Share

Bab 181

Penulis: Patricia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 13:54:40
Kelly mencebik. "Dasar manusia tercela."

"Kamu nggak seharusnya menghalangiku tadi." Kelly hanya mengerahkan 30% kekuatannya tadi. Jika dia serius, Rebecca bukan lawannya.

Nadine terkekeh-kekeh mengingat wajah masam Eva saat pergi. Dia membujuk Kelly, "Sudah, sudah. Jangan merajuk lagi. Mereka cuma orang nggak penting."

Kelly mengangguk. "Kamu benar. Tapi, kalau masih ada kesempatan, aku pasti akan mencabik-cabik mereka!"

Nadine punya karakter yang lembut, jadi Kelly yang akan turun tangan untuk membantunya. Dia kuat.

"Ya, ya." Nadine tertawa. "Kamu pasti sangat syok hari ini. Biar kutraktir. Kamu mau makan apa?"

Kelly merangkul bahu Nadine. "Aku menunggumu mengatakan ini dari tadi. Ayo, kubawa kamu makan makanan enak!"

"Hm? Bukannya aku yang seharusnya ngomong begitu?"

"Sama saja!"

....

Di dalam mobil, Rebecca memegang hasil tes dan teringat pada ucapan dokter yang mengatakan kondisi janin Eva sangat baik. Dia tersenyum lebar hingga tidak bisa menutup mulutnya.

Ketika melihat ekspresi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 182

    Setelah mengantar Eva sampai ke gerbang sekolah, Rebecca berpesan kepadanya untuk hati-hati. Kemudian, dia menyuruh sopir mengantarnya pulang."Baik, Bu."Rebecca duduk di jok belakang sambil menatap syal jelek di sampingnya. Dia tak kuasa mengernyit. Makin dilihat makin kesal. Dia akhirnya melemparkan syal itu ke bawah jok, lalu buru-buru menarik tangannya seperti takut tangannya kotor.Ketika teringat pada penampilan Eva, Rebecca tak kuasa menghela napas. Penampilan Eva tampak biasa-biasa saja, sikapnya juga kurang dermawan. Sementara itu, syal buatannya berwarna merah, sama sekali tidak ada kesan elegan. Sebagus apa pun bungkusannya, isinya tetap jelek.Harus diakui bahwa wanita dari keluarga kecil seperti Eva memang memiliki keterbatasan. Rebecca mengingat hadiah pemberian Nadine. Syal, perhiasan, tas, semuanya sangat cantik dan cocok dengannya. Bisa dilihat bahwa Nadine memilihnya dengan cermat.Setelah memikirkan ini, Rebecca meludah dalam hati, 'Cih! Kenapa malah kepikiran wanit

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 183

    Di mata Rebecca, putranya adalah yang terhebat dan tak tertandingi. Menantunya minimal harus lulusan S2. Lebih bagus lagi kalau lulusan luar negeri.Sementara itu, Eva sama sekali tidak memenuhi kualifikasi. Rebecca bersedia menemuinya hanya karena anak di kandungannya itu.Kalau soal menikah dengan Reagan dan menjadi menantu Keluarga Yudhistira ... itu tidak mungkin terjadi!Setelah mendengarnya, Clarine mengedikkan bahunya, sama sekali tidak terkejut dengan jawaban Rebecca. Kemudian, dia membuang syal itu ke tong sampah dan menyeka tangan dengan tisu basah."Sudah seharusnya seperti itu. Eva bukan siapa-siapa dan nggak pantas jadi kakak iparku. Dia bahkan kalah dari Nadine."Selain paras Eva yang masih termasuk bisa dilihat, wanita ini tidak memiliki apa-apa. Clarine tidak mengerti, entah apa yang membuat kakaknya tertarik pada Eva."Sudahlah, aku nggak mau dengar soal kakakku lagi. Aku mau keluar!" Clarine membawa beberapa hadiah dan buah impor, lalu bersiap-siap untuk keluar.Hari

