Beberapa hari berikutnya, perasaan itu semakin menguat. Biasanya, Arnold akan menyisihkan setidaknya satu malam dalam seminggu untuk jogging malam.Suatu kali, Nadine mendengar suara di lorong. Saat membuka pintu, dia melihat pintu di seberang baru saja tertutup, seolah-olah Arnold baru saja kembali.Bukan hanya itu, biasanya Arnold akan menyisihkan satu atau dua hari dalam sebulan untuk istirahat. Namun kali ini, Nadine tidak pernah melihat pintu apartemennya terbuka sekali pun.Bahkan, ada suatu waktu saat Nadine baru membuka pintu, dia melihat pintu di seberang sedikit terbuka. Namun, sepertinya seseorang mendengar suara dan buru-buru menutupnya kembali.Nadine hanya bisa melongo bingung. "Apa-apaan ini?" Dia mulai bertanya-tanya, kapan dia pernah menyinggung Arnold? Dia mencoba mengingat, tapi tetap tidak menemukan jawabannya.Kalau saja dia bisa bertemu langsung, Nadine pasti ingin bertanya dengan gamblang, apa yang membuat Arnold begitu menghindarinya?Di sisi lain, dari dalam ap
Lupita dan Rocky telah mengikuti Reagan sampai ke tempat ini. Karena takut ketahuan, mereka tidak berani menampakkan diri. Ditambah jaraknya yang cukup jauh, mereka tidak bisa melihat dengan jelas. Rasanya mereka berharap bisa memunculkan teropong di tangan mereka.Namun, ada satu hal yang pasti. Reagan punya wanita baru! Tidak heran dia meninggalkan Eva!Sebulan terakhir, Lupita dan Rocky hidup nyaman di bawah atap Keluarga Yudhistira. Rebecca hampir selalu memenuhi semua permintaan mereka. Hari-hari mereka benar-benar terlalu nyaman. Nyaman sampai-sampai mereka tidak ingin kembali ke masa sulit mereka yang dulu penuh kesusahan.Bagaimanapun juga, selama uang sudah di tangan, mereka tidak perlu khawatir seumur hidup. Saat merasa Rebecca sudah cukup lelah menghadapi mereka, keduanya memutuskan untuk meminta uang dan pergi.Namun, ketika Lupita menyebutkan jumlah yang tidak masuk akal, Rebecca benar-benar kehilangan akal. Dia tertegun selama satu menit penuh. Setelah memastikan bahwa Lu
Dengan nada agak kecewa tetapi penuh harapan, Eva bertanya, "Tadi kamu menyuruh Reagan memberiku status? Apa yang dia katakan?"Sekarang anak itu sudah tiada, uang 1 triliun itu juga sudah lenyap. Eva tidak mungkin bisa mendapatkan uang dengan cara melahirkan anak lagi.Namun, jika bisa menikah dengan Reagan dan menjadi istri pria kaya, dia tidak mungkin akan kekurangan uang.Selama sebulan, Eva berbaring di rumah sakit. Kadang, dia teringat saat kandungannya masih baik-baik saja. Saat itu, dia sering pergi ke rumah sakit, bertengkar dengan Reagan setiap hari, bahkan bertikai dengan Rebecca ....Dulu Eva berpikir tubuhnya kuat, jadi tidak peduli. Dia menyusahkan orang lain, tetapi pada saat yang sama dia juga menyiksa diri sendiri.Eva bahkan minum minuman dingin dan makan buah-buahan yang dilarang. Semakin dipikirkan, dia semakin ingin menampar diri sendiri.Andai saja tahu hasilnya akan seperti ini .... Jika tahu anak ini benar-benar bisa tiada, Eva pasti akan menjaga kehamilannya de
