Share

Kecewa

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-18 06:39:35

“Nawa! Jangan gila ya, besok kamu akan Mami nikahin sama Ana … sekarang Mami telepon om Angga.” Mami Zara mengancam, beliau terdengar panik di ujung sambungan telepon.

Arnawarma tertawa pelan, dia sudah masuk ke dalam apartemen Anasera dengan aroma ruangan yang lembut menenangkan.

“Enggak kok, Mi … Nawa sayang sama Ana, kalau ada apa-apa Nawa akan nikahin Ana.” Arnawarma malah mengucapkan kalimat yang semakin membuat mami Zara panik.

“Pulang sekarang!” Mami Zara berseru serius.

“Becanda Miiii, udah ya … sampai ketemu besok, besok Nawa ke rumah sakit nemuin Mami.”

Dan sambungan telepon sengaja diputus sepihak oleh Arnawarma.

Yang penting kedua orang tuanya sudah tahu kenapa dia tidak pulang malam ini.

Arnawarma yakin kalau mami papi tidak akan mempermalukannya dengan menggerebek datang ke apartemen Anasera.

Mami Zara dan papi Arkana mendidik anak-anaknya memahami arti kata tanggung jawab.

“An …,” panggil Arnawarma yang mengikuti Anasera ke kamar.

Anasera tidak menutup pintu,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
si ana masi aja buat dirinya ga brsalah di dpn nawa dgn ngaku² mabok . habis ini pasti nawa bklan nyinggung ke abngnya . jd getar getir takut nay tau n' tmbh lg deh rasa kecewa nay ke ghaza . tp masa nay jg ga ngrasa aneh ke ghaza yg keliatan udh expert bgt pas mlm prtama, bhkan dia yg nuntun nay .
goodnovel comment avatar
Ferinda Yanti
sebenarnya ana bisa aja nolak tapi kadung cinta ke ghaza ya dia mau aja dijebol,,,memang ya cwek bagian paling dirugikan klw dalam hal ini,,, so buat cwok gak selalu masalah virgin buat jadi 'kita'
goodnovel comment avatar
Ami Lee
sama sama mabok.... masih aja bohong elu anasera.... elu sendiri yg menyerahkan diri karna rasa cinta bodoh elu ... arnawarma jadi kecewa sama abang nya dan elu.... mending cari cewe lain aja nawa...anasera gak cinta sama kamu nawa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Menuju Cinta   Main Ski

    “Sayang, ayo bangun! Kita main Ski.” Suara Ghazanvar membawa Naraya terjaga dari tidur nyenyaknya.“Eeemmmh ….” Naraya menggeliat dan seketika itu juga dia merasakan tubuhnya ngilu dan lemas seolah tulang-tulang copot dari persendiannya.Naraya membuka mata, dia mendapati suami tampannya sudah rapih dan wangi dibalut baju tebal musim dingin.“Abang enggak capek?” Adalah pertanyaan yang terlontar dari mulut Naraya karena dirinya yang masih dalam keadaan polos hanya dibalut selimut merasakan lelah yang luar biasa.Jika dihitung, mereka sudah bercinta sebanyak tujuh kali sejak tiba di resort ini. “Enggak! Capek kenapa?” Pria itu malah balik bertanya dengan entengnya.Naraya memejamkan matan sekilas saat sedang berusaha untuk bangkit mengabaikan pertanyaan menyebalkan Ghazanvar barusan.Bisa-bisanya dia bertanya ‘capek kenapa?’ sementara pria itu yang telah membuat Naraya lemah lesu seperti ini.“Abaaaang!” Naraya menjerit tatkala merasakan tubuhnya melayang digendong ala brida

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Perjalanan Menuju Cinta   Anasera

