UAS sudah selesai. Selama itu, Sean hanya bisa menjemputku pagi-pagi, siangnya ia harus berlatih basket dengan timnya. Pulangnya terkadang aku bersama papa, kadang dengan pak Andre. Bayu kembali mendapat hukuman, mobilnya dibawa papa. Ia datang ke sekolah naik taksi, kadang diantarkan Adit. “Gue berasa dunia gak adil banget.” Nadia menjedugkan kepalanya ke meja. “Nad, udah, hasilnya juga gak akan berubah.” “Dari belasan mata pelajaran kenapa cuma satu yang diatas KKM?” “Gue gak tahu.” Nadia menatapku, “Gue gak nanya lo.” “Jelas-jelas tadi ada nada tanya.” “Au ah.” ia kembali menjedugkan kepala ke meja. Diluar kelas, pak Andre memintaku keluar. “Nad, gue keluar dulu.” “Terserah.” Aku mendekati pak Andre, “Kenapa, pak?” “Saya udah denger hasil nilai UAS kamu. Wah, saya harus kasih kamu hadiah sih.” Aku tertawa, “Gak perlu, pak. Hadiah coklat dari bapak udah cukup kok.” “Siang ini saya tlaktir kamu pokoknya. Kamu bisa ‘kan?” “Boleh, pak. Di kafe biasa?”
Last Updated : 2024-11-29 Read more