Ibu dan anak itu berpandangan. Akhirnya, waktunya negosiasi harga?Lupita langsung turun dari sisi jendela. Sebenarnya itu hanya ventilasi kecil yang terbuka. Dengan ukuran tubuhnya yang sebesar itu, mustahil dia bisa jatuh, apalagi melompat. Ini hanya trik untuk menarik perhatian dan memaksa Reagan keluar. Untung saja, rencananya berhasil.Namun, yang tidak diketahui oleh Lupita adalah ketika dia dan Rocky mengikuti Reagan masuk dengan senang hati, asisten di belakang memandang mereka dengan tatapan yang sulit diartikan. Bahkan, seolah-olah tersembunyi sedikit rasa ... kasihan?....Ini adalah kedua kalinya Lupita dan Rocky masuk ke kantor ini. Mereka masih takjub dengan kemewahannya.Lupita tidak bertele-tele. Begitu masuk, dia langsung menyebut nominal, "Sepuluh miliar."Reagan mengangkat alis. "Bukannya kalian minta 100 miliar?"Lupita memaki dalam hati, 'Tentu saja mau 100 miliar! Tapi apa kalian mau kasih?'Kini dia sudah sadar, orang kaya memang punya uang, tetapi dalam beberapa
Lupita dan Rocky keluar dari gedung dengan bahagia. Meskipun tidak berhasil mendapatkan 100 miliar, 10 miliar juga bukan jumlah yang sedikit. Sekalipun diberi 10 kali kehidupan kembali, Lupita tidak akan bisa menghasilkan uang sebanyak itu.Ibu dan anak itu berencana kembali ke hotel. Namun, tiba-tiba sebuah truk melaju ke arah mereka. Awalnya, kecepatan truk itu normal sehingga mereka tidak memperhatikannya. Toh biasanya mobil akan mengalah untuk pejalan kaki.Namun, saat jarak semakin dekat, truk itu mendadak mempercepat laju dan langsung menabrak mereka berdua."Ibu!" Rocky terpaku ketakutan, refleks memanggil ibunya.Lupita bereaksi cepat dan langsung menarik anaknya untuk menghindar. "Kamu gimana sih? Nggak lihat ada orang di depan? Bisa nyetir nggak sih? Matamu buta atau otakmu nggak waras? Ada orang kok berani tabrak? Cari mati ya? Bayar ganti rugi!"Lupita berkacak pinggang sambil memaki dengan lantang di tengah jalan. "Kalau masalah ini nggak diselesaikan dengan baik, jangan h
Dari ujung telepon, hanya terdengar satu kalimat. "Tutup mulutmu rapat-rapat. Jangan bicara hal yang nggak seharusnya atau aku nggak keberatan membantumu diam selamanya."Setelah itu, panggilan langsung terputus. Sopir itu masih memegang ponselnya, sementara punggungnya sudah basah oleh keringat dingin.....Langit malam perlahan menyelimuti kota. Reagan berdiri di depan jendela besar, seperti seorang biksu yang sedang bermeditasi. Dia tidak bergerak sedikit pun.Dia menyaksikan matahari terbenam, langit yang semakin gelap, sementara bayang-bayang kelam terus merayap dalam hatinya.Saat langit gelap sepenuhnya, kaca jendela mulai memantulkan sosok tinggi tubuhnya. Tiba-tiba, Reagan mengangkat ponselnya dan menekan sebuah nomor.Telepon itu segera tersambung. Reagan bertanya dengan nada dingin, "Menyenangkan sekali ya, Stendy?"Seberang sana terdiam sesaat. "Reagan, ada apa lagi? Kenapa tiba-tiba menggila?"Reagan menyeringai. "Memangnya Saif belum meneleponmu?"Saif adalah nama sopir t
"Aku cuma nggak nyangka, kamu akan bertindak sampai sejauh ini demi Nadine." Apalagi menyangka bahwa Nadine memiliki tempat yang begitu penting di hatinya, sampai Stendy berani mengambil risiko besar untuk membuat jebakan seperti ini."Jebakan?" Stendy tertawa kecil. "Nggak sampai sejauh itu. Aku cuma mengikuti arus, memberi mereka sedikit bantuan kecil."Seperti yang dikatakan Reagan, jebakan ini penuh celah. Jika Stendy yang langsung merancangnya, meskipun tidak mematikan, setidaknya akan membuat Reagan sangat menderita."Kalau kamu sampai nggak bisa menghindari trik sederhana seperti ini, masuk penjara pun pantas untukmu."Kenapa harus menolak transaksi yang tidak merugikan? Bagus kalau berhasil karena bisa langsung menjebloskan Reagan ke penjara, atau setidaknya membuat Reagan benar-benar tak terpisahkan dengan Eva. Kalau gagal? Tidak masalah, Stendy tetap senang membuat Reagan kesal."Dasar rendahan!" Reagan menggertakkan gigi. "Demi seorang wanita, kamu menjebakku seperti ini?"S