    Sebelum bermain Ski, Naraya mendapat privat sebentar dari seorang pelatih.Naraya yang cerdas cepat mengerti meski belum pada tahap expert tapi setidaknya dia bisa bermain Ski bersama Ghazanvar yang terlihat sudah mahir.Arena Ski di resort itu sangat lebar dengan jarak cukup jauh tapi tidak curam.Cocok untuk para pemula jadi Naraya tidak jauh ketinggalan dari Ghazanvar melaju lebih dulu.Meski harus menahan sakit di pangkal paha tapi Naraya cukup menikmati olah raga Ski yang baru pertama kali dia lakukan.Naraya baru tahu kalau karena ternyata permainan menyenangkan ini harus menggunakan beberapa otot dan tenaga juga fokus untuk meluncurkan papan Ski membuat tubuh Naraya hangat.Apalagi Ghazanvar melapisi Naraya dengan banyak baju hangat dan sarung tangan yang dia beli di toko perlengkapan Ski berserta penutup kepala juga kaca mata khusus Ski.Jerit dan tawa Naraya berkali-kali tercetus saat dia berhasil meluncur dengan benar.Sesekali mereka berhenti untuk berswafoto saat d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Perjalanan Menuju Cinta   Penjelasan

    “Naaaay!”Bugh!Ghazanvar menabrak seorang pria besar di lobby resort saat mengejar Naraya.“Hey! Hati-hati!” seru pria itu menatap tajam Ghazanvar.“Sorry!” sontak Ghazanvar meminta maaf, dia tidak punya waktu berkelahi dengan pria itu.Ghazanvar mengalihkan kembali tatapannya ke depan dan Naraya sudah tidak ada.Banyak orang lalu lalang di depan area resort, mata Ghazanvar memindai ke sekeliling namun celakanya dia tidak dapat menemukan Naraya.Nafas Ghazanvar tersengal, mengusap wajahnya kasar—dia mulai cemas, khawatir Naraya hilang atau dicelakai orang tidak bertanggung jawab mengingat istrinya tidak membawa apapun ketika pergi bahkan masih menggunakan gaun tidur tanpa mantel.Ghazanvar kembali ke dalam resort menuju meja resepsionis untuk meminjam mobil.Tidak lama sebuah mobil berhenti di depan Ghaznavar yang menunggu di depan lobby, pria itu masuk dan duduk di kursi penumpang depan.“Saya dan istri sedang bertengkar, dia pergi begitu saja tanpa meminta ijin … tadi say

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Perjalanan Menuju Cinta   Pasrah

    “Nay ….” Ghazanvar hendak mengusap kepala Naraya yang langsung dihela kasar oleh Naraya.“Jangan … sentuh … Nay … Abang pembohong, Nay pikir Abang cin … ta … sama … Nay, jadi … semuanya ini hanya pur … ra, pura aja, hah?” Kalimat Naraya terbata karena sambil menangis.“Enggak Nay.” “Abang bohong, Nay enggak akan percaya lagi sama Abang.” Ghazanvar menatap sendu istrinya yang sedang tersiksa oleh kecewa yang menyesakan dada.“Oke … kita pulang ya, aku akan jelaskan semuanya … dan kali ini aku janji enggak akan bohong.” Ghazanvar mengulurkan tangan sembari menatap Naraya lekat agar Naraya bisa melihat kesungguhan di matanya.Cukup lama Naraya menatap mata Ghazanvar sambil tersedu, lama-lama tangis Naraya pun mereda.Mengusap air mata di wajahnya lalu bangkit sembari menahan coat di pundak.Naraya memasukan tangannya ke dalam coat panjang yang Ghazanvar sampirkan tadi di pundak karena dia juga merasa risih hanya menggunakan gaun tidur tipis apalagi udara di luar bersuhu tiga pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Perjalanan Menuju Cinta   Memaafkan

