Semua Bab Dewi Medis Kesayangan Kaisar: Bab 191 - Bab 200

224 Bab

Bab 191 - Danau Huayuan

A-Yao berdiri di depan Ruang Baca. Wajahnya ragu-ragu, sesekali menelan ludah. Sambil menimbang-nimbang, ‘Haruskah aku masuk sekarang?’‘Mao Lian pasti sedang sibuk karena ini hari pertama Pangeran Ming mengerjakan tugas-tugas Yang Mulia. Jadi mungkin dia akan lembur juga.’‘Jadi, apakah aku hanya bisa menemuinya besok pagi? Sekarang sudah larut.’ A-Yao menghela napas, ‘Sepertinya memang hanya bisa menunggu besok.’A-Yao berbalik untuk meninggalkan ruang baca itu. Kakinya sudah melangkah, lantas sebuah suara menghentikannya. “A-Yao.” A-Yao berbalik ke belakang lagi, matanya membulat melihat Mao Lian sudah berdiri di depan pintu. Dia menjadi gugup seketika, entah apa yang salah, dia seolah tidak siap bertemu dengannya sekarang. “Apakah ada sesuatu, Mao Lian?” suara Pangeran Ming terdengar dari dalam. Mao Lian kembali masuk untuk menjawabnya, “Tidak ada, Yang Mulia. Seorang pelayan dari Kediaman Permaisuri sudah menungguku, mungkin aku harus pergi.” “Pergilah, kau bisa beristirahat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 192 - Dua Orang Yang Sangat Mencintai Pekerjaan

A-Yao kembali ke Istana Guangping setelah menghabiskan satu jam di Danau Huayuan bersama Mao Lian. Dia melambaikan tangan pada Mao Lian yang mengantarnya pulang. Selama perjalanan kembali ke Istana Guangping, A-Yao berkali-kali membujuk Mao Lian agar tak perlu mengikutinya pulang. Namun pria itu memaksa dan berkata kalau hari sudah malam. “Meski pun ini di dalam istana, suatu kejahatan tidak bisa kita duga, A-Yao. Aku baru bisa tenang setelah memastikanmu kembali ke Istana Guangping dengan mataku sendiri.”A-Yao menghela napas pasrah, terpaksa pulang sambil mengendap-endap supaya tidak terlihat oleh pelayan lain yang kebetulan melintas. A-Yao merasa gelisah sejak Yinlan mengatakan kalau dia melihatnya digendong Mao Lian turun dari atap. Jika ada orang lain yang melihat mereka berdua lagi, A-Yao tentu tidak tahu masalah apa yang akan timbul di masa depan. A-Yao mengembuskan napas, melihat Mao Lian yang menghilang di ujung jalan. Dia memasuki Istana Guangping dengan raut tenang. La
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 193 - Liu Yimei

“Nona Yin Hong?” Yin Hong berjalan tanpa suara ketika keluar dari persembunyiannya. Wajahnya datar-datar saja, seolah sengaja menunggu Zhu Yan sendirian untuk keluar. Dalam arti, dia memang sudah bersembunyi di sana selama beberapa saat. “Kenapa kau bersembunyi di sana?” Zhu Yan bertanya heran. Maksudnya adalah, Yin Hong ini kepala pelayan di Istana Dalam sekaligus tangan kanan Ibu Suri. Kenapa dia harus diam-diam memasuki kediaman Permaisuri dan bahkan bersembunyi?“Bisakah kita bicara?” Yin Hong bertanya serius. Zhu Yan mengangguk. “Kau mau bicara di mana?” “Di kamarmu saja.” Yin Hong menjawab cepat. Zhu Yan merasa bingung, “Kenapa kamarku? Nona Yin Hong, jika ini memang sesuatu yang harus dirahasiakan, bukankah lebih aman membawaku ke Istana Dalam dan kita berbicara di sana? Aku yakin kau melakukan ini karena perintah Ibu Suri.” “Itu sama sekali tidak aman.” Yin Hong menggeleng keberatan. “Tapi tempat ini ramai.” Zhu Yan juga keberatan, “Kalau sampai ada orang lain yang me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