Lupita dan Rocky tidak tertabrak truk hingga tewas, tetapi mereka juga nyaris tidak selamat. Keduanya berlumuran darah, kepala mereka bocor, wajah mereka penuh luka. Ketika truk itu melaju, Rocky sedang berbaring di tanah sambil berguling-guling. Saat menyadari bahaya, semuanya sudah terlambat.Tubuhnya terasa lemas. Dia gemetar ketakutan, bahkan tidak mampu bangkit dari tanah. Pada akhirnya, dia hanya bisa menyaksikan truk itu melaju langsung ke arahnya."Ibu!" teriak Rocky dengan suara penuh kepanikan. Awalnya dia berpikir bahwa hidupnya akan berakhir hari itu. Namun, tepat ketika truk itu hampir menabraknya, sopir tiba-tiba berbelok sehingga bagian depan truk pun melenceng.Rocky duduk di tempat dengan wajah pucat, ketakutan hingga kehilangan akal. Saat sadar dari keterkejutannya, dia mendapati celana bagian depannya basah kuyup.Sementara itu, truk yang mengubah arah melaju ke arah Lupita. Lupita secara naluriah melindungi kepalanya dan berlari berusaha menyelamatkan diri. Namun,
"Ada apa?" tanya Nadine.Keduanya langsung mendongak, seperti anak kecil yang akhirnya melihat orang tua mereka setelah mendapatkan perlakuan tidak adil.Mikha langsung berlari ke arahnya, matanya sudah memerah bahkan sebelum sempat bicara. Darius menyusul di belakang, ekspresinya jelas tegang dan tangannya juga terkepal erat.Nadine langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, dia tetap tenang. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian duduk di luar dan nggak masuk?""Kak Nadine ...." Mikha berusaha menahan air matanya. Meskipun matanya sudah berkaca-kaca, dia tetap bersikeras untuk tidak membiarkannya jatuh. "Kami nggak bisa masuk lagi!""Apa maksudnya nggak bisa masuk lagi?" Nadine terkejut."Kemarin, tim inspeksi kampus dan pemadam kebakaran distrik tiba-tiba datang ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ...."Pemeriksaan kebakaran adalah prosedur rutin, jadi mereka berdua tidak berpikir terlalu banyak dan langsung membukakan pintu serta bekerja sama dengan baik.Siapa sangka,
"Ibu, sadarlah, aku ini anakmu! Kelly itu siapa? Kenapa aku baru bilang satu dua kata tentang dia, kamu langsung mau patahin kakiku?"Phoebe menyahut, "Karena dia adalah menantuku yang sudah kutetapkan! Nggak boleh ada yang menyakitinya, termasuk kamu!"Teddy merasa mata dan hidungnya sedikit memanas. Menantu ....Dia membalikkan badan, menyilangkan tangan di dada, lalu bergumam dengan suara rendah, "Dia punya standar tinggi, barang-barang ini mungkin nggak menarik baginya ...." Sama seperti Teddy yang juga tidak menarik baginya!"Benar juga." Phoebe mengangguk santai. "Kelly punya standar tinggi, tapi dia juga punya modal untuk mencari yang lebih baik! Kamu kira semua orang sepertimu? Kerjaannya cuma bersenang-senang."Teddy langsung berbalik dan berteriak dengan kesal, "Aku ini anak kandungmu! Anak kandung!""Tahu kok, nggak perlu teriak.""?""Pokoknya, aku tinggalkan perhiasan ini di sini. Kamu cari kesempatan untuk memberikannya pada Kelly. Ngerti?"Teddy tidak merespons. Phoebe l
