Share

Bab 407

Author: Patricia
Arnold segera mengetik balasan. Namun setelah berpikir ulang, dia merasa kurang tepat jika hanya membalas lewat pesan. Dia akhirnya memutuskan, lebih baik langsung kembali ke rumah untuk bertemu Nadine. Hari ini hari Minggu, kemungkinan besar dia ada di rumah.

"Calvin, aku pergi dulu. Tiga set data lagi hampir selesai, tolong awasi sebentar."

Setelah berkata demikian, Arnold langsung bersiap pergi.

"Tunggu, tunggu! Aku baru saja bilang aku juga mau pulang ke rumah hari ini! Hei ... kenapa kamu langsung pergi? Aku sudah setuju belum?"

"Kemarin aku suruh kamu pulang istirahat, kamu nggak mau, sekarang malah rebutan pulang sama aku? Arnold, kamu ini benar-benar bermasalah!"

....

Namun, ketika Arnold tiba di apartemennya dan mengetuk pintu rumah Nadine, tidak ada respons sama sekali.

"Nadine? Kamu di rumah?"

Sepi. Tidak ada suara apa pun.

Arnold menghela napas, lalu kembali ke rumahnya sendiri. Dia duduk, mengambil ponsel, dan mengetik pesan.

[ Maaf, beberapa hari ini aku di laboratorium,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 408

    Meskipun Mikha tidak mengenal Arnold atau mengetahui hubungannya dengan Nadine, itu sama sekali tidak menghalangi dorongannya untuk mengeluarkan semua keluhannya.Setelah makan siang, mereka kembali ke laboratorium. Mikha berdiri dengan tangan berkacak di pinggang sambil mengeluh, "Luas sih memang luas, tapi susah banget buat bersihinnya. Huaaa ...."Tiba-tiba ...."Permisi, ini laboratorium C116, bukan?"Dua petugas kebersihan muncul di depan pintu dengan membawa peralatan pembersih."Hah? Iya, ini C116. Ada yang bisa kami bantu?""Kalau begitu, benar. Mari kita mulai."Salah satu dari mereka langsung berseru, sementara yang lain mulai bergerak membersihkan ruangan dengan gesit. Mikha mengedipkan matanya bingung. "Tunggu ... apa kalian nggak salah tempat?""Nggak, kok. Ini memang C116. Bagian administrasi yang minta kami untuk membersihkan."Bagian administrasi? Mikha dan Nadine serentak menoleh ke arah Darius. Kamu yang panggil mereka?Darius segera menggeleng. "Aku? Mana mungkin. Ak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 409

    Stendy akhirnya menunjukkan sedikit senyuman. "Pak Konan memang nggak pernah mengecewakan. Itulah kenapa dari sekian banyak pimpinan dan direktur di fakultas ini, aku cuma mau bekerja sama dengan Anda.""Anda terlalu memuji, Pak Stendy. Aku jadi malu."Stendy berdiri dan bersiap-siap untuk pergi.Konan mengantar Stendy hingga ke pintu dengan sigap. Begitu pria itu benar-benar menghilang dari pandangannya, senyuman di wajah Konan langsung lenyap.Setelah kembali ke kantornya, Konan segera mengeluarkan ponsel dan menelepon bagian administrasi fakultas. "Tolong periksa pemakaian dua laboratorium tempat CPRT disimpan belakangan ini."Orang di ujung telepon terdengar bingung. "Salah satu CPRT digunakan oleh tim Bu Diana, sementara yang satunya baru-baru ini disetujui untuk tim Eden.""Eden? Bukankah dia bagian dari tim Diana juga?""Benar. Saya juga sempat heran, mereka sudah memakai satu alat, kenapa masih perlu alat kedua? Padahal, beberapa mahasiswa dari tim Bu Freya juga sempat mengajuk

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 410

    "Apa itu?""Sepertinya alat eksperimen! Bahkan diantar langsung oleh insinyur asing!""Kamu pikir mereka cuma antar alat? Setelah dipasang, alat itu juga harus diuji coba dan dikalibrasi.""Aku ingat, laboratorium ini dulu nggak ada yang pakai. Kok tiba-tiba ada peralatan mahal seperti ini?""Jelas saja! Pasti ada orang yang akan menggunakannya!""Kaya banget, alat seperti ini pasti sangat mahal!"Suara bisikan orang-orang di sekitar terus terdengar, sementara wajah Kaeso semakin muram. Nella yang penasaran, langsung maju ke depan. Saat melihat alat itu, matanya membelalak penuh ketidakpercayaan.Alat itu memang CPRT, tetapi tidak sepenuhnya sama seperti yang dimiliki fakultas. Karena alat ini ukurannya setengah dari yang sudah ada, dan ....Dia melirik sekilas. Tombolnya menggunakan layar sentuh, dan layarnya jauh lebih besar hampir dua kali lipat dari versi sebelumnya."Ini ... ini CPRT generasi terbaru?!" Suara Kaeso hampir pecah karena kaget.Bukan hanya lebih canggih daripada yang