Bab 194 - Kesempatan yang Jarang

Beizhou, Lembah Qian. Empat ekor kuda berjalan beriringan di lembah hijau yang luas. Tempat ini berada di sisi paling selatan Beizhou. Di dekatnya, persis setelah hamparan rumput ini berakhir, berdiri sebuah vila tersembunyi milik Keluarga Kekaisaran. Suatu hari ketika Perbatasan Utara dalam keadaan paling genting, dan Kaisar berjuang di medan perang, beberapa anggota keluarga wanita akan menunggunya pulang membawa kemenangan di vila itu. Lalu bersama-sama pulang ke Istana. Sejak peperangan terakhir dengan Negara Shang beberapa tahun lalu, vila ini sudah tidak digunakan lagi. Seringkali menjadi tempat berlibur anggota Kekaisaran yang beristirahat dari pekerjaan. Namun karena jarang ada yang mau berpergian jauh hingga Beizhou, Jing Xuan menggunakan vila ini sebagai tempat persembunyian. Dia mempekerjakan beberapa pengawal tangguh untuk menjaga tempat itu. Menyamarkannya menjadi rumah tua yang dihuni pasangan paruh baya dan dua orang anaknya yang masih balita. “Yang Mulia, bagai
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

Bab 195 - Mengurai Kesalahpahaman

Matahari tepat berada di atas kepala. Angin semakin kencang dan terasa dingin, menggoyangkan rambut panjang Shangguan Zhi yang melesat di atas kudanya. Liu Xingsheng tak berhenti memandanginya yang lebih indah dari hamparan rumput ini. Shangguan Zhi tampak serius mengamati hamparan rumput di bawah kaki kudanya. Berlari di antara rumput-rumput setinggi mata kaki itu. Liu Xingsheng berseru, “Kau itu namanya berkeliling, Shangguan Zhi. Bukan memeriksa!” Shangguan Zhi menoleh ke belakang, “Apa yang salah?” bertanya ketus. “Tidak ada orang yang memeriksa sambil berlari, bodoh.” Liu Xingsheng melompat turun dari kudanya, kakinya menginjak hamparan rumput itu, lantas menuntun kudanya sambil berjalan mengitari beberapa tempat. Shangguan Zhi mendengus malas. “Tapi padang rumput ini sangat luas, Liu Xingsheng, akan memakan banyak waktu memeriksanya sambil berjalan kaki. Lagi pula, belum tentu benar-benar ada Ular Mahkota Biru di sini. Ini masih jauh dari wilayah Perbatasan Utara.” Liu Xin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

Bab 196 - Kerinduan Tak Terbendung

Matahari sempurna tenggelam. Salju mulai turun tepat setelah malam tiba, Shangguan Zhi dan Liu Xingsheng berjalan sambil menuntun kuda, keluar dari Lembah Qian, memasuki kawasan hutan tempat vila Jing Xuan berada. Shangguan Zhi tertawa, “Ternyata aku menyebalkan sekali saat dulu, ya?” Liu Xingsheng tersenyum lebar, “Bukan hanya itu, kau juga keras kepala, sulit diajak bernegosiasi, sok paling kaya, sok paling pintar. Kau tidak tahu saja level pengetahuanku sudah tiga kali lebih tinggi darimu.” Bibir Shangguan Zhi mengerucut, hanya sesaat, lalu tertawa lebar, “Sekarang kau yang menyebalkan, bodoh! Bisa-bisanya menyebut aku sok pintar, lantas dengan sombong membandingkan level pengetahuan.”“Memangnya kepintaranmu yang berkali-kali lipat itu sudah pantas dibanggakan, heh? Di luar sana, masih banyak orang yang jauh-jauh lebih pintar lagi darimu.” Shangguan Zhi menggeleng miris, “Kau terlalu cepat merasa puas, Liu Xingsheng.” Liu Xingsheng terdiam. Membahas itu, dia tiba-tiba teringat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

Bab 197 - Kunjungan Adik Ipar

Ketukan pintu terdengar lantang, Yinlan berdiri dari kursi dan menghampiri pintu untuk membukanya. Belakangan ini, siapa pun yang berkunjung ke Istana Guangping, sudah pasti adalah orang-orang yang ingin membicarakan hal penting dengannya. Yinlan sudah terbiasa, tidak ingin merepotkan A-Yao untuk berlalu-lalang melaporkan kedatangan para tamunya, Yinlan membiarkan mereka langsung datang ke Istana Guangping untuk berbicara empat mata dengannya.Tentu saja, ada A-Yao dan Mao Lian yang mengantarkan mereka datang. Yinlan membuka pintu, melihat siapa yang datang, kedua alisnya terangkat dan senyumnya mengembang, “Adik Ipar.” Pangeran Ming tersenyum, “Kakak Ipar, selamat siang.” “Satu minggu terakhir, kau hanya sibuk melakukan tugas-tugas berat. Adik, apakah kesibukanmu sudah mulai melonggar?” Yinlan membuka pintu lebar-lebar, mempersilakan Pangeran Ming duduk di kursi panjang di depan jendela. Di tengah kursi itu, ada meja catur yang kosong. Semua bidaknya disimpan di laci bawah meja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Bab 198 - Putri Cantik ini Ternyata Seorang Pelayan

