Arnawarma menarik tangan Anasera kasar dengan langkah tergesa menuju sebuah kamar baru saja pria itu pesan langsung di meja resepsionis.“Nawa, pelan-pelan!” Anasera berseru protes.Langkah Arnawarma baru berhenti di depan pintu bernomor sama dengan nomor yang ada pada kartu di tangannya.Arnawarma menyeret Anasera masuk ke dalam kamar lalu membanting pintu kencang.“Nawa!” Anasera menatap nyalang Arnawarma tatkala pria itu mendorongnya ke tembok.Arnawarma mengurung Anasera menggunakan kedua tangannya yang kekar.Tubuh Anasera yang lebih pendek membuat Arnawarma menundukan kepala.Napas Anasera memburu, sesungguhnya dia bisa dengan mudah melepaskan diri dari Arnawarma menggunakan ilmu bela diri yang dimiliki namun tidak ada yang tahu selain Ghazanvar dan Radeva kalau dia memiliki kemampuan tersebut.Mata Arnawarma berubah sayu, perlahan keningnya menempel di kening Anasera.“Tolong kerjasamanya, An … kalau aku berdoa memintamu, kamu jangan berdoa minta yang lain,” ujar Arnaw
Read more