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 184

    Ekspresi Nadine menjadi dingin. "Semua orang sudah melihat video wawancaraku. Kalau kamu keberatan dengan nilaiku, laporkan saja pada pihak universitas. Untuk apa berkoar-koar di sini?""Masyarakat zaman sekarang terlalu tercela. Misalnya biang kerok yang menyebarkan fotoku dengan Pak Arnold. Sampai sekarang belum diketahui siapa dalangnya."Nadine berbicara sambil menatap Clarine lekat-lekat. Dia tidak ingin melewatkan sedikit pun perubahan pada ekspresi Clarine.Sesuai dugaan, Clarine mengalihkan pandangannya dengan takut. Nadine pun yakin bahwa Clarine adalah pelakunya. Hal ini tidak berada di luar dugaannya.Nadine meneruskan, "Kamu tiba-tiba menyindirku. Kenapa aku bisa mendengar kecemburuan dari nada bicaramu?"Clarine terlihat seperti sedang menyalahkan diri sendiri karena tidak terpikir akan metode seperti ini sejak awal."Jangan sombong. Kamu seharusnya belum tahu Eva hamil anak kakakku, 'kan?" timpal Clarine.Nadine membalas dengan tidak acuh, "Aku sudah tahu sejak siang tadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 185

    "Serius? Benaran?" Clarine tampak sangat girang."Tentu saja!""Aku mau! Aku sudah lama mengagumimu! Aku ingin sekali menjadi muridmu, Bu!" Clarine seolah-olah sudah lupa dirinya baru dari rumah Freya."Baguslah kalau begitu. Siapa namamu?"Clarine menyahut, "Namaku Clarine. Aku dari Fakultas Biologi Universitas Brata.""Oh, seharusnya fondasimu bagus." Diana tersenyum sambil mengangguk puas. "Datang ke Area C setelah kuliah dimulai nanti. Biar kuperkenalkan kamu dengan seniormu."Senior? Clarine baru teringat Diana punya rencana penelitian. Dia sungguh bersemangat. Kalau ada kesempatan, bukankah dia akan bergabung dengan tim eksperimen?Patut diketahui bahwa tim eksperimen Universitas Brata adalah salah satu yang terbaik. Nadine saja belum tentu memenuhi kualifikasi untuk masuk.Setelah memikirkan ini, senyuman Clarine menjadi makin lebar. Diana juga tersenyum puas saat melihat Clarine yang bermulut manis.Kemudian, Diana menyipitkan matanya memandang ke arah rumah Freya. Senyumannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 186

    Freya baru saja mendapat kabar bahwa 70 persen dana tahun ini dialokasikan untuk tim eksperimen Diana. Sisanya baru miliknya. Jika dikurangi biaya lain, bagian yang diperoleh Freya mungkin kurang dari 20 persen.Selama beberapa tahun ini, karena tidak ada perkembangan terbaru pada penelitiannya, Freya tidak bisa menulis tesis. Makanya, tidak ada hasil penelitian apa pun. Lambat laun, dana yang diperolehnya pun menjadi makin sedikit. Sementara itu, dia sudah tua dan kesehatannya mulai memburuk. Tidak ada satu pun muridnya yang bisa melanjutkan eksperimennya.Hal ini membuat Freya tak kuasa mengembuskan napas panjang. Saat ini, Diana yang tinggal di seberang menghampiri dengan tersenyum."Bu Freya, selamat sore. Kamu baru balik dari laboratorium ya? Dengar-dengar timmu punya penemuan baru? Benar nggak?" tanya Diana.Freya tidak berbicara."Oh, sepertinya itu cuma kabar burung. Kulihat kamu sangat rajin ke laboratorium. Tapi, kenapa nggak ada hasil apa pun?""Dengar-dengar, dana untuk tim

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 187

    Nadine punya sebuah pemikiran. Namun, sebelum ini, dia harus menunggu dulu. Setelah kontrak berakhir, dia baru bisa mengambil tindakan.....Hari ini, Nadine hendak pergi ke perpustakaan seperti biasa. Begitu keluar, dia langsung bertemu Arnold. Belakangan ini, Arnold sibuk membuat persiapan untuk topik penelitian baru. Dia bekerja lembur dan baru pulang dari laboratorium."Pagi, Pak Arnold," sapa Nadine sambil tersenyum."Sebenarnya aku ingin tanya sesuatu. Kamu masih ingat penelitianku yang belum selesai?"Nadine mengangguk. Topik penelitian itu sangat sesuai dengan arah penelitian Nadine. Selain itu, Nadine merasa sangat sayang karena penelitian itu berhenti di tengah jalan.Arnold bertanya, "Kamu sudah pertimbangkan? Mau dilanjutkan nggak?"Nadine segera mengangguk. "Tentu saja mau! Tapi, aku nggak punya laboratorium. Aku nggak bisa menyelesaikan bagian data. Jadi, sebaiknya ...."Setiap kesimpulan harus didukung oleh data. Sementara itu, data diperoleh dari catatan eksperimen yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 188

