“Oh gitu ya? Ya udah mama ke kamar mandi luar ya?” mama keluar ruangan buru-buru. Saat itu, aku langsung turun dari ranjang, menenteng infusan menuju kamar mandi. “Eh, mau kemana lo?” Aku tak menggubris pertanyaan Bayu. Ku buka cepat-cepat kamar mandi, “Sean, buruan keluar, mumpung mama lagi gak ada.” Sean mengangguk. Bayu yang tak tahu ada Sean disini, melotot tak percaya, “Sean?” “Pak?” Sean mengangguk sopan, “Saya—minta maaf kesini diem-diem. Tadi bapak gak ada.” “Oh, iya, saya tadi pergi ke luar dulu. Kamu—gak sekolah?” “Ini mau langsung sekolah, pak. Kalo gitu saya permisi.” “Iya-iya, silakan.” Sean menatapku sebentar sambil tersenyum, “Nanti sore aku kesini lagi, ya? Tapi aku harap kamu udah pulang sih, dan besok udah bisa sekolah.” “Ekhem,” Bayu berdehem, “Sean, tenang aja ya, saya—akan mengurus istri saya dengan baik,” dia merangkulku, “Saya pasti menjaga dia. Itu memang sudah kewajiban saya.” Aku menyingkirkan tangan Bayu yang sok asik nangkring dibah
Read more