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 411

    Marvin sebenarnya belum terlalu familier dengan proyek eksperimen, jadi dia tidak tahu apa yang membuat alat itu begitu istimewa. Namun, melihat ekspresi takjub Eden, dia juga tidak bisa menahan rasa penasarannya dan memperhatikan alat itu lebih lama."Kak, alat itu mahal, ya?" tanyanya.Eden mengangguk. "Sangat mahal.""Seberapa mahal?""Lebih dari dua miliar."Marvin tertegun. Bukan hanya karena harganya, tetapi juga karena Nadine dan timnya bisa langsung membelinya tanpa banyak pertimbangan.Tiga orang, dua miliar lebih ....Marvin teringat pada kedua orang tuanya, petani sederhana yang bekerja keras dari pagi hingga malam. Dalam tahun panen terbaik sekalipun, mereka hanya bisa menabung beberapa puluh juta rupiah.Namun untuk alat ini, dibutuhkan dana lebih dari dua miliar.Marvin hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Tiba-tiba, suara Mikha terdengar dari lorong. Mereka telah kembali! Eden dan Marvin buru-buru keluar melalui pintu belakang karena tidak ingin terlihat.Namun, sebelum

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 412

    "Siapa yang kamu pikirkan?" tanya Diana dengan nada mendesak.Konan tersenyum dingin. "Nggak usah tanya, yang jelas itu adalah seseorang yang nggak bisa kamu lawan."Jika Stendy saja masih menjaga sopan santun saat berbicara dengannya, orang itu bahkan langsung masuk tanpa basa-basi dan melayangkan pertanyaan tajam. Apa boleh buat, begitulah posisi dan pengaruh seorang tokoh besar di dunia akademik.Universitas Brata mungkin bisa kehilangan dukungan dana dari seorang pengusaha, tetapi mereka tidak akan pernah rela kehilangan seorang ilmuwan yang mampu menghasilkan kontribusi ilmiah yang signifikan."Pulanglah," kata Konan sambil tertawa sinis. "Ingat ini, sejelek-jeleknya orang itu, dia tetap lebih hebat dari kamu. Dan kamu ...." Dia memandang Diana dengan penuh ejekan. "Masih jauh dibandingkan Bu Freya."Bahkan dalam kondisi terbaring di rumah sakit pun, Freya masih mampu menarik perhatian dua tokoh besar untuk membelanya. Sedangkan kamu, Diana? Tidak ada apa-apanya.....Di kantor Di

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 413

    "Ubah saja datanya agar konsisten, nggak perlu buang waktu untuk validasi ulang," ujar Diana dengan nada ringan.Meskipun Eden sudah menduga hal ini, mendengarnya langsung tetap membuatnya terguncang."Itu ... pemalsuan akademik!" katanya dengan tegas.Ekspresi Diana langsung berubah gelap. "Eden, kamu anak yang bijak. Ada beberapa hal perlu dipikirkan matang-matang sebelum diucapkan. Sebagai pembimbing, aku hanya memberikanmu cara untuk menyelesaikan masalah. Bagaimana melakukannya, itu sepenuhnya terserah padamu."Eden menatap Diana, untuk pertama kalinya dengan pandangan yang begitu tajam dan penuh perlawanan."Bu, ini nggak benar."Ini benar-benar salah ........Setelah Eden pergi, Diana menatap arah kepergiannya sambil tersenyum sinis. Sekarang dia belum mengerti, tapi tidak masalah. Orang akan belajar seiring waktu.Nanti, dia akan memahami bahwa dalam dunia akademik, benar atau salah itu tidak penting. Yang penting adalah berapa banyak artikel ilmiah yang kamu publikasikan, ber