    Pagi menjelang.Naraya merasakan hangat melingkupinya, perlahan kelopak mata dengan bulunya yang lebat itu terbuka.Wajah tampan Ghazanvar menjadi satu-satunya pemandangan yang bisa netranya tangkap sebab posisi tidur mereka saling berhadapan dan Naraya berada di dalam pelukan pria itu.Ghazanvar terlihat pulas seperti bayi, tidak tampak kalau pria itu mampu menyakiti Naraya.Tadi malam setelah beberapa saat Ghazanvar memeluk Naraya dari belakang di depan perapian, pria itu kemudian menggendong Naraya ke atas ranjang.Tidak ada yang terjadi, mereka hanya tidur dengan Ghazanvar memeluk Naraya hingga pagi ini pun tidak mengubah posisi.Ghazanvar tidak berani menagih bercinta seperti keinginannya yang diungkapkan saat sarapan pagi karena mungkin dia juga sadar kalau telah sangat menyakiti hati Naraya.Naraya memang kecewa, sangat. Tapi dia dan Ghazanvar kadung menikah, terikat janji suci yang melibatkan Tuhan.Naraya tidak bisa menyerah, dia harus berusaha mempertahankan rumah ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Perjalanan Menuju Cinta   Menerima Lamaran

    Sebuah hotel mewah dengan gedung dan inetriornya yang mirip sebuah Istana jaman Victoria menjadi pilihan Ghazanvar membuat Naraya kembali dibuat takjub.Sampai Naraya tertegun di tengah kamar mandi karena terkesima dengan desain interior kamar mandi yang tampak seperti kamar mandi kerajaan.Entahlah, Naraya juga tidak pernah melihat langsung bagaimana bentuk kamar mandi kerajaan tapi sungguh, kamar mandi di kamar suite ini sangat mewah dengan jacuzy yang sudah terisi air hangat.“Mau berendam, Nay?” Bisik Ghazanvar di telinga Naraya, entah sejak kapan pria itu berdiri di belakangnya.Bulu kuduk Naraya sontak berdiri.“Mau,” kata Naraya mengangguk.Ghazanvar membantu Naraya menanggalkan coat, membuka mantel lalu sweaternya.“Sama Nay aja,” kata Naraya saat Ghaznavar hendak membantu menarik kaosnya melewati kepala.Sambil membelakangi Ghazanvar, Naraya membuka helai demi helai kain yang melekat di tubuhnya.Biasanya dia malu, tapi sekarang setelah Ghazanvar menjadi suaminya dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Perjalanan Menuju Cinta   Tentang Rumah Baru

    “Nay, udah sampai.” Ghazanvar berbisik membuat kelopak mata Naraya perlahan terbuka.Naraya menegakan tubuhnya, memindai keluar jendela mobil dan ternyata benar mereka sudah tiba di rumah mami papinya Ghazanvar.Kemarin Naraya melakukan negosiasi untuk mempercepat bulan madu mereka karena ada kuis di hari Jumat besok yang harus Naraya hadiri dan Naraya juga mendapat info kalau perlombaan yang diundur minggu depan sudah mendapatkan tempat serta penentuan hari sehingga Naraya membutuhkan waktu untuk latihan.Ghazanvar yang ingin mengembalikan kepercayaan Naraya akhirnya mengabulkan keinginan istrinya itu.Tak apalah, mereka sudah menikah, nanti bisa pergi honey moon di saat Naraya sedang senggang.Ghazanvar membantu Naraya turun dari dalam mobil, asisten rumah tangga berdatangan guna membantu membawakan barang-barang.“Selamat datang di rumah!” seru seluruh anggota keluarga Ghazanvar menyambut di ruang tamu.Ada mami dan papi, Reyzio, Narashima dan Aruna namun Armawarma tidak tam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Perjalanan Menuju Cinta   Oleh-Oleh

    “Cieeeee, yang baru balik honeymoon.” Anggit menyenggol lengan kanan Naraya.“Udah enggak perawan donk kamu sekarang ya, Nay?” celetuk Afifah bertanya.Dari kemarin malam semenjak dia tiba di Jakarta setelah bulan madu, orang-orang yang dia temui selalu membahas masalah ini, Naraya jadi malu.“Menurut ngana?” Naraya balik bertanya dan mereka bertiga pun tergelak bersama.“Nay bawa oleh-oleh buat kalian, tapi ada di mobil … kita ke mobil dulu ya,” kata Naraya merangkul lengan kedua sahabatnya.“Asyiiiik!” Afifah berseru bahagia“Kamu dibeliin mobil sama Ghazanvar?” tanya Anggit kepo.“Bukan, itu mobil keluarganya … Nay disuruh pake dulu karena tadi pagi Abang enggak bisa anter ke kampus, ada meeting sama kakek.” Naraya menjelaskan.“Memangnya kamu bisa nyetir?” Afifah mengerutkan kening bingung.“Sama supir,” ujar Naraya lagi dan baru dia sadari kalau sekarang hidupnya benar-benar berubah drastis.“Peh, bukannya itu cowok kamu?” Anggit mengendik ke arah seorang pria berpakaia

