di luar tak lagi dapat mengintip. “Papa!” Vanya langsung menghambur ke arah sang ayah, matanya basah seakan baru saja mendapat perlakuan yang sangat menyakitkan. “Kenapa, sayang? Kamu itu sudah besar kok masih berantem sama adik sendiri,” Papa berbisik lembut, mengusap punggung sang kakak seperti menenangkan anak kecil yang terluka. Vanya mengangkat wajah, sorot matanya penuh kebencian saat menatap Raina yang berdiri di ujung ruangan. “Dia
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

60. Kambing Hitam

“Kakek mendengar rumor tidak menyenangkan.” Tanpa banyak basa-basi, sesepuh itu memulai perbincangan. Suaranya sarat dengan kekecewaan. Meski bisa menebak arah pembicaraan, Raina menegakkan tubuhnya. Memilih untuk mendengarnya secara langsung. “Rumor apa, Kek?” Sang sepuh menghela napas panjang sebelum kembali membuka mulut. “Bahwa kamu selingkuh dengan Aksa. Kalau kamu kemarin tidak ke kantor karena liburan dengan tunangan kakak kamu. Banyak cerita lainnya…” Kakek berhenti sejenak, mencengkeram sandaran sofa dengan jemari yang sudah tak sekuat dulu. “Yang bahkan lebih buruk dari itu.” Mendengar tuduhan tersebut dilontarkan dari mulut Kakek, Raina merasa darahnya mendidih. Merasa tak bersalah, manik cokelat wanita itu menatap lurus ke arah sang kakek. “Dan Kakek percaya?” 
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status