    Arnold berkata, "Kamu boleh menggunakan laboratorium kapan saja. Datang saja kalau kamu senggang."Nadine bukan hanya harus memahami setumpuk data yang diberikan Freya kepadanya, tetapi juga harus memperhatikan hasil penelitian terkini di bidang terkait. Bahkan, masih ada topik tesis yang harus diselesaikan. Bisa dilihat bahwa dia sangat sibuk.Arnold tentu tahu kesibukan Nadine. Hanya saja, dengan kemampuan Nadine, seharusnya tidak ada masalah baginya.Kemudian, Arnold menjelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan saat berada di laboratorium. Setiap laboratorium memiliki fungsi yang berbeda, makanya yang harus diperhatikan juga berbeda. Nadine menyimak dengan cermat, bahkan mencatat beberapa poin penting."Untuk sekarang, cuma ada satu tim yang kupimpin. Selain aku, masih ada empat anggota di sini. Kuperkenalkan kalau ada kesempatan nan ...."Sebelum Arnold selesai berbicara, seorang pria berkacamata yang berusia 40-an tahun keluar dari ruang pantri. Tubuh yang tinggi dan tegap mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 189

    Hal pertama yang muncul di pandangan semua orang adalah kaki ramping yang dibungkus sepatu bots. Di balik mantel berwarna camel adalah sweter berwarna putih. Dia menjinjing tas Hermes berwarna abu. Penampilannya sungguh modis dari atas hingga bawah.Mata Olive langsung berbinar-binar melihat Arnold. "Pak Arnold, selamat pagi!""Pagi." Arnold mengangguk ringan."Olive, kuperkenalkan dulu. Ini anggota baru, Nadine. Usianya lebih muda beberapa tahun darimu," ucap Wilfred.Saat ini, Olive baru menyadari ada orang baru di laboratorium. Senyumannya sontak membeku. Sebelumnya, dia adalah yang termuda di laboratorium ini. Semua orang mengalah kepadanya. Akan tetapi, dia memang punya modal untuk disanjung.Olive sudah tamat S2 dan menempuh pendidikan S3 di Universitas Brata. Kualifikasi akademik ini sungguh mengesankan. Selain itu, karena dia bisa bergabung dengan tim eksperimen Arnold, berarti kemampuannya memang tidak biasa.Nadine menyapa seperti biasa. Sementara itu, Olive mengangkat alisny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10

Bab terbaru

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 334

    Jeremy berucap, "Ngapain kamu tanya-tanya? Lagian, Nadine pasti nggak tahu urusan pribadi dia. Untuk apa tanya Nadine? Nanti tanya langsung ke Arnold saja."Irene malah mengangguk setuju. "Ya, nanti kalau ada kesempatan, aku tanya langsung ke dia.""Kamu ini ... malah anggap serius omonganku." Jeremy cukup terkejut.Irene memutar bola matanya. "Nad, ada gula batu nggak?""Ada, aku ambilkan." Nadine segera berdiri dan berjalan ke dapur.Melihat putrinya pergi, Irene baru berbicara pada Jeremy, "Nadine tinggal sendirian dan Arnold tetangganya. Mereka tetangga dan punya hubungan baik. Masa aku nggak boleh tanya?""Benar juga, istriku selalu berpikir dengan menyeluruh. Hehe ...."Irene memelotot. "Jangan mendekat. Nanti Nadine lihat gimana?""Ehem!" Jeremy langsung duduk tegak. "Ya sudah."Kamar sudah beres, bahkan Nadine mengganti ranjang baru untuk orang tuanya. Seprai dan selimut juga baru. Setelah dicuci bersih dan dikeringkan, semuanya baru dipasang."Kalian tidur siang saja dulu. Nan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 333

    Jeremy segera mengangguk. "Ya, ya, nanti kita ngobrol lagi."Arnold mengangguk ringan, lalu pergi. Setelah masuk, Nadine langsung meletakkan koper. Irene dan Jeremy mulai mengamati tempat tinggal putri mereka.Dua kamar tidur, satu ruang tamu. Tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil.Meskipun tata letak dan kondisi bangunan terlihat agak tua, dekorasi interiornya cukup bagus. Sofa, lemari, dan peralatan rumah tangga semuanya baru.Beberapa kerusakan yang tidak bisa diperbaiki ditutupi dengan pernak-pernik. Ada yang ditutupi, ada yang disembunyikan sehingga terlihat cukup rapi. Sekilas, ini tampak seperti apartemen kecil yang elegan dan hangat.Awalnya, ketika mereka melihat lorong tangga yang kotor dan berantakan, mereka sudah tidak menaruh harapan terhadap tempat tinggal putri mereka.Namun, setelah masuk, mereka baru menyadari bahwa pemikiran mereka sudah salah. Irene justru sangat puas.Bukan hanya karena Nadine berhasil mendekorasi rumah ini dengan begitu indah, tetapi juga k

