All Chapters of Identitas Tersembunyi Suami Cacat: Chapter 21 - Chapter 30

96 Chapters

21. Bungkam

Dengan jantung berdebar, Raina membalikkan badan. Untungnya, sosok yang muncul di hadapan adalah seseorang yang ia kenal baik."Mas Tama," desisnya lega. Namun, ketika dia melirik ke dalam gang, dua pria tadi sudah menghilang entah ke mana. Sang wanita menghela napas, sedikit kecewa pengejarannya berakhir sia-sia."Ray, kamu ngapain di sini?" tanya Tama, suaranya penuh kekhawatiran."Tadi aku makan di restoran dekat sini," balas Raina, mencoba terdengar wajar. "Mas Tama sendiri ngapain?"Sena, sepupu mereka, tiba-tiba muncul dari balik punggung Tama. "Lah, ini kan deket klubnya si Tama," jawab pria itu dengan nada santai, sambil menunjuk ke arah salah satu bangunan yang paling gemerlap di antara deretan toko-toko lain.Bibir Raina membentuk huruf 'O' bulat. Tentu saja, klub malam terkenal milik kakaknya ada di sini. Dia ingat pernah diundang ke pesta pembukaannya dulu.Meskipun Tama adalah cucu laki-laki pertama, Kakek tidak pernah benar-benar melihat potensi dalam dirinya. Setelah Van
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

22. Kegiatan Sosial

Namun keraguannya sedikit demi sedikit menguap begitu ia sampai di rumah dan menemukan Jovian telah menunggu di teras."Mas, kok di luar?" tanya Raina."Aku nungguin kamu," jawab Jovian dengan senyum lembut. "Biasanya kamu udah pulang jam segini. Aku chat juga nggak dibalas." Tangannya yang hangat mengusap puncak kepala Raina, membuat hati wanita itu mencair sejenak."Tadi diajak makan dulu sama Mas Tama," kilah Raina, mencari alasan. Untungnya dia memang bertemu Tama sehingga bisa menjadikan pria itu sebagai alasan.Sebenarnya kakaknya memaksa untuk mengantar pulang, namun berhubung Raina menyetir mobil sendiri, dia menolak."Yuk masuk. Udah dingin di luar." Jovian menuntunnya masuk dengan sikap lembut, membuat Raina merasa sedikit lebih tenang dan mengikis kecurigaan pada hatinya.Hari-hari berikutnya, setelah kakek memberikan mandat agar dia ikut serta dalam kegiatan sosial yang diadakan oleh perusahaan bersama kakak-kakak tirinya, Raina kembali sibuk dengan berbagai persiapan acara
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

23. Tuduhan Aksa

Raina merasakan detak jantungnya tak beraturan saat melihat sosok Vanya muncul di ambang pintu. Wajah kakaknya memancarkan kemarahan, berbanding terbalik dengan tawa-tawa palsu yang tadi dilemparnya di depan publik."Ngapain kamu sama Mas Aksa?!" pekik Vanya dengan mata menyalang. Langkahnya berat dan penuh determinasi, menghampiri Raina tanpa menunggu jawaban.Plak!Sebuah tamparan keras melayang di pipi Raina, seketika membuatnya tersentak ke belakang. Rasa perih menyengat menyebar dari pipi, dan dia bisa merasakan darah hangat mulai merembes di sudut bibirnya.Menyadari siapa yang datang, Aksa yang sedari tadi diam, langsung beringsut ke sisi sang tunangan. Wajahnya memucat, seolah mencoba cari celah untuk keluar dari situasi yang baru saja ia ciptakan.Tidak terima di tuduh, sang adik membuka mulut. Mencoba membela diri dengan suara gemetar, "Mbak, Mas Aksa-"Namun ucapan wanita itu dipotong dengan segera oleh Aksa. "Ray, kan aku udah bilang, aku hanya cinta Vanya. Bisa-bisanya kam
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

