Semua Bab Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan: Bab 401 - Bab 410

510 Bab

Bab 401

Pintu rumah tertutup rapat, tidak ada tanda-tanda aktivitas apa pun. Baru saat itu dia menyadari, sepertinya sudah cukup lama dia tidak melihat Arnold.Waktu mereka keluar rumah biasanya hampir bersamaan. Biasanya, mereka sering berpapasan karena waktu keluar rumah mereka hampir bersamaan. Namun belakangan ini, tak sekali pun Nadine bertemu dengannya. Mungkin Arnold terlalu sibuk, sampai-sampai harus menginap di laboratorium.Nadine tidak terlalu memikirkannya.Malam harinya, dia pergi ke perpustakaan sejenak dan baru kembali sekitar pukul delapan malam. Baru saja memasuki ke gedung apartemen, tiba-tiba ada bayangan yang melintas di belakangnya ....Ternyata Arnold sedang jogging malam. Nadine buru-buru memanggil, "Profesor ...."Namun, pria itu seolah tidak mendengar apa-apa dan langsung berlari pergi. Nadine kebingungan. Mungkin suaranya terlalu kecil, atau mungkin Arnold sedang memakai earphone?Nadine kembali ke rumah, mengganti baju olahraga, dan berniat untuk ikut keluar berlari
Baca selengkapnya

Bab 402

Calvin bertanya dengan nada serius, "Aku merasa belakangan ini suasana hatimu nggak terlalu baik. Ada apa sebenarnya?"Dengan ekspresi datar, Arnold menjawab, "Perasaanmu salah."Setelah itu, dia langsung berjalan menuju ruang istirahat. Dia membawa satu tas pakaian ganti dan menyimpannya di lemari.Ketika membuka pintu ruang dalam, pandangannya langsung tertuju pada tempat tidur lipat yang pernah digunakan Nadine masih terlipat rapi di sudut ruangan.Bayangan kejadian waktu itu muncul di benaknya. Saat dia masuk untuk mengganti pakaian dan tanpa sengaja melihat Nadine sedang tidur siang di sana, perasaan yang muncul begitu kuat. Detak jantungnya meningkat dan napasnya terasa sesak.Seperti dalam mimpi ....Arnold buru-buru menggelengkan kepala dan menarik dirinya kembali ke realitas. Perasaan jengkel dan malu menyergap dirinya secara bersamaan. Dia tidak suka dirinya yang seperti ini, terasa sulit untuk dihadapi.Dari luar, suara Calvin memecah lamunannya. "Arnold, aku pesan camilan m
Baca selengkapnya

Bab 403

Menyadari tatapan Darius, Stendy mengalihkan pandangannya ke arah pria itu dengan tenang dan memicingkan matanya. "Silakan duduk," ucapnya."Terima kasih," jawab Darius singkat.Mikha dan Darius duduk di sebelah Nadine.Stendy segera memanggil pelayan. "Tolong siapkan dua set piring dan sendok garpu tambahan, lalu tambahkan dua hidangan lagi dari dapur.""Baik, apakah ada permintaan khusus untuk hidangan tambahan?"Stendy menoleh ke arah Mikha dan Darius.Mikha berkata cepat, "Harus ada daging."Darius menambahkan, "Jangan ada seafood.""Baik, segera kami siapkan."Pelayan meninggalkan ruangan dan menutup pintu dengan rapat. Kini, di dalam ruangan hanya tersisa mereka berempat. Stendy tersenyum menatap Nadine. "Nggak mau perkenalkan teman-temanmu, Nad?"Nada bicaranya santai, tetapi panggilannya membuat Mikha mengerjap bingung. Sementara itu, Darius tampak terkejut, tetapi dia mencoba menyembunyikan ekspresinya.Wajah Nadine tetap tenang. "Ini teman-teman satu kelasku, Darius dan Mikha
Baca selengkapnya