Setelah pria itu pergi, Kelly menatap peralatan makan di meja dengan jijik. Seharusnya, tadi dia menyuruh Teddy merapikan semuanya dulu sebelum pergi."Halo, tolong panggilkan petugas kebersihan untuk dua jam .... Ya, bersih-bersih ... seluruh rumah. Semuanya harus bersih ... terutama sofa ...."Sementara itu, setelah Teddy membanting pintu dan pergi, dia langsung mengemudi pulang ke apartemennya. Kecepatannya hampir mencapai 150 km/jam, seakan-akan tak takut mati.Begitu masuk, Teddy langsung melepas baju dan masuk ke kamar mandi, mencoba menghilangkan aroma yang tertinggal karena kejadian semalam.Namun entah kenapa, setelah selesai mandi, aroma samar khas Kelly masih saja tercium olehnya."Sial ...." Dengan marah, Teddy menendang sofa.Namun akibatnya ... ingatan tentang kejadian semalam sontak menyeruak di kepalanya, dimulai di sofa, lalu berlanjut ke kamar .... Penuh gairah, penuh kegilaan.Teddy berpikir mati-matian, tetapi tetap tidak mengerti. Kenapa wanita yang semalam begitu
Senyuman Teddy langsung membeku. "Maksudmu?"Membereskan barang-barang dan pergi bukan masalah. Namun, apa maksudnya jangan datang lagi?Kelly menjawab dengan tenang, "Maksudnya seperti yang kamu dengar. Aku ingat aku pernah bilang, aku nggak akan terlibat dengan pria yang punya hubungan kerja sama denganku.""Setelah kejadian semalam, kita sudah jelas terlibat. Satu-satunya solusi adalah kita nggak bekerja sama lagi."Teddy perlahan duduk tegak, menatapnya dengan tatapan suram. "Aku nggak mabuk semalam. Dari caramu merespons, kamu juga nggak mabuk, 'kan?""Benar."Saat hubungan itu terjadi, mereka berdua sadar sepenuhnya. Jadi, ini bukan sekadar khilaf karena alkohol."Heh ...." Teddy tertawa dingin. "Kita baru saja tidur bersama dan aku bahkan belum pakai baju, tapi sekarang kamu mau mencampakkanku begitu saja?"Sudut bibir Kelly berkedut. "Kamu sendiri yang memilih nggak pakai baju, itu salah siapa? Aku sih nggak keberatan.""Aku keberatan, sialan!" Suara Teddy tiba-tiba meninggi. "
Pagi-pagi, sinar matahari menyinari masuk. Pakaian berserakan di lantai, dari sofa ruang tamu hingga depan ranjang kamar. Hampir semuanya adalah pakaian pria, hanya ada satu jubah tidur wanita.Teddy menggerakkan kelopak matanya dan terbangun. Ketika mengingat kembali kegilaan dan keintiman semalam, sudut bibirnya terangkat tanpa sadar.Teddy menoleh ke samping, melihat wanita yang masih terlelap. Ekspresinya lembut dan penuh kehangatan yang bahkan tidak disadarinya.Kelly masih tidur, matanya terpejam rapat dan napasnya stabil. Tatapan Teddy menyusuri wajah cantiknya, lalu turun ke leher. Kulit putihnya dipenuhi bekas yang ditinggalkan Teddy saat malam penuh gairah itu.Teddy bukan lagi anak muda yang mudah terpukau oleh tubuh wanita. Namun, semalam dia seperti binatang buas yang pertama kali merasakan daging. Sungguh liar dan tak kenal lelah. Pada akhirnya, Kelly harus menamparnya agar dia berhenti.Sakit? Ya, memang sakit. Namun, puas tidak? Benar-benar puas!Memikirkan itu, senyuma
Teddy kehabisan kata-kata."Selesai," katanya sambil mematikan pengering rambut.Kelly merapikan rambutnya dengan jari. Harus diakui, hasilnya halus tapi tetap lembut. Teddy menyeringai. "Gimana?"Untuk pertama kalinya, Kelly mengangguk puas. "Buka salon deh, aku langsung jadi member VIP."Teddy berpikir, 'Terima kasih, tapi nggak deh.'Kelly menguap, lalu berjalan ke tempat tidur. Setelah menjatuhkan diri dan berguling dua kali, dia membungkus dirinya dengan selimut. "Aku tidur dulu. Tolong matikan lampu, tutup pintu, lalu pulang. Bye-bye ...."Memangnya aku ini pembantunya?! Teddy menggerutu dalam hati, tapi tangannya tetap patuh. Dia mematikan lampu, menutup pintu dengan pelan, lalu keluar.Setelah minum anggur, Kelly tertidur dalam keadaan sedikit mabuk. Hanya dalam sekejap, dia telah tertidur nyenyakBegitu keluar, Teddy melihat botol anggur di wajan kaca yang masih tersisa. Setelah berpikir sejenak, dia mengambil gelas anggur dan menuangkan segelas untuk dirinya sendiri.Kemudian