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 332

    Arnold segera menebak identitas mereka berdasarkan usia dan penampilan mereka. Sambil tersenyum, dia mendekat dan menyapa, "Selamat pagi, Paman, Bibi. Namaku Arnold, tetangga Nadine."Nadine segera bereaksi dan segera memperkenalkan mereka, "Ayah, Ibu, ini Profesor Arnold yang meminjamkan laboratorium kepadaku."Jeremy terkejut. "Ternyata profesor yang masih sangat muda, hebat sekali."Irene juga terkejut. Namun, dia segera bereaksi dan tersenyum. "Terima kasih atas perhatianmu kepada putri kami selama ini.""Sama-sama. Panggil saja namaku langsung," ucap Arnold."Eee ...." Jeremy menyadari sesuatu yang dipegang oleh Arnold. Itu adalah sebuah benda dengan sampul kertas cokelat, seperti buku, tetapi bukan buku.Arnold menjelaskan, "Ini adalah buku catatan kalender yang kupinjam dari Profesor Santo di Departemen Fisika Universitas Quar."Khawatir Jeremy tidak mengerti, Arnold menjelaskan lebih lanjut, "Buku catatan kalender adalah tradisi di Departemen Fisika Universitas Quar. Setiap pro

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 331

    "Bukannya kamu lagi sibuk dengan makalahmu? Kalau kami datang, apa kamu nggak merasa terganggu?""Nggak, makalahku sudah selesai dan sudah dikumpulkan. Sekarang lagi nggak ada kerjaan.""Tapi, sekarang lagi musim panas, peringatan suhu tinggi di seluruh negeri. Apa nggak bahaya kalau keluar untuk liburan sekarang?"Irene sudah tidak tahan mendengar percakapan itu. Dia langsung menyela, "Jangan dengarkan omongan ayahmu. Di wajahnya jelas-jelas tertulis dia ingin sekali pergi."Jeremy berdeham. "Aku 'kan nggak bilang nggak mau pergi."Nadine tertawa. "Ya sudah, sekarang aku pesan tiket kereta cepat untuk kalian."Setelah menutup telepon, Nadine langsung buka aplikasi tiket dan pesan dua tiket bisnis.....Jeremy dan Irene terkejut saat menerima informasi tiket yang dikirimkan putrinya. Ternyata tiketnya untuk besok! Mereka langsung mulai berkemas."Anak ini ada-ada saja. Cuma beberapa jam perjalanan, tapi sampai pesan tiket bisnis. Ini namanya buang-buang uang ...." Jeremy mengomel sambi

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 330

    Karen yang begitu galak tidak mungkin menerima kerugian seperti itu. Hari itu juga, dia langsung pergi ke kantor agen properti itu, menuntut agar agen muda itu keluar.Namun, penanggung jawab memberitahukan bahwa agen itu sudah mengundurkan diri tiga hari yang lalu.Karena tidak punya cara lain, Karen datang ke kantor dan membuat keributan setiap hari, bahkan mengajak kerabat dan teman-temannya membawa spanduk di luar. Dengar-dengar, kejadian ini sangat heboh.Manajer tidak bisa berbuat apa-apa, jadi akhirnya memberi tahu Karen alamat tempat tinggal Devin. Karen mengikuti petunjuk itu dan datang ke rumahnya.Namun, Devin sama sekali tidak merasa bersalah dan berkata dengan percaya diri, "Ngapain kamu ribut? Lagian, rumahmu sudah kubeli. Uangnya sudah kubayar dan sekarang namaku yang tertera di sertifikat kepemilikan. Ribut juga nggak ada gunanya."Karen duduk di depan pintu rumahnya dan menangis kencang, menggunakan semua trik yang dia kuasai.Devin juga orang yang keras kepala. Ketika

