Eva tersenyum. Tiba-tiba, pintu gudang terbuka dari luar dan seorang pria masuk. Ketika dia melangkah masuk, lampu ruangan menyala terang."Sialan! Wanita ini mencoba bunuh diri! Apa yang kalian lakukan?" maki manajer kepada kedua pria berbaju hitam di dekat pintu. Kemudian, dia segera membungkuk memberi hormat kepada pria yang pemimpin mereka. "Maaf, Pak. Ini kelalaianku.""Hentikan pendarahannya." Pria itu berkata dengan nada datar, "Luka kecil seperti ini nggak akan membunuhnya.""Baik, baik, segera kami tangani ...."Setelah darahnya dihentikan, manajer menyiramkan segelas bir dingin ke wajah Eva. Saat itu, Eva perlahan-lahan tersadar.Pria itu mendekatinya, lalu mengangkat dagu Eva dengan ujung sepatunya. "Heh, kalau kamu benaran ingin mati, kamu seharusnya menyayat lehermu, bukan pergelangan tanganmu."Eva belum sepenuhnya memahami apa yang terjadi. Namun, saat dia mendengar suara pria itu, tubuhnya gemetar hebat. "Ka ... kamu ...." Bibirnya bergetar, dia mengangkat pandangannya.
Read more