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22

Bab terbaru

  • Perjalanan Menuju Cinta   Pelan-Pelan

    Naraya menderapkan langkah menyusuri jalan setapak menuju kelas berikutnya.“Nay!” Suara berat seorang pria membut langkahnya berhenti, dia lantas menoleh ke asal suara.“Stop di situ!” Naraya berseru sambil mengangkat tangan.Langkah Khafi seketika terhenti, wajah tampan itu pun melongo bingung.“Mas Khafi chat aja, jangan deket-deket Nay dulu … nanti suami Nay marah, Nay lagi banyak pikiran enggak mau ditambah berantem sama abang juga.” Kedua alis Khafi terangkat hanya bisa diam membeku sembari menatap punggung Naraya yang dengan cepat menjauh.Ada gejolak di dada Naraya rasanya ingin marah-marah.Naraya tidak mengerti, ingin menangis juga sebenarnya tapi lebih besar perasaan ingin marah-marah, entah kenapa, Naraya juga bingung.Dia tidak bicara dengan teman-temannya selama kelas berikutnya berlangsung sampai akhirnya kelas berakhir kemudian Naraya pergi ke parkiran.“Awas aja ya kalau sampai abang Ghaza belum sampe, Nay pulang sendiri …,” ancamnya sembari misuh-misuh.Na

  • Perjalanan Menuju Cinta   Ada Apa Dengan Naraya

    “Lho Nay, mau ke mana?” Ghazanvar yang baru saja keluar dari kamar mandi bertanya dengan kening berkerut tidak suka melihat Naraya memakai pakaian untuk kuliah berupa kemeja dan celana jeans.“Mau kuliah, Bang.” Naraya menjawab sembari menyisir rambut panjangnya tanpa berani menatap mata sang suami.“Tapi kamu ‘kan kemarin malam masih lemes sampai aku gendong dari mobil ke kamar … ijin dulu lah Nay sehari,” pinta Ghazanvar baik-baik demi kesehatan Naraya dan janin yang ada di dalam perutnya.“Enggak bisa Bang, sekarang ada ujian praktek menari—“ Kalimat Naraya terhenti teringat ucapan papi Arkana saat di Singapura.Dia menunduk menatap perutnya yang masih rata kemudian mengusap lembut di sana.“Naaay … gimana kalau kamu cuti dulu sampai melahirkan?” bujuk Ghazanvar, kedua tangannya terulur memeluk Naraya dari belakang.Dia juga ikut mengusap perut Naraya menggunakan kedua telapak tangannya yang besar.Banyak kecupan Ghazanvar berikan di belakang kepala Naraya.“Aku sayang kamu

  • Perjalanan Menuju Cinta   Pengantin Baru

    “An …,” panggil Arnawarma lembut sembari menurunkan sleting gaun Anasera.“Hem?” Anasera mendengung sebagai respon.“Kita buat yang kaya di perutnya Nay, yuk!” bujuknya seperti anak kecil.Anasera terkekeh, membalikan tubuhnya kemudian mendongak menatap sang suami yang tinggi menjulang di depannya.“Kamu enggak bosen? Tiap malam kita bercinta, sampai malam sebelum akad nikah aja kamu menyusup ke kamar aku untuk bercinta … tadi malam juga kita bercinta.” Anasera melapisi sisi wajah Arnawarma.Dan kenapa Anasera baru benar-benar menyadari kalau Arnawarma sangat tampan, bahkan menurut Anasera, Arnawarma paling tampan di antara adik-adik dan kakaknya.“Enggak lah masa bosen.” Arnawarma menurunkan gaun Anasera dari pundaknya.Kini hanya tersisa celana kain berenda menutup bagian inti Anasera sedangkan dua bagian menyembul di dadanya menggantung tampak seksi.Arnawarma meremat lembut salah satu bagian itu dengan sorot mata teduh.“Nawa.” Jemari ramping Anasera membuka satu persatu