Kelly meletakkan gelas anggurnya dan berdiri. "Sudah cukup." Minum terlalu banyak bisa menimbulkan masalah, apalagi kalau di rumah ada seorang pria. Dia masih tahu batasannya.Teddy menghentikan gerakannya. "Belum habis, kenapa berhenti?""Kamu kira ini bar? Mau minum sampai pagi?""Anggurnya udah aku siapin, kalau nggak habis, sayang dong?""Sayang buat siapa? Aku bisa minum sendiri besok."Teddy terdiam.Kelly melirik jam dinding. "Sudah malam, pulang sana.""Tunggu, kenapa begitu sih?""Aku kenapa?""Waktu butuh aku, kamu terima. Setelah nggak butuh, langsung diusir. Begitu caramu?""Terus mau gimana? Mau aku suruh kamu nginap?""Pacar nginap di rumah pacar itu hal biasa. Walaupun kita cuma pura-pura, tapi setidaknya harus terlihat meyakinkan, 'kan?"Kelly mendengus. "Sok drama! Memangnya ada yang peduli kita tidur bareng atau nggak?"Baru saja dia selesai bicara, ponsel Teddy berdering. Panggilan video dari WhatsApp. Dia melirik layarnya dan menyeringai. "Tuh, ada yang peduli."Kel
Kelly menegaskan, "Aku. Nggak. Makan. Mi."Teddy menatapnya dengan ekspresi "Kamu pikir aku bakal percaya?"Saat Kelly berbalik hendak masuk kamar, Teddy tiba-tiba berseru, "Nggak mau coba segelas?"Kelly menoleh, matanya melirik wajan kaca yang berembun di meja. Kebetulan sekali, ini jenis anggur favoritnya dan sudah didinginkan dengan sempurna ...."Baiklah, tuangkan satu untukku!" Godaan yang sulit ditolak.Teddy langsung sigap mengambil gelas. "Ini, coba deh! Aku yang dinginkan, dijamin puas!"Kelly menerima gelasnya dan tersenyum sinis. "Itu semua karena anggur yang aku beli bagus.""Iya, iya. Anggurnya bagus, tapi teknikku juga hebat. Kalau digabung, hasilnya luar biasa. Gimana?""Nggak usah bawa-bawa aku," kata Kelly sambil meneguk seteguk pertama.Teddy terdiam. Bahkan dalam obrolan santai, Kelly tetap tidak mau rugi sedikit pun. Baru satu tegukan, Kelly langsung harus mengakui bahwa Teddy benar-benar punya keterampilan."Gimana? Nggak mengecewakan, 'kan?" Teddy mengangkat dagu
"A-aku capek, jadi minggir sebentar buat istirahat, eh malah ketiduran ...."Kelly langsung memutar ke sisi lain mobil, menarik pintu kursi penumpang depan, dan duduk. "Kebetulan, antarin aku pulang."Teddy mendengus. "Kamu benaran nggak tahu malu, ya." Meskipun begitu, sudut bibirnya tetap melengkung ke atas."Oke deh, hari ini sekalian aku jadi malaikat baik hati. Pegangan yang kencang ...." Begitu dia menginjak gas, mobil melesat seperti anak panah yang dilepas dari busurnya.Kelly: "Gila! Pelan sedikit! Aku masih betah hidup, nggak mau ketemu malaikat maut bareng kamu!"Teddy: "Kenapa? Kita bisa dikubur dalam satu liang lahat, romantis, 'kan? Hehehe ...."Kelly hanya bisa memberikan tatapan menjijikkan kepadanya. Kalau pun mati, mereka pasti bakal dikubur di tempat terpisah!Dua puluh menit kemudian ....Kelly: "Berhenti di depan gerbang apartemen aja, aku jalan sendiri ke dalam.""Nggak bisa! Belum sampai depan pintu!"Dengan satu putaran setir, Teddy langsung mengarahkan mobil ma