Home / Romansa / Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan: Chapter 181 - Chapter 190

330 Chapters

Bab 181

Kelly mencebik. "Dasar manusia tercela.""Kamu nggak seharusnya menghalangiku tadi." Kelly hanya mengerahkan 30% kekuatannya tadi. Jika dia serius, Rebecca bukan lawannya.Nadine terkekeh-kekeh mengingat wajah masam Eva saat pergi. Dia membujuk Kelly, "Sudah, sudah. Jangan merajuk lagi. Mereka cuma orang nggak penting."Kelly mengangguk. "Kamu benar. Tapi, kalau masih ada kesempatan, aku pasti akan mencabik-cabik mereka!"Nadine punya karakter yang lembut, jadi Kelly yang akan turun tangan untuk membantunya. Dia kuat."Ya, ya." Nadine tertawa. "Kamu pasti sangat syok hari ini. Biar kutraktir. Kamu mau makan apa?"Kelly merangkul bahu Nadine. "Aku menunggumu mengatakan ini dari tadi. Ayo, kubawa kamu makan makanan enak!""Hm? Bukannya aku yang seharusnya ngomong begitu?""Sama saja!"....Di dalam mobil, Rebecca memegang hasil tes dan teringat pada ucapan dokter yang mengatakan kondisi janin Eva sangat baik. Dia tersenyum lebar hingga tidak bisa menutup mulutnya.Ketika melihat ekspresi
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 182

Setelah mengantar Eva sampai ke gerbang sekolah, Rebecca berpesan kepadanya untuk hati-hati. Kemudian, dia menyuruh sopir mengantarnya pulang."Baik, Bu."Rebecca duduk di jok belakang sambil menatap syal jelek di sampingnya. Dia tak kuasa mengernyit. Makin dilihat makin kesal. Dia akhirnya melemparkan syal itu ke bawah jok, lalu buru-buru menarik tangannya seperti takut tangannya kotor.Ketika teringat pada penampilan Eva, Rebecca tak kuasa menghela napas. Penampilan Eva tampak biasa-biasa saja, sikapnya juga kurang dermawan. Sementara itu, syal buatannya berwarna merah, sama sekali tidak ada kesan elegan. Sebagus apa pun bungkusannya, isinya tetap jelek.Harus diakui bahwa wanita dari keluarga kecil seperti Eva memang memiliki keterbatasan. Rebecca mengingat hadiah pemberian Nadine. Syal, perhiasan, tas, semuanya sangat cantik dan cocok dengannya. Bisa dilihat bahwa Nadine memilihnya dengan cermat.Setelah memikirkan ini, Rebecca meludah dalam hati, 'Cih! Kenapa malah kepikiran wanit
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 183

Di mata Rebecca, putranya adalah yang terhebat dan tak tertandingi. Menantunya minimal harus lulusan S2. Lebih bagus lagi kalau lulusan luar negeri.Sementara itu, Eva sama sekali tidak memenuhi kualifikasi. Rebecca bersedia menemuinya hanya karena anak di kandungannya itu.Kalau soal menikah dengan Reagan dan menjadi menantu Keluarga Yudhistira ... itu tidak mungkin terjadi!Setelah mendengarnya, Clarine mengedikkan bahunya, sama sekali tidak terkejut dengan jawaban Rebecca. Kemudian, dia membuang syal itu ke tong sampah dan menyeka tangan dengan tisu basah."Sudah seharusnya seperti itu. Eva bukan siapa-siapa dan nggak pantas jadi kakak iparku. Dia bahkan kalah dari Nadine."Selain paras Eva yang masih termasuk bisa dilihat, wanita ini tidak memiliki apa-apa. Clarine tidak mengerti, entah apa yang membuat kakaknya tertarik pada Eva."Sudahlah, aku nggak mau dengar soal kakakku lagi. Aku mau keluar!" Clarine membawa beberapa hadiah dan buah impor, lalu bersiap-siap untuk keluar.Hari
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 184