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 414

    Beberapa hari berikutnya, perasaan itu semakin menguat. Biasanya, Arnold akan menyisihkan setidaknya satu malam dalam seminggu untuk jogging malam.Suatu kali, Nadine mendengar suara di lorong. Saat membuka pintu, dia melihat pintu di seberang baru saja tertutup, seolah-olah Arnold baru saja kembali.Bukan hanya itu, biasanya Arnold akan menyisihkan satu atau dua hari dalam sebulan untuk istirahat. Namun kali ini, Nadine tidak pernah melihat pintu apartemennya terbuka sekali pun.Bahkan, ada suatu waktu saat Nadine baru membuka pintu, dia melihat pintu di seberang sedikit terbuka. Namun, sepertinya seseorang mendengar suara dan buru-buru menutupnya kembali.Nadine hanya bisa melongo bingung. "Apa-apaan ini?" Dia mulai bertanya-tanya, kapan dia pernah menyinggung Arnold? Dia mencoba mengingat, tapi tetap tidak menemukan jawabannya.Kalau saja dia bisa bertemu langsung, Nadine pasti ingin bertanya dengan gamblang, apa yang membuat Arnold begitu menghindarinya?Di sisi lain, dari dalam ap

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 415

    Lupita dan Rocky telah mengikuti Reagan sampai ke tempat ini. Karena takut ketahuan, mereka tidak berani menampakkan diri. Ditambah jaraknya yang cukup jauh, mereka tidak bisa melihat dengan jelas. Rasanya mereka berharap bisa memunculkan teropong di tangan mereka.Namun, ada satu hal yang pasti. Reagan punya wanita baru! Tidak heran dia meninggalkan Eva!Sebulan terakhir, Lupita dan Rocky hidup nyaman di bawah atap Keluarga Yudhistira. Rebecca hampir selalu memenuhi semua permintaan mereka. Hari-hari mereka benar-benar terlalu nyaman. Nyaman sampai-sampai mereka tidak ingin kembali ke masa sulit mereka yang dulu penuh kesusahan.Bagaimanapun juga, selama uang sudah di tangan, mereka tidak perlu khawatir seumur hidup. Saat merasa Rebecca sudah cukup lelah menghadapi mereka, keduanya memutuskan untuk meminta uang dan pergi.Namun, ketika Lupita menyebutkan jumlah yang tidak masuk akal, Rebecca benar-benar kehilangan akal. Dia tertegun selama satu menit penuh. Setelah memastikan bahwa Lu

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 717

    Baik judul ataupun variasi lagunya, Stendy sama sekali tidak bisa fokus. Cahaya redup di dalam aula konser bisa menjadi penyamaran yang terbaik, sehingga dia bisa menatap Nadine dengan tatapan yang lembut serta penuh perasaan dan tanpa perlu takut ketahuan.Stendy secara refleks menatap tangan Nadine yang putih. Dia berkali-kali ingin menggenggam tangan Nadine dengan erat, lalu tidak pernah melepaskannya lagi. Namun, setelah memberontak dengan pikirannya, pada akhirnya tetap logikanya yang menang. Dia mengingatkan dirinya untuk bertahan sampai melewati malam ini dan jangan gegabah agar tidak menakuti Nadine.Dua jam mungkin adalah siksaan dan ujian kesabaran bagi sebagian orang, tetapi itu adalah pesta untuk memanjakan indra yang langka bagi Nadine. Bahkan setelah konser sudah selesai, dia tetap masih tenggelam dalam suasananya."Apa kamu menyadari sesuatu dari lagu Croatian Rhapsody? Ternyata dia masukkan unsur musik rok juga, romantis dan energik. Terutama di bagian tengah lagunya, s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 716

    "Uhuk uhuk ...." Nadine langsung tersedak. Mereka sedang makan sambil mendengar cerita yang seru, tetapi topiknya malah tiba-tiba dialihkan ke dirinya. Pokoknya perasaannya tidak enak."Kami bukan sepasang kekasih, tapi makan malam ini bisa dibilang gratis untuk Tuan Stendy karena ...."Setelah mengatakan itu, Nadine tersenyum dan menatap pemilik restoran. "Aku yang traktir."Setelah tertegun sejenak, pemilik restoran itu menatap Stendy dengan tatapan seolah-olah berkata anak ini akhirnya kena batunya dan pantas menerimanya.Begitu selesai makan, Nadine langsung pergi membayar tagihan makanannya.Pemilik restoran itu menarik Stendy ke samping dan berbisik, "Kawan, kamu boleh terus begini. Ayo berusaha, segera dapatkan gadis itu. Kalau lain kali kamu masih nggak dapat gratisan lagi, jangan salahkan aku meremehkanmu."Stendy pun menghela napas. "Kamu pikir aku nggak mau?""Wah, akhirnya ada gadis di dunia ini yang bisa membuatmu kelabakan. Sungguh langka. Baiklah, biar teman lamamu ini y