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 329

    Nadine lantas mengangkat ujung terusannya dan lebih berhati-hati kali ini.Orang-orang tidak menganggap serius insiden kecil tadi. Perhatian mereka lebih terfokus pada Nadine terluka atau tidak.Calvin langsung mengulurkan tangannya. "Nadine, kupinjamkan tanganku. Ada ototnya lho! Aku jamin kamu nggak akan jatuh."Hanya Olive yang memandang pinggang Nadine, seolah-olah ingin menembusnya dengan tatapannya.Saat makan, Wilfred memperhatikan bahwa Olive hanya makan sedikit. Dia khawatir Olive merasa tidak enak badan, jadi bertanya, "Kenapa hari ini makan sedikit sekali? Maagmu kambuh lagi?"Olive sering melewatkan waktu makan dan Wilfred sudah terbiasa mengingatkannya."Makanan hari ini nggak pedas atau berminyak kok. Bagus untuk pencernaan. Nah, ini makanan favoritmu ....""Bisa diam nggak sih?" Olive mendorong tangan Wilfred. "Aku cuma nggak mau makan saja. Kenapa kamu cerewet sekali? Apa aku nggak boleh memutuskan sendiri mau makan atau nggak?"Tangan Wilfred yang sedang mengambil maka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 328

    "Duduklah. Jangan terlalu sungkan, aku nggak terbiasa," ucap Arnold.Nadine pun tertawa dan akhirnya duduk.Arnold berkata, "Aku suka masakanmu, traktiranmu ini adalah ucapan terima kasih terbaik."Setelah itu, Arnold mengangkat mangkuk sup dan membenturkannya dengan ringan ke mangkuk Nadine.Kemudian, Arnold mengambil sepotong sayap ayam yang digoreng hingga keemasan. Kulitnya renyah dengan tepi yang sedikit terbakar dan bagian dalamnya yang berair. Perpaduan ini begitu seimbang dan rasanya sangat kaya."Di luar sana, belum tentu ada sayap ayam seenak ini."Nadine tertawa karena merasa lucu. "Kalau begitu, kamu habiskan saja semua sayap ayamnya."Arnold mengangkat alis dan senyumannya semakin lebar. "Bukan masalah."Makan siang selesai. Sekarang sudah pukul 2 siang. Mereka sama-sama membereskan dapur dan keluar.Arnold akan pergi ke laboratorium, sementara Nadine pergi ke perpustakaan. Karena sejalan, mereka pun berangkat bersama.Sesampainya di persimpangan jalan, Arnold berbelok ke

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 327

    Nadine tertawa sambil bercanda, "Jangan, jangan. Masa tamu disuruh kerja?""Tamu bilang dia sangat senang bisa membantu."Berkat bantuan Arnold, pekerjaan menjadi lebih cepat selesai.Setelah semua beres, Nadine mengangkat ikan kakap dari air jahe daun bawang, lalu meletakkannya di piring dan mengeringkannya dengan tisu dapur. Kemudian, dia mengoleskan minyak goreng di permukaannya untuk mengunci kesegaran.Pekerjaan Arnold sudah beres Dia hanya bisa berdiri di samping dan menonton. "Perlu bantuan?""Bisa tolong ambilkan kukusan di atas sana?""Oke."Arnold bertubuh tinggi, jadi bisa meraihnya dengan mudah. Hanya saja, kukusan digantung agak tinggi tepat di atas kepala Nadine. Artinya, jika Arnold ingin mengambilnya, dia harus berdiri di belakang Nadine.Begitu Arnold menjulurkan tangan, dia merasa dirinya seperti memeluk Nadine. Untungnya, prosesnya sangat cepat sehingga tidak ada rasa canggung meskipun jarak mereka sangat dekat."Kemarikan kukusannya." Nadine mengulurkan tangannya.A

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 326

    Nadine yang sekarang sangat tenang, tidak seperti saat baru-baru putus. Dulu dia sering teringat pada Reagan dan mudah terbawa emosi olehnya.Waktu adalah obat yang ampuh. Luka yang dalam sekalipun bisa sembuh. Kini, Nadine sudah melepaskan semuanya.Seiring berjalannya waktu, rasa sakit yang disebabkan oleh Reagan pun perlahan-lahan memudar hingga akhirnya terlupakan."Ada urusan apa?" tanya Nadine."Apa kita bisa ngobrol di tempat lain?""Aku rasa nggak ada yang perlu dibicarakan di antara kita.""Nad ....""Apa yang kubilang salah?"Reagan merasa agak frustrasi. Dia melirik Arnold. Orang-orang yang peka pasti tahu mereka harus menjauh untuk sekarang. Namun, Arnold tetap diam di tempatnya tanpa peduli dengan tatapan Reagan yang memberinya isyarat.Mengingat Reagan yang selalu berbuat nekat, Nadine sama sekali tidak berani berduaan dengannya."Kalau nggak ada yang penting, kami pergi dulu," ucap Nadine menatap Arnold. Arnold mengangguk ringan."Kalian berdua? Lalu gimana denganku?" Wa

DMCA.com Protection Status