  • Perjalanan Menuju Cinta   Ucapan Selamat

    Sekembalinya dari rumah sakit, Ghazanvar langsung membawa Naraya ke kamar, tidak kembali ke pesta yang saat itu belum berakhir.Naraya langsung berbaring di ranjang karena tubuhnya terasa lemas sekali.Dia berbaring miring, menekuk kakinya dengan tangan pengusap perut.Tiba-tiba air mata Naraya menetes lagi, dadanya bergemuruh mengakibatkan sesak dan dia mulai terisak.“Sayaaang.” Ghazanvar yang sedang menanggalkan tuxedonya bergegas mendekat.“Are you oke?” Ghazanvar naik ke atas ranjang memeluk Naraya.“Nay enggak apa-apa tapi enggak tahu kenapa ingin nangis.” Naraya bicara di antara isak tangis.“Ingin nangisnya karena apa? Aku salah apa, sayang?” “Enggak, Abang enggak salah … Nay, inget sama ibu dan Bapak.” Ghazanvar memberikan kecupan di puncak kepala Naraya lantas mengeratkan pelukan.“Mereka pergi sebelum sempat melihat cucunya,” sambung Naraya terisak.Ghazanvar mengerti apa yang Naraya rasakan. “Nanti kita datang ke pemakaman kedua orang tua kamu setelah anak kit

  • Perjalanan Menuju Cinta   Akan Menjadi Seorang Ayah

    Naraya terpana begitu masuk ke dalam Ballroom yang disulap seperti hutan peri.Banyak bunga, pohon-pohon artifisial serta lampu warna-warni.“Bro!“ Radeva merangkul pundak Ghazanvar.“Dari mana, Dev?” tanya Ghazanvar terkejut.“Abis telepon Ipeh.” Radeva menggerakan tangannya yang memegang handphone.“Ini kayanya si Ana berusaha keras banget nutupin jati diri dia yang sebenarnya.” Radeva berpendapat sembari memindai seluruh ruangan Ballroom.“Kenapa? Gara-gara tema dekornya fairythopia?” Ghazanvar menebak dan Radeva menganggukan kepalanya sebagai respon.“Gimana kalau ide tema ini idenya si Nawa?” ujar Ghazanvar lantas tergelak.“Bisa jadi sih! Si Ana ‘kan sukanya warna item dengan tema serba minimalis … enggak kaya pesta ulang tahun anak cewek umur tujuh tahun gini.” Ghazanvar tertawa lagi menanggapi.Lalu suara MC terdengar membuka acara, satu persatu tamu undangan mulai berdatangan.MC yang menggunakan bahas Inggris itu memberi instruksi agar para tamu membuat sebuah li

  • Perjalanan Menuju Cinta   Ana&Nawa’s Wedding Day

    Ghazanvar berdecak lidah kesal saat melihat Naraya berjalan mendekat.Istrinya tampak cantik sekali mengenakan gaun untuk resepsi pernikahan Arnawarma dan Anasera.“Nay, ah … kamu kenapa cantik-cantik banget sih!” seru Ghazanvar dengan tampang tidak suka.“Ih, kok Abang gitu … istrinya cantik malah protes.” Sebagai seorang perempuan, Aruna tidak suka dengan sikap kasar sang kakak kepada istrinya di depan banyaknya sepupu mereka.“Nanti kalau banyak yang terpesona terus mau ngerebut dia dari Abang, gimana?” Ghazanvar mengungkapkan alasannya.“Kata cowok yang pernah berusaha ngerebut istri dari adik sepupunya sendiri,” celetuk Narashima santai dengan tatapan fokus pada gadgetnya karena sedang main game.Semua lantas tergelak menertawakan Ghazanvar membuat pria itu merotasi bola matanya dan raut wajah Naraya yang tadi menegang pun perlahan melembut.“Duduk, Nay.” Reyzio bangkit dari samping Ghazanvar memberi tempat untuk Naraya.Seluruh Gunadhya sedang berkumpul di lobby sebuah h