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 715

    Stendy menyahut, "Aku pikir-pikir dulu, nanti baru kita putuskan setelah ketemu.""Oke." Nadine mengakhiri panggilan, lalu langsung memakai jaket bulu tebal dan sepatu bot musim dingin, juga mengambil tas. Dia keluar dalam waktu kurang dari tiga menit!Cuaca tidak sedingin sebelumnya lagi, tetapi matahari masih tidak muncul.Begitu turun, Nadine langsung melihat Stendy berdiri di ujung gang, bersandar santai di samping mobil Maybach edisi terbatas. Pria yang memakai mantel hitam itu pun memutar-mutar kunci mobilnya.Begitu melihat Nadine, tubuh Stendy langsung tegak. Nadine tersenyum dan berjalan mendekat. Wajah Stendy yang tadi terlihat agak dingin langsung berubah cerah, bibirnya tersenyum.Begitu masuk mobil, Stendy menyerahkan sekantong sarapan, "Nih, susu kedelai dan roti, makan selagi masih hangat."Nadine menaikkan alisnya. "Pak Stendy bukan cuma jadi sopir, tapi juga beliin aku sarapan? Ini layanan bintang lima sih. Aku nggak berani menikmatinya."Stendy terkekeh-kekeh. "Kenapa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 714

    "Nad, sejak pertama kali kita ketemu di kafe, aku ....""Eh? Pak Arnold, Nadine, kok berdiri di sana? Nggak naik?" Tetangga mereka yang tinggal di lantai bawah, datang dengan membawa banyak kantong belanjaan. Begitu melihat mereka, dia langsung menyapa dengan ramah."Dingin banget ya hari ini, aku hampir beku .... Tapi karena diskon, aku tetap keluar malam-malam begini!"Supermarket besar di dekat sana memang sering mengadakan diskon besar setelah pukul 9 malam. Sebagai orang yang pintar mengatur uang, wanita ini sering keluar malam untuk belanja hemat.Situasi sekarang jelas tidak cocok untuk melanjutkan obrolan mereka. Arnold terpaksa menelan kembali semua yang ingin dia ucapkan tadi."Ayo, kita sama-sama naik!" ajak wanita itu.Nadine melangkah maju, langsung mengambil salah satu kantong belanjaan dari tangan wanita itu. "Biar kubantu ...."Namun, Arnold langsung mengambil alih kantong belanjaan itu dari tangan Nadine. Dengan cepat, dia berjalan di depan mereka. "Biar aku saja."Wan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 713

    Nadine tersenyum mencela dirinya sendiri.Arnold tiba-tiba terdiam, napasnya tercekat. Entah kenapa, senyuman kecil di ujung bibir gadis itu membuat hatinya terasa panik. Seolah-olah dia baru saja melewatkan sesuatu yang sangat penting.Mereka meninggalkan pabrik saat senja hari. Satpam yang berjaga sudah berganti. Paman ramah penuh canda tawa tadi sudah pulang, digantikan oleh seorang pemuda yang tampak pemalu.Setelah menerima kunci dari mereka, pemuda itu meletakkannya, lalu membukakan pintu gerbang untuk mereka.Langit belum sepenuhnya gelap. Cahaya senja menyelimuti cakrawala dalam warna kelabu suram. Di sepanjang jalan, cabang-cabang pohon yang gundul menambah kesan sepi.Nadine dan Arnold berjalan berdampingan tanpa berbicara. Keheningan mengisi jarak di antara mereka. Arnold sempat membuka mulut, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Dia bisa merasakan perubahan suasana hati Nadine, tetapi tidak tahu penyebabnya. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah diam dan berhati-hati aga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 712