Bab 404

Nadine berkata, "Kebiasaan itu bisa diubah."Stendy tersenyum tipis. "Untuk orang lain mungkin bisa. Tapi untukmu? Aku nggak ingin mengubahnya."Nadine terdiam.Setelah keluar dari restoran, Nadine, Mikha, dan Darius berjalan ke arah yang sama. Mikha mengeluarkan ponselnya, bersiap memesan taksi online.Namun, sebelum dia selesai, sebuah Mercedes hitam berhenti di depan mereka. Jendela mobil itu diturunkan dan memperlihatkan Stendy di kursi pengemudi. "Naiklah, biar aku antar kalian pulang."Mikha menoleh ke Nadine untuk meminta persetujuannya.Stendy tersenyum sambil berkata, "Di sini sulit dapat taksi. Kalau kalian nggak ikut aku, mungkin butuh dua jam lebih untuk sampai rumah."Darius tidak berkomentar, jelas dia sudah mengetahui hal itu. Mikha melirik layar ponselnya. Ternyata antrean mencapai 216 orang. Jika dihitung waktunya, dua jam bahkan masih termasuk optimis.Nadine akhirnya berkata, "Naiklah. Terima kasih, Pak Stendy, sudah repot-repot."Stendy tersenyum lebih lebar. "Nggak
Baca selengkapnya

Bab 405

Tinju Reagan memelesat dan menyambar tulang pipi Stendy. Ketika Reagan mengangkat tinjunya lagi dan bersiap-siap untuk melancarkan pukulan kedua, Stendy langsung mencengkeram kerah bajunya dengan kuat. Dengan satu gerakan, Reagan hampir terjatuh.Stendy segera mundur untuk menjaga jarak."Sial!" Dia menyentuh tulang pipinya yang terasa nyeri."Reagan, apa-apaan kamu?!""Aku memang ingin memukulmu!"Stendy mencemooh melihat Reagan yang menggertakkan gigi dengan ekspresi penuh amarah, lalu melirik arah dia datang. Dalam sekejap, dia mengerti alasan di balik kemarahan itu.Senyumnya semakin lebar dan penuh kesombongan. "Jadi, kamu melihat semuanya?"Reagan kembali mengangkat tinjunya dan matanya memerah penuh kemarahan."Apa? Kamu nggak bisa terima? Ke depannya, kejadian seperti ini akan terjadi berkali-kali, bahkan mungkin lebih intens dari ini. Apa rencanamu? Memukulku setiap kali kita bertemu?""Tapi, nggak ada gunanya. Memukulku nggak akan menghentikan apa yang terjadi, 'kan?"Napas R
Baca selengkapnya

Bab 406

Namun, ketika kedua pria itu menoleh .... Ternyata Nadine sama sekali tidak ada di sana.Teddy mengangkat bahu santai. "Kalau aku nggak bilang begitu, kalian nggak akan berhenti, 'kan?"Reagan dan Stendy terdiam."Hei, kita ini sudah dewasa. Bisa nggak kalian berhenti menyelesaikan masalah dengan cara kekanak-kanakan begini?"Stendy menjawab dengan datar, "Dia yang marah duluan, dia juga yang mulai memukul."Reagan langsung membalas dengan nada tinggi, "Itu karena dia pantas dipukul!""Sudahlah, kalian berdua tenang saja. Kalau benar Nadine sampai datang, kalian sama-sama nggak untung," ucap Philip sambil menghela napas.Wajah Stendy menjadi kaku, sementara Reagan tetap diam dan bibirnya terkatup rapat. Setelah berpikir sejenak, Philip berkata, "Ayo, kita ke rumah sakit saja dulu untuk ngurus luka kalian."Reagan langsung menolak. "Nggak usah." Dia melirik tajam ke arah Stendy. "Aku tetap pada pendirianku: kamu nggak akan pernah bisa mendapatkannya, jadi lebih baik menyerah saja."Sten
Baca selengkapnya

Bab 407

Arnold segera mengetik balasan. Namun setelah berpikir ulang, dia merasa kurang tepat jika hanya membalas lewat pesan. Dia akhirnya memutuskan, lebih baik langsung kembali ke rumah untuk bertemu Nadine. Hari ini hari Minggu, kemungkinan besar dia ada di rumah."Calvin, aku pergi dulu. Tiga set data lagi hampir selesai, tolong awasi sebentar."Setelah berkata demikian, Arnold langsung bersiap pergi."Tunggu, tunggu! Aku baru saja bilang aku juga mau pulang ke rumah hari ini! Hei ... kenapa kamu langsung pergi? Aku sudah setuju belum?""Kemarin aku suruh kamu pulang istirahat, kamu nggak mau, sekarang malah rebutan pulang sama aku? Arnold, kamu ini benar-benar bermasalah!"....Namun, ketika Arnold tiba di apartemennya dan mengetuk pintu rumah Nadine, tidak ada respons sama sekali."Nadine? Kamu di rumah?"Sepi. Tidak ada suara apa pun.Arnold menghela napas, lalu kembali ke rumahnya sendiri. Dia duduk, mengambil ponsel, dan mengetik pesan.[ Maaf, beberapa hari ini aku di laboratorium,
Baca selengkapnya