Ekspresi Nadine menjadi dingin. "Semua orang sudah melihat video wawancaraku. Kalau kamu keberatan dengan nilaiku, laporkan saja pada pihak universitas. Untuk apa berkoar-koar di sini?""Masyarakat zaman sekarang terlalu tercela. Misalnya biang kerok yang menyebarkan fotoku dengan Pak Arnold. Sampai sekarang belum diketahui siapa dalangnya."Nadine berbicara sambil menatap Clarine lekat-lekat. Dia tidak ingin melewatkan sedikit pun perubahan pada ekspresi Clarine.Sesuai dugaan, Clarine mengalihkan pandangannya dengan takut. Nadine pun yakin bahwa Clarine adalah pelakunya. Hal ini tidak berada di luar dugaannya.Nadine meneruskan, "Kamu tiba-tiba menyindirku. Kenapa aku bisa mendengar kecemburuan dari nada bicaramu?"Clarine terlihat seperti sedang menyalahkan diri sendiri karena tidak terpikir akan metode seperti ini sejak awal."Jangan sombong. Kamu seharusnya belum tahu Eva hamil anak kakakku, 'kan?" timpal Clarine.Nadine membalas dengan tidak acuh, "Aku sudah tahu sejak siang tadi
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 185

"Serius? Benaran?" Clarine tampak sangat girang."Tentu saja!""Aku mau! Aku sudah lama mengagumimu! Aku ingin sekali menjadi muridmu, Bu!" Clarine seolah-olah sudah lupa dirinya baru dari rumah Freya."Baguslah kalau begitu. Siapa namamu?"Clarine menyahut, "Namaku Clarine. Aku dari Fakultas Biologi Universitas Brata.""Oh, seharusnya fondasimu bagus." Diana tersenyum sambil mengangguk puas. "Datang ke Area C setelah kuliah dimulai nanti. Biar kuperkenalkan kamu dengan seniormu."Senior? Clarine baru teringat Diana punya rencana penelitian. Dia sungguh bersemangat. Kalau ada kesempatan, bukankah dia akan bergabung dengan tim eksperimen?Patut diketahui bahwa tim eksperimen Universitas Brata adalah salah satu yang terbaik. Nadine saja belum tentu memenuhi kualifikasi untuk masuk.Setelah memikirkan ini, senyuman Clarine menjadi makin lebar. Diana juga tersenyum puas saat melihat Clarine yang bermulut manis.Kemudian, Diana menyipitkan matanya memandang ke arah rumah Freya. Senyumannya
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 186

Freya baru saja mendapat kabar bahwa 70 persen dana tahun ini dialokasikan untuk tim eksperimen Diana. Sisanya baru miliknya. Jika dikurangi biaya lain, bagian yang diperoleh Freya mungkin kurang dari 20 persen.Selama beberapa tahun ini, karena tidak ada perkembangan terbaru pada penelitiannya, Freya tidak bisa menulis tesis. Makanya, tidak ada hasil penelitian apa pun. Lambat laun, dana yang diperolehnya pun menjadi makin sedikit. Sementara itu, dia sudah tua dan kesehatannya mulai memburuk. Tidak ada satu pun muridnya yang bisa melanjutkan eksperimennya.Hal ini membuat Freya tak kuasa mengembuskan napas panjang. Saat ini, Diana yang tinggal di seberang menghampiri dengan tersenyum."Bu Freya, selamat sore. Kamu baru balik dari laboratorium ya? Dengar-dengar timmu punya penemuan baru? Benar nggak?" tanya Diana.Freya tidak berbicara."Oh, sepertinya itu cuma kabar burung. Kulihat kamu sangat rajin ke laboratorium. Tapi, kenapa nggak ada hasil apa pun?""Dengar-dengar, dana untuk tim
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 187

Nadine punya sebuah pemikiran. Namun, sebelum ini, dia harus menunggu dulu. Setelah kontrak berakhir, dia baru bisa mengambil tindakan.....Hari ini, Nadine hendak pergi ke perpustakaan seperti biasa. Begitu keluar, dia langsung bertemu Arnold. Belakangan ini, Arnold sibuk membuat persiapan untuk topik penelitian baru. Dia bekerja lembur dan baru pulang dari laboratorium."Pagi, Pak Arnold," sapa Nadine sambil tersenyum."Sebenarnya aku ingin tanya sesuatu. Kamu masih ingat penelitianku yang belum selesai?"Nadine mengangguk. Topik penelitian itu sangat sesuai dengan arah penelitian Nadine. Selain itu, Nadine merasa sangat sayang karena penelitian itu berhenti di tengah jalan.Arnold bertanya, "Kamu sudah pertimbangkan? Mau dilanjutkan nggak?"Nadine segera mengangguk. "Tentu saja mau! Tapi, aku nggak punya laboratorium. Aku nggak bisa menyelesaikan bagian data. Jadi, sebaiknya ...."Setiap kesimpulan harus didukung oleh data. Sementara itu, data diperoleh dari catatan eksperimen yang
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 188