24. Ular Berbisa

"Jangan kira semuanya selesai sampai di sini," desis sang kakak, matanya berkilat penuh ancaman. Kuku-kuku panjangnya menusuk kulit Raina.Tanpa berkata apapun, sang adik menepis tangan Vanya lalu melangkah keluar tanpa menoleh lagi. Di luar, ia menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri. Dia sudah muak dengan kelakuan sang kakak.Meski ketegangan jelas tersirat di antara saudari, mereka tetap bersikap profesional di hadapan publik dan berhasil menyelesaikan semua rangkaian acara dengan baik.Manik Raina menyapu orang-orang di hadapannya, merasa bosan dengan kalimat penutup yang sedang dituturkan Vanya sebagai ketua proyek. Tatkala ujung matanya menangkap sosok familiar, suasana hatinya langsung berubah.Tidak menunggu sang kakak menyelesaikan pidato, wanita itu menyelinap turun panggung dan berjalan menghampiri figur yang berdiri sedikit jauh dari kerumunan."Mas! Kok di sini?" ucap Raina dengan senyum sumringah."Kebetulan lewat sini, gimana acaranya?" Jovian menyambut sang is
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

25. Masa Lalu Jovian

Di balik kaca mobil, senja merayap perlahan, mewarnai langit dengan jingga dan semburat keemasan yang memudar seiring waktu. Raina menyusuri jalan dengan kecepatan sedang, namun pikirannya melaju lebih cepat, berkutat dengan prasangka dan kekhawatiran yang tak henti membayanginya. "Ray." Suara Jovian terdengar lembut, berusaha menarik perhatian Raina dari pusaran pikiran yang membelenggunya. Namun sang istri tak merespons. Masih sibuk dengan pergumulan dalam benaknya.Pertemuan mereka sebelum menikah memang tergolong singkat. Sekitar dua tahun silam, sebuah kecelakaan membuat hidup mereka bersinggungan. Raina merasa bersalah karena telah merenggut masa depan pria yang kini duduk di sampingnya. Kaki Jovian cedera parah, dan sejak saat itu, Raina berjanji untuk melakukan apa pun demi kesembuhannya. Dia menawarkan segala fasilitas dan perawatan terbaik untuk pria yang menyelamatkannya.“Ray,” panggil Jovian lagi, suaranya sedikit lebih keras tetapi tetap berlalu begitu saja di telin
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

26. Mas, Tolong Percaya Aku...

Setibanya di depan gerbang rumah keluarga Hartanto, mereka disambut dengan teriakan keras sang ibu tiri."Ma? Ada apa ini?" Jovian yang tidak mengerti apa-apa tidak terima istrinya dibentak. Pria itu tampak berusaha meredam gejolak emosi, sementara matanya terarah kepada sang mertua, yang terus mengumpat.Namun wanita paruh baya itu tidak memedulikan pertanyaan menantu. “Tanya istri kamu! Kalau dia nggak puas sama suami, jangan godain tunangan kakaknya dong!” Suara Ambar pecah di udara.Sang suami menoleh cepat ke arah Raina, mencari jawaban di matanya. Wajah sang istri memucat, tetapi bibirnya segera bergerak, menolak tuduhan tak berdasar dari keluarganya sendiri. “Bukan gitu, Mas. Tadi Mas Aksa tiba-tiba masuk ruang ganti dan mau nyentuh-nyentuh aku,” jelasnya."Halah! Mas Aksa mana mau sama kamu, Ray! Ngaca dong!" Vanya menyahut penuh amarah. Di sudut pandang Raina, mata kakaknya itu berkilat dengan kebencian yang tak pernah padam sejak mereka masih kecil. Sementara itu, disampingn
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

27. Penjelasan Raina

Suara yang menggelegar membuat semua orang diam dalam sekejap.Kakek berdiri di ambang pintu dengan wajah penuh kemarahan. Napasnya memburu karena marah, matanya menatap setiap orang di ruangan itu dengan tajam. "Masuk semua ke dalam! Kalian semua mempermalukan martabat Hartanto! Bisa-bisanya bertengkar di depan rumah dan jadi tontonan!"Ambar berusaha menyela, "Ayah—""MASUK!" Kakek menegaskan perintahnya dengan nada yang tak bisa dibantah.Ruang keluarga yang megah terasa begitu sempit oleh ketegangan yang menguar. Dinding-dinding berlapis marmer seolah menambah dinginnya suasana."Ada apa ini sebenarnya?" suara berat Kakek memecah kesunyian. Wajahnya yang tua penuh garis ketegasan menatap satu per satu penghuni ruangan, menunggu jawaban.Cucu wanita tertua langsung angkat bicara. “Ray kegatelan, Kek. Mencoba merayu Mas Aksa,” ucap Vanya penuh kebencian. Tidak ada ruang untuk keraguan di suaranya, seakan ia benar-benar yakin akan tuduhannya.Satu alis Kakek terangkat mendengar tuduha
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