    Diskusi akademik antara keduanya akhirnya mencapai akhir. Kelly tidak bisa menahan diri untuk menghela napas panjang."Lain kali jangan ajak aku ke acara akademik kayak gini lagi ya. Buat capek saja ...." Kelly bergumam pelan, lalu mengangkat tangan memberi isyarat kepada pramusaji untuk menyajikan makanan.Seperti yang sudah diduga, semuanya adalah makanan favorit Nadine!Selesai makan, Kelly awalnya ingin jalan-jalan sebentar. Namun, baru saja keluar dari restoran, dia langsung menerima telepon kerja. "Iya, iya! Tunggu sehari lagi bisa mati ya?"Meskipun mengomel, dia tetap buru-buru pergi ke kantor setelah menutup telepon. Sebelum pergi, dia tidak lupa berpesan, "Kak Arnold, hari ini ulang tahun Nadine, kamu temani dia ya! Pokoknya turuti semua yang dia mau!""Oke." Setelah melihat Kelly pergi, Arnold tersenyum menatap Nadine. "Mau ke mana?""Benaran bisa ke mana saja?" Mata Nadine berbinar.Arnold berpikir sebentar. "Selama masih dalam batas kemampuanku.""Kalau begitu, boleh nggak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 711

    "Ayo, biar aku pakaikan untukmu." Kelly memasangkan gelang itu ke pergelangan tangan Nadine yang ramping. Gelang itu membuat kulit putih Nadine terlihat semakin bersinar. "Aku tahu model dan warna ini cocok banget sama kamu!"Nadine menunduk melihatnya, semakin dilihat semakin suka.Kelly tiba-tiba bertanya, "Kamu kira ini udah selesai?""Hm?" Nadine mengangkat kepala dengan bingung. Masih ada acara lain?Kelly tersenyum tanpa menjawab, lalu mengangguk kecil ke arah pramusaji. Detik berikutnya, lagu ulang tahun mulai mengalun di dalam ruang privat.Diiringi musik yang lembut, Arnold mendorong masuk sebuah kue dan berjalan ke arah mereka. Di atas krim putih dan merah muda, berdiri boneka fondan yang sangat cantik.Matanya besar, ekspresinya penuh percaya diri dan ceria. Jelas, itu versi kartun dari Nadine sendiri. Di sekelilingnya pun dihiasi mutiara merah muda. Sederhana, tetapi sangat indah."Pak Arnold?" Nadine tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Arnold menatapnya, bibirnya meny

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 710

    Irene berkata, "Sayang, selamat ulang tahun! Sebenarnya, aku dan ayahmu mau datang ke Kota Juanin dua hari lebih awal untuk merayakan ulang tahunmu.""Tapi, penerbit mendadak kasih tahu Seven Days akan dicetak ulang dan mereka mengirim 3 kotak penuh halaman depan untuk kutandatangani. Jadi, setelah berdiskusi dengan ayahmu, kami memutuskan untuk menunda kunjungan dan akan datang lain kali."Irene juga merasa tidak berdaya. Buku barunya laris manis dan sudah cetakan ketiga. Sekarang di ruang kerjanya, masih ada ribuan halaman depan yang menunggu tanda tangannya. Kadang, punya buku yang laris juga menjadi tantangan tersendiri.Nadine mengedipkan matanya dengan penuh pengertian. "Ibuku terkenal! Wajar dong kalau sibuk!"Nada dan ekspresi bangganya membuat Irene tertawa."Duh, kamu nggak tahu! Sekarang ibumu benar-benar terkenal! Beberapa waktu lalu, ada seorang penggemar fanatik berhasil mendapat nomor telepon ibumu.""Begitu menelepon, dia langsung bilang ingin mendapat buku dengan tanda

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 709

    Di tengah musim dingin yang menusuk, kompleks apartemen tua mulai sepi setelah pukul 9 malam. Lampu jalan di sekitar sering mati. Karena khawatir akan keselamatannya, Arnold selalu turun menunggunya setiap kali ada waktu.Meskipun waktu kepulangan Nadine tidak selalu sama, biasanya hanya selisih 20 atau 30 menit. Namun, malam ini dia terlambat hingga 2 jam, bahkan turun dari mobil Stendy. Arnold menebak, pasti ada sesuatu yang terjadi di jalan.Angin malam bertiup, membawa hawa dingin yang menusuk. Melihat ujung hidung Nadine yang merah karena kedinginan, Arnold berkata, "Ayo masuk, di luar terlalu dingin. Kita bicara di dalam saja."Nadine mengangguk, meniup telapak tangannya yang dingin, lalu berbalik untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Stendy.Di bawah sorot lampu malam, dua sosok berjalan berdampingan, langkah mereka pun seirama. Lampu di tangga menyala satu per satu, samar-samar terdengar percakapan ringan.Stendy tetap berdiri di tempatnya, menatap ke arah mereka pergi. Dala

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status