Arnold berkata, "Kamu boleh menggunakan laboratorium kapan saja. Datang saja kalau kamu senggang."Nadine bukan hanya harus memahami setumpuk data yang diberikan Freya kepadanya, tetapi juga harus memperhatikan hasil penelitian terkini di bidang terkait. Bahkan, masih ada topik tesis yang harus diselesaikan. Bisa dilihat bahwa dia sangat sibuk.Arnold tentu tahu kesibukan Nadine. Hanya saja, dengan kemampuan Nadine, seharusnya tidak ada masalah baginya.Kemudian, Arnold menjelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan saat berada di laboratorium. Setiap laboratorium memiliki fungsi yang berbeda, makanya yang harus diperhatikan juga berbeda. Nadine menyimak dengan cermat, bahkan mencatat beberapa poin penting."Untuk sekarang, cuma ada satu tim yang kupimpin. Selain aku, masih ada empat anggota di sini. Kuperkenalkan kalau ada kesempatan nan ...."Sebelum Arnold selesai berbicara, seorang pria berkacamata yang berusia 40-an tahun keluar dari ruang pantri. Tubuh yang tinggi dan tegap mem
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 189

Hal pertama yang muncul di pandangan semua orang adalah kaki ramping yang dibungkus sepatu bots. Di balik mantel berwarna camel adalah sweter berwarna putih. Dia menjinjing tas Hermes berwarna abu. Penampilannya sungguh modis dari atas hingga bawah.Mata Olive langsung berbinar-binar melihat Arnold. "Pak Arnold, selamat pagi!""Pagi." Arnold mengangguk ringan."Olive, kuperkenalkan dulu. Ini anggota baru, Nadine. Usianya lebih muda beberapa tahun darimu," ucap Wilfred.Saat ini, Olive baru menyadari ada orang baru di laboratorium. Senyumannya sontak membeku. Sebelumnya, dia adalah yang termuda di laboratorium ini. Semua orang mengalah kepadanya. Akan tetapi, dia memang punya modal untuk disanjung.Olive sudah tamat S2 dan menempuh pendidikan S3 di Universitas Brata. Kualifikasi akademik ini sungguh mengesankan. Selain itu, karena dia bisa bergabung dengan tim eksperimen Arnold, berarti kemampuannya memang tidak biasa.Nadine menyapa seperti biasa. Sementara itu, Olive mengangkat alisny
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 190

Wanita ini bahkan tidak repot-repot menutupi kebenciannya kepada Nadine. Kamila dan lainnya tidak menyangka Olive akan menolak. Suasana seketika menjadi canggung.Wajah Arnold menjadi suram. Wilfred memaksakan diri untuk mencairkan suasana. Dia berucap kepada Olive, "Aku sudah bantu kamu periksa data itu. Hasilnya paling lama besok pagi baru keluar. Jarang-jarang kita bisa kumpul lho. Pasti seru makan bersama.""Lagian, kita semua tahu betapa sibuknya Pak Arnold selama ini. Hari ini dia mau traktir. Masa kamu nggak menghargai ajakannya?"Wajah Olive awalnya terlihat agak kesal. Setelah mendengar kalimat terakhir Wilfred, dia diam-diam mendongak dan melirik Arnold. Wajah tampan itu terlihat suram. Meskipun begitu, Arnold tetap terlihat menarik.Pada akhirnya, Olive hanya bisa mengalah. "Ya sudah, aku juga nggak ingin merusak suasana."Wilfred menghela napas lega. Namun, pada saat yang sama dia merasa agak kecewa. Olive ini susah sekali dibujuk. Hanya Arnold yang bisa membuatnya berubah
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
33
DMCA.com Protection Status