A-Yao memperbaiki pakaiannya sambil berjalan dengan langkah lebar-lebar. Dia melihat Mao Lian yang sudah menunggunya di depan kereta kuda. Dia menatap bingung, “Untuk apa kereta kuda ini?” “Untukmu.” Jawab Mao Lian sambil menurunkan anak tangga. Dia tersenyum sambil mengulurkan tangan. “Naiklah.”A-Yao menggeleng, “Mao Lian, ini di luar rencana kita, bukan? Kita hanya diam-diam membuntuti Tuan Muda Ouyang dan Adipati Muda Wei. Untuk apa menyiapkan kereta kuda?” Mao Lian menyeringai, “Itu memang rencana kita. Tapi kereta kuda ini perintah langsung dari Permaisuri.” “Permaisuri?” A-Yao membulatkan mata tidak percaya. “Hari ini, Adipati Muda akan pergi ke Kementerian Ritus untuk mengurus berkas-berkas pernikahannya. Kita bisa menyingkirkan dia dari daftar hitam. Lagi pula, jika dia adalah Pangeran Chi yang menyamar, dia tidak akan melangsungkan pernikahan dengan Nona Kelima Jiang di saat-saat seperti ini.” A-Yao mengangguk-angguk, “Jadi kita?” Mao Lian mengeluarkan sebuah tanda pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Bab 199 - Ular dan Elang

Ruangan eksklusif lantai tiga Restoran Wanyu ternyata sangat sepi. Nyaris tidak ada pelanggan lain yang memesan ruangan ini selain mereka dan Tuan Muda Ouyang. Mao Lian memasuki ruangan yang ditunjuk pelayan restoran. Ruangan itu bersebelahan langsung dengan ruangan yang dipesan Tuan Muda Ouyang yang masuk beberapa menit lebih awal dari mereka. “Tuan Muda dan Nona mau memesan menu apa? Saya akan membawanya dalam waktu tiga puluh menit.” Pelayan wanita itu membungkuk. Mao Lian berkata lebih dulu sebelum A-Yao sempat menarik napas, “Satu set makanan berat untuk pasangan. Manisan yang bernutrisi dan beberapa camilan. Ah, sepertinya, hidangkan saja semua menu favorit di sini. Istriku suka makan.” A-Yao melotot, dia sungguh tidak mengerti apa yang direncanakan Mao Lian. Jangan-jangan, dia sengaja melakukannya hanya untuk mendapatkan keuntungan darinya?Pelayan itu tersenyum sopan, “Baik, Tuan Muda. Sambil menunggu, saya membawakan teh kualitas tinggi khas Restoran Wanyu kami. Silakan d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Bab 200 - Mata-mata Dunia Persilatan

A-Yao membawa kuda itu sampai di depan Istana Guangping. Yinlan langsung keluar dari kamarnya saat mendengar suara kaki kuda yang kencang. Dia langsung menghampiri A-Yao yang hampir terjatuh saat turun dari kuda itu. “Apa yang terjadi, A-Yao?” A-Yao menyeka ujung matanya, segera memeluk Yinlan dan menangis sejadi-jadinya. “Yang Mulia, selamatkan Tuan Mao, selamatkan Tuan Mao.” “Apa yang terjadi pada Mao Lian, A-Yao?” Yinlan memapahnya duduk di beranda kediaman. A-Yao menelan ludah, mulai menceritakan semuanya. “Tuan Mao bertarung dengan orang-orang itu setelah mendorongku keluar dari jendela di lantai tiga. Yang Mulia, aku mohon, segera mengutus orang untuk menyelamatkannya.” “Kau tidak perlu melakukan itu, A-Yao.” Suara Pangeran Ming terdengar, orangnya berjalan mendekat, menuntun seekor kuda berwarna cokelat gelap. A-Yao segera berdiri, “Yang Mulia Pangeran.” “Sebelum pergi, Mao Lian memintaku untuk menyiapkan beberapa orang tangguh untuk mengikutinya diam-diam dalam perjalan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
181920212223
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status