  • Perjalanan Menuju Cinta   Perform

    “Nay … seriusan aku enggak tahu kalau papi nyumbang buat acara ini.” Ghazanvar membuka pembicaraan setelah beberapa menit semenjak mereka masuk ke dalam mobil—Naraya bungkam seribu bahasa.“Sebenarnya Nay enggak masalah, Bang … cuma Nay khawatir orang-orang bergosip kalau Nay bisa selalu mewakili kampus karena mertuanya penyumbang terbesar setiap acara di kampus.” Naraya terdengar menggerutu, bibirnya mengerucut dengan wajah ditekuk.“Nanti aku bilang sama papi ya untuk enggak selalu andil, tapi kayanya pihak kampus yang ngajuin proposal duluan ke papi … sekarang papi sama Rektornya ‘kan bestian, teman golf.”Naraya menoleh menatap suaminya. “Oh ya?” Kedua alis wanita yang memiliki mata seperti almond itu terangkat.Setelah untuk yang pertama kalinya papi Arkana dan papanya Khafi bertemu di kantor Polisi karena urusan sang putra yang berkelahi dan setelah itu mereka jadi akrab.“Iya sayang … ya masa sama bestie enggak royal,” kata Ghazanvar lagi kemudian tertawa.“Ya kalau git

  • Perjalanan Menuju Cinta   Gladi

    Ghazanvar sengaja tidak masuk kantor untuk melakukan gladi di kampus Naraya, tapi bukan berarti pria itu tidak bekerja—Ghazanvar masih bertanggung jawab pada pekerjaannya dengan membawa MacBook dan mengerjakan apa yang biasa dia kerjakan di kantor dari kampus Naraya atau lebih tepatnya Aula utama tempat pentas seni akan berlangsung besok.Sesekali matanya mengawasi interaksi antara Naraya dengan Khafi, mereka tampak akrab sekali.Ghazanvar jadi kesal dan dia tidak mau repot-repot menutupi ekspresi benci di wajahnya untuk Khafi.Lihat saja bagaimana tajamnya tatap mata Ghazanvar tertuju pada Khafi saat netra mereka tidak sengaja bersirobok.“Abang Ghaazaaa.” Afifah datang membawa satu cup kopi untuk Ghazanvar.“Ini buat Abang,” katanya manis sekali.“Waaah, curiga nih pasti kamu mau nanya-tanya tentang Radeva ya!” tebak Ghazanvar membuat Afifah menyengir lebar.Ghazanvar tertawa karena tebakannya benar sampai berhasil mengambil alih perhatian Naraya dan Khafi yang berada di atas

  • Perjalanan Menuju Cinta   Sangat Mencintai

    Pria itu bangkit dari kursi. “An … aku lewati satu malam dan satu hari tanpa kamu … dan ternyata aku enggak bisa.” Detik berikutnya Anasera berlari ke arah Arnawarma lantas memeluk pria itu erat. Anasera menangis di dada Arnawarma, dia pikir telah kehilangan pria itu. “Maafin aku ya, aku terlalu egois …,” kata Arnawarma padahal yang salah Anasera. Anasera menggelengkan kepala. “Aku yang salah.” Suara Anasera teredam dada Arnawarma. “Enggak sayang, aku yang salah.” Arnawarma bersikeras. Anasera mendongak demi menatap wajah tampan sang tunangan. “Aku yang salah, aku enggak bisa kasih tahu kamu keberadaan aku kemarin.” “Iya enggak apa-apa, harusnya aku percaya sama kamu … jadi aku yang salah.” Arnawarma memaksa. “Ih … enggak Nawa, aku yang salah.” Mereka berdua jadi rebutan menjadi orang yang bersalah dalam masalah ini. Lalu keduanya tertawa, Arnawarma memeluk Anasera kembali,

DMCA.com Protection Status