28. Keputusan Kakek

"Untuk sementara kamu tidak perlu menghadiri acara keluarga," tandas sang sepuh."Kakek!" Raina merasa hatinya teriris. Bagaimana mungkin Kakek lebih mempercayai pria yang baru beberapa bulan dikenal daripada cucunya sendiri?Sementara saudari-saudari serta ibu tirinya tersenyum penuh kemenangan. Melipat tangan di dada dengan congkak.Papa langsung bangkit dari tempat duduknya. "Ayah, Raina bukan anak yang seperti itu!" protesnya, suaranya terdengar memohon. Ia tak terima anak bungsunya dicap sebagai wanita penggoda lelaki orang.Namun, Kakek menggeleng perlahan. "Ini bukan tentang siapa yang benar atau salah, tapi pernikahan Vanya dengan Aksa bukanlah masalah kecil. Itu melibatkan dua perusahaan besar. Kita tidak bisa membiarkan ada skandal yang mengganggu pernikahan ini." Sang sepuh tetap pada pendiriannya. Tampak tak peduli meski keputusannya melukai hati sang cucu.Tanpa berkata apapun, Jovian merengkuh tubuh Raina yang bergetar menahan tangis. Pria itu menariknya berdiri dan menin
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

29. Hukuman

Dengan mata tertutup oleh saputangan, indra lainnya seakan menjadi lebih hidup. Sentuhan ringan pada kulitnya serasa menjadi percikan api yang membakar gairah. Suara decitan sofa ketika Jovian bergerak terdengar begitu jelas, membuat jantungnya berdegup lebih kencang.“Mas...” Suara Raina terdengar serak, penuh rengekan yang tak bisa ditahan lagi. Ia mengangkat pinggulnya, merespon setiap rangsangan yang diberikan suaminya, berharap mendapat lebih. Keinginannya memuncak, setiap detik terasa bagai penyiksaan manis yang tak kunjung berakhir.Hanya kekehan yang wanita itu dapat sebagai jawaban. “Nggak boleh, sayang,” jawab Jovian dengan nada rendah, menggema di telinga Raina seperti bisikan yang menyihir. Suara suaminya terdengar lebih jauh, namun tangan kuatnya tetap menahan pinggang Raina, memaksa wanita itu tetap di tempat, tak dapat bergerak lebih jauh.Sang istri menggeliat, merasakan sentuhan lembut namun berkuasa pada kulitnya. Ia masih mencoba melawan, namun sebuah tamparan ringan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

30. Kesepakatan Dengan Tama

Hanya suara jemari Raina menari di atas keyboard laptop yang memecah kesunyian ruang kerja. Fokus wanita itu tertuju pada laporan kemajuan proyek yang harus ia periksa.Ketukan pelan pada pintu ruangan terdengar samar, tapi tak begitu Raina pedulikan. “Masuk,” katanya tanpa menengadah, mengira bahwa itu asistennya. Ia masih sibuk mengetik, matanya terpaku pada layar.Derap langkah berat terdengar mendekat, lalu berhenti tepat di depan mejan. Sang wanita karir masih tak mengalihkan pandangan dari gawai hingga sebuah suara familiar menembus keheningan, membuatnya mendongak.“Sibuk banget adikku yang satu ini,” ucap suara itu.“Mas Tama?” Raina terkejut. Tatapannya beralih dari laptop ke pria yang berdiri di hadapannya, sang kakak tersenyum simpul seperti biasa."Mas, kok tumben ke kantor?" tanya Raina, masih sedikit tak percaya bahwa kakak sulungnya berkunjung pada jam kerja.Semenjak namanya tak lagi dipertimbangkan sebagai calon penerus perusahaan oleh Kakek, kakaknya itu lebih memilih
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status