Bab 408

Meskipun Mikha tidak mengenal Arnold atau mengetahui hubungannya dengan Nadine, itu sama sekali tidak menghalangi dorongannya untuk mengeluarkan semua keluhannya.Setelah makan siang, mereka kembali ke laboratorium. Mikha berdiri dengan tangan berkacak di pinggang sambil mengeluh, "Luas sih memang luas, tapi susah banget buat bersihinnya. Huaaa ...."Tiba-tiba ...."Permisi, ini laboratorium C116, bukan?"Dua petugas kebersihan muncul di depan pintu dengan membawa peralatan pembersih."Hah? Iya, ini C116. Ada yang bisa kami bantu?""Kalau begitu, benar. Mari kita mulai."Salah satu dari mereka langsung berseru, sementara yang lain mulai bergerak membersihkan ruangan dengan gesit. Mikha mengedipkan matanya bingung. "Tunggu ... apa kalian nggak salah tempat?""Nggak, kok. Ini memang C116. Bagian administrasi yang minta kami untuk membersihkan."Bagian administrasi? Mikha dan Nadine serentak menoleh ke arah Darius. Kamu yang panggil mereka?Darius segera menggeleng. "Aku? Mana mungkin. Ak
Baca selengkapnya

Bab 409

Stendy akhirnya menunjukkan sedikit senyuman. "Pak Konan memang nggak pernah mengecewakan. Itulah kenapa dari sekian banyak pimpinan dan direktur di fakultas ini, aku cuma mau bekerja sama dengan Anda.""Anda terlalu memuji, Pak Stendy. Aku jadi malu."Stendy berdiri dan bersiap-siap untuk pergi.Konan mengantar Stendy hingga ke pintu dengan sigap. Begitu pria itu benar-benar menghilang dari pandangannya, senyuman di wajah Konan langsung lenyap.Setelah kembali ke kantornya, Konan segera mengeluarkan ponsel dan menelepon bagian administrasi fakultas. "Tolong periksa pemakaian dua laboratorium tempat CPRT disimpan belakangan ini."Orang di ujung telepon terdengar bingung. "Salah satu CPRT digunakan oleh tim Bu Diana, sementara yang satunya baru-baru ini disetujui untuk tim Eden.""Eden? Bukankah dia bagian dari tim Diana juga?""Benar. Saya juga sempat heran, mereka sudah memakai satu alat, kenapa masih perlu alat kedua? Padahal, beberapa mahasiswa dari tim Bu Freya juga sempat mengajuk
Baca selengkapnya

Bab 410

"Apa itu?""Sepertinya alat eksperimen! Bahkan diantar langsung oleh insinyur asing!""Kamu pikir mereka cuma antar alat? Setelah dipasang, alat itu juga harus diuji coba dan dikalibrasi.""Aku ingat, laboratorium ini dulu nggak ada yang pakai. Kok tiba-tiba ada peralatan mahal seperti ini?""Jelas saja! Pasti ada orang yang akan menggunakannya!""Kaya banget, alat seperti ini pasti sangat mahal!"Suara bisikan orang-orang di sekitar terus terdengar, sementara wajah Kaeso semakin muram. Nella yang penasaran, langsung maju ke depan. Saat melihat alat itu, matanya membelalak penuh ketidakpercayaan.Alat itu memang CPRT, tetapi tidak sepenuhnya sama seperti yang dimiliki fakultas. Karena alat ini ukurannya setengah dari yang sudah ada, dan ....Dia melirik sekilas. Tombolnya menggunakan layar sentuh, dan layarnya jauh lebih besar hampir dua kali lipat dari versi sebelumnya."Ini ... ini CPRT generasi terbaru?!" Suara Kaeso hampir pecah karena kaget.Bukan hanya lebih canggih daripada yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